Sabtu, 26 Juli 2014

Edisi Tradisi Surabaya : Prepegan, Tradisi Belanja Menjelang Lebaran






Menjelang peringatan hari raya Idul Fitri     selalu ada kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah. Kebiasaan tersebut karena selalu terjadi berulang kali maka menjadi ciri khas masyarakat setempat bahkan bisa disebut sebagai sebuah tradisi. Kali ini kita akan melihat salah satu tradisi yang mengakar kuat di kota Surabaya pada setiap momen menjelang hari raya Idul Fitri.

Anda yang tinggal di JawaTimur secara umum, atau d kota Surabaya secara khusus pasti tidak asing dengan kata Prepegan. Sebuah kebiasaan yang sering terjadi pada menjelang perayaan hari raya Idul Fitri yang menjadi budaya lokal pada masyarakat setempat. Prepegan secara mudah bisa diartikan sebagai kebiasaan berbelanja besar-besaran menjelang jatuhnya hari raya Idul Fitri. Saat itu masyarakat berbondong-bondong untuk berbelanja di pasar tradisional guna memenuhi kebutuhan lebaran. 

Berbagai kebutuhan yang dibelanjakan diantaranya yaitu makanan ringan dan kebutuhan pokok yang disiapkan untuk menyambut tamu yang akan berkunjung di hari raya tersebut. Selain kebutuhan makanan, orang tua pun memberi perhatian untuk anak-anaknya dengan membelikan pakaian baru untuk dipakai di hari raya Idul Fitri. Biasanya baju baru yang dibeli tersebut sebagai hadiah karena telah menyelesaikan puasa dengan baik selama satu bulan. Bagi yang belum berpuasa, baju baru dimaksudkan untuk dipakai di hari lebaran yang biasanya identik dengan segala sesuatu yang bersifat baru.

Prepegan sampai saat ini masih berlaku di kalangan masyarakat daerah. Tradisi ini tidak hanya berlaku d kota Surabaya, namun juga di beberapa daerah lain di lingkup Pulau Jawa ini. Bisa saja istilahnya lain di tempat yang berbeda, namun biasanya menjelang pelaksanaan lebaran, orang akan memenuhi pasar tradisional untuk berbelanja besar-besaran. Prepekan sendiri pada umumnya terjadi pada H-3 dari jatuhnya hari raya Idul Fitri. Bahkan sering berlangsung sampai H-1. 

Di kota Surabaya tradisi Prepegan masih mudah ditemui oleh karena masyarakat masih belum bisa meninggalkan kebiasaan ini. Sebagai contoh, di Pasar Wiyung masyarakat akan memenuhi stand penjual Sembako dan kebutuhan makanan ringan.  Sementara di Pasar Benowo, warga banyak yang berbelanja baju baru baik untuk dirinya sendiri maupun anak-anak mereka. Saking banyaknya pembeli yang memenuhi pasar, maka pada H-2 biasanya Pasar Benowo akan memperpanjang jam tutup pasar sampai sekitar jam 12 atau 01.00 malam. Lain lagi tradisi yang berlaku di kalangan warga Lakarsantri. Prepekan seringkali diselenggarakan menyerupai pasar malam atau bazaar. Ketika sore dua hari menjelang lebaran, pedagang mulai menata barang dagangan yang berupa makanan ringan. Penjual tahu asin, bubur campur, roti goreng sampai es buah akan mudah ditemui di depan Pasar lakarsantri. Tidak hanya mereka yang menata dagangan, ada lagi golongan lain yang ikutan repot. Tampak berjajar di samping penjual makanan tadi sekelompok orang penawar jasa mainan. Mulai mandi bola, odong-odong, mobil berputar, pancing ikan plastik hingga penjual balon aneka tokoh kartun.

