Rabu, 24 Februari 2010

Resensi album Koes Plus Pop Jawa vol 1



Bulan ini masih menginjak bulan Februari. Menurut data yang kami miliki, pada bulan Februari tepatnya tahun 1974, Koes Plus merilis sebuah album yang sangat fenomenal bahkan gaungnya terasa sampai hari ini. Album itu adalah Pop Jawa volume 1. Kami menyebut fenomenal karena lagu yang dijadikan unggulan merupakan lagu yang sampai hari ini sangat populer dan bahkan bila dinyanyikan orang akan langsung mengidentikkan dengan Koes Plus. Ya lagu itu adalah Tul Jaenak karya Yok Koeswoyo.

Sebenarnya menurut pengakuan orang-orang tua, lagu Tul Jaenak sudah ada pada masa penjajahan. Terutama pada bagian reffrein yang sangat familiar di kalangan orang-orang masa itu. Sejenis ungkapan " holobis kuntul baris..". Tahun 1974 Surat Pembaca majalah Aktuil juga sempat ada yang memberi komentar bahwa lagu ini sudah ada di masa yang sebelumnya. Namun tentu saja Koes Plus bukan bermaksud plagiat. Melalui tema etnik yaitu Pop Jawa, Koes Plus berusaha memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat pecinta musik Indonesia saat itu terutama anak-anak muda. Mumpung sudah banyak yang menggemari musik Indonesia, Koes Plus memanfaatkan untuk membuat anak muda tidak kehilangan jati diri bangsa yang berasal dari daerah. Tul Jaenak hanyalah salah satu upaya menjembatani "miss comunication" anak muda dengan generasi sebelumnya.

Banyak juga lagu yang sebenarnya merupakan pengalaman pribadi namun karena dikemas dalam nada dan syair yang indah sehingga orang bisa menikmati dengan nyaman. Sebut saja lagu Aja Nelongso, Atiku Gelo dan sebuah lagu manis karya ayah mereka, Koeswojo Senior yaitu Sayur Asem. Tonny Koeswoyo pada album ini mencoba memasukkan dua unsur etnik yang berbeda yaitu antara Jawa dan Bali dipadu menjadi satu dalam lagu Bali. Lagu yang proses ciptanya ini melalui eksplorasi yang mendalam ini membuat kita bisa melayang ke Pulau Dewata selama dua menit.

Seperti biasa dalam setiap kaset Koes Plus, penggemar selalu mencari lagu yan dinyanyikan oleh Murry, drummer dari Surabaya. Pada album ini ada satu lagu menarik yang diciptakan dan dibawakan sendiri oleh beliau yaitu Pak Tani. Sejenak kita seperti dibawa ke alam pedesaan saat mendengar lagu ini dinyanyikan dengan suara yang cool dari personel termuda di Koes Plus ini.

Ada banyak lagu lain yang bila kita mendengar akan membangkitkan kenangan tersendiri pada masa munculnya album ini antara lain : Aja Gelo, Tnggak Jati, E-la E-lo, Omah Gubuk, Ora Bisa Turu dan ditutup dengan vokal manis dari sang amestro, Tonny Koeswoyo pada lagu Katresnan.

Akhirnya kami menyampaikan salut yang luar biasa pada Koes Plus yang mampu membuat gebrakan tersendiri di belantara musik pop Indonesia dengan munculnya Pop Jawa vol.1 yang rilis pada 36 tahun lalu ini. Merdeka...!!!

Selasa, 23 Februari 2010

Yang tersisa dari peresmian JN Surabaya





Pose bersama pengurus fans club antar kota yang hadir.

Dari ki-ka :p. Sugeng, m'Wasis, m'Edy K., m'Natsir, Okky, p.Edy S., p.Agoes, Ki Sunarno.


"Mudah-mudahan kita bisa kompak selalu sampai akhir jaman..."



























Sebagian personel dari Surabaya sedang pose bersama seusai menunaikan tugas.





"Terima kasih, teman-teman.."






























Nur Qomari menyampaikan doa pembukaan untuk kelancaran acara. "Matur nuwun, pak.."



















Benyamin Hattanto menyampaikan sambutan mewakili penggemar Koes Plus dari Surabaya.
"Terima kasih, pak..Maaf tidak memberitahukan sebelumnya, walaupun sudah direncanakan. Kalau tidak begini tidak akan mau maju, hehehe..."
















Sebelum pulang ke Kudus, p.Bram masih mau menyempatkan diri menyanyikan lagu "Aku Dan Dirimu" ditemani oleh mas Yanto "Kerinduan" dari Yogya.
"Terima kasih, pak sudah berkenan rawuh...Walau ku sayang padamu, jauh di dalam kalbu.."









White board ini menjadi prasasti bersejarah berdirinya JN Surabaya yang akan selalu dikenang sampai kapan pun.
Tanda tangan yang diberikan oleh teman2 fans club merupakan pembakar semangat buat kami untuk terus melangkah dengan lurus dan hati yang tulus.
" Tanda tangan darimu untukku, akan selalu mengingatkanku..O La La..O La la.."

Senin, 22 Februari 2010

Salut to band pelestari



Rangkaian untaian semangat dan doa kami sampaikan kepada dua band pelestari Koes Plus yang berdomisili di Surabaya, Harbano Plus dan The Bottles. Maju terus dalam berkiprah dan jangan sekalipun surut langkah dalam pelestarian karya besar Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Maju terus, bapak-bapak dan mas-mas...Kami selalu siap mendukung di manapun anda berada. Pesan kami buat kedua band :
KERJAKAN KINI !

