Jumat, 19 Desember 2014

T-Koes, Konser Pulang Kampung





“ Sudah makan belum…??” demikian sapa Galih, vokalis T Koes menyapa pengunjung yang hadir dalam pementasan mereka yang berlangsung di kota Malang belum lama ini. Sapaan khas itu tentu disambut dengan tawa dan sorakan gembira penonton yang teringat akan kata pembuka yang sering diucapkan oleh Tonny Koeswoyo kala manggung bersama Koes Plus.

Saat itu Minggu malam pkl. 21.00, T-Koes melakukan konser pulang kampung yang berlangsung di salah satu sudut kota Malang. Setelah sehari sebelumnya sukses menggelar dua kali pertunjukan di sebuah rumah makan di kawasan barat kota Surabaya, pada 14 Desember 2014 T-Koes mengunjungi kota dingin yang terkenal dengan hasil bumi apelnya itu. Jika pada penampilan di Surabaya sifatnya hanya uji coba, maka ketika tampil di Malang Agusta menjanjikan akan tampil lebih serius dengan persiapan yang matang. Perkataan ini ternyata mampu dibuktikan dengan penampilan yang maksimal oleh grup muda bersaudara ini.

T-Koes yang tampil sebagai pembuka acara mengawali dengan tembang legendaris yaitu Laguku Sendiri yang kemudian dirangkai sebuah lagu dari album Hard Beat yaitu Jangan Memaksakan Diri. Pada awal penampilan Agusta tidak lupa menyampaikan rasa syukurnya karena pada akhirnya mampu memenuhi janji untuk tampil di kota Malang. Betapa tidak, setelah beberapa kali even disusun namun tertunda pula karena tidak cocoknya waktu penyelenggaraan dengan jadwal T-Koes yang sudah semakin padat.
Secara resmi acara ini berjudul “Konser Amal Untukmu” yang terselenggara atas prakarsa KPKA (Komunitas Penggemar Koes Plus Arema) bekerja sama dengan beberapa pihak. Namun secara tidak resmi, Agusta menamakan konser kali ini sebagai konser pulang kampung. Hal ini mengingat secara pribadi dia merupakan putra daerah yang dilahirkan di desa Gondang Legi, Kabupaten Malang. ( Wah, podo sam karo kawa, podo soko ndeso nGondang Legine…hehehe…). Bahkan tak segan dia menyebut T-Koes sebagai band yang berasal dari ndeso. Namun hal ini tentu saja sedikit berlebihan, mengingat yang dari desa tentu saja hanya Agusta seorang, yang lain tetap saja produk ibu kota.
Kembali pada arena pertunjukan, kelihaian T-Koes dalam meramu lagu-lagu Koes Plus merupakan nilai lebih tersendiri yang jarang dimiliki oleh band lain. Betapa tidak, lagu-lagu Koes Plus yang disajikan memang tidak lepas dari pakem aslinya namun karena dibawakan secara enerjik dan penuh semangat khas anak muda, maka membuat siapa pun yang melihatnya tidak akan merasa jenuh dan bosan. Hal ini bisa dilihat dari komposisi lagu yang dibawakan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan band pelestari lain bahkan sebagian besar sudah dibawakan oleh dua band pembuka, namun karena penampilan yang sangat menarik membuat siapa pun yang hadir akan bertahan hingga usai acara.
Duet Galih dan Jim yang bereran sebagai Yon dan Yok teruji dengan baik ketika Hatiku dan Hatimu serta Senja dibawakan dengan perpaduan vocal yang apik. Tarikan nafas mereka dalam mengawali dan mengakhiri lagu membuat mereka layak dijadikan idola baru dalam pelestarian lagu-lagu Koes Bersaudara & Koes Plus. Keserasian T-Koes dalam bergaya tampak menawan ketika beberapa lagu riang dibawakan seperti Bis Sekolah, Diana dan O La La. Bahkan lagu Oh Kasihan yang biasanya diikuti dengan senggakan kala dibawakan di Jawa Tengah, ketika dibawakan oleh T-Koes lagu ini terdengar tetap elegan dan menarik sekalipun tidak diikuti oleh sahutan penonton pada bagian refrreinnya.
Gaya T-Koes terlihat atraktif dan menarik salah satu diantaranya ketika membawakan lagu berirama rancak pada bagian interlude mereka tak segan untuk berloncat bersama sambil berputar badan. Hal ini membuat ketiga personel utama yang merupakan adik kakak ini mendapatkan aplaus meriah dari penonton. Para penggemar Koes Plus yang memadati area café semakin dibuat histeris kala ketiga personel ini mengangkat gitar mereka usai mendendangkan Kelelawar. Gaya yang sering kita lihat pada penampilan grup luar macam Deep Purple atau Van Hallen.