Prepegan bukan dimaksudkan untuk mengajak orang supaya konsumtif. Dalam Prepegan tetap mengandung nilai moral tertentu yang tidak boleh dilupakan. Melalui Prepegan warga diajak untuk bersyukur atas kemudahan dan kelancaran rejeki yang diterima, sehingga pada bulan Ramadhan masih mampu berbelanja yang nantinya juga akan digunakan untuk berbagi dengan sanak kerabat dan rekan lain yang berkunjung. Oleh karena bisa dipastikan banyak warga yang berbelanja, maka suasana pasar tradisional pun menjadi penuh sesak dan padat. 

Ketika berbelanja pun tidak bisa leluasa sebagamana hari-hari biasa. Orang akan berdesakan karena berhimpit dengan pengunjung yang lain. Walaupun demikian tidak ada satu pun yang akan saling menyalahkan atau ribut karena saling senggol. Semua akan menjadi saling memahami dan menyadari kondisi yang terjadi sehingga tetap senang-senang saja walaupun saling berhimpitan di dalam pasar. Sikap  toleransi inilah yang menjadi dasar nilai sosial dalam keberadaan tradisi Prepegan.

Nah, salah satu budaya lokal dalam masyarakat Surabaya menjelang lebaran sudah saya perkenalkan berupa Prepegan. Kira-kira kalau di tempat lain namanya apa ya ?

Demikian tulisan singkat mengenai tradisi menjelang Lebaran. Mohon maaf bila terdapat rangkaian kata dan kalimat yang kirang berkenan. Suwun yo !

( Okky T. Rahardjo, penikmat Kota Surabaya—085645705091 )


sumber gambar : www.trajukrakal.blogspot.com





Minggu, 13 Juli 2014

Kass Plus, ber-Koes Plus Di Ulang Tahun Petrokimia Gresik

 
Kass Plus Band

  

Jarum jam bergeser menuju menit ketiga puluh meninggalkan angka tujuh. Di salah satu sudut kota Gresik tampak kesibukan yang dilakukan oleh beberapa orang. Malam itu di GOR Tri Dharma yang berlokasi di kompleks Pterokimia Gresik akan diadakan sebuah even untuk menghibur warga Gresik dan sekitarnya.

            Kamis, 10 Juli 2014 itu Petrokimia Gresik memang akan memulai rangkaian gawe besar. Tepat hari itu pabrik penghasil semen itu memperingati hari jadi ke-42. Sebagai ungkapan syukur selama beberapa hari ke depan selepas ibadah salat tarawih, panggung gembira digelar dengan berbagai aneka hiburan. Memulai pergelaran hiburan, malam itu akan ditampilkan band pelestari Koes Plus. Sebuah kesempatan istimewa, mengingat di perusahaan ini ternyata terdapat banyak penggemar Koes Plus yang fanatik.

            Setelah dua band mengawali penampilan dengan lagu-lagu oldies, koes plusan mulai digelar. Kass Plus sebagai band yang menjadi pengisi puncak acara di hari pertama itu mulai mengisi panggung yang ditata dengan hiasan lampu sorot warna-warni itu. sekitar pkl. 21.20, band yang bermarkas di ujung Kota Pudak itu tampil dengan busana yang menarik perhatian. Berkemeja putih polos dibalut celana jeans biru membuat panggung menjadi terlihat cerah. Bukan hanya itu baju putih lengan panjang mereka dilengkapi dengan suspender yang terikat kencang di punggung mereka.

            Mengawali penampilan malam itu, Kass Plus menggebrak dengan Laguku Sendiri. Suasana yang awalnya hening menjadi semarak dengan repertoar pembuka yang dipilih. Satu per satu warga Gresik mulai memenuhi deretan kursi yang disediakan. Usai penyajian lagu pembuka, Dody selaku vokalis menyapa pengunjung yang hadir. Tembang berikutnya disuarakan oleh Kass Plus yaitu Kau Datang Lagi yang diambil dari album History of Koes Brother. Lagu ini secara manis dibawakan bersahutan oleh Dody dan Sukhori.