( Gambar atas : Harbano Plus, sedang latihan )






( The Bottles, waktu pentas )

Nge-jam bersama JN Surabaya



Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa pengurus JIWA NUSANTARA sebagai komunitas penggemar Koes Plus harus bisa memainkan alat musik. Pun begitu juga yang terjadi di JN Surabaya. Tidak pernah ada aturan yang mensyaratkan seperti itu. Namun bila pada kenyataannya ada beberapa pengurus yang pandai memainkan alat musik, itu merupakan suatu kebetulan yang sangat betul sekali. Tidak mengherankan, sebab hal itu merupakan ekspresi wajar seorang penggemar terhadap grup musik yang diidolakannya.
JN Surabaya merupakan salah satu fans club yang beruntung sekali, karena terdapat beberapa orang pengurus yang juga lihai memainkan alat musik. Bukan hanya itu, ternyata di sela kesibukan profesi mereka masing-masing, nge-band adalah salah satu cara mereka melepas kepenatan. Salah satu yang unik adalah adanya dua pembina kami yang masing-masing sangat piawai memainkan keyboard layaknya Tonny Koeswoyo.
Pembina kami tersebut adalah Wasis Susilo ( Ketua JN Pusat 2004-2007 ) dan Budi santosa ( Penulis buku KP “Terlalu Indah Dilupakan” ). Mereka dalam berbagai kesempatan menunjukkan kemampuan memencet tuts keyboard yang menghasilkan nada-nada indah karya besar Koes Bersaudara maupun Koes Plus.
Selain itu kami juga menaungi dua band pelestari senior yaitu The Bottles dan Harbano Plus. Dalam beberapa kesempatan, kolaborasi keduanya mampu menghasilkan kenangan yang manis saat mereka latihan musik bersama. Selain itu ada juga band pelestari tingkat remaja yaitu Radar Band yang juga intens menampilkan lagu-lagu Koes Plus dalam berbagai even yang mereka ikuti di kalangan anak-anak pelajar.
Pada akhirnya kami menyampaikan salut dan apresiasi yang luar biasa terhadap teman-teman yang sudah mengorbankan banyak hal untuk membesarkan komunitas Jiwa Nusantara Surabaya yang kita cintai bersama ini. Merdeka..!!!



























Wasis Susilo, pembina JN Surabaya sedang memainkan piano tapi bukan Farfisa loh,















































Budi Santosa, memainkan gitar melagukan karya Tonny Koeswoyo, idolanya..






























Mispomo, menggebuk drum sampai tua...





















Bambang "Bangkalan", satria bergitar...


















Bagus Noesanto, pemegang bass. Cool. Calm. Confident

Syukuran studio baru


Sabtu, 20 Februari 2010 JN Surabaya diundang untuk menghadiri sebuah gawe yang istimewa. Saat itu seorang anggota JN Surabaya yaitu Antonius Suseno (Anton) sedang mengadakan syukuran berdirinya studio musik. Bertempat di Klampis, studio yang bisa digunakan untuk umum ini diberi nama LJ Studio.
Merupakan suatu kebanggaan bagi rekan-rekan JN Surabaya untuk dapat menghadiri acara ini. Bukan saja dapat bermain musik bersama, melainkan bisa berkumpul bersama dengan sesama penggemar Koes Plus merupakan suatu kebahagiaan tersendiri, bahkan seperti reuni tersendiri dalam acara itu. Betapa tidak, pengurus JN yang selama ini jarang bisa bertemu dengan personel 2 band pelestari sekaligus, saat itu bisa bertemu dalam suasana yang santai dan menyenangkan.
Hari itu hadir personel The Bottles dan Harbano Plus berkumpul bersama pengurus JN Surabaya untuk bersyukur karena tersedia wadah guna mengembangkan pelestarian karya Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Acara yang dimulai pkl.13.00 itu diawali dengan doa yang dipimpin oleh seorang modin. Selain pihak keluarga, pengurus JN Surabaya serta perwakilan band pelestari, saat itu kami bahagia sekali dengan kehadiran bp. Budi santosa, selaku pembina JN Surabaya. Meskipun sama-sama di Surabaya namun kami jarang sekali bisa bertemu karena kesibukan beliau yang luar biasa. Kami benar-benar rindu untuk bisa bertemu beliau dan kemarin itu saat yang tepat bagi kami.
Setelah doa yang berlangsung sekitar 10 menit, acara berlanjut dengan nge-Koes Plus. Teman-teman band pelestari yang hadir sudah tidak sabar ingin "memerawani" studio yang baru selesai tahap renovasi itu.
Kebetulan sekali personel band yang hadir itu sudah pas sesuai posisi masing-masing pada alat musik. Sehingga walaupun personel band masing-masing yang hadir tidak lengkap, namun sudah dapat memainkan alat musik sesuai posisi mereka di band pelestari. jadilah siang itu tercipta kolaborasi yang luar biasa. Formasi yang ada saat itu yaitu Soejitno (Harbano) pada gitar, Bagus Nusanto (Harbano) pada bass, Agus (The Bottles) pada drum, Budi Santosa pada keyboard. Sementara pada vokal diisi oleh Djuanam (Harbano) dibantu oleh beberapa pengurus JN Surabaya.
Yang sedikit mengejutkan kami, ternyata pak modinnya juga suka lagu-lagu Koes Plus. Sehingga ketika kami sudah mulai bernyanyi, eh ternyata beliau mau ikut-ikutan gabung dan memilih untuk tidak mau pulang. Apalagi ketika lagu Tul Jaenak dinyanyikan beliau terlihat senang sekali dan bisa mengikuti lagu tersebut dengan baik.
Beberapa lagu yang saat itu dibawakan secara kolaborasi antara lain : Desember, Ora Biso Turu, Tul Jaenak, Diana, Aku Terharu, Dia Datang, dll.
Ketua JN Surabaya sempat diminta membantu bernyanyi tapi ya dengan sedikit terpaksa, akhirnya turun tangan juga untuk menyumbangkan suara. Bukannya apa-apa, tapi ketua fans club Koes Plus belum tentu juga vokalnya lebih baik dari yang lain. jadi ya urusan nyanyi ya itu biar band pelestari saja yang menguasai (wah bisa-bisanya ngeles nih hehehe..).
Acara berlangsung sangat gayeng, penuh dengan persaudaraan dan keakraban sampai tak terasa sudah dua jam nyanyi sama-sama. Akhirnya pkl.15.30, satu per satu undangan yang hadir pulang dengan semangat yang makin membara untuk terus melestarikan karya Koes Bersaudara dan Koes Plus di Surabaya.