Sementara itu Agusta selaku leader yang berada pada posisi drum lebih memilih untuk mengambil bagian memberi edukasi tentang pelestarian Koes Plus atau pun berupa kisah dibalik lagu yang dibawakan saat itu. Sebagaimana yang dikisahkan ketika dia berkisah ada seseorang pria yang akan mengunjungi kekasih hatinya namun ternyata sang kekasih sudah dihampiri oleh pria lain. Maka nelangsalah hati pria tersebut padahal sudah mengenakan baju yang paling bagus. Kisah tesebut diucapkannya menyusul lagu Senja Kelabu yang berikutnya dibawakan oleh T-Koes. Bahkan ketika Kusayang Padanya dibawakan dia secara jujur mengakui bahwa lagu ini Koes Plus seperti mengikuti gaya lagu yang dinyanyikan oleh Chrisye. Sehingga Koes Plus yang sebelumnya pelopor harus tertinggal karena kalah oleh arus industri yang tidak lagi berpihak pada mereka. Mendengar Agusta beberapa kali bertutur sebelum lagu dibawakan serasa mendengarkan siaran radio secara live pada acara “The Legend” yang mengulas tentang Koes Plus.

Suasana malam itu makin semarak ketika beberapa lagu Pop Melayu dibawakan oelh T-Koes. Mengapa dan Cinta Mulia mampu membuat penonton beranjak dari sofa empuk untuk berjoget bersama. Bahkan suasana makin terasa panas ketika tembang dari album Hard Beat yaitu Luka dibawakan secara garang. Lagu Jawa Tul Jaenak pun mampu dibawakan dengan baik  bahkan mereka berusaha merekonstruksi gaya Koes Plus era 1998 ketika membawakan lagu ini dengan mempercepat bagian coda. Dalam penampilan di Malang kali ini T-Koes mencoba berduet dengan salah seorang yang pernah memiliki peran penting dalam perjalanan karier Koes Plus. Koestono yang merupakan mantan pengawal era Koes Bersaudara dan Koes Plus saat itu hadir dan turut menyumbangkan suaranya melagukan “Let Me Free” yang dapat diiringi dengan baik oleh T-Koes. Koestono secara pribadi puas terhadap penampilan T-Koes bahkan menurutnya merupakan band pelestari terbaik dari yang pernah dilihatnya selama ini.

Galih yang berusia enam belas tahun sudah cukup menguasai panggung dan tidak canggung menyapa penonton yang sudah pasti lebih tua darinya dengan sebutan “pakdhe-budhe”. Jim yang maish berusia empat belas tahun juga mampu menyuarakan lagu yang menjadi bagian Yok Koeswoyo dengan baik. Malam itu dia memilih membawakan Mawar Bunga, Kolam Susu dan Jemu untuk disajikan. Konon bass gitar yang disandangnya malam itu adalah salah satu bass koleksi Yok Koeswoyo yang dihibahkan pada Jim. Sementara sang “Tonny Koeswoyo” memilih melagukan Jangan Berulang Lagi, Kr. Pertemuan dan Rata-Rata sebagai menu secara solo.

Malam itu di sela acara pengunjung diberikan kesempatan untuk memberikan sumbangan amal yang akan disalurkan pada salah satu panti asuhan. Sumbangan tersebut diberikan dengan dua cara, yaitu donasi uang secara langsung atau pemesanan makanan yang sepuluh persen dari harga pembayaran digunakan untuk sumbangan tersebut. Sebelum penampilan T-Koes berlangsung, dua band pelestari lokal hadir untuk membuka acara. Yang pertama adalah C-O2 yang dipimpin oleh Agoes Basuki, ketua KPKA Malang. Berikutnya yaitu band yang terdiri dari anak-anak eks SMAN 7 Malang yang bernama Koes On 7.