            Kass Plus merupakan band yang dilihat secara fisiologs sepintas mirip dengan Koes Plus. Selain nama yang sepintas seperti plesetan Koes Plus ini, keempat personel secara formasi juga tidak beda dengan Koes Plus aslinya. Betapa tidak, dalam grup ini terdiri dari tiga personel bersaudara dan satu “orang luar”. Ketiga bersaudara itu secara berurutan yaitu Dody (bass), Sas (rhytym) dan Sukho (keyboard dan melody gitar). Sebagai plusnya yaitu Gatot yang menduduki posisi penggebuk drum.

            Kass Plus mengawali kiprah ber-Koes Plus dari kota Rembang, Jawa Tengah. Mereka selanjutnya melebarkan sayap di kota Gresik dengan difasilitasi oleh Adie Priyono, seorang pegawai Petrokimia Gresik. Keterampilan Kass Plus dalam mengolah lagu-lagu Koes Plus malam itu teruji dengan baik. Bukan hanya lagu-lagu yang populer di namun yang tidak terlalu familiar di kalangan umum pun mampu mereka bawakan dengan baik.

            Penonton dibuat berdendang bersama ketika Ela Elo dibawakan dengan baik oleh Dody. Kekaguman penonton kembali tertuju ketika Sas menyajikan Kesepian dengan syahdu. Tepuk tangan membahana ketika Kala-Kala dibawakan secara apik oleh Sukho. Malam itu Gatot pun tampak lincah memainkan drum yang tidak lepas dari pakem asli lagunya. Kerinduan penonton terhadap lagu-lagu Koes Plus malam itu terobati dengan baik. Setelah dua band yang tampil dengan lagu-lagu yang berkapasitas berat, Kass Plus mampu memberikan suasana yang hangat dan familiar melalui lagu-lagu Koes Plus yang disajikan.

            Tidak ada sebuah penampilan yang sempurna. Sebagai catatan, seandainya malam itu Kass Plus lebih banyak membuka dengan lagu-lagu yang populer tentu penonton akan mudah memberi respon. Sesekali boleh diisi dengan “lagu yang aneh”, sambil tetap memperhatikan kondisi kehadiran penonton. Sebagai masukan, bila yang hadir banyak penggemar umum, maka dipilihlah lagu yang familiar. Ketika yang hadir termasuk kategori komunitas penggemar, maka lagu-lagu yang tidak umum boleh banyak ditampilkan. Selain itu ketika lagu-lagu Koes Plus yang bernuansa duet seharusnya mereka bisa membagi peran dengan baik. Beberapa kali terlihat Dody kewalahan menyanyikan sendiri lagu-lagu yang seharusnya diisi duet atau backing vokal. Seperti halnya lagu Kembali yang saat itu diborong sendiri oleh vokalis yang merupakan anak sulung dari ketiga bersaudara itu.

            Boleh dipertimbangkan juga untuk kesiapan teknis alat-alat musik, sehingga ketika di panggung sudah siap main. Saat itu presenter sebenarnya sudah berniat mengadakan bincang-bincang sejenak namun karena belum siapnya personel, maka perbincangan diurungkan. Biasanya, Yon Koeswoyo memanfaatkan waktu persiapan ini dengan perbincangan bersama pembawa acara untuk mencairkan suasana.

            Berikut ini merupakan rangkaian lagu-lagu yang didendangkan oleh Kass Plus : Laguku Sendiri, Kau Datang Lagi, Hadapi, Cintamu Telah Berlalu, Ela-Elo, Kesepian, Dara Manisku, Kala-Kala, Kembali, Jemu, Aku Cinta Padamu dan Kapan-Kapan.

            Acara malam itu menjadi lebih istimewa dengan hadirnya beberapa orang tamu dari luar kota diantaranya Djauhari, seorang penggiat musik dari Galeri Malang Bernyanyi. Tampak juga H. Koestono, mantan pengawal dan manajer Koes Plus yang saat ini berdomisili di Malang. Juga hadir Sam Sugeng, salah seorang pendiri Jiwa Nusantara Surabaya. Pkl. 22.10, Kass Plus pun menutup penampilan dengan raut puas dari para penonton yang terhibur malam itu.