( Ketua JN mencoba bernyanyi walaupun suaranya menggetarkan )













( Budi Santosa, pembina JN Surabaya. Bermain keyboard setelah lama tidak nge-Koes Plus bersama komunitas penggemar Koes Plus di Surabaya )














(Agus "The Bottles" rela kolaborasi dengan personel band pelestari lain yang usianya lebih senior )














( Mispomo, penanggung jawab studio membantu Soejitno, dari Harbano Plus, yang sedang nyetem gitar )












( Djuanam, Harbano Plus-menghadap ke samping, bernyanyi diikuti Juliadi, kaos hitam dan pak Modin. Di sebelah mereka, Bagus "Harbano" memainkan bass )














( Yang ini bukan Mus Mulyadi loh..tapi Koesyanto yang sedang mencoba bernyanyi lagu-lagu Koes Plus tapi yang keluar selalu nadanya keroncong )

Reportase dari Taman Remaja Surabaya


Jumat malam dengan tekad mengunjungi teman2 di acara Koes Plus-an di Taman Remaja Surabaya, saya memacu sepeda motor dari rumah yang berjarak sekitar 60 km dari lokasi acara. Di tengah perjalanan, Surabaya sempat diguyur hujan yang tidak terlalu deras. Setelah melalui perjalanan sekitar 1,5 jam sampailah saya di TRS pkl 19.30. Ternyata acara Koes Plus Mania yang diisi oleh KPM band belum dimulai.Saat itu sudah menunggu Bagus Nusanto, bassist Harbano Plus band. Beliau duduk di dekat tukang parkir karena sudah janji untuk memberikan beberapa lembar formulir pendaftaran anggota JN Surabaya yang sudah diisi oleh teman2 sekantornya.Hari itu Ketua JN Sby untuk pertama kali datang di acara KP Mania, sehingga teman2 band pelestari juga hadir menemani menyaksikan penampilan KPM band yang tampil rutin setiap Jumat malam.Sesaat setelah saya memarkir sepeda motor, masuk teman2 personel lain dari Harbano Plus untuk memarkir kendaraan masing-masing. Setelah itu diikuti juga oleh beberapa penggemar Koes Plus dari Surabaya yang juga pengunjung setia acara KP Mania di TRS ini. Hadir juga Agus, drummer The Bottles. Sutaryono dari Beat Plus juga hadir menyempatkan diri sepulang dari kantor. Tak lama, datang Bambang, vokalis KPM band menghampiri "buaya-buaya" Koes Plus dari Surabaya dan sekitarnya. Saat itu Bambang sempat bercerita mengenai perjalanan band yang didirikannya itu beserta liku-likunya. Sambil menanyakan kabar fans club, kami sempat terlibat pembicaraan mengenai hasil parade band di Solo beberapa waktu lalu.Tepat pkl 20.00, KPM band yang terdiri dari Bambang (gitar/lead vocal), Koko (bass/backing vokal), Sapto (keyboard&gitar melody/backing vokal) serta Harry (drum) tampil menggeber lagu2 Koes Plus dengan lagu-lagu yang familiar bagi masyarakat. Beberapa lagu dibawakan oleh KPM secara medley dengan balutan irama yang tidak menjemukan. Lagu2 tersebut antara lain Diana, Memelas Temen Wong Kuwi, Why Do You Love Me, Muda Mudi dan Oh Kau Tahu. Satu per satu pengunjung TRS mulai merapatkan diri ke lokasi acara di panggung utama untuk sekedar menyaksikan lagu2 Koes Plus berkumandang.Penonton sempat dibuat penasaran ketika Bambang berkata " Tadi pagi saya buka facebook dan mendapatkan kiriman klip lagu Ora Pelog Ora Slendro .. Tapi bukan lagu itu yang akan kami nyanyikan, tapi dari pencipta yang sama yaitu Nomo Koeswoyo kami akan tampilkan sebuah lagu...Layar Tancap ". Sebelumnya beberapa penonton bagian belakang sempat berteriak mengkritik bahwa lagu OPOS itu sebenarnya ciptaan Tonny Koeswoyo. Layar Tancap dibawakan dengan variasi musik yang berusaha tidak ketinggalan jaman. Harry sempat melakukan demo drum selama 2 menit sebelum Sapto masuk pada intro lagu yang pada akhirnya dilanjutkan Bambang menyanyikan lagu tersebut secara apik.Usai Layar Tancap, " ya itu tadi sebuah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi muda.." Berikut muncul bait demi bait dari Bambang menyanyikan Penyanyi Muda. Penampilan KPM band di panggung utama TRS saat itu menyajikan format bebas. Bambang berpenampilan casual, Sapto mengenakan wig dengan kaos hitam sambil mencangklong gitar ala Tonny Koeswoyo, Koko mengenakan celana 3/4 dan baju lengan terbuka ala penyanyi rock, serta Harry yang saat itu menggunakan potongan rambut pendek.Setelah beberapa lagu dibawakan, Bambang kembali berucap " Berikutnya sekali lagi lagu dari Nomo Koeswoyo.." meluncurlah syair " Kulo nuwun, monggo..." yang merupakan sebuah lagu dari album No Koes." Saiki mulih nang ndeso wae nggoleki mak.." Berikut muncul lagu Mak Engket yang dibawakan dengan irama semi rock tapi tetap menarik perhatian karena intro lagu dibuat seperti lagu irama pedesaan. Lagu berikut yang ditampilkan adalah Hujan Angin, Penyesalan dan Oh Kasihku, setelah ada penonton yang meminta lagu tersebut.Setelah kurang lebih 1 jam menggeber lagu2 Koes Plus disertai memenuhi permintaan pengunjung, KPM band memberi kesempatan penonton yang akan bernyanyi. Beberapa penonton mulai bersiap di atas panggung. Lagu yang dinyanyikan oleh penonton diantaranya adalah Doa Suciku, Maria dan Termenung Lesu. Yang mengejutkan adalah ketika sebuah band yang terdiri dari anak2 muda tampil ke atas panggung menyanyikan lagudi luar Koes Plus tapi lagunya Geisha ( syairnya yang.."bila cinta dia.."). Sempat beberapa penonton melontarkan celetukan, " Ini lagu dari volume berapa ya.." Karena gelisah dengan lagu yang dinyanyikan bukan karya Koes Plus.Menjelang pkl 22.00, Bambang menyampaikan salam perpisahan dengan menyanyikan Kapan-Kapan yang diikuti dengan bubarnya penonton dari lokasi acara.Secara keseluruhan acara berlangsung dengan cukup baik untuk mengobati kerinduan terhadap Koes Plus. Walaupun demikian ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah penampilan personel terkesan kurang rapi sebagai band pelestari, sound sistem panggung terdengar begitu keras di tengah penonton yang tidak terlalu banyak sehingga penonton seperti tercekam mendengarkan, lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan terlalu banyak variasi dan tempo yang terlalu cepat membuat lagu kurang bisa dinikmati secara utuh dan kurang adanya komunikasi yang interaktif dari personel dengan penonton.Tapi keberadaan KPM band yang sudah 15 tahun tampil mengumandangkan lagu-lagu Koes Plus tetap patut mendapatkan apresiasi di tengah minimnya band pelestari di kota Surabaya. Demikian reportase kami, mohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati.Merdeka...!!! ( Okky Rahardjo-085645705091)

