Rabu, 31 Maret 2010

SUSUNAN PENGURUS JIWA NUSANTARA PUSAT


SUSUNAN PENGURUS JIWA NUSANTARA
PERIODE 2010-2013

I. Dewan Kehormatan : 1. Yok Koeswoyo
2. Nomo Koeswoyo

II. Dewan Kelembagaan :
Pelindung : 1. Alvin Lie
2. Ais Suhana
Penasihat : 1. Teddy Hendrawan
2. Agus Giri
Pembina : Wasis Susilo

III. Ketua Umum : CECEP ROSADI
Ketua I : Tato Sulistianto
Ketua II : Muhammad Nasir

IV. Sekretaris Umum : Yoes Wasito
Sekretaris I : H. Dandun (Solo)
Sekretaris II : Edy Suparno (Tuban)
V. Bendahara Umum : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bendahara I : Sugeng (Bekasi)
Bendahara II : . . . . . . . . . . . . . . . . . .

VI. SEKSI-SEKSI
Sie PROGRAM BIDANG Kerjasama dan Hubungan Kelembagaan
1. Seno Supono (Bekasi)
2. Sutaryono (Surabaya)
3. Chacha (Depok)

Sie Program Bidang Pembinaan dan Pengembangan Musikalitas
1. Ki Sunarno (Yogyakarta)
2. Edy kuncoro (Solo)
3. Agus Scudeto (Cimahi)

Sie Program Bidang Pengembangan Desain Grafis dan Asesories
1. Ragil Wibowo (Jakarta)
2. Harno Joko Santoso (Semarang)
3. Yerry (Depok)

Sie Program Bidang Kominfo dan Publikasi
1. Okky Tri Rahardjo (Surabaya)
2. Ida Bagus Priyono (Kudus)
3. Sunu Pribadi (Solo)



Sie Program Bidang Pengembangan Peran Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Subiharto (Tangerang)
2. Nana Ade Rukmana (Jakarta)
3. Suryani (Kudus)
4. Beno Ben Klus (Cimahi)

Sie Program Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
1. Adam Tirto (Yogya)
2. SK Sukarto (Tangerang)

Sie Program Bidang Pengembangan Peran dan Kepedulian Sosial
1. Bram Manos (Kudus)
2. Bambang Supangat (Bekasi)



( sumber : mailing list Koes Plus )

Selasa, 30 Maret 2010

Resensi album Pop Jawa vol 1 Koes Bersaudara


" Bunder Bunder, Bunder Banget dadi Seser...Gepeng Gepeng, Gepeng banget Dadi Geping, dst..."
Kaidah Bahasa Jawa saat itu seperti dihebohkan dengan istilah baru yang dipopulerkan oleh Koes Bersaudara melalui lagu Bunder Bunder sebagaimana syairnya tertulis di atas. Betapa tidak, lagu ini memuat sebuah syair yang terkesan unik, menggelitik dan bahkan nakal karena sepintas terkesan porno.
Nomo Koeswoyo melalui album Pop Jawa Koes Bersaudara Volume 1 yang beredar pada Maret 1977 ini mencoba menarik perhatian masyarakat pecinta musik Pop Indonesia dengan lagu yang terkesan lain dari biasanya. Dan memang Nomo Koeswoyo pun sampai saat ini populer dengan istilah-istilah yang unik pada setiap lagu yang dibuatnya. Belakangan kita mengenal istilah Layar Tancap, Porkas, Warung Depan atau Sok Tahu pada judul lagu yang dibuatnya.
Koes Bersaudara 1977 sebagai reinkarnasi Koes Bersaudara era 1960-an, kehadirannya sempat mampu mencuri perhatian penikmat musik Indonesia. Setelah sukses dengan album Pop Indonesia Seri Perdana "Kembali", tanpaknya Koes Bersaudara berusaha terus meraih lagi popularitas yang dulu sempat mereka raih yang akhirnya digantikan oleh Koes Plus. Beberapa lagu yang ada di album ini dibuat variatif dan inovatif sehingga penggemar tidak merasa bosan dan akan terasa akrab dengan musik keluarga Koeswoyo ini. Masih menonjolkan duet Yon Dan Yok Koeswoyo pada ujung tombak lagu, Pop Jawa Koes Bersaudara ini sempat meraih kesuksesan di masa itu.
Beberapa lagu yang mereka ciptakan terkesan memberi nasehat dan wejangan tanpa bermaksud menggurui. Simak saja Pring Gading dan Alok-Alok Horse karya Yok Koeswoyo yang sarat dengan kritik sosial, begitu juga Pager Kuning yang dinyanyikan Tonny Koeswoyo mengingatkan kita akan nuansa politik yang berkembang di negara kita kala itu atau kita bisa mendengarkan pitutur dari Yon Koeswoyo yang dengan gaya bercerita mengungkapkan lewat lagu Jamane.
Tentu penikmat musik Koes tidak akan lupa dengan sebuah lagu yang fenomenal yaitu Nuswantoro yang punya ciri khas tersendiri. Lagu ini, sebagaimana kita ketahui diselingi ucapan suluk gaya seorang dalang. Pada rekaman asli lagu ini, suara dalang diucapkan oleh pelawak Doel Kamdi yang memang dikenal dekat dengan keluarga Koeswoyo kala itu. Ketika sekitar tahun 2003 lagu ini sempat direkam ulang oleh formasi Koes Plus saat itu ( dikenal dengan formasi Jack-Andolin) dalam album " 24 Lagu-Lagu Sukses Koes Plus Pop Jawa ", dengan gambar personel Koes Plus memakai " blangkon digital ". Pada album tersebut peran Doel Kamdi sebagai dalang digantikan oleh Pak Dipo Rangka ( Kru Koes Plus jaman dulu ).
Lagu-lagu yang terdapat pada album ini yaitu : Bunder-Bunder, Pring Gading, Nuswantoro, Jamane, E-E-E, Amit-Amit, Surkak Surgung, Jambu Opo Jeruk, Pager Kuning, Alok-Alok Horse.
Akhirnya pada akhir bulan ini kami menyajikan lagi resensi sebuah karya musik Koes Bersaudara dan Koes Plus yang beredar pada bulan Maret sebagaimana album-album lain yang sudah kami kupas sebelumnya. Bagi kolektor, perlu sekali untuk memburu album ini sebagai pelengkap dokumentasi kaset maupun PH anda.
( Okky Rahardjo-085645705091)