Agusta sendiri tidak ikut menyanyikan lagu pada malam itu. dia memilih peran sebagai pembimbing, pembina bagi anak-anak asuhannya yang tampil di depan. Dalam salah satu kesempatan dia mengungkapkan bahwa T-Koes mengambil porsi khusus menyanyikan lagu-lagu Koes Bersaudara & Koes Plus sampai era 1987. Namun pada malam itu dia memberikan semacam bonus dengan meluncurnya Gadis Genit yang dirilis Koes Plus pada tahun 1998 untuk dinyanyikan dengan lincah oleh T-Koes. Secara istimewa, tembang Kota Lama ditujukan untuk warga Kota Malang yang malam itu hadir. Lagu ini tentu menjadi persembahan istimewa, mengingat sebagian besar penggemar Koes Plus di kota Malang beranggapan bahwa lagu ini merujuk pada salah satu wilayah di kota mereka.

Konser amal ini berlangsung berkat kerja sama yang baik dengan Anang Karaoke & Café yang menjadi tempat penyelenggaraan. Tempat karaoke yang dimiliki oleh penyanyi asal Jember ini menjadikan penyelenggaraan acara berjalan mulus dengan penataan sound system yang bagus dan hampir tanpa cela. Hadir pula pada kesempatan itu beberapa penggemar Koes Plus dari luar Malang diantaranya berasal dari Surabaya, Gresik dan Blitar. Selain juga dari wilayah Malang Raya yaitu Lawang, Turen, Batu dan sekitarnya.

Tepat pkl. 23.10 acara malam itu berakhir dengan kepuasan pengunjung dan kesuksesan T-Koes. Sebagai lagu penutup disajikan Selamat Berpisah tanda berakhirnya acara. Namun karena pengunjung masih meminta tambahan lagu maka meluncurlah Pelangi sebagai pamungkas acara. Sebagai catatan, bila lain kali kita menyaksikan penampilan T-Koes dan dibuka dengan salam “Sudah makan belum ?”, tidak ada salahnya kita menjawab belum, siapa tahu pihak manajemen T-Koes menyediakan makan malam bagi kita yang menyaksikan penampilan mereka….heheheheh…J

Adapun lagu-lagu yang dihidangkan oleh T-Koes secara lengkap yaitu : Laguku Sendiri, Jangan Memaksakan Diri, Bis Sekolah, Hatiku Hatimu, Oh Kasihan, Senja, Diana, Jangan Berulang lagi, Jemu, Tul Jaenak, Why Do You Love Me, O La La, Cintamu Tlah Berlalu, Gadis Genit, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Hatiku Beku, Kelelawar, Cinta Mulia, Mengapa, Mawar Bunga, Malam Ini, Let Me Free, Kusayang Padanya, Luka, Kolam Susu, Kr. Pertemuan, Kota Lama, Hari Ini, Senja Kelabu, Bunga Di Tepi Jalan, Terlambat, Rata-Rata, Selamat Berpisah, Pelangi.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai penampilan T-Koes dalam rangka pulang kampung di kota Malang. Mohon maaf untuk setiap rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Maju terus T-Koes dalam menyuarakan lagu-lagu Koes Plus bagi generasi muda.

(Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Bersaudara & Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )


Rabu, 17 Desember 2014

B Flat, Tetap Memikat Penggemar Koes Plus Di Kota Madiun



Heboh dan rame…itulah kesan setiap kali nonton penampilan band pelestari yang satu ini saat menyuarakan lagu-lagu Koes Plus di kota Madiun. Pada suatu malam yang dibasahi oleh guyuran air hujan yang tidak kunjung reda sejak usai maghrib, warga kota Madiun yang juga merangkap sebagai penggemar Koes Plus sudah bersiap diri menuju sebuah titik. Saat itu mereka seperti dilanda kehausan oleh hiburan berupa tembang-tembang Koes Plus yang akan dibawakan oleh band pelestari kesayangan warga Kota Madiun. Tepat sekali, saat itu B Flat sedang hadir untuk menghibur warga Madiun dan sekitarnya.