Reportase dari Sun City Mall Sidoarjo


Sabtu siang, 13 Februari 2010 bertempat di Sun City Mall Sidoarjo digelar even pameran wedding. Yang menjadi daya tarik tersendiri adalah sebagai pembuka pameran itu The Bottles, band pelestari asal Surabaya diberi kesempatan untuk pentas selama 2 jam. Slot pentas sebenarnya dimulai pkl 14.00 s/d 16.00 Wib, tapi ketika saya datang saat itu acara masih belum mulai. Di panggung utama terlihat personel The Bottles yang terdiri dari Teguh (vokal dan rhytem), Dody (gitar melody), Joko (keyboard), Takari (bass) dan Agus (drum) sedang melakukan check sound. Sekitar panggung sudah mulai muncul beberapa pendukung The Bottles yaitu sekitar 15 satpam perusahaan minyak goreng tempat mereka bekerja. Hadir juga p.Sam Sugeng, pengurus JN Surabaya perwakilan Sidoarjo. Yang mengharukan adalah hadirnya beberapa penggemar Koes Plus dari Sidoarjo yang selama ini hanya menjalin komunikasi melalui sms dan facebook. Mereka adalah Arif Harsono, Heru, dan Adit. Ketiga orang ini tidak saling kenal dan saya juga baru bertatap muka dengan mereka setelah sekian lama menjalin lewat hubungan seluler. Yang penting bisa menambah persaudaraan sesama penggemar Koes Plus.Tepat pkl 14.30, The Bottles mulai menggeber lagu2 Koes Plus yang sudah mereka persiapkan. Dibuka dengan Laguku Sendiri, pengunjung yang semula hanya iseng lewat akhirnya satu per satu mulai merapat penasaran dengan apa yang sedang tampil. lagu berikutnya masih bernuansa pembukaan mengalirlah Bersama Lagi dan Kembali yang makin menambah pengunjung yang hadir untuk melihat pementasan band ini. Setelah dirasa penonton sudah mulai banyak, Teguh mengalunkan lagu2 Koes Plus yang familer yaitu Hidup Yang Sepi, Dara Manisku, Muda Mudi, Bis Sekolah dan Diana. Lagu-lagu tersebut dibawakan secara apik dengan konsep mengacu pada aransemen asli nya. Melanjutkan lagu, Teguh berkata pada Doddy " mas, ini lagu jawanya mana.." Akhirnya mengalirlah lagu Aja Nelongso yang diikuti oleh koor dari pengunjung yang hadir. Berikutnya maju seorang pengurus JN Surabaya, Juliadi untuk menyumbangkan sebuah lagu yaitu Buat Apa Susah. Setelah beberapa lagu kembali ditampilkan, penonton dibuat terkejut ketika maju seorang penyanyi perempuan yang berperan sebagai Ernie Johan. Lagu yang dibawakan adalah "Ya Mustafa" dan " Taxi" yang diambil dari album Ernie Johan iringan Koes Plus vol 1. Saat itu The Bottles juga mampu berfungsi sebagai Koes Plus yang mengiringi Ernie Johan dengan iringan musik yang tidak jauh beda dengan aslinya. Sedianya pentas sesi pertama akan ditutup dengan lagu Layang-Layang. Tapi saat para personel hendak menaruh alat-alat musik, ada ibu-ibu dari lantai 2 berteriak minta lagu "Why Do You Love Me" . Akhirnya The Bottles pun menuruti permintaan tersebut sebelum akhirnya beristirahat.Setelah jeda 15 menit, pentas dibuka dengan lagu Kau Datang Lagi. Kali ini yang unik Agus, sang drumer, maju untuk bernyanyi sedangkan posisi drum diisi oleh Mispomo, pelatih teknis mereka. Pentas sesi kedua ini tidak berlangsung lama karena waktu sudah mendekati pkl 16.00, sehingga hanya 5 lagu saja yang dibawakan. Yang menggelitik adalah, menjelang pentas usai The Bottles melemparkan permintaan kepada penonton. Ternyata ada yang ngotot minta lagu Gereja Tua. Personel The Bottles sempat terdiam sejenak, antara mau memenuhi permintaan atau menolak. Kontan saja, beberapa pengurus JN Surabaya berteriak " Tetap Koes Plus-an saja..". Akhirnya dijawab oleh Doddy, sang leader " Ya udah laen waktu aja pak.." untuk menolak permintaan pengunjung secara halus. Mengingat pentas sudah harus berakhir, Teguh menyanyikan lagu "Kapan-Kapan" sebagai penutup acara. Konsep grup ini benar-benar mewakili band pelestari Koes Plus dari generasi muda, bahkan benar-benar serius untuk menggali lagu-lagu Koes Plus sesuai asli tanpa harus mengubah aransemen dengan banyak bunyi-bunyian yang aneh. Karena dengan konsep yang ini pun sudah terlalu banyak menarik perhatian para penggemar Koes Plus yang ternyata di Surabaya ini masih banyak.Berikut lagu-lagu yang ditampilkan The Bottles :Sesi 1 : Laguku Sendiri, Bersama Lagi, Kembali, Hidup Yang Sepi, dara manisku, Muda Mudi, Bis Sekolah, Diana, Aja Nelongso, Pelangi, Buat Apa Susah, Maria, Bunga Di Tepi Jalan, Ya Mustafa, Taxi, Kolam Susu, Layang-Layang dan Why Do You Love Me.Sesi 2 : Kau Datang Lagi, Jemu, Andaikan kau Datang, Nusantara I dan Kapan-Kapan.Demikian laporan dari kami selaku pengurus JN Surabaya. Mohon maaf bila ada kata2 yang kurang berkenan. Merdeka...!!! (Okky T.Rahardjo-085645705091)

