Jumat, 26 Juni 2015

T-Koes dalam The Beatles dan Koes Plus Nite di Surabaya




          Bulan Juni 2015 ini wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya dan sekitarnya mendapatkan sesuatu yang istimewa dalam per-Koes Plus-an. Betapa tidak, beberapa even istimewa hadir untuk menghibur dan membangkitkan kerinduan masyarakat terhadap band legendaris Indonesia tersebut. Penggemar Koes Plus yang tidak memiliki waktu untuk menyaksikan even yang stau, bisa hadir di even berikutnya demikian seterusnya karena beberapa even dihadirkan secara berdekatan.

            Bermula dari tanggal 6 Juni diadakannya Konser duet Yon dan Yok Koeswoyo mengenang 55 tahun berkarya yang berlangsung di Empire Palace Surabaya, berlanjut pada 7 Juni pagi hari di Alun-Alun Sidoarjo Yon Koeswoyo bersama personel Koes Plus Pembaruan menghibur masyarakat peserta run bike yang dihadiri oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Tak lupa tanggal 10 Juni 2015 giliran penggemar Koes Plus wilayah Malang dikunjungi oleh duet Yon dan Yok dalam rangkaian tour show tiga kota yang berakhir di Solo pada 13 Juni.

            Tak ketinggalan sebuah band pelestari dengan personel berusia muda belia yaitu T-Koes memanjakan warga Surabaya dengan penampilan yang memukau sehari setelah duet Yon dan Yok tampil di Kota Pahlawan ini. Band yang diawaki oleh Jaru, Galih, Jim dan Agusta ini tampil di resto seafood Bandar Djakarta yang berlokasi di jl. HR Muhammad dalam rangka memeriahkan penghargaan yang diterima oleh radio Sonora dari Pemkot Surabaya.

            Penampilan T-Koes dimulai sekitar pkl. 19.30 yang diawali dengan tembang Laguku Sendiri dan dirangkai Jangan Memaksakan Diri sebuah hits dari album Hard Beat Volume 1. Pada lagu ketiga Nusantara V, T-Koes mulai menyapa pengunjung yang hadir pada malam itu. Mengenakan baju berwarna putih dengan motif bergambar bunga, mereka mampu menghadirkan kembali nuansa kenangan terhadap Koes Plus secara atraktif. Gaya panggung yang dinamis serta aksi bernyanyi yang riang ditampilkan oleh T-Koes yang memang masih mempunyai energi yang sangat besar dikarenakan usia yang relatif muda, kecuali pemain drumnya tentunya yang sudah cukup usia namun tetap berjiwa muda.
            Satu per satu lagu-lagu Koes Plus digeber menyemarakkan suasana rumah makan yang saat itu makin ramai dengan adanya pengunjung yang merayakan hari jadinya. T-Koes sempat mengundang pengunjung untuk bergoyang kala lagu Manis Dan Sayang dihadirkan dalam irama dangdut pada bagian reffrein. Saat itu beberapa penggemar Koes Plus dari Surabaya dan sekitarnya hadir juga untuk menjadi saksi mata kehebohan penampilan T-Koes dalam mengolah lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus yang tetap diaransemen original namun tidak kehilangan gaya panggung yang menarik.

            Koesyanto seorang penggemar Koes Plus senior dari Surabaya datang bersama putrinya, demikian juga hadir Didik Jauhari seorang personel band pelestari yang hadir bersama isterinya. Mego seorang penggemar Koes Plus asal Surabaya yang bermukim di Jakarta, yang saat itu sedang mudik tampak duduk di barisan depan ditemani Linda Harlinda seorang pengurus komunitas penggemar Koes Plus. Linda saat itu berkunjung ditemani putra kesayangannya. Yang mengejutkan ta mpak pula Ibu Desi, seorang penggemar Koes Plus yang sering joget di beberapa even Koes Plusan di Jakarta, malam itu menyemarakkan penampilan T-Koes dengan goyangan khasnya.