Sebuah titik yang dituju yaitu Fire Club sebuah tempat hiburan malam yang populer di kalangan warga kota Madiun. Tepat pkl. 23.00, B Flat sudah bersiap diri di panggung utama menggantikan home band Fire yang selama beberapa waktu menghibur pengunjung dengan lagu-lagu top 40 baik Indonesia maupun mancanegara. Malam itu B Flat kembali mengisi regularitas sebagai pendendang lagu-lagu Koes Plus di Fire Club. Setidaknya setahun sekali B Flat dapat dipastikan mengisi hiburan di tempat hiburan yang menawarkan fasilitas karaoke dan diskotik ini. Hal ini sudah dilakukan mereka selama kurang lebih dua puluh tahun tanpa terputus dan kehadirannya selalu dinantikan oleh penggemar Koes Plus di kota ini.

Keempat personel B Flat tanpa banyak basa-basi di awal penampilan langsung menggebrak dengan lagu karya Murry yang berjudul “Bersama Lagi”. Sebuah tembang yang mengisahkan sebuah kerinduan untuk berjumpa dan tidak ingin berpisah lagi. Satu lagi langkah kreatif sebuah band pelestari yang patut diacungi jempol. Di kala sebagian besar band pelestari memilih langkah untuk membuka acara dengan Laguku Sendiri, B Flat menjadi salah satu band yang berbeda langkah. Vokal empuk Wahyu yang ditimpali serangkaian vokal oleh Arwet, Hans dan Arif mampu mengembalikan lagu ini benar-benar serasa dibawakan oleh Koes Plus sang penyanyi aslinya.

Tembang Kembali menjadi pilihan berikutnya yang mampu menyemarakkan suasana. Saat memasuki bagian reffrein lagu, terdengar seperti alunan koor massal yang disuarakan oleh pengunjung yang memadati tempat hiburan yang terletak di pusat kota Madiun itu. Hans yang mengawali dengan teriakan “ooh..ooh…” seakan merupakan aba-aba untuk semua yang hadir menyanyikan lanjutan lagu itu secara bersama-sama. Setelah Kembali sukses mendarat dengan mulus, barulah Arwet menyampaikan kata-kata pembuka sambil menyapa para pengunjung, secara khusus pada beberapa tokoh yang malam itu ikut hadir termasuk diantaranya mantan walikota Madiun yaitu Kokok Raya.

Berikutnya secara bertubi-tubi B Flat melontarkan tembang-tembang populer karya Koes Plus, yang mampu diikuti dengan baik oleh penonton yang sudah mulai beranjak dari tempat duduk untuk berdiri di depan panggung. Dara Manisku, Manis dan Sayang atau Muda Mudi mampu diresponi oleh penonton yang sudah makin panas terbawa suasana acara. Mereka bernyanyi, bergoyang, dan sekedar menghentakkan kaki mengikuti irama lagu. Bahkan beberapa orang penonton ada yang memberikan saweran pada B Flat yang dititipkan pada sang vokalis. Arwet sebagai penerima saweran tentu saja gembira dan menyampaikan rasa terima kasihnya dengan kata-kata khasnya yang jenaka dan mengundang pengunjung lain untuk melakukan hal serupa.

B Flat malam itu mampu membuktikan diri bahwa mereka salah satu yang terbaik di kelasnya. Mereka bukan saja menghadirkan nostalgia melalui lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan, namun terlebih dari itu juga mampu membawakannya dengan menghibur siapa saja yang melihatnya. Arwet yang sepintas gaya dan vokalnya mirip Yon Koeswoyo pun mampu membawakan acara dengan cair selain kepiawaiannya menyanyikan ulang tembang-tembang legendaris itu. Hans yang menjadi tandem Arwet mampu juga berperan sebagai Yok Koeswoyo dalam mengisi duet vokal.

Demikian juga Arief sang pemencet keyboard dan pemetik melody gitar sudah mampu mengisi posisi sebagai Tonny Koeswoyo melalui lagu-lagu yang dibawakannya secara baik. Adapun drum diisi oleh Wahyu yang pendiam namun mampu menjaga ketukan lagu-lagu Koes Plus secara optimal. Bahkan pembagian lagu sesuai karakter vokal masing-masing pun menunjukkan bahwa mereka bukan band pelestari yang asal-asalan.