Sabtu, 20 Februari 2010

Ngobrol dengan sahabat-sahabat Murry Koes Plus


Saat peresmian JN Surabaya 10 Januari 2010, ada 2 orang tamu istimewa yang hadir. Mereka hadir untuk memenuhi undangan dari panitia tapi tetap saja memberi nilai lebih dalam acara yang berlangsung sederhana ini.
Dua orang tamu istimewa itu adalah M. Achwan ( Cak Wan ) dan pak Umar. Kedua tamu ini merupakan sahabat dekat pak Murry semasa masih muda di Surabaya. Bahkan rumah mereka saling berdekatan, malah dengan Cak Wan pak Murry bertetangga dekat. Saat itu kami mengadakan wawancara dengan keduanya mengenai pengalaman bersama pak Murry sewaktu masih kumpul bersama.
Wawancara pertama adalah dengan Wan. Beliau berkisah bahwa banyak kenangan dengan Murry sewaktu masih sama-sama tinggal di jl. Genteng Butulan Surabaya. Di kawasan gang sempit itu mereka sering menghabiskan waktu bermain bersama. Termasuk ketika sama-sama memasuki masa puber mereka berdua juga mulai mencari cinta, Cak Wan sempat menceritakan pada kami. Walaupun sebenarnya juga diakui kalau cinta pada masa remaja saat itu tentu tidak terlalu serius. Wan mengatakan kalau selisih rumah mereka tidak terlalu jauh hanya terpaut beberapa rumah di depan. Kalau rumah Murry bernomor 21, rumah cak wan ini no 38 ( Untuk lebih jelas bisa melihat tulisan lain "Mengurai Kenangan Bersama Murry Koes Plus" ). Cak Wan merasa bangga bisa hadir di acara launch JN ini karena bisa mengingat lagi masa-masa indah bersama sahabat yang disayanginya itu, tapi tentu saja beliau menyimpan sejuta harapan untuk di hari tua ini bisa berjumpa lagi dengan Murry yang sudah lama dirindukannya.
Perbincangan kedua adalah bersama Umar. Beliau ini merupakan teman maen drum pak Murry semasa masih sama-sama belajar musik di Surabaya. Diakui oleh Umar kalau yang bisa maen drum lebih dulu adalah Murry. Bahkan pak Murry mendorong poak Umar ini supaya bisa maen drum dengan baik. " Lek ngedrum iku koyo ngene loh enak..ayo belajar.." Demikian yang pernah dikatakan Murry pada Umar kala itu. Suatu kali pernah kejadian ketika mereka sama-sama janjian mau latihan, Umar yang menunggu Murry bersama teman-teman lainnya sepakat "ngerjain" Murry dengan beraksi meninggalkan pulang saat Murry datang latihan. Jadilah rencana itu berjalan, saat Murry datang dia tidak mendapati teman-temannya di studio. Besoknya, Murry pun marah-marah. Tapi Umar punya alasan lain yang memang sengaja dibuat " Kamu ditunggu-tunggu tapi gak datang-datang, Mur..".Umar ini selain teman bermain musik juga adalah teman masa sekolah SMP. Umar bercerita salah satu kenakalan mereka adalah ketika pernah sama-sama nyolong mangga sepulang sekolah bersama Murry. Bahkan setiap kali di kelas, mereka berdua sering "klothekan" (memukul meja) sesuai dengan bunyi-bunyian drum yang bisa mereka tirukan. Tanpa diduga kedua orang ini akhirnya menjadi pemain drum yang berbakat. Walaupun level prestasi mereka berbeda namun cukup membanggakan juga. Bila Murry sukses sebagai pemain drum band legendaris, Koes Plus. Umar menjadi pemain drum yang disegani di kota Pahlawan, Surabaya. Bahkan sampai saat ini bila band legendaris asal Surabaya, The Gembel's dan De Hands mengadakan reuni sering menggunakan jasa Umar ini untuk menjadi pemain drum bila pemain drum personel asli grup tersebut berhalangan hadir.
Demikian sekilas laporan dialog bersama dua orang sahabat Murry Koes Plus sewaktu masih tinggal di Surabaya beberapa puluh tahun lalu. Terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada M. achwan dan Umar atas kesediaan beliau berdua hadir di launch JN Surabaya bulan lalu. Kami masih menggali lagi kisah sejarah orang-orang di balik suksesnya personel Koes Plus dengan mengambil hikmah yang positif dan mengesampingkan hal-hal negatif yang mungkin ada. Bila ada kata-kata dan kalimat yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Terima kasih. Merdeka..!!!