Sabtu, 27 Maret 2010

KPM band, tampil lagi



Jumat malam, 26 Maret 2010, seperti biasanya KPM band menggelar even Koes Plus Night di taman Remaja Surabaya. Kali ini dengan semangat yang segar, karena sebelumnya beberapa jam Surabaya diguyur hujan deras, KPM band siap menyapa para penggemar Koes Plus di Surabaya yang malam itu hadir. Beberapa pengurus JN Surabaya yang hadir saat itu juga siap membuat suasana menjadi hangat di tengah dinginnya udara kota.
Setelah beberapa saat melakukan persiapan panggung ( Check Sound ), KPM mulai menyapa pengunjung yang hadir saat itu. Bambang, sang vokalis, memberi salam pada teman-teman pengurus JN Surabaya yang saat itu hadir. Setelah basa-basi sejenak dengan memperkenalkan personel yang tampil saat itu, akhirnya tepat pkl 20.00 WIB lagu pertama dikumandangkan yaitu “ Laguku Sendiri “ dengan mengikuti gaya Koes Plus saat membuka penampilan. Berikutnya mengalunlah Kembali Ke Jakarta sebagai lagu kedua yang dinyanyikan secara duet antara Bambang dan Koko. Setelah lagu keempat terjadi nuansa yang unik. Ada seorang ibu yang request sebuah lagu di luar Koes Bersaudara dan Koes Plus. Melalui secarik kertas, ibu ini meminta untuk KPM band menyanyikan lagu Kucari Jalan Terbaik. Sebelumnya Bambang sempat mengatakan kalau KPM band ini sebenarnya membawakan karya-karya Koes Plus tapi karena ada penonton meminta lagu lain, KPM pun memenuhi permintaan tersebut dengan harapan pada kesempatan berikutnya ibu tersebut memahami keberadaan acara ini. Akhirnya Sapto, pemain keyboard, menyanyikan lagu karya Pance F. Pondaag ini dengan baik sementara penggemar Koes Plus yang lain harus “menahan nafas beerapa menit”.
Namun setelah itu meluncurlah dari KPM band lagu-lagu Koes Plus yang berirama keras, baik dari album Hard Beat maupun album regular Koes Bersaudara dan Koes Plus. Bahkan yang mengejutkan adalah beberapa lagu Koes Plus dari album Another Song For You saat itu dibawakan dengan baik oleh KPM band. Teman-teman JN Surabaya yang hadir saat itu serasa menemukan gairah baru dalam penampilan KPM band. I Will Come To You dan Tradisi dibawakan memenuhi permintaan pak Sutaryono, yang malam itu kebetulan tidak hadir karena harus mewakili JN Surabaya di Temu Anggota atau MUNAS JN Pusat di Ciawi, Bogor.
Setelah beberapa lagu dinyanyikan oleh Bambang berikutnya mereka mencoba sebuah lagu yang menurut Bambang terakhir dinyanyikan tahun 1997. Sapto selanjutnya mengambil alih posisi mik dan mengaktifkan melody gitarnya untuk menyanyikan “Minum Kopi Bersama”. Pada akhirnya lagu berirama rock ‘n roll itu dapat mendarat dengan sukses. Tidak lama kemudian Bambang berujar, “ Koko akan bernyanyi karena dia juga punya masa lalu..”. Koko, sang pemain bass pun menyanyikan Masa Lalu dari album Pop Melayu vol.3. Mengambil peran sebagai Yok Koeswoyo, Koko dapat menjalankan tugas dengan baik setelah beberapa lagu dibawakan dengan apik, antara lain : Tantangan, Damai Di Bumi dan Kerjakan Kini.
Pemain drum, Hari juga berusaha membuat suasana menjadi hidup dengan pukulan-pukulan yang menghentak sesuai irama lagu yang dimainkan. Tapi sayang sekali, personel yang satu ini tidak bisa mengambil peran menyanyikan lagu-lagu Murry. Setelah sekitar 1 jam, akhirnya giliran pengunjung yang diberi kesempatan untuk bernyanyi di atas panggung. Diawali dengan Juliadi yang bernyanyi Buat Apa Susah. Berikutnya Agus menyanyikan Kr. Cincin yang dilanjutkan Cinta Hampa lagu milik D’lloyd ( wah selingkuh lagi nih..). Koesyanto, bendahara JN Surabaya ikut menyumbangkan suaranya melalui Kr. Pertemuan. Menyambut kontingen JN Surabaya yang hadir, KPM band mendendangkan Jiwa Nusantara yang diikuti dengan lagu Nusantara 78.
Sebelum show berakhir, Bambang mengajak pengunjung bernostalgia dengan Jangan Memaksakan Diri dari album Hard Beat vol.1 yang nuansanya membawa suasana makin sunyi dengan datangnya larut malam. Kapan-Kapan diluncurkan tepat pkl 22.40 sebagai penutup acara Koes Plus Night malam itu di Taman Remaja Surabaya.
Demikian reportase dari saya, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Daftar lagu yang dibawakan : Laguku Sendiri, Kembali Ke Jakarta, Oh Kasihku, Kucari Jalan Terbaik, Hari Minggu ( Hard Beat ), Sebegini, Voorman, Untukmu, Tradisi, Nothing Is real, Minum Kopi Bersama, Tantangan, Deg-Deg Plas, E-O-E, damai Di Bumi, Masa Lalu, Buat Apa Susah ( Juliadi ), Kr. Cincin dan Cinta Hampa ( Agus Tarno), Kr. Pertemuan ( Koesyanto ), Bersama Lagi dan Pak Guru ( Cak Ri ), Ojo Nelongso ( bu Frida ), Untuk Dia ( H.Amin ), Kerjakan Kini, Jiwa Nusantara, Nusantara 78, Jangan Memaksakan Diri, Kapan-Kapan.











Bambang duet dengan Koko
































KPM band dalam aksi panggung


















Bambang "KPM" membuka buku catatan lagu-lagu Koes Plus










Juliadi, Humas JN Surabaya, bernyanyi Buat Apa Susah

Jumat, 26 Maret 2010

Selamat Jalan Tonny Koeswoyo


Sebuah perenungan pada peringatan 23 tahun berpulangnya Tonny Koeswoyo...
Seorang maestro...
Seorang pemimpin bagi adik-adiknya ( John Koeswoyo )
Seorang pahlawan bagi semua ( Nomo Koeswoyo )
Seorang musisi yang jenius dan dahsyat ( Yon Koeswoyo )
Seorang seniman yang menghibur semua orang ( Yok Koeswoyo )
Seorang pendekar musik Indoesia ( Murry )
Seorang bapak musik pop Indonesia ( Jelly Tobing )
Dan bagi kita semua, dia adalah....
Seorang legenda musik Indonesia yang tak mungkin terlupakan...
Selamat jalan Tonny Koeswoyo
( 19 januari 1936-27 Maret 1987 )
Selamat Jalan

Vocal : Yon Koeswoyo
Cipt : Yon Koeswoyo
Album : Yon Koeswoyo “ Jumpa Kamu “

Tlah lama engkau pergi meninggalkanku
Dan tak mungkin kembali
Hanya tinggal kenangan aku dendangkan
Dalam syair laguku
Dulu aku nyanyi bersama,
Di pentas kau slalu bergaya
Sorak kagum bergema

Reff : Aku bertemu kau kembali
Walaupun semua dalam mimpi
Seakan kau sedang bernyanyi
Dalam lagu-lagumu

Kuterbayang wajahmu engkau tampan
Ramah tutur katamu
Di tengah malam sunyi
Air mataku menetes di pipi
Nada-nada lagumu indah
Menyentuh sanubariku
Menghibur semua orang