            Sutaryono seorang personel band pelestari dan seorang penggemar Koes Plus sejati asal Sisoarjo juga hadir meskipun terlambat. Menyusul pula Awwaludin Romadlon yang tiba bersama keluarganya usai tugas kerja. Tak luput pula, seorang penggemar Koes Plus yang sering beredar di dunia maya dan serba hadir di dunia per-Koes Plus-an yaitu Keke yang malam itu datang usai sehari sebelumnya menjadi saksi tampilnya duet Yon dan Yok Koeswoyo. Duduk di deretan depan tampak juga Bejo, seorang penggemar Koes Plus asal Gresik yang penasaran dengan penampilan T-Koes juga ikut menjadi saksi penampilan band yang sudah eksis sejak 2009 ini.

            Dari panggung pertunjukan, T-Koes memanjakan telinga penggemar Koes Plus bukan hanya dengan lagu yang populer namun lagu yang sepertinya tenggelam pun diungkap oleh mereka. We Say Hallo salah satu yang membuat penggemar Koes Plus cukup heran, mengingat lagu itu jarang sekali dinyanyikan oleh band pelestari lain. Usai membawakan lagu yang direkam dalam album volume enam tersebut, Jiwa Nusantara menjadi pilihan untuk didendangkan. Namun usai lagu yang direkam pada tahun 1975 itu dihadirkan, Agusta sang pimpinan grup angkat bicara dengan mengatakan kalau mereka salah intro. Sebenarnya lagu yang akan dibawakan yaitu Cincin Permata, namun keburu masuk intro Jiwa Nusantara maka dilanjutkan saja. Tak apalah, tak ada yang dirugikan...hehehehe.

            Di sela acara Agusta yang malam itu memainkan drum, mencoba mencairkan suasana dengan memberikan kuis yang menghadiahkan cd album terbaru T-Koes. Saat itu pertanyaan yang dilontarkan adalah seputar lagu Koes Plus yang direkam oleh T-Koes. Pertanyaan tersebut berupa lagu Kusayang Padanya milik Koes Plus direkam pertama kali dalam album apa. Beberapa penggemar Koes Plus pun maju mencoba peruntungan, sungguh pun demikian tak satu pun yang bisa menjawab. Hingga pertanyaan diganti dengan lagu Gadis Genit ada di album yang mana, barulah seorang Didik Jauhari mampu menjawab dengan benar.

            Pentas malam itu sebenarnya bertemakan Beatles and Koes Plus Nite. Namun karena yang menyaksikan sebagian besar penggemar Koes Plus, maka lagu-lagu Koes Plus yang menjadi dominan dibawakan oleh T-Koes. Namun untuk sekedar mengenang The Beatles, Koes Plus menampilkan dua lagu The Betales yaitu I Wanna Hold Your Hand dan Here, There and Every Where. Agusta sempat memberikan pengantar pada lagu I Wanna Hould Your Hand yang disebutnya pernah dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo dan direkam dalam album Koperasi Nusantara. Ah, kali ini bung Agusta keliru...Lagu itu direkam dalam album Garuda Pancasila. Meluncurlah cd T-Koes secara gratis untuk penulis artikel, semestinya...hehehe.

            Penampilan T-Koes malam itu disiarkan secara live streaming oleh radio jaringan Sonora yang ada di seluruh Indonesia. oleh karena itu penggemar Koes Plus yang tidak sempat hadir secara langsung bisa mengikuti melalui siaran radio. Namun sayang sekali siaran radio sempat mengalami gangguan teknis. Pada saat T-Koes menyanyikan lagu Jemu, penangkapan audio di radio sempat terkendala. Pendengar hanya bisa mendengarkan suara musik namun suara vokal seperti hilang begitu saja. Mengatasi hal itu operator radio segera mengisi dengan beberapa lagu The Beatles sambil menunggu perbaikan teknis.

            Ketika waktu menjelang pkl. 21.30, pembawa acara menutup penampilan T-Koes untuk siaran radio. Sebagai closing ditampilkan Pelangi yang diikuti penonton bergoyang di atas panggung. Usai Pelangi dibawakan, T-Koes masih tampil secara off air hingga satu jam kemudian. Penggemar Koes Plus di kota Surabaya pun terpuaskan dengan penampilan T-Koes malam itu terlepasd ai berbagai kekurangan yang ada.