Keterangan gambar 1 :
(Dari ki-ka : Ronald (Jakarta), Okky T.R., Umar (bertopi), Wan, Koesyanto)










(Murry Koes Plus)









( ki-ka: Ronald, Okky, Juliadi, Umar, Wan, Bambang (Bangkalan), Sam Sugeng (Sidoarjo) )













Dialog bersama Cak Wan

Rabu, 17 Februari 2010

ISI DEKLARASI HARI KOES PLUS NASIONAL


DEKLARASI HARI KOES PLUS NASIONAL
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Dengan memperhatikan Kiprah Koes Bersaudara yang sangat mempengaruhi perkembangan Musik Indonesia dan memberikan sumbangsih yang besar bagi perkembangan Seni dan Budaya Indonesia
Dengan tidak mengurangi penghargaan terhadap peran Koes Bersaudara sebagai pelopor musik Indonesia
Pada Hari ini, Minggu tanggal 31 Januari 2010, Penggemar koes Bersaudara dan Koes Plus yang tergabung dalam Jiwa Nusantara sepakat menyatakan tanggal 19 Januari sebagai HARI KOES PLUS NASIONAL
Semoga Jiwa dan Kiprah Koes Bersaudara dan Koes Plus senantiasa memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia.
Surakarta, 31 Januari 2010 jam 14.30
Atas nama seluruh anggota Jiwa Nusantara



Wasis Susilo

Catatan :Tanggal 19 Januari adalah tanggal lahir alm. Tonny Koeswoyo
Peringatan HARI KOES PLUS NASIONAL dilaksanakan pada setiap tanggal 19 Januari
Deklarasi dibacakan di panggung Acara MENGENANG TONNY KOESWOYO di THR SOLO
Deklarasi disusun dan dicanangkan berdasarkan masukan para penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus sejak September 2009
dan draft Teks disusun bersama oleh Perwakilan Jiwa Nusantara Daerah : Bekasi, Cepu, Jogyakarta, Kendal , Kudus, Malang, Muntilan, Ngawi, Semarang Surabaya, Surakarta, dan Tuban.



Selasa, 16 Februari 2010

Yok Koeswoyo, dalam pandangan kami


Yok Koeswoyo atau sering kami di Surabaya menyebut beliau dengan sebutan Om Yok merupakan salah satu personel Koes Plus yang sangat sederhana sekali. Bahkan menurut kami, beliau adalah seorang yang sangat cair sekali dalam membina hubungan bersama penggemar Koes Plus. Tidak ada kesan sombong ataupun jaga jarak. Yang ada hanyalah rasa sayang dan mengayomi lebih dari sekedar kebanyakan hubungan artis dan penggemar. Bahkan beberapa kali kami beruntung mendapatkan petuah dari beliau tentang pandangan hidup dalam berbagai sisi.
Meskipun kami jarang bertemu langsung dengan beliau, karena secara jarak dan waktu masih kurang beruntung dibandingkan teman2 yang ada di lingkup Jabodetabek, namun hal itu tidak menutup peluang untuk menjalin komunikasi yang akrab dengan beliau.
Saat ini ada banyak isu tentang negara yang mengusik perhatian beliau. Om Yok terkesan begitu prihatin melihat kondisi Nusantara yang beliau cintai ini. Beberapa lagu yang tercipta akhir-akhir ini terinspirasi dari kepekaan beliau terhadap situasi yang berkembang di bangsa dan negara ini.
Coba kalau kita menyimak lagu "Tragedi" yang seakan menggambarkan keprihatinan terhadap banyaknya musibah dan bencana di negeri ini. yang terbaru, "Buaya Mabuk Duren" yang nyata-nyata tercipta karena kegeraman beliau terhadap praktek manipulasi hukum di negara ini.
Kepada kami beliau sempat menyerukan pesan keprihatinan " Jangan keruhkan sumber air yang kita minum bersama airnya". Ketika kami menanyakan apa maksud pernyataan ini kepada Om Yok Koeswoyo, beliau memberikan penjelasan "Yang jelas, sumber kekayaan Nusantara ini hanya dinikmati oleh segelintir orangsaja. Padahal seharusnya kekayaan bangsa ini untuk mensejahterakan penduduknya. Bukankah ini sesuai dengan yang terdapat dalam UUD 1945.."
Kami langsung tersadar dan setuju dengan pernyataan beliau yang seakan menjadi suluh di tengah pudarnya nyala kebenaran di negeri ini.
Akhirnya dengan penuh keikhlasan, kami berdoa supaya Om Yok Koeswoyo senantiasa diberikan kesehatan selalu dan ketabahan menjalani hidup ini. Bahkan selalu mendapatkan ide-ide cemerlang yang inspiratif untuk tetap melanjutkan karya di usia yang menjelang Senja ini.
Selamat berjuang, Om Yok Koeswoyo. Merdeka...!!!

Minggu, 14 Februari 2010

Perkenalan Jiwa Nusantara Surabaya

Salam Jiwa Nusantara...!!!