Jumat, 19 Maret 2010

Resensi Melepas Kerinduan


“ Remaja yang berkasih mesra mereka merasa (na..na..na..na..) dunia miliknya, di mana mereka berada selalu berdua, selalu gembira…” Apa yang ada di perasaan anda ketika mendengarkan lagu ini ? tentu merasa gembira dan riang penuh dengan semangat. Ya lagu yang berjudul Melepas Kerinduan ini merupakan salah satu bukti eksistensi Koes Plus setelah sempat mengalami perubahan menjadi Koes Bersaudara pada dua tahun sebelumnya.
Maret 1979, album yang berjudul Melepas Kerinduan dilepas di pasaran untuk memenuhi kerinduan penggemar Koes Plus terhadap munculnya album baru dari band yang saat itu usianya sudah tidak terbilang muda lagi. Di tengah gencarnya penyanyi-penyanyi solois macam Ebiet G. Ade, Chrisye, Diana Nasutin, Edy Silitonga dan Nia Daniati, Koes Plus kembali muncul dengan nuansa yang berbeda namun tidak meninggalkan cirri khas kesederhanaan lirik mereka. Ketika kita mendengarkan lagu di atas yang menjadi unggulan di album ini, kita akan dibawa pada suasana yang mengajak kita untuk bergoyang atau bergerak sesuai irama lagu. Yok Koeswoyo sebagai pembuat lagu mencoba memasukkan unsur rock and roll di lagu ini, mengingatkan kita pada masa-masa dekade 60-an ketika Elvis Presley menggoncang dunia dengan musik yang dibawakannya.
Koes Plus seakan tidak mau ketinggalan jaman dengan memasukkan sebuah lagu karya musisi muda di album ini. Generasi muda itu diwakili oleh Amir Vega Koeswoyo, putra John Koeswoyo yang memasukkan sebuah lagu yang akrab di telinga yaitu Kau Kusayangi. Siapa pun orangnya ketika mendengarkan lagu ini pasti akan mudah mengikutinya. Sebab lirik dan musiknya sangat mudah tanpa terkesan gampangan. Vocal Yon Koeswoyo yang mendayu-dayu terasa pas sekali membawakan lagu yang memang terdengar “ringan” ini. Tonny Koeswoyo mencoba memasukkan unsur alat musik tiup ( brass ) pada sebuah lagu yang memiliki tema nama seorang perempuan yaitu, Si Upik. Konon di lagu ini Tonny Koeswoyo sendiri yang memainkan alat musik tiup tersebut, yang tentu saja susah dipraktekkan ketika pentas, karena yang emnyanyikan adalah beliau sendiri.
Sebagaimana era saat itu yang didominasi oleh karya Guruh Soekarno Putra dengan syair lagu yang terkesan sulit dan tidak mudah dicerna langsung karena banyak mengandung kiasan, Koes Plus pun melalui Tonny Koeswoyo mencoba memasukkan kata-kata yang sedikit membuat dahi kita berkerut memikirkan makna di balik kata tersebut. Beberapa lagu yang menggunakan kalimat yang tidak biasa tersebut dapat kita lihat antara lain pada : Bukan Mimpi, Ku kasihi Semua Ini dan Hidup dan Dunia. Demikian juga Yok Koeswoyo mencoba berekspresi dalam syair melalui lagu Jalan Hidupku. Semua ini bila diresapi memang mengandung makna yang dalam bagi kehidupan manusia, namun bagi penggemar Koes Plus yang mengikuti sejak awal akan terasa bahwa sudah ada perubahan dengan Koes Plus pada era sebelumnya.
Ada sebuah lagu yang seakan tidak mau meninggalkan pola pada album-album terdahulu, yaitu menyisipkan karya untuk bangsa dan Negara, muncullah lagu Nusa Bahari yang dibawakan dengan riang dan semangat. Duet Yon dan Tonny Koeswoyo terasa begitu menyayat dan memilukan pada lagu Bukan Mimpi yang membawa pendengar untuk merenungkan kehidupan kita yang hanya sesaat. Filosofi tentang hidup kembali disampaikan melalui Hidup dan Dunia yang penuh dengan kata-kata kiasan.
Pada album ini karya lagu didominasi oleh Tonny Koeswoyo dan Yok Koeswoyo. Walaupun sebenarnya di kaset tertulis semua lagu karya Koes Plus, namun hasil penelusuran teman-teman Jiwa Nusantara Pusat era kepemimpinan Wasis Susilo akhirnya menemukan nama-nama pencipta lagu di album ini setelah berkonsultasi dengan personel Koes Plus yang masih ada.
Keunikan album ini adalah pada cover yang menggambarkan Tonny Koeswoyo memakai topi dan baju seragam pelaut. Sehingga sampai sekarang untuk memudahkan penyebutan album ini, sering disampaikan album Koes Plus yang Tonny bergaya seperti pelaut. Akhirnya baik atau pun buruk album ini, tetap kita akan mengakui sebagai bagian dari perjalanan sejarah musik Koes Plus. Adakah lagu-lagu di album ini yang berkesan bagi anda ?
Daftar lagu : Melepas Kerinduan ( Yok K. ), Kau Ku Sayangi ( Amir Vega K. ), Si Upik ( Tonny K. ), Bukan Mimpi ( Tonny K. ), Nusa Bahari ( Tonny K. ), Ku Kasihi Semua Ini ( Tonny K. ), Jalan Hidupku ( Yok K. ), Hidup dan Dunia ( Tonny K. ).