Secara individu, berikut tampak keperkasaan masing-masing personel dalam mengolah lagu. Arief yang menyanyikan Jangan Berulang Lagi dan Untukmu. Hans yang melagukan Untuk Dia dan Jemu. Serta Wahyu yang menyanyikan Kembalilah dan Nusantara VII. Tak ketinggalan sang vokalis yang kebagian posisi Yon Koeswoyo dalam lagu Selalu atau pun Doa Suciku. Secara gabungan mereka pun kompak ketika menyanyikan Da Da Da yang terdapat pembagian vokal secara bergantian.

Pentas B Flat seringkali berbeda dibandingkan band pelestari lainnya. Bila band lain hanya mementaskan lagu selama satu atau dua jam, maka B Flat mampu bertahan selama tiga jam lebih. Malam makin larut melewati pkl. 00.00, namun tak tampak tanda-tanda keletihan penonton. Yang ada malah makin larut makin bersemangat dan menambah gairah para pengunjung yang hadir menikmati lagu-lagu Koes Plus. Makin rancak lagu yang dibawakan, makin gencar goyangan kepala dan hentakan kaki penonton. Gelas pun makin banyak berputar….

Beberapa lagu yang dinyanyikan B Flat : Bersama Lagi, Kembali, Dara Manisku, Manis dan Sayang, Muda Mudi, Selalu, Kembalilah, Nusantara VII, Derita, Untukmu, Untuk Dia, Da Da Da, Bujangan, Jangan Berulang lagi, Jemu, Kisah Sedih di Hari Minggu.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai penampilan B Flat di Kota Madiun. Mohon maaf bila ada rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Selamat berjuang B Flat dalam melagukan karya besar Koes Plus.

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya-085645705091 )

Minggu, 14 Desember 2014

Jenderal (Purn) Subagio HS Nge-Koes Plus Bersama T-Koes Di Surabaya

Jenderal (Purnawirawan) Subagio HS ternyata merupakan salah seorang penggemar berat Koes Plus. Hal itu dibuktikan dengan bersedia didaulat naik ke atas panggung, saat T-Koes sedang melakukan pementasan di salah satu rumah makan di Surabaya. Saat itu ketika T-Koes sedang bersemangat menyanyikan lagu-lagu karya Koes Bersaudara & Koes Plus, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah pemberitahuan bahwa rumah makan yang berlokasi di kawasan Surabaya Barat itu kedatangan seorang pengunjung istimewa yaitu Jenderal (Purn) Subagio HS yang sedang bersantap malam bersama keluarganya. Kontan saja Galih sang announcer dari T-Koes band mengundang mantan KASAD pada era reformasi itu untuk bersedia melantunkan suaranya menyanyikan lagu Koes Plus.

Tak perlu menunggu lama, dengan fisik yang masih prima, Subagio HS yang masih khas dengan kumis hitamnya itu naik ke atas pentas. Sebuah lagu yang dipilih beliau saat itu adalah Manis dan Sayang. Sebenarnya kalau menyaksikan acara tersebut dari awal, lagu ini sudah dinyanyikan sebelumnya oleh T-Koes namun karena ini merupakan permintaan dari tokoh istimewa maka T-Koes pun tidak mempermasalahkan. Manis dan Sayang pun meluncur dari suara berat khas seorang perwira militer yang pernah menjadi ketua Dewan Kehormatan Perwira itu. Sebagai apresiasi terhadap penampilan T-Koes yang telah mengiringi dengan sempurna, di sela permainan interlude lagu, Subagio sempat berbisik pada Jim tentang nama-nama personel T-Koes untuk selanjutnya disebutkan oleh beliau supaya hadirin memberikan tepuk tangan bagi band yang digawangi personel berusia muda ini.

T-Koes sendiri pada Sabtu malam, 13 Desember 2014 itu menjadi bintang utama dalam perayaan hari jadi radio Sonora yang ke-empat puluh tujuh tahun. Radio yang awalnya bernama Salvatore itu menggelar serangkaian acara dalam rangka ulang tahun dengan berbagai kegiatan yang mendahului berupa donor darah dan senam massal yang diadakan di resto Bandar Djakarta yang berlokasi di jl. HR Muhammad Surabaya. Saat itu resto yang menyediakan kuliner berupa makanan laut tersebut banyak dihadiri oleh keluarga besar Kompas Gramedia Grup, sebuah perusahaan yang menaungi radio Sonora Surabaya.