Jiwa Nusantara Surabaya merupakan komunitas penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus . Komunitas ini menjangkau penggemar Koes Plus yang meliputi Surabaya dan sekitarnya yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Bangkalan. JN Surabaya dibentuk pada 10 November 2009 bertepatan dengan hari Pahlawan. Selanjutnya secara resmi disahkan pada 10 Januari 2010.

Pada peresmian JN Surabaya yang bertempat di jl. Kedung Tarukan 24 Surabaya (kediaman bp. Juliadi) dihadiri oleh perwakilan penggemar Koes Plus dari 10 kota ( Solo, Yogya, Semarang, Tuban, Kudus, Malang, Jakarta, Sidoarjo, Gresik dan Bangkalan ). Saat itu keberadaan komunitas dan pengurus diresmikan oleh bpk. Wasis Susilo, selaku pembina Koes Music Fans Club. Suasana peresmian dilakukan sangat sederhana dengan melakukan pembacaan pernyataan yang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai komunitas penggemar Koes Plus ke-26.

Sesuai dengan tema yaitu "Sederhana Bersamamu" maka acara pun berlangsung secara minimalis dengan tidak mengurangi makna acara yang begitu sakral. Acara hiburan pun jauh dari kesan mewah. Tak ada panggung yang diisi oleh alat-alat musik band. Dua band pelestari pengisi acara yaitu The Bottles dan Harbano Plus menyajikan penampilan lagu-lagu Koes Plus secara live akustik.

JN Surabaya sudah mendapat kepercayaan untuk terlibat dalam beberapa even antara lain mengisi acara Nge-Koes Plus di tv swasta lokal Jawa Timur, menampilkan band pelestari di beberapa tempat hiburan dan pusat perbelanjaan dan menjadi salah satu deklarator Hari Koes Plus Nasional yang dilakukan di Solo.

Saat ini kami terlibat dalam usaha pelestarian antara lain membina band pelestari, membuat merchandise, menyediakan koleksi terbatas album2 Koes Plus, terlibat dalam sarana multi media (milis, blog dan facebook) serta berbagai kegiatan yang sifatnya pelestarian karya Koes Plus.

Susunan pengurus JN Surabaya adalah : Okky T.Rahardjo (Ketua), Koesyanto (Bendahara), Bagus Nusanto Putro (Sekretaris), Sam Sugeng (Sie Sosial), Juliadi dan Bambang Hariyanto (Sie Humas).

Band pelestari yang saat ini tergabung bersama kami adalah The Bottles, Harbano Plus dan Radar Band.

Akhirnya dengan berbekal ketulusan hati dan keikhlasan, ijinkan kami untuk menjadi setetes air dalam samudera yang luas pelestarian karya Koes Plus di bumi Nusantara tercinta ini.

Sebagai sekretariat bertempat di jl. Kedung Turi II/28 dan jl. Kedung Tarukan 24 Surabaya. Sebagai contact person bisa menghubungi Okky T.Rahardjo (ketua-085645705091) dan Juliadi (humas-03170686548).

Merdeka...!!!

Sekilas gambar parade band pelestari di Solo


Terlalu indah dilupakan...Solo penuh kenangan...



Back drop yang sangat keren.. Tonny Koeswoyo dalam pose wajah edisi tahun 1979....













Suasana penyusunan naskah deklarasi Hari Koes Plus Nasional,. Suasananya tegang layaknya menyusun naskah proklamasi...

dari ki-ka : Gatot "Malang" (menulis), Wasis Susilo (tengah) dan Rahardjo "Solo" ( baju putih)









Suasana rapat pengurus JN se-Jawa peserta parade (mayoritas dari Jawa Tengah dan Jawa Timur).

Dari ki-ka : Priono "Kudus" (bertopi), Bram "Kudus", Abdurasyid "Bekasi", Edy "Tuban" (baju bergaris).










Pose bersama, Natsir Noor, ketua FKPS Semarang.




















Band pelestari dari Surabaya sebenarnya batal tampil, tapi Koesyanto, dari JN Surabaya ingin merasakan pose di atas drum layaknya pak Murry.

















Koesyanto pose bersama bu Susi, mantan istri Yon Koeswoyo.

















Pose bersama Edy Kuncoro, kolektor dari Solo.





















Spanduk penyelenggaran Parade Pelestari Lagu2 Koes Plus dan Koes Bersaudara di THR Sriwedari Solo.