Rabu, 17 Maret 2010

Hari Minggu Koes Plus-an di Yogyakarta


Penggemar Koes Plus di Yogyakarta memang penuh antusias dan tidak diragukan lagi tingkat fanatiknya. Hal itu sudah banyak yang mengetahui, tetapi lebih menakjubkan lagi ketika kita berada di antara mereka. Salah seorang anggota Jiwa Nusantara Surabaya sempat membuktikan sendiri hal ini ketika ada kesempatan bertandang ke Yogya. Minggu, 14 Maret 2010 di Taman Parkir Wisata Ngabean Yogyakarta yang terletak di Alun-Alun Lor diadakan peluncuran band pelestari baru yaitu JY Plus (Joyo Plus), sebuah band yang terdiri dari anak-anak usia muda penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus. Acara berlangsung mulai pkl 08.00 dan berakhir menjelang maghrib. Saat itu lapangan dipenuhi oleh penggemar Koes Plus dari berbagai komunitas yang menjadi satu untuk memeriahkan acara.
Biasanya, pada setiap hari Minggu sore di lapangan itu diadakan latihan senam poco-poco dengan iringan lagu-lagu Koes Plus melalui media tape / cd. Tapi kali itu karena ada even khusus maka acara senam poco-poco dilakukan lebih awal dengan penampilan band pelestari secara live. Beberapa grup poco-poco hadir memeriahkan acara dengan berbagai macam gaya dan gerak sesuai lagu yang dimainkan oleh band pelestari yang tampil.
Puncak acara adalah sore hari saat tampilnya JY Plus yang berusaha menggoncang lokasi lapangan dengan menggeber lagu-lagu yang membawa pada nuansa nostalgia. Tidak mau kalah dengan band pelestari yang sebelumnya tampil, JY Plus memberikan nuansa yang lain dalam penampilannya. JY Plus sore itu selain mendendangkan lagu-lagu Koes Plus juga sempat membawakan lagu-lagu karya No Koes, diantaranya adalah Rindu, Perantauan dan Kulo Nuwun.
Acara sore itu menjadi hidup karena dibawakan oleh Handaka atau yang biasa dikenal dengan sebutan DJ Hand’s. Di kalangan penggemar Koes Plus Yogyakarta, nama DJ Hand’s tidak asing lagi karena sudah menjadi ikon khusus untuk menjadi pembawa acara even-even nuansa Koes Plus dan tembang kenangan. Even sore itu menjadi semakin semarak dengan hadirnya pak Suranto atau yang biasa dipanggil om Tok. Beliau adalah sesepuh penggemar Koes Plus di Yogya yang juga merupakan ketua komunitas senam poco-poco yang biasa berkasi di Ngabean. Om Tok sering tampil di panggung untuk memberi semangat dan berjoget bersama band pelestari yang tampil sehingga suasana menjadi gayeng.
Sore itu benar-benar menjadi ajang unjuk gigi bagi komunitas poco-poco. Ada berbagai warna seragam yang ditampilkan oleh komunitas poco-poco yang kebanyakan anggotanya adalah perempuan, baik usia muda maupun tua.
Even Koes Plus tidak hanya pada minggu sore di Ngabean, rasanya tidak lengkap hari Minggu di Yogyakarta bila tidak mampir di Cinema XXI yang terletak di Jl Urip Sumoharjo ( dulu jl Solo ). Café yang lokasinya terletak di deretan gedung bioskop itu pada hari Minggu malam, pkl 20.00 WIB biasanya menampilkan band pelestari tingkat atas di Yogyakarta. Pengisi band yang tampil adalah Hoss Band dan Jogja Plus yang secara rutin tampil bergiliran di café itu selama 2 jam.
Malam itu, 14 Maret 2010 yang mendapatkan giliran tampil adalah Jogja Plus. Jogja Plus tampil dengan penuh semangat menghadirkan lagu-lagu yang berirama riang, rancak dan nge-beat. Jemu, Kuingat Selalu, Hari Minggu dan Kolam Susu memanaskan suasana Yogya malam itu. Setelah tampil selama sekitar 1 jam, JP minta waktu istirahat sejenak. Di sela-sela break, personel JP sempat turun panggung menghampiri pengunjung yang hadir dan menyalami satu per satu sambil mengajak ngobrol singkat yang menimbulkan kesan akrab dan kekeluargaan.
Setelah itu berbagai lagu Koes Plus disuguhkan pada pengunjung yang disambut dengan respon bernyanyi bersama. Sesekali JP memberi kesempatan pada penonton yang mau bernyanyi di atas panggung. Pkl 22.00 WIB, pengunjung sudah hafal dengan situasi yang terjadi. Saat itu JP menyanyikan lagu karya Murry yaitu Kapan Lagi. Bila lagu itu didendangkan berarti pertunjukan sudah menjelang berakhir. Satu per satu pengunjung pulang dengan senyum yang puas dan senang karena dapat menikmati lagu-lagu Koes Plus secara original bahkan yang termasuk dalam kategori “tidak populer”.
Salut untuk komunitas penggemar Koes Plus Yogyakarta yang sana sudah berani mengubah image dari Jogja, Kota Gudeg” menjadi “Jogja, Kota Koes Plus”. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh teman-teman kolektor Koes Plus di Yogyakarta. Merdeka…!!!!











Komunitas Poco-Poco seragam biru




























Komunitas poco-poco seragam hitam




















Komunitas poco-poco seragam kuning

























Antusias penonton di Ngabean, Yogyakarta



















DJ Hand's bersama Om Tok (bertongkat)


























Suryanto, anggota JN Surabaya bernyanyi bersama Jogja Plus
"Aku Cinta Padamu".








Jogja Plus di Cinema XXI Yogyakarta.

Minggu, 14 Maret 2010

Koes Plus-an di GIANT Surabaya

Minggu siang, 14 Maret 2010 Giant Hypermarket Surabaya yang terletak di jl A Yani Surabaya diguncang oleh lagu-lagu Koes Plus yang dimainkan oleh The Bottles, band pelestari asal kota Surabaya. Pentas week end yang berlangsung sejak pkl 13.00 WIB pada minggu ini menampilkan sesuatu yang berbeda, yaitu nuansa Koes Plus. The Bottles yang memang sudah dijadikan pengisi tetap untuk pentas Koes Plus sudah bersiap sejak pkl 12.00 WIB. Band yang terdiri dari Doddy (lead gitar), Budi (bass), Joko (keyboard), Agus (drum) dan Teguh (lead vocal dan rhytym gitar) ini memang sudah makin menunjukkan kematangan dalam membawakan lagu-lagu Koes Plus.
Pentas dibuka dengan sebuah lagu karya Murry yaitu Bersama Lagi. Pengunjung yang adalah orang-orang yang berbelanja mulai berangsur mendekati lokasi panggung untuk menyaksikan penampilan The Bottles. Pada awalnya masih banyak yang penasaran dan mencoba menerka lagu-lagu apa yang ditampilkan ini, tapi setelah The Bottles mulai membawakan lagu-lagu Koes Plus yang umum pada lagu ketiga dan seterusnya, penonton mulai bisa mengenali dan akrab dengan lagu-lagu yang dibawakan.
Dara Manisku, Manis dan Sayang, dan Bujangan siang itu mampu menjadi magnet bagi pengunjung yang sebenarnya notabene merupakan penggemar Koes Plus. Hal ini terbukti ketika sang vokalis memberi kesempatan untuk melagukan beberapa syair tertentu, banyak pengunjung yang ikut mendendangkan bersama lagu tersebut. Bahkan ada fenomena menarik yaitu ketika ada beberapa pengunjung pria yang usia senior tampak terpaku di dekat panggung menyaksikan penampilan the Bottles, seperti menemukan nostalgia melalui lagu yang dibawakan, sementara isterinya dibiarkan berbelanja sendiri. Yang unik adalah ketika ada pengunjung pasangan suami isteri yang berseliweran di dekat lokasi panggung berkali-kali sambil mendorong kereta belanja hanya karena sang suami tidak mau kehilangan momen lagu-lagu yang dibawakan.
Pada kesempatan itu The Bottles mendapatkan request istimewa dari pihak manajer Giant yang sedang makan siang di kafe belakang panggung, beliau minta dibawakan lagu Layang-Layang yang dibawakan secara spontan oleh grup yang terdiri dari karyawan minyak goreng ini. Tidak hanya lagu yang berasal dari album Pop Indonesia, beberapa lagu dari kategori irama lain pun dibawakan secara spontan oleh The Bottles untuk memenuhi permintaan penonton. Beberapa lagu permintaan pengunjung tersebut antara lain : E-O-E, Mengapa, Mari Berjoget, Kr. Pertemuan dan Kr. Cincin.
Setelah membawakan lagu sekitar 1 jam, The Bottles minta ijin untuk istirahat selama 15 menit. Setelah dirasa cukup untuk memulihkan tenaga, para personel band yang masih berusia muda ini maju ke panggung untuk memulai sesi kedua penampilan mereka. Uniknya pada penampilan kali ini pemain drum maju ke depan mik utama untuk embawakan beberapa lagu. Sementara posisi drum diisi oleh Mispomo, pelatih teknis The Bottles. Agus maju membawakan beberapa lagu antara lain Kau Datang Lagi, Bunga Di Tepi Jalan dan Rata-Rata. Suasana siang itu pun kembali memanas dan siap untuk diguyur dengan lagu-lagu Koes Plus yang lain.
Agus yang sudah kembali pada posisi drum, mulai siap untuk meneruskan aksinya yang setiap pukulannya dinilai oleh beberapa pengunjung sudah menyerupai permainan drum Murry sebagaimana di kaset album aslinya. Setelah beberapa lagu dibawakan dengan menarik oleh The Bottles, pengunjung dikejutkan oleh sang vokalis yang memanggil penyanyi perempuan yaitu Devi, yang dijuluki sebagai Ernie Johan. Saat itu sebagaimana Ernie Johan masa lalu, Devi membawakan lagu karya Koes Plus yang pernah dinyanyikan oleh Ernie Johan yaitu Desember, Taxi dan Percaya Padaku
Teguh sempat memberi kesempatan pada penonton yang mau request lagu. Seorang bapak tua membisikkan pada ketua JN Surabaya yang saat itu hadir. Bapak ini sempat menanyakan lagu jawa yang ada dalangnya dan kalau bisa supaya dinyanyikan oleh The Bottles. Akhirnya pengurus JN Surabaya yang hadir membantu menyalurkan permintaan tersebut dengan meneriakkan kata “Nuswantoro” pada Teguh. Lagu ini dibawakan dengan sangat baik bahkan saat bagian suluk diucapkan, penonton sempat dibuat terkejut karena Teguh mengucapkan seperti seorang dalang yang sedang bercerita dalam adegan wayang. Lagu tersebut mendapatkan aplaus yang meriah bahkan usai dinyanyikan disambut oleh pengurus JN Surabaya yang hadir dengan teriakan “Merdeka…!!!”.
Setelah puas dengan lagu pop, irama dang dut pun mengalir dengan diiringi goyangan penonton yang berjoget. Saat lagu keroncong dinyanyikan, Budi mendapatkan kesempatan untuk menjalankan tugas. Dia membawakan dengan sangat baik mengingat latar belakangnya adalah pemain musik keroncong.
Pkl 15.35 WIB pentas diakhiri dengan lagu Kapan-Kapan yang disertai harapan satu kali bisa memeriahkan pentas lagu-lagu Koes Plus lagi dalam waktu yang lain lagi. Penonton yang menyaksikan penampilan The Bottles siang itu dibuat puas dengan lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan secara tertib dan tidak menyimpang dari aslinya.
Berikut adalah lagu-lagu yang dibawakan oleh The Bottles. Sesi pertama yaitu : Bersama Lagi (Bersama Lagi 1978), Kembali (Koes Bersaudara), Dara Manisku (The Best of Koes), Manis & Sayang (The Best of Koes), Bujangan (vol.10), E_O_E (Pop Jawa vol 2), Layang-Layang (vol 9), Cintamu Tlah Berlalu (The Best of Koes), Bis Sekolah (The Best of Koes), Hidup Yang Sepi (The Best of Koes) , Maria (vol 11), Janjimu (vol 2), Pelangi (The Best of Koes) , Jangan Berulang Lagi (vol 4), Ayah (Selalu Di Hatiku), Nusantara V (vol 11).
Sesi kedua yaitu : Kau Datang Lagi (History of Koes) , Bunga Di Tepi Jalan (vol 4), Rata-Rata (vol 14), Why Do You Love Me (The Best of Koes), Desember (vol 8), Taxi (Ernie Johan Iringan KP vol 1), Percaya Padaku (vol 8), Oh Kasihan (Hard Beat vol 1), Mengapa (Pop Melayu vol 1), Mari Berjoget (Pop Melayu vol 1), Untukmu (Guilties), Awan Putih (Koes Bers), Andaikan Kau Datang (vol 2), Pring Gading (Pop Jawa KB vol 1), Til Kontal Kantil (Pop Jawa vol 2), Kolam Susu (vol 8), Nuswantoro (Pop Jawa KB vol 1), Voorman (Guilties), Kisah Sedih Di Hari Minggu (The Best of Koes), Kr. Pertemuan(The Best of Koes) , Kr. Cincin (vol 10), Diana (vol 8), Penyesalan (vol 5), Derita (The Best of Koes), Muda-Mudi (vol 9), Kapan-Kapan (vol 10).