            Demikian reportase dari penampilan Kass Plus dalam acara ulang tahun Petrokimia Gresik.  Mohon maaf bila terdapat rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Selamat dan sukses untuk Petrokimia Gresik. Maju terus untuk Kass Plus dalam pelestarian karya besar Koes Plus. Jayalah selalu musik Indonesia !
( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )
 











 


Minggu, 06 Juli 2014

Edisi Kuliner Surabaya : Pedagang Makanan Untuk Berbuka Puasa


Salah satu yang menarik di kota Surabaya kala memasuki bulan Ramadhan adalah dengan menjamurnya para pedagang makanan sebagai pengantar berbuka puasa. Mungkin saja di daerah lain juga terdapat pedagang serupa, namun yang saya temui di kota Surabaya begitu banyak dan hampir  bisa ditemui di berbagai sudut jalan besar maupun perkampungan. Fenomena ini hampir pasti kita temui pada saat memasuki bulan ramadhan mulai awal puasa hingga berakhirnya menjelang lebaran.

            Para pedagang sayuran dan kudapan ini menggelar dagangannya di kala siang menjelang sore sebelum saat berbuka tiba. Sekitar pkl. 14.00 sebagian besar dari mereka sudah membuka stand yang hanya berisi satu hingga dua meja ditata rapi di tepi jalan raya. Beberapa orang menggelar  di tepi jalan besar. Sebagian lagi di komplek perumahan. Tak sedikit pula yang menyiapkan di depan rumah mereka sendiri. 

Entah siapa yang memula tradisi ini, yang pasti sejak memasuki tahun dua ribuan pedagang musiman ini sudah jamak ditemui. Hal ini jarang kita temui pada era sembilan puluhan. Sebagian besar memang menggunakan modal sendiri yang bisa dipastikan besar sekali keuntungan yang didapat per harinya dari berbagai makanan dan minuman yang dijual. Walaupun tentu saja sebagai pedagang tetap saja harus mempertaruhkan sebaik mungkin, laku atau tidak dagangannya. 

Makanan dan minuman yang dijual oleh ibu-ibu ini tentu bukan makanan yang termasuk klasifikasi makanan berat. Sebagian besar merupakan makanan yang dalam kategori sedang. Jarang ditemui yang menjual nasi. Sebagian besar makanan adalah sayuran matang semacam sayur asem, sayur bali, lodeh, dan sop. Sementara untuk lauknya yang kita temui tidak jauh dari makanan khas Jawa Timur. Sebagai contoh makanan yaitu brengkesan, botok, sate cecek, sate telur puyuh, dadar jagung dan telur asin. Bagaimana dengan minumannya, tentu yang menyegarkan. Coba kita tebak, biasanya es kopyor, es garbis, kolak atau es cao. Sebagaimana yang saya temui di sekitar jalan raya wilayah Surabaya Barat tempat saya sehari-hari melintas.

Makanan dan minuman sebagaimana yang disebutkan di atas bukanlah makanan yang ribet. Memang tujuannya seperti itu, memudahkan bagi mereka yang berpuasa untuk mencari santapan berbuka. Tentu dengan asumsi bahwa mereka yang berpuasa itu sudah menyediakan nasi sendiri di rumah, sehingga ketika sepulang kerja tinggal membeli makanan tersebut. Soal harga, tidak usah kuatir. Sebab tidak ada yang masuk kategori mahal. Semuanya dijual dengan harga yang sangat terjangkau di kantong kalangan menengah ke bawah. Jadi kalau mau memborong, tidak ada masalah.