Saat itu dijelaskan oleh Bowo selaku Director Program Sonora Surabaya bahwa kehadiran T-Koes untuk memeriahkan acara hari jadi radio ini dikarenakan T-Koes merupakan ikon acara “Legend” yang diudarakan setiap hari Selasa malam pkl. 22.00 WIB. Acara yang sebelumnya bernama Koesplusholic itu memang diminati oleh banyak penggemar Koes Plus termasuk di Surabaya. Salah seorang personel T-Koes yang juga narasumber tetap acara “Legend” yaitu Agusta Marshall menyatakan bahwa kehadiran T-Koes di Surabaya ini merupakan semacam uji coba dalam kerja sama dengan Radio Sonora jaringan. Harapannya, ketika kerja sama ini berlangsung dengan baik maka T-Koes akan segera dipanggungkan kembali di beberapa tempat.

T-Koes pada malam itu mampu menyajikan lagu-lagu Koes Plus secara menarik. Dalam arti, lagu-lagu yang disajikan memang berpatokan pada aransemen orisinal Koes Plus namun karena mereka mengemas dengan gaya panggung yang menarik serta perpaduan vokal yang harmonis maka lagu yang sudah berusia puluhan tahun itu tidak terdengar membosankan. Resto yang saat itu dihadiri banyak pengunjung berusia muda pun tampak larut menikmati lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan. Kehadiran T-Koes yang atraktif dan komunikatif mampu membuat siapa pun yang hadir ikut bernyanyi dan bergoyang bersama, sehingga tidak tercipta gap generasi Antara lagu yang dinyanyikan dengan para pendengar yang hadir.

Beberapa kali ketika T-Koes melontarkan untuk request lagu dari pun mampu diresponi oleh penonton. Sejurus ketika penawaran itu dibuka, penonton di deretan balkon atas berteriak meminta lagu Diana. Ketika pengunjung yang berada di deretan sebelah kiri panggung mendengar T-Koes membuka kembali request maka Nusantara IV pun diminta demikian seterusnya sehingga terjadi komunikasi yang baik Antara penampil dengan penontonnya. Bahkan saat lagu dari album Pop Melayu Koes Plus disajikan pun mereka mampu mengajak penonton untuk berjoget mengikuti lagu Mengapa dan Tul jaenak.

Acara yang dimulai pada pkl. 19.30 itu berakhir menjelang pkl. 21.30 dengan suasana ceria dan gembira. Para personel T-Koes yaitu Galih, Jim, Jalu dan Agusta pun merasa puas dalam penampilan perdana mereka di Surabaya ini. Sekalipun ini bukan kunjungan pertama mereka di kota Pahlawan, mengingat tiga tahun sebelumnya hanya singgah semalam tapi tidak melakukan pementasan. Sekalipun keberadaan sarana alat-alat pendukung sebelumnya dikeluhkan karena ada beberapa kekurangan, namun melihat respon pengunjung yang menikmati penampilan mereka dengan antusias, segala kekurangan itu menjadi bukan lagi persoalan yang utama. Selanjutnya mereka akan bertolak ke Malang yang merupakan kampung halaman Agusta untuk melakukan pementasan bersama komunitas penggemar Koes Plus setempat.

Adapun lagu-lagu yang disajikan oleh T-Koes yaitu : Laguku Sendiri, Jangan Memaksakan Diri, Selalu, Manis dan Sayang, Bus Sekolah, Diana, Andaikan Kau Datang, O La La, Kolam Susu, Buat Apa Susah, Why Do You Love Me, Nusantara IV, Dara Manisku, Ojo Nelongso, Mawar Bunga, Jemu, Manis dan Sayang (by Subagio HS), Mengapa, Tul Jaenak, Kisah Sedih di Hari Minggu, Bujangan, Pelangi, Kapan-Kapan.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai penampuilan T-Koes sebuah band pelestari ibu kota yang singgah di kota Surabaya. Maju terus untuk T-Koes, apapun badai yang menghantam dari luar tetaplah tegar setegar batu karang di tengah lautan.

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Bersaudara & Koes Plus dari Surabaya, 085645705091 )