Okky T. Rahardjo (085645705091)


Ketua JN Surabaya (www.jinussurya.blogspot.com)




Sabtu, 13 Maret 2010

Dokumentasi nge-Koes Plus


Kami, Jiwa Nusantara Surabaya, menyediakan dokumentasi kegiatan kami yang sempat ditayangkan di salah satu televisi swasta lokal. Program acara yang bernama Nge-Koes Plus ini sudah selesai syuting dan tayang sebanyak empat episode dengan masing-masing judul :Episode 1 Rindu Kelelawar Dari Timur (narasumber : Koesyanto, kolektor album Koes Plus)Episode 2 Buat Apa Susah(narasumber : Okky T.Rahardjo, ketua JN Surabaya)Episode 3 Why Do You Love Me(narasumber : Juliadi, sie Humas JN Surabaya)Episode 4 : Bunga Di Tepi Jalan(narasumber : Mispomo, pembina band pelestari)Band pengiring acara tersebut yaitu The Bottles, band pelestari asal Surabaya.Pada acara ini juga diselingi artikel dan klip tentang Koes Plus.Kami menyediakan dokumentasi 4 episode tersebut dalam bentuk dvd untuk teman2 dari komunitas / daerah lain yang berminat untuk koleksi sebagai sesama penggemar Koes Plus.Biaya pengganti dokumentasi tersebut adalah @ Rp 20.000,- dengan menambah ongkos kirim sesuai jarak kota yang dituju.Bila berminat bisa menghubungi kami di : Okky Rahardjo (085645705091).Terima kasih. Merdeka..!!!

Kamis, 11 Maret 2010

Ku Yakin Sampai Di Sana with Koeswoyo Junior



Sebagian dari kita mungkin sudah mengetahui informasi ini, tapi mungkin beberapa dari antara kita malah kurang "ngeh" kalau dinasti Koeswoyo menjadi salah satu pengisi lagu di album ketiga presiden Susilo bambang Yudhoyono (SBY) yang bertajuk Ku Yakin Sampai Di sana.
Ya, dalam album yang dirilis sekitar dua bulan lalu ini ada 2 lagu karya SBY yang dinyanyikan oleh grup dari dinasti Koeswoyo, Koeswoyo Junior. Koeswoyo Junior terdiri dari David Koewoyo (vokal/gitar), Damon Koeswoyo (gitar), Adam Koeswoyo (bass), Beeba Koeswoyo (keyboard) dan seorang rekan di luar keluarga Koeswoyo yaitu Vinky Aprilla (drum).
Bila menilik personel yang ada dalam grup ini, maka sejatinya mereka adalah Brothers of Koes yang sempat mendeklarasikan diri tahun 2008 di Pasar Seni Ancol. Presiden SBY, sebagaimana yang kita ketahui, adalah merupakan penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus. Karena itu ketika beliau mulai memiliki lagu karya sendiri, yang ada dalam benak beliau adalah bagaimana membuat lagu yang bertema ringan dan sederhana sebagaimana ciri khas Koes Plus untuk dinyanyikan oleh generasi penerus Koeswoyo. Sebenarnya ide dan rencana ini sudah ada sejak tahun 2006, bahkan mungkin jauh sebelum album pertama dirilis. Namun kesempatan itu baru ada pada album ketiga di tahun 2010 ini.
Hasil karya SBY tersebut dapat kita simak pada lagu urutan 3 yang berjudul "Budi Temanku" yang menceritakan kisah perjalanan sosok pemuda desa yang ingin sukses di kota, tapi akhirnya dia meraih keberhasilan dengan membangun desanya. Lagu berikutnya ada di urutan 6 yaitu "Liburan Sekolah" yang berkisah tentang seorang anak menghabiskan masa libur dengan berkunjung ke pantai yang indah. Lagu-lagu tersebut di aransemen sendiri oleh Koeswoyo Junior, yang konon menurut David sudah dibuat lebih cepat sedikit beatnya supaya sesuai dengan telinga anak muda saat ini.
Ku Yakin Sampai Di Sana merupakan album yang perlu untuk dijadikan salah satu rujukan bagi kolektor Koes Bersaudara dan Koes Plus. Walau bagaimana pun juga ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dari seorang penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus, yang kebetulan saat ini penggemar tersebut menjadi Presiden Republik Indonesia. Baik atau buruk album ini kita harus menghargai sebagai karya seni yang sekaligus melestarikan dan mengakui karya keluarga Koeswoyo. Lepas dari masalah politik yang saat ini dihadapi oleh Presiden SBY, dengan segenap penghargaan yang tinggi dan tanpa bermaksud promosi, mari kita menyambut datangnya album Ku Yakin Sampai Di Sana.