Jumat, 12 Februari 2010

Peresmian Jiwa Nusantara Surabaya



Komunitas penggemar Koes Plus di Surabaya dan sekitarnya saat ini sudah memiliki wadah resmi yang siap membantu memenuhi kebutuhan anggota sebagai penggemar Koes Plus. Komunitas itu bernama Jiwa Nusantara Surabaya. Terbentuk pada 10 November 2010, JN Surabaya mulai berani meresmikan diri dua bulan kemudian. Peresmian dilakukan dengan sederhana bertempat di Jl. Kedung Tarukan 24 Surabaya, kediaman bpk Juliadi, salah satu pengurus.
Semua serba sederhana dengan bekal satu tekad mendirikan komunitas yang bisa menjadi saluran bagi penggemar Koes Plus di Surabaya dan sekitarnya, maka bila acara ini jauh dari kesan mewah kami menyadari hal itu. Tidak ada gemerlap panggung dengan riuh rendah band pelestari tampil di atasnya atau banyak gambar poster dan spanduk Koes Plus dipajang. Tidak ada. Hanya berbekal semangat itulah kami berani mendeklarasikan diri. Mengingat hal itu maka tema yang kami pakai adalah " Sederhana Bersamamu". Tidak mewah yang penting bersama denganmu. Peresmian saat itu dihadiri oleh beberapa perwakilan penggemar Koes Plus di Surabaya, juga perwakilan penggemar Koes Plus dari beberapa kota. Bila dijumlah total maka ada perwakilan 10 kota yang saat itu hadir. Mereka antara lain berasal dari Solo, Yogya, Semarang, Tuban, Kudus, Malang, Jakarta juga kota-kota sekitar Surabaya yaitu Gresik, Sidoarjo dan Bangkalan.
Mengingat keterbatasan lokasi acara maka tidak semua penggemar Koes Plus dari Surabaya yang hadir. Uniknya, yang hadir dari Surabaya pun kebanyakan baru bertemu saat itu pertama kali. Tak heran karena sebagian besar mereka berkumpul dari penggemar Koes Plus yang sebelumnya stay tune di acara radio Koes Plus Mania juga ada yang berasal dari lingkup internet (facebook). Peresmian ini dilakukan oleh Sdr. Wasis Susilo selaku pembina JN Koes Music. Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa semula tidak mau merestui sebelum ada pembuktian gerakan dari JN Surabaya ini. Ketika JN Surabaya mampu menghimpun anggota, menaungi band pelestari dan membuat acara Nge-Koes Plus di salah satu Tv swasta lokal, maka beliau akhirnya dengan rela hati menyediakan diri untuk membantu pembinaan komunitas ini. Bahkan JN Surabaya dinyatakan tercatat sebagai fans club ke-26.
Sebagaimana layaknya acara fans club Koes Plus, maka hiburan lagu-lagu Koes Plus tetap ada. Hanya saja tidak berupa panggung yang besar dengan tampilan band. Dua band pelestari yang kami tampilkan hanya mengisi hiburan dengan permainan akustik. The Bottles memainkan dua lagu yang fenomenal yaitu " Jiwa Nusantara " dan lagu tema " Sederhana Bersamamu". Penampilan band yang saat itu diwakili oleh Doddy (gitar) dan Teguh (vokal) mampu membawa penonton mengingat lagi beberapa lagu Koes Plus yang selama ini terpendam.
Band berikutnya yang tampil adalah Harbano band yang diwakili oleh Soejitno (gitar dan vokal utama) dan Djuanam (vokal 2). Kedua personel band ini mampu mengajak penonton untuk bernyanyi bersama secara komunikatif melalui lagu "Aku Kembali" dan "Kau datang Lagi".
Hiburan berikutnya diisi oleh permainan elektone lagu2 Koes Plus oleh sdr. Wasis Susilo yang mensetting lagu menjadi persis seperti album aslinya.
Patut disyukuri acara berlangsung dengan baik dan cuaca cerah. Acara yang dimulai pkl.11.00 ini berakhir pkl.15.00. Yang mengherankan adalah ketika semua yang hadir sudah meninggalkan lokasi acara dan segala peralatan sudah dibereskan masing-masing, hujan turun dengan derasnya mengguyur kota Surabaya mulai pkl.16.30 sampai malam menjelang. Hujan itu dimaknai oleh teman2 JN Surabaya sebagai berkah dari Tuhan atas terbentuknya JN Surabaya ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Kiranya Tuhan selalu memberkati kita semua.
Salam Jiwa Nusantara...!!!
( Okky T. Rahardjo, ketua JN Surabaya-085645705091 )















(dari ki-ka :bp. Sugeng Prasetyo (Kudus), Wasis Susilo (Pembina JN Koes Music), Edy Kuncoro (Solo),Natsir (Semarang), Okky T.R (JN Sby), Edy S. (Tuban), Agus Basuki (Malang), Ki Sunarno (Yogya).

( Live akustik The Bottles )






( Live Akustik Harbano Plus)

Kamis, 11 Februari 2010

Deklarasi Hari Koes Plus Nasional


Hari Koes Plus Nasional yang dideklarasikan pada 31 Januari 2010 yang lalu masih menyimpan banyak kenangan indah tak terlupakan. salah satu di antaranya adalah suasana ketika berbagai perwakilan fans club Koes Plus maju ke atas panggung untuk mendampingi sdr. Wasis Susilo membacakan ikrar deklarasi Hari Koes Plus Nasional.
" ...Dengan tidak mengesampingkan peran Koes Bersaudara ..." itu salah satu bunyi ikrar yang dibacakan oleh sdr. Wasis Susilo sehingga dengan demikian tidak perlu diragukan lagi untuk tetap menggunakan sebutan Hari Koes Plus Nasional. Salah satu pertimbangan sederhana adalah masyarakat luas lebih mudah mengenali Koes Plus dari pada Koes Bersaudara.
Deklarasi ini disahkan oleh perwakilan 12 kota yang hadir saat itu di THR Sriwedari Solo. Tercatat kota-kota yang hadir adalah Solo, Yogya, Semarang, Surabaya, Malang, Kudus, Kendal, Cepu, Tuban, Ngawi, Muntilan dan seorang penggemar Koes Plus dari Bekasi. Setelah deklarasi masing-masing perwakilan membubuhkan tanda tangan bersejarah tercetusnya Hari Koes Plus Nasional ini.
Hari Koes Plus Nasional disepakati untuk diperingati pada setiap 19 Januari yang bertepatan dengan hari lahir Tonny Koeswoyo. Ide ini bergulir kala melihat pemerintah mencanangkan Hari Batik Nasional dengan alasan supaya tidak di klaim oleh negara lain. Akhirnya beberapa fans club mulai menggulirkan ide ini menjadi kenyataan. Bagai bola salju, tidak ada komunitas yang menolak ide ini sekalipun masih ada yang memang tidak bisa hadir dalam deklarasi ini mengingat keterbatasan jarak dan waktu.
Akhirnya, kami selaku salah satu perwakilan komunitas penggemar Koes Plus yang hadir saat itu menyampaikan terima kasih atas dukungan teman-teman semua baik langsung maupun tidak langsung untuk pelaksanaan deklarasi Hari Koes Plus Nasional ini. Kami mohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penyampaian laporan ini. Merdeka..!!!