            Lagu-lagu yang ditampilkan T-Koes : Laguku Sendiri, Jangan Memaksakan Diri, Nusantara V, Oh Kasihku, Manis dan Sayang, Diana, We Say Hallo, Jiwa Nusantara, Da Silva, Andaikan Kau Datang, Jemu, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Bujangan, I Wanna Hold Your Hand, Here There And Everywhere, Rata-Rata, Tul Jaenak, Why Do You Love Me, O La La, Jangan Bimbang dan Ragu, Rahasia Hatiku 1978, Jangan Berulang Lagi, Gadis Genit, Pelangi (Closing). Secara off air diantaranya Kembali, Derita, Dheg-Dheg Plas, Ojo Nelongso dan Kusayang Padanya.

            Demikian yang dapat kami sajikan mengenai penampilan T-Koes di kota Surabaya. Mohon maaf atas rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan dalam penyusunan tulisan ini. Sukses selalu untuk eksistensi T-Koes di jagad pelestarian Koes Plus. Jayalah selalu musik Indonesia !
            (Okky T. Rahardjo, 085645705091, 518CC94A)

           


Rabu, 24 Juni 2015

Sensasi Buka Puasa Massal


Kala umat Muslim menjalankan ibadah puasa, saat yang dinantikan adalah menikmati santapan buka puasa. Namun buka puasa akan terasa lebih seru bila dilaksanakan secara massal atau bersama-sama orang lain yang juga mengakhiri puasa di hari itu. Salah satu sensasi berbuka puasa yang ada di Surabaya yaitu saat menikmati sajian buka puasa secara gratis atau cuma-cuma.

Di Kota Surabaya ini memang ada beberapa titik yang menyediakan buka puasa secara gratis bagi pemakai jalan raya yang kebetulan sedang melintas. Salah satu titik yang seru terdapat di jl. Kedurus yang merupakan pertigaan antara Wiyung dan Gunung Sari. Pada sebuah sudut di dekat lampu merah Kedurus ada sebuah rumah yang setiap sore saat waktu berbuka puasa tiba, mereka menyajikan hidangan bagi siapa pun yang berkenan mampir sekedar untuk melepas rasa lapar dan haus.

Bila di beberapa area jalan menu buka puasa hanya dibagikan sekedarnya saja, maka di sudut Kedurus ini warga “dipaksa” untuk turun dan minum bersama. Memang tidak mewah yang disajikan, hanya berupa segelas minuman sirup dan sebuah jajan gorengan. Sungguh pun demikian terasa nikmat dan gayeng karena dinikmati secara bersama-sama. Seorang ibu selaku tuan rumah dbantu oleh dua orang anggota keluarga lain serta warga sekitar turut membantu membagikan jajan yang sudah disediakan. Tuan rumah sudah selama beberapa tahun ini menyediakan buka puasa secara gratis bagi pengendara motor yang melintas daerah tersebut.

Beberapa menit sebelum adzan maghrib sebagai tanda waktu berbuka puasa tiba, para pengendara motor yang melintas memarkir kendaraannya di sekitar rumah tempat penyajian buka puasa gratis. Sementara di depan rumah sudah tersedia dua meja besar yang berisi gelas minuman air sirup. Kue disajikan dalam piring yang dibagikan langsung oleh tuan rumah, untuk mencegah orang yang mengambil jatah makanan lebih dari semestinya. Aturan sudah jelas, satu orang hanya boleh menikmati satu kue. Sementara kalau ingin menambah minuman masih dipersilakan.

Sore kemarin makanan yang disediakan berupa ote-ote (bala-bala) yang disediakan awal mula. Beberapa waktu kemudian munculah donat tepung menjadi sajian berikutnya. Namun ketentuan tegas ibu tuan rumah ini menyatakan kalau sudah ambil makanan yang satu, maka tidak diperkenankan ambil yang lainnya. Sungguh pun demikian masih ada juga “tangan-tangan jahil” yang mencoba meraba mengambil jatah kue secara berlebihan. Yang begini ini harus rela menerima omelan dan teguran keras dari sang empunya rumah.