Budi Temanku

Aku punya teman
Budi namanya
Anaknya pintar
Lagi jenaka

Masih kuingat
Si Budi punya cita-cita
Ingin membuat orang tua bahagia
Budi bertekad pergi dan kerja di kota
Ia berharap sukseslah hidupnya

Pada suatu hari ku pulang ke desa
Mencari tahu Budi di mana
Aku kira dia sudah hidup senang di kota
Jadi pegawai sesuai cita-cita
Oh ternyata dia hidup tentram di desa
Jadi petani sukses dan sejahtera



















Sumber gambar : Kompas on line dan Blogwarta.

Rabu, 10 Maret 2010

SMS Motivasi dari JN Surabaya



Jiwa Nusantara Surabaya saat ini memiliki program sms berupa pesan yang berisi kalimat dari syair lagu-lagu Koes Plus. SMS tersebut dikirim setiap pagi oleh pengurus kepada semua anggotanya yang berasal dari Surabaya dan sekitarnya. Kalimat tersebut diambil dari syair lagu yang mengandung motivasi dan inspirasi terutama untuk menjadi semangat dalam menjalani hidup di hari itu.

Contoh kalimat sms tersebut diantaranya berbunyi :

" Selamat pagi pesan JN Sby pagi ini jangan kau berpangku tangan, kalau ingin hidpmu senang " (Percayalah -vol 11). ( Kamis, 04 Maret 2010 )

"Selamat pagi pesan JN Sby pagi ini jangan turuti pikiran slalu ke harta..Jangan kau lupa bahagia bukan di sana..Jangan kau lupa hidup ini sementara.." Merdeka ! ( Jumat,05 Maret 2010 )

"Selamat pagi pesan JN Sby pagi ini jangan marah-jangan marah sabar dulu..Boleh marah, boleh marah asal tahu.." ( Jangan Marah-KP Vol 11). Merdeka ! Senin, 08 Maret 2010

"Selamat pagi pesan JN Sby pagi ini Bong kuburan cino, wong nek sombong bakal ciloko. Bong kuburan mayit, wong nek sombong bakal kecepit" (Wong Urip-KP Pop Jawa Melayu) Selasa, 09 Maret 2010

"Selamat pagi pesan JN Sby pagi ini Jangan putus asa harus berusaha, slalu ingat pada Yang Kuasa.." ( jangan Putus Asa-KP Pop Melayu vol 2) Rabu, 10 Maret 2010

SMS -SMS tersebut dikirim selain untuk memberi motivasi juga untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi diantara sesama penggemar Koes Plus. Sehingga tidak ada kesan antara "orang penting" dan bukan dalam komunitas Jiwa Nusantara ini. Semua menjadi indah ketika tiada pagar pemisah dan saling memperhatikan.

Kami juga bermaksud menghilangkan kesan bahwa anggota dihubungi hanya bila tenaga dan dana dibutuhkan saat ada even saja tapi selebihnya ditinggalkan begitu saja. Karena amanah yang kami terima adalah memenuhi kebutuhan anggota dan menjalin silaturahmi sesama penggemar Koes Plus.

Kami selama ini melakukan hanya lingkup di Surabaya dan sekitarnya. Maukah anda bergabung atau melakukan hal yang sama di komunitas JN setempat ? Merdeka !

Okky T. Rahardjo,

(Ketua JN Surabaya-085645705091)

Selasa, 09 Maret 2010

Dokumentasi Nge-Koes Plus, JN Surabaya



Kami, Jiwa Nusantara Surabaya, menyediakan dokumentasi kegiatan kami yang sempat ditayangkan di salah satu televisi swasta lokal. Program acara yang bernama Nge-Koes Plus ini sudah selesai syuting dan tayang sebanyak empat episode dengan masing-masing judul :
Episode 1 Rindu Kelelawar Dari Timur (narasumber : Koesyanto, kolektor album Koes Plus)
Episode 2 Buat Apa Susah
(narasumber : Okky T.Rahardjo, ketua JN Surabaya)
Episode 3 Why Do You Love Me
(narasumber : Juliadi, sie Humas JN Surabaya)
Episode 4 : Bunga Di Tepi Jalan
(narasumber : Mispomo, pembina band pelestari)
Band pengiring acara tersebut yaitu The Bottles, band pelestari asal Surabaya.
Pada acara ini juga diselingi artikel dan klip tentang Koes Plus.
Kami menyediakan dokumentasi 4 episode tersebut dalam bentuk dvd untuk teman2 dari komunitas / daerah lain yang berminat untuk koleksi sebagai sesama penggemar Koes Plus.
Biaya pengganti dokumentasi tersebut adalah @ Rp 20.000,- dengan menambah ongkos kirim sesuai jarak kota yang dituju.
Bila berminat bisa menghubungi kami di : Okky Rahardjo (085645705091).
Terima kasih. Merdeka..!!!






The Bottles pada penampilan edisi pertama.
Mencoba menimbulkan kesan jadul melalui seragam yang dipakai.













The Bottles pada penampilan edisi kedua.

Tampak sedang diarahkan oleh pengarah gaya.











Desy, presenter yang cantik.
Memberi warna tersendiri pada acara Nge-Koes Plus.












Mispomo, pembina band pelestari JN Surabaya.

Sedang menyanyikan salah satu lagu Koes Plus.