 Nah, saat ini apakah anda yang berpuasa sudah menyediakan makanan dan minuman sebagai pengantar berbuka ? Bila belum, tidak ada salahnya untuk memburu para penjual makanan musiman ini. Lebih baik dari pada menjadi pria atau perempuan pemburu takjil yang seringkali tidak kebagian...hehehe. kalau anda termasuk golongan yang tidak berpuasa pun tidak diharamkan untuk membelinya. Mungkin saja kedatangan anda ditunggu dengan gembira oleh anak dan isteri karena membawa makanan dan minuman yang segar bagi mereka.

Demikian tulisan saya mengenai kuliner yang ada di kota Surabaya. Mudah-mudahan mampu menjadi catatan tersendiri bagi siapa pun yang sedang berkunjung, mampir atau menetap di kota pahlawan ini. Selamat menikmati kota Surabaya dengan segala keunikannya. Terima kasih atas perhatiannya.

( Okky T. Rahardjo, penikmat Kota Surabaya—085645705091 )
 













minuman pengantar buka puasa



Selasa, 01 Juli 2014

Saya Bersyukur Pernah Mengalami Kecelakaan



Pada hari senin 2 Juni 2014 lalu saya mengalami kecelakaan. Lokasinya berada di jl. Jemur Andayani, tepatnya di seberang kantor BRI cabang Jemur Sari dan eks supermarket Plasa JS. Sepeda motor yang saya kendarai tiba-tiba tersenggol bagian belakang truk. Saya terjatuh ke sebelah kanan. Ketika menahan keseimbangan tubuh, tangan saya memegang body truk yang membuat tangan saya berdarah tanpa saya sadari. Saat kejadian memang terasa sakit, khususnya punggung tangan yang luka berdarah dan kaki yang terasa bengkak. Namun saat itu tidak terbersit sedikit pun untuk menyalahkan siapa pun termasuk sopir truk yang menjadi “lawan serempetan” saya.

Makin ke sini yang bisa saya rasakan hanyalah ucapan syukur yang saya berikan kepada Tuhan yang masih mengasihi saya. Tidak terduga ada banyak hal yang seperti sebuah pintu terbuka bahkan cenderung bagai keajaiban yang saya alami di balik musibah kecelakaan yang saya alami.

Ijinkan melalui tulisan ini saya membagikan beberapa “keberuntungan di balik kecelakaan” yang Tuhan ijinkan pada saya         :

1.      Saya bersyukur ketika kecelakaan tidak sampai jatuh ke kolong truk. Hanya berjarak sekian centimeter saja dengan bagian roda truk. Bila hal itu terjadi, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan menimpa saya. Walaupun pada saat kejadian saya hanya bisa pasrah karena kondisi yang sudah demikian mepet antara sepeda motor saya dengan truk serta situasi pertigaan jalan yang macet. Beberapa orang yng menolong sempat berkata “kalau sampean apes, bisa masuk kolong truk...”. Terima kasih Tuhan saya sudah diluputkan dari kondisi yang membahayakan.

2.      Saya bersyukur melalui kecelakaan ini saya bisa mengalami waktu istirahat selama sekian waktu. Bukan berarti saya tidak mau bekerja. Namun hidup dan bekerja di kota Surabaya dengan sekian banyak urusan yang seakan tak berhenti, kadang membuat tak sempat untuk istirahat. Tuhan ijinkan saya untuk merasakan istirahat beberapa hari. Seorang tetangga saya berkata “tapi ya tidak segitunya kali untuk istirahat...”. Tapi ya mau bagaimana lagi, ini yang jadi bagian untuk saya alami. Ya dinikmati saja.

3.      Saya bersyukur bisa menrasakan perhatian istri saya secara berlebihan. Bukan berarti istri saya kurang memperhatikan. Namun resiko hubungan jarak jauh membuat kami sering tidak bisa merasakan kedekatan dalam waktu yang lama. Mulai istri saya yang datang menjenguk ke Surabaya serta merawat di kota Madiun, semua saya rasakan sebagai anugerah Tuhan dalam kehidupan rumah tangga kami.