Ya, rupanya pengendalian diri tidak hanya dibutuhkan saat menjalankan puasa. Ketika memasuki masa berbuka puasa pun tetap diperlukan juga pengendalian diri sehingga tidak mengganggu kepentingan orang lain yang sama-sama berbuka puasa juga. Selamat menjalankan ibadah puasa.


(Okky T. Rahardjo, 085645705091, 518CC94A)


Kamis, 11 Juni 2015

Duet Yon Dan Yok Koeswoyo Mengguncang Kota Malang




          Jarum jam sudah menunjukkan pkl. 21.30, pengisi panggung sebelumnya yaitu B Plus sudah melepas jas putih yang dipakai sebelumnya. Kini mereka hanya mengenakan kemeja hitam. B Plus usai sudah menunaikan tugas mengisi sesi kedua. Kini mereka sedang melepas lelah sejenak. Lampu panggung pun dipadamkan untuk mempersiapkan acara berikutnya. Pembawa acara kembali naik ke pentas. Penonton pun mulai penasaran.

            Saat itu diumumkan bahwa akan segera tampil yang ditunggu-tunggu oleh semua “kita sambut dengan tepuk tangan meriah...Yon dan Yok Koeswoyo......”. Tepuk tangan membahana memenuhi gedung hotel Kartika Graha Malang yang menjadi lokasi pertunjukan. Penonton yang semula duduk tenang memberi sambutan tepuk tangan sambil berdiri menyusul tampilnya dua legenda hidup dalam dunia hiburan Indonesia itu. Ya, malam itu hari Rabu, 10 Juni 2015 Yon dan Yok Koeswoyo tampil menghibur warga Malang dalam rangkaian tour show live concert 55 tahun karya yang berlangsung di tiga kota, yang diawali dari Surabaya dan akan berakhir di kota Solo pada Sabtu, 13 Juni mendatang.

            Kedua personel asli Koes Plus yang masih tersisa ini lalu menundukkan kepala sejenak sebagaimana kebiasaan mereka sebelum bernyanyi selama ini. Selanjutnya mereka mulai menata diri masing-masing sebelum memulai pertunjukkan. Yok Koeswoyo menempati mik yang berada di sebelah kiri dari arah penonton. Adapun Yon Koeswoyo yang ada di ujung sebelah kanan segera meminta disiapkan sebuah gitar. “Saya kalau nyanyi tidak membawa gitar rasanya hambar...” ujar Yon Koeswoyo. Sementara sang adik membalas “Kalau saya sudah kaku tangannya..Jadi saya tidak pakai alat ya...”. Penonton pun tertawa mendengar alasan sang pembetot bass dalam Koes Plus ini.

            Tak banyak bicara lagi, Pelangi segera dinyanyikan oleh duet maut tersebut. Seluruh isi ruangan segera menyambut dengan bernyanyi bersama menirukan bait demi bait lagu yang direkam dalam album volume tujuh tersebut. B Plus yang menjadi pengiring tampaknya mampu mengimbangi dengan permainan musik yang apik dan mendekati aslinya saat direkam. Usai lagu pertama, Yon Koeswoyo memberi introduksi untuk lagu berikutnya.

 “Berikutnya lagu yang pernah sukses di Australia...orang Australia pun tidak menyangka kalau lagu ini karya orang Indonesia yaitu Koes Plus....lagu ini karangan Yok Koeswoyo, adik saja...” ujar Yon Koeswoyo. Penonton yang sebagian besar merupakan penggemar berat Koes Plus sudah paham akan lagu yang dimaksud. Why Do You Love Me pun meluncur dengan manis yang kembali diikuti koor massal pengunjung yang hadir. 

“Kami juga punya lagu-lagu yang mirip The Beatles...” Yon Koeswoyo kembali berujar sebelum mendendangkan lagu berikutnya. Yok yang saat itu mengenakan kemeja berwarna biru dengan motif bulat warna putih pun menimpali “Kami ini lebih hebat dari The Beatles loh..Kami bisa bikin lagu berbahasa Inggris, tapi The Beatles tidak bisa bikin lagu Jawa...”. Rahasia Hatiku pun dinyanyikan oleh Yon Koeswoyo yang direkam pada tahun 1978 dan memang sedikit mirip dengan lagunya The Beatles.