Senin, 08 Maret 2010

Reportase dari Kudus


Sabtu malam, 6 Maret 2010 bumi kota Kudus digoyang oleh lagu-lagu Koes Plus yang didendangkan secara beruntun di gedung wanita Ngasirah, jl Panglima Sudirman Kudus.
Dalam acara yang bertajuk "Pentas Tembang Legendaris Koes Bersaudara dan Koes Plus bersama B Plus (Jakarta) itu seluruh penggemar Koes Plus yang berdomisili di kota Kudus dan sekitarnya tumpah ruah memenuhi aula yang berkapasitas 500 orang itu.
Acara dimulai tepat pkl 19.30 WIB dengan penampilan 5 band pelestari Koes Plus yang ada di kota Kudus. Masing-masing band mendapatkan jatah 5 lagu yang harus ditampilkan secara berbeda, untuk menghindari benturan kesamaan lagu.
Personel band yang berasal dari kalangan tua dan muda berhasil memuaskan penggemar Koes Plus yang saat itu hadir dengan penuh kerinduan terhadap band legendaris ini. Sebagai band penutup sebelum bintang tamu tampil, penonton dikejutkan oleh tampilnya sebuah band pelestari yang salah satu personelnya mengalami tuna netra. Sebagai pemencet keyboard, dia mampu tampil secara maksimal. Termasuk ketika membawakan lagu terakhir Penipu, penonton dibuat terkagum-kagum akan penampilannya.
Setelah sambutan dari pihak pemerintah setempat dan ketua panitia, pembawa acara mendaulat Wasis Susilo selaku pembina fans club untuk maju memberikan kata-kata sambutan didampingi perwakilan pengurus fans club yang hadir. Dalam sambutannya, Wasis mengajak hadirin untuk berdoa sejenak bagi almarhum Tonny Koeswoyo. Suasana sempat hening sejenak kala itu.
Akhirnya pada pkl 21.20 WIB, acara yang ditunggu-tunggu pun mulai dimainkan. B Plus, band pelestari papan atas yang berasal dari Jakarta mulai memenuhi panggung untuk siap menyajikan lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus. Mengawali dengan basa-basi sejenak, Heri mulai menyanyikan lagu pertama "Muda-Mudi" diikuti dengan duet dari Acil dan Pipien. Beruntun setelah itu adalah lagu Kuingat Selalu dan Jangan Sedih yang langsung menambah suasana menjadi panas malam itu.
Penonton semakin terpuaskan dan seakan menyaksikan Koes Plus bangkit kembali malam itu, manakala menyaksikan B Plus menyajikan lagu-lagu yang kurang populer tapi mengena di kalangan penggemar Koes Plus. Acara yang dihadiri oleh perwakilan fans club beberapa kota itu ( Surabaya, Solo, Semarang, Yogya, Tuban, Jepara, Bandung dan Bekasi ) benar-benar menjadi malam yang mengakrabkan diantara sesama komunitas penggemar Koes Plus yang memang sangat jarang untuk berkumpul bersama seperti ini.
Penonton semakin dibuat gembira manakala lagu-lagu yang aneh macam Nelayan, I Will Come To You dan Nelayan dinyanyikan oleh band dari Jakarta ini. Tidak hanya menyajikan lagu-lagu yang sudah disiapkan secara pribadi, namun permintaan penonton pun diresponi setelah teriakan request dikumandangkan dari berbagai penjuru gedung pertemuan itu. Ketika lagu Untukmu mulai dimainkan intronya, penonton ikut berjingkrak meresponi lagu tersebut. Bahkan Agus Scudetto, ketua JN Pelangi dari bandung langsung berlari ke atas panggung untuk ikut berjoget dan bernyanyi bersama B Plus. Serasa mendapatkan teman duet yang sepadan, Aciel pun makin bersemangat bergaya ala Tonny Koeswoyo dengan vokal yang sedikit serak sesuai rekaman asli lagu ini.
Pada pertengahan pentas, penonton dibuat berpikir ketika B Plus membawakan sebuah lagu yang terdengar "asing" di kalangan penggemar Koes Plus. Lagu yang dibawakan saat itu adalah Hidupmoe yang merupakan karya cipta B Plus. Setelah lagu ini dimainkan, Wasis Susilo kembali didaulat maju untuk menerangkan maksud dibawakan lagu ini. Saat itu disampaikan bahwa B Plus akan merilis album baru yang sedianya akan beredar akhir bulan ini. Sebagai promo, perwakilan fans club saat itu diminta naik ke panggung untuk menerima cd single album ini.
Setelah itu penonton kembali dibuat terpesona dengan alunan lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan secara apik dan menarik oleh B Plus. Termasuk suasana hening ketika lagu Aku Dan Dirimu dibawakan oleh Acil yang disertai cerita latar belakang pembuatan lagu tersebut. Ketika penonton berteriak meminta lagu keroncong untuk dibawakan, B Plus menyajikan Kr. Betawi yang diresponi dengan baik secara bersahutan oleh penonton malam itu. Suasana Koes Bersaudara dimunculkan oleh B Plus dengan sebuah lagu Dia Permata Hatiku yang menimbulkan suasana nostalgia tersendiri. Bahkan ketika ada penonton yang request lagu Koes Bersaudara berjudul Untuk Ayah dan Ibu pun langsung direspon dengan sempurna sekali oleh Acil, yang membawa penonton pada suasana kala personel Koes Bersaudara dalam penjara.
Malam itu semua personel kebagian bernyanyi, termasuk Mamen sebagai pemain drum yang baru. Dia menyanyikan lagu karya Nomo Koeswoyo berjudul Lagi-Lagi Kamu. Saat itu Heri menjelaskan bahwa pemain drum B Plus yang baru adalah mamen, sedangkan Ivan saat ini bergabung bersama Murry's Group. Pipien sebagai pemain bass pun tak ketinggalan membawa suasana Yok Koeswoyo melalui beberapa lagu yang dibawakan antara lain Jemu, Nelayan dan Tul Jaenak.
Pentas makin meriah manakala Pipien menyajikan lagu terbaru karya Yok Koeswoyo, Mabuk Duren dengan nuansa Koes Plus yang sangat kental. Pentas malam itu diakhiri dengan lagu berirama dang dut yaitu Nasib dengan banyak penonton ikut bergoyang bersama sesuai irama lagu. Ketika lagu ini berakhir, sebenarnya Heri dkk sudah bersiap untuk mundur dari panggung, tapi penonton masih ingin bernyanyi dengan meneriakkan lagu Kapan-Kapan yang akhirnya dituruti oleh B Plus untuk menampilkan lagu perpisahan tersebut. Seluruh rangkaian acara berakhir pada pkl.23.45. Pulang dari acara, semua penonton baik yang berasal dari dalam maupun luar kota Kudus merasa dipuaskan oleh penampilan B Plus yang benar-benar mengesankan.
Total lagu yang dibawakan oleh B Plus malam itu adalah 30 lagu, yaitu : Muda-Mudi, Kuingat Selalu, Jangan Sedih, I Will Come To You, Isi Hatiku ( KP In Concert), Nelayan, Lagi-Lagi Kamu, Untukmu, Kolam Susu, Tangis Di Hatiku, Hidupmu, Oh Kasihan, Aku Dan Dirimu, Issue, O la la, Kr. Betawi, Senang-Senang Bergembira, Jangan Berulang Lagi, Dia Permata Hatiku, Untuk Ayah Dan Ibu, Bilakah kau Pulang, Tul Jaenak, Mengapa (Pop Melayu), Indahnya Matahari Pagi, Why Do You Love Me, Buaya Mabok Duren, Tradisi, Jemu, Nasib dan kapan-Kapan.
Demikian reportase kami, mohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Terima kasih. Merdeka...!!!!





Duet Heri dan Pipien membawakan lagu Jangan Sedih













Agus Scudetto, Ketua JN Pelangi, malam itu menjadi personel B Plus kelima mendendangkan lagu Untukmu.













Buaya Mabuk Duren malam itu dibawakan dengan baik oleh Pipien B Plus.













bapak Acil beraksi ala Tonny Koeswoyo mendendangkan I Will Come to You.












Mamen saat beraksi membawakan Lagi-Lagi Kamu.