4.      Saya bersyukur melalui kecelakaan yang saya alami bisa membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak saya. Beberapa bulan lalu kami diberi oleh salah seorang tetangga sebuah mainan sepeda gajah. Namun kami kesulitan membawanya ke Madiun tempat anak saya tinggal. Tidak mudah untuk membawa dari rumah di Surabaya menuju Madiun, mengingat beratnya sepeda mainan tersebut. Sementara kalau menggunakan jasa paket tentu mahal biayanya. Keesokan hari setelah saya kecelakaan, saya dijemput oleh mobil gereja dari Madiun. Mobil tersebut diminta tolong oleh keluarga di Madiun supaya membawa saya guna dirawat lebih baik di sana. Ketika mobil penjemput datang, masuklah juga mainan sepeda gajah tersebut menuju Madiun. Terima kasih Tuhan, di saat saya sakit sebuah masalah lain terselesaikan.

5.      Saya bersyukur melalui kecelakaan ini saya bisa menservis sepeda motor yang sehari-hari saya pakai. Beberapa hari sebelumnya saat ganti oli saya sudah disarankan oleh tukang bengkel untuk sesempatnya menservis motor karena kampas rem depan sudah habis dan klaker ban belakang sudah goyah. Namun untuk sementara waktu masih bisa dipakai. Usai saya mengalami kecelakaan, saya jadinya harus menservis motor supaya lebih baik. Sekalian memperbaiki dua bagian yang kurang tadi. Sisi lain, kalau saya lebih dulu servis lalu saya kecelakaan, jadinya servis dua kali dong...

6.      Salah satu yang saya syukuri, saya bisa melewati bertambahnya usia anak saya secara lebih dekat. Pada 1 Juni kami merayakan ulang tahun putri kami, Christina Elvira. Lima hari lebih awal dengan asumsi hari itu hari Minggu dan saya sedang berkunjung ke Madiun. Mungkin nanti pas tanggal 6 Juni, di hari ulang tahunnya saya malah tidak ada di sana. Ketika saya kecelakaan dan harus istirahat di Madiun, pada tanggal 6 Juni itu saya bisa mendampingi putri kami di hari bahagianya. Saat usia dua tahunnya, saya bahagia ada di sisinya.  

7.      Ada banyak hal lain lagi yang bisa saya syukuri melalui kecelakaan yang saya alami. Setidaknya saya bersyukur melalui hal ini saya diperingatkan untuk lebih berhati-hati saat berkendara di jalan raya. Saya bersyukur “hanya” bengkak kaki dan luka sedikit di tangan yang berangsur pulih beberapa waktu ini. Saya bersyukur luka di tangan bisa diatasi dengan daun binahong, tanpa harus dijahit d bagian luka yang menganga. Saya bersyukur ketika usai kejadian masih bisa mengendari motor sendiri untuk pulang ke rumah. Saya bersyukur ada adik, ada tetangga dan rekan kerja yang bersedia menolong kebutuhan saya segera usai saya mengalami kecekaan. Ada begitu banyak alasan dan makna yang saya syukuri melalui musibah yang saya alami.

8.      Ada beberapa orang yang bertanya “Bagaimana urusan dengan sopirnya..Apakah dia bertanggung jawab atau malah lari, dsb...”. Mengetahui saya masih diberi kesempatan hidup, saya tidak sempat berpikir yang negatif terhadap sopir truk yang kendaraannya bersinggungan dengan motor saya. Sebagian lagi berkata “Beryukur saja kok nunggu sakit...”. Setidaknya saya masih memiliki kesempatan untuk bersyukur, sementara di sana sini ada begitu banyak orang yang mengalami keadaan sehat tanpa kurang satu apa pun, tapi lupa untuk mengucapkan syukur.

Terima kasih sudah menyediakan waktu untuk membaca tulisan saya ini.

Mohon maaf kalau ada rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Mudah-mudahan mampu membuat kita tidak lupa untuk bersyukur dalam segala keadaan. Tuhan memberkati. 

( Okky T. Rahardjo, 085645705091 )



nara bersama ayah dan ibu