Tidak hanya sekedar menemani duet, Yok Koeswoyo pun diberi kesempatan oleh Yon untuk unjuk suara menyanyikan lagu-lagu karyanya sendiri. Yok berkata pada penonton “Masih ingat lagu Mawar Bunga..?”. Penonton pun menjawab “Masiiiihhhh....”. Berikutnya muncul Mawar Bunga yang dulunya direkam dalam album Volume 12. Yok Koeswoyo yang sudah membiarkan rambutnya berwarna putih ini masih sanggup menyanyikan lagu tersebut dengan maksimal.

Duet kedua musisi bersaudara ini masih teruji dengan sempurna pada beberapa nomor yang dibawakan. Diantaranya pada lagu Buat Apa Susah, Diana, Andaikan Kau Datang dan Kisah Sedih Di Hari Minggu. Usai mendendangkan Bis Sekolah, Yon sempat menawarkan pada penonton “Berikutnya, Telaga Sunyi....Tapi ini lagu Koes Bersaudara yang dulu, nanti tidak banyak yang tau...Kalau Koes Plus, bolehlah...”. Yon pun selanjutnya menawarkan lagu pengganti yaitu Kembali yang dinyanyikan duet ini dalam satu mik sehingga menimbulkan kesan kompak dan akur. Penonton pun kembali memberikan aplaus panjang untuk penampilan duet yang sudah berkarya sejak tahun 1960 ini.

Duet ini kembali menuai simpatik setelah Hatimu dan Hatiku dibawakan secara harmonis. Yon Koeswoyo memberi komentar tentang lagu ini “Dulu kami tampil di TVRI syuting lagu ini tahun 1974...Wah, dahsyat...”. Yok pun menimpali dengan berkata “Saya minta maaf tidak bisa banyak nyanyi...Soalnya nyanyi sedikit sudah menggeh-menggeh, kalau dia ini seperti mesin diesel, kalau sudah panas bisa terus....” ujarnya sambil menunjuk sang kakak. Penonton pun tertawa mendengar Yon Koeswoyo diberi julukan mesin diesel.

Yon Koeswoyo sempat memberi kejutan pada penonton dengan bersedia membawakan lagu Kota Lama yang bernuansa Mandarin. Namun mengingat lagu tersebut jarang sekali dibawakan, maka sering terdengar beberapa syair yang tertukar atau malah lupa dinyanyikan. Walau bagaimanapun Kota Lama tetap menjadi hiburan tersendiri mengingat ada salah satu wilayah di Malang yang bernama Kota Lama juga.

Malam itu pertunjukan duet legend terasa istimewa karena dihadiri pula oleh walikota Malang yaitu Abah Anton. Abah Anton pun didaulat oleh Yon Koeswoyo untuk ikut bernyanyi di atas penggung. Ditemani oleh Dandim setempat, pilihan lagu yang dinyanyikan yaitu Bujangan yang kabarnya merupakan lagu kesayangannya. Yon pun memuji vokal dari walikota yang malam itu mengenakan baju hitam dan dibalut jaket berwarna sama.

Usai walikota Malang menyumbangkan suaranya, Yon Koeswoyo memanggil walikota Batu yang mungkin juga ada di tempat itu. Bukan tanpa alasan Yon memanggil kedua walikota untuk bernyanyi bersama. Hal ini mengingat sehari sebelumnya Yon dan Yok beserta rombongan sempat berkunjung ke kediaman masing-masing. Yon bahkan secara berseloroh berterima kasih atas hadiah yang diberikan oleh walikota Batu yang mengejutkan dirinya itu. 

Namun saat itu kehadiran walikota Batu diwakili oleh isterinya yang juga berkenan untuk tampil bernyanyi diiringi oleh Yon dan B Plus. Tanpa ragu lagi meluncurlah dari vokal Ny. Edy Rumpoko lagu Muda-Mudi yang dilanjutkan dengan Kembali Ke Jakarta. Usai mengiringi pejabat daerah ini, Yon mendendangkan Oh Kasihan yang merupakan lagu dari album Hard Beat Volume 1 Koes Plus. Namun sayang sekali lagu ini tidak bisa dibawakan secara mulus, mengingat beberapa kali terdengar bunyi “grok..grok..” dari gitar yang dimainkan oleh vokalis utama Koes Plus ini. Meskipun sempat diperbaiki oleh kru yang ada, namun bunyi tersebut masih terdengar mengganggu penampilan sang legenda pada malam itu.