Selasa, 02 Maret 2010

Sekilas profil KPM band dari Surabaya


Suatu kali sekitar tahun 2002, saya terkejut ketika menyaksikan acara Lagoe Rindu yang ditayangkan oleh TVRI Surabaya setiap senin malam pkl 20.00 WIB. Acara yang biasanya menampilkan lagu-lagu nostalgia secara umum dengan pengisi musik Casino's Band kali itu nuansanya lain. Mulai lagu awal sampai beberapa lagu berikutnya Koes Plus terus yang dikumandangkan.
Saya yang saat itu kebetulan berada di luar rumah langsung merasa rugi karena sempat ketinggalan beberapa menit, langsung masuk dan menyaksikan acara ini dengan seksama. Begitu kagumnya saya pada band yang tampil malam itu yang saat itu menamakan diri KPM band ( Koes Plus Mania band--d/h Vitara Band ). Satu per satu lagu Koes Plus didendangkan dengan kualitas yang tidak bisa dikatakan buruk, walaupun mungkin kalau dikatakan mirip ya masih belum sempurna, namun bagi saya penggemar Koes Plus di Surabaya yang saat itu benar-benar "haus" sedikit merasa terpuaskan.
Dengan format penampilan menggunakan seragam putih-putih, KPM band berusaha menghadirkan nuansa nostalgia pada acara yang saat itu memiliki tema "Koes Plus Night". Saya mencoba mengumpulkan ingatan saya yang saat itu masih sedikit pada lagu-lagu Koes Plus ketika vokalis band ini menyanyikan untaian baris syair berikut "..kakek nenek bisa jatuh cinta, muda-mudi apalagi..jatuh cinta, karena panah asmara..." syair lagu tersebut benar-benar membuat saya penasaran selama beberapa tahun dan mencoba mencari dari album apa lagu ini. Belakangan baru saya ketahui kalau lagu dengan judul Panah Asmara ini berasal dari album Cubit-Cubitan.
Saat itu diperkenalkan KPM band dengan formasi Bambang S. (vokal dan gitar), Sapto (keyboard), Hari (drum), Tonni (vokal 2 dan bass). Sedikit heran bagi saya adalah ketika lagu yang dimainkan adalah Cubit-Cubitan tapi yang menyanyikan adalah pemain bass yang memang memiliki karakter vokal halus mirip Murry dan Yok Koeswoyo pada lagu-lagu slow. Tapi sayang, ketika membawakan lagu Jemu, nada tinggi yang seharusnya ada tidak tercapai dengan baik. Namun begitu senangnya melihat animo penggemar Koes Plus yang saat itu banyak menelepon untuk memberi apresiasi terhadap penampilan band ini.
KPM band merupakan band yang terdiri dari kumpulan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (d/h IKIP Surabaya) yang konsisten melantunkan lagu-lagu Koes Plus. Berdiri pada 1991 setelah sering maen di beberapa even kampus, akhirnya pada 1994 setelah lulus kuliah mereka mulai berani mempromosikan diri melalui radio swasta di Surabaya.
Setelah berganti beberapa kali personel, saat ini KPM band terdiri dari Bambang (lead vokal & lead gitar), Sapto ( vokal & keyboard/gitar), Harry (drum), Koko ( vokal 2 & bass ). Mereka hadir untuk memberi nuansa Koes Plus di kota Surabaya. Keberadaan mereka dapat disaksikan setiap jumat malam di Taman Remaja Surabaya. Selain itu pada beberapa even mereka siap untuk menghibur dengan kategori lagu khusus Koes Plus atau nostalgia baik Indonesia maupun manca negara.





















Bambang Sugeng, vokalis dan lead gitar KPM band dalam salah satu even penampilan.





KPM band formasi lama




KPM band dalam acara Lagoe Rindu di TVRI 2002.
( Dokumentasi foto : koleksi Bambang S. )

Senin, 01 Maret 2010

Resensi album Koes Plus In Concert



"Maukah kau menyambut daku (a..a..a..) seperti harapanku (a..a..a..), betapa aku kan kecewa bila datang sebaliknya..."

Ketika lagu ini diperdengarkan, rasanya kita terbawa kembali pada suasana lagu Kisah Sedih di Hari Minggu. Ya, lagu ini seakan serupa tapi tak sama, mengingat ada sahutan di sela vokal utama seperti lagu Kisah Sedih Di Hari Minggu yang terdapat di volume 2 Koes Plus. Lagu itu berjudul Isi Hatiku yang terdapat di album Koes Plus In Concert. Berbicara mengenai album KP In Concert apa yang ada di benak anda ketika membaca judul album ini ? Adakah anda punya pikiran yang sama seperti saya ketika membaca judul album ini pertama kali? Beberapa tahun yang lalu ketika saya masih mahasiswa dan mulai hunting album2 Koes Plus, saya berpikir sejenak ketika ditawari album ini. Saya mengira bahwa album ini adalah kumpulan lagu-lagu Koes Plus ketika konser atau show. Tapi ternyata isinya adalah lagu2 Koes Plus yang dikemas dalam suasana orkestra.

Ada banyak lagu-lagu yang manis dan menawan dalam album yang bergambar Koes Plus mengendarai dokar ini. Sekarang, Cobaan dan Kata Ibu merupakan lagu yang membawa kita pada kondisi perenungan yang mendalam di luar tema cinta yang ada pada album ini. Hati kita semakin syahdu mendayu dibawa oleh Yok Koeswoyo melalui 2 lagunya yang sendu yaitu Rindu dan Katakanlah. Sebuah kisah cinta yang indah diceritakan secara kronologis melalui lagu Aku dan Dia yang dibawakan secara duet oleh Yon dan Tonny K. Tapi uniknya lagu ini adalah di tengah lagu, mereka bisa mengatur dengan tepat mana bagian yang harus duet dan mana yang hanya dinyanyikan oleh Yon K.

Senyumanmu merupakan buah cipta Yon Koeswoyo yang dinyanyikan sendiri oleh beliau dengan alunan nada yang sangat romantis. Konon lagu ini sempat masuk pada tangga nada urutan lagu-lagu terbaik masa itu. Pemuda-pemuda saat itu sering merayu pujaan hatinya dengan mendendangkan lagu ini. Tonny Koeswoyo memberikan sentuhan akhir yang bersifat kontemplatif melalui lagu Dunia Ini yang berirama pop namun mampu menggugah kesadaran hati kita akan pentingnya hidup di dunia. Album ini ditutup oleh sebuah lagu karya cipta Koeswojo Senior, ayah keluarga Koeswoyo. Ku Tak Mau merupakan lagu yang sangat sederhana sebagaimana karya beliau yang lain.

Begitu banyak lagu yang layak dijadikan unggulan dan kesuksesan juga mampu diraih, membuat banyak grup musik masa itu mengikuti jejak membuat album dengan tema in concert. The Mercys dan D'lloyd pernah membuat album serupa tapi tidak berisikan lagu-lagu yang baru. Materi album in concert milik grup lain saat itu hanya bermodalkan lagu lama yang sudah populer namun direkam ulang dalam bentuk irama orkestra. Ini bisa kita lihat pada lagu Biar Ku Sendiri yang ada nuansa biola, atau Mengapa Harus Jumpa yang memasukkan alat musik gesek pada lagu yang direkam ulang dalam produksi Remaco tersebut.

Koes Plus In Concert beredar pada Maret 1976 sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Koes Plus pada penggmar untuk dapat berkarya dengan lebih baik lagi. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menikmati kembali lagu-lagu Koes Plus In Concert dan temukan makna indah yang terkandung di dalamnya. Terima kasih. Merdeka...!!!