Saat waktu sudah menunjukkan pkl. 22.38, Yon dan Yok mengakhiri pertunjukan dengan sebuah tembang penutup yang abadi yaitu Kapan-Kapan. Seiring didendangkan lagu yang direkam dalam album Volume 10 tersebut, para pejabat yang hadir diperkenankan untuk kembali naik ke panggung untuk bernyanyi bersama. Malam itu penonton terpuaskan oleh hiburan yang disajikan oleh duet legenda yang selalu bersama sejak era Koes Bersaudara hingga Koes Plus itu.

Pada pertunjukan yang berlangsung di pusat kota Malang ini hadir pula sejumlah penggila Koes Plus bumi Arema. Koestono yang adalah mantan pengawal Koes Bersaudara dan Koes Plus tampak duduk di barisan depan dengan topi dan jaket khasnya. Agoes Basuki selaku mantan ketua KPKA juga hadir beserta istri. Tampak juga Hery Kurniawan, Harijanto, Harie Sangean dan Koh An yang dikenal juga dengan nama Koesplator Fabs. 

Dari kalangan musisi pelestari tampak Shabir dan Gifri menyaksikan kehebatan senior mereka di atas panggung. Pada deretan depan tampak duduk ketua KPKA periode 2015-2018 yang baru terpilih yaitu Adie Priyono ditemani kedua sahabatnya dari Gresik yaitu Frans dan Ganef. Salah seorang pendiri JN Surabaya yaitu Sam Sugeng terlihat juga mengabadikan acara ini dengan kamera canon yang dibawanya. Tonny Tjatur selaku promotor acara juga tampak duduk di barisan depan mendampingi Walikota Malang.

Secara keseluruhan pertunjukan malam ini terkemas dengan baik dan rapi walaupun penonton yang hadir tidak terlalu banyak. Pengunjung terhitung tidak sampai lima puluh persen memenuhi ruangan yang berkapasitas seribu tempat duduk itu. Sebagai band pembuka dihadirkan band lokal beraliran rock yang dilanjutkan B Plus dengan membawakan lagu-lagu Koes Plus non populer.

Yon Koeswoyo dalam rangkaian tour show ini selalu didampingi oleh Gery Koeswoyo, putra sulungnya. Sementara Yok Koeswoyo tampak disertai oleh Agus Giri yang membantu berbagai keperluan sang legenda. Usai dari Malang, rombongan menuju ke Kota Solo dengan menumpang kereta api keesokan harinya.

Secara keseluruhan berikut adalah lagu-lagu yang ditampilkan B Plus : Nusantara 3, Malam Ini, Desaku, Dia Datang, Disana Disini, Untukmu, Penyanyi Muda, Jangan Marah, Ibu dan Lagunya, Dia Permata Hati, Lagi-Lagi Kamu, Aku Sendiri, Rata-Rata, Kau Datang lagi, Cinta.

Penampilan duet Yon Yok secara beruurutan menyajikan lagu-lagu berikut : Pelangi, Why Do You Love Me, Rahasia Hatiku, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Tul Jaenak, Mawar Bunga, Buat Apa Susah, Diana, Bunga Di Tepi Jalan, Andaikan Kau Datang, Bis Sekolah, Kembali, Hatimu Hatiku, Kolam Susu, Hidup Yang Sepi, Dara Manisku, Kr. Pertemuan, Kota Lama, Bujangan, Muda Mudi, Kembali Ke Jakarta, Oh Kasihan, Jemu dan Kapan-Kapan.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai penampilan duet legenda Koes Plus di Kota Malang ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dalam rangkaian kata dan tulisan ataupun kekurangan data yang ada. Selamat dan sukses untuk penampilan berikutnya bagi kedua legenda hidup musik Indonesia ini. 

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya-085645705091 )


B Plus