Rabu, 21 Desember 2016

T-KOES BIKIN HEBOH DI SURABAYA


“Dangdut masuk Spazio....” teriak Agusta dari balik perangkat drum yang dikendalikannya. Memang saat itu T-Koes usai membawakan sebuah lagu Koes Plus yang berirama dangdut berjudul Amelinda. Lagu yang dirilis Koes Plus pada tahun 1991 itu mampu menjadi magnet untuk mengajak penonton keluar dari tempat duduk dan bergoyang mengikuti irama lagu. Personel T-Koes sempat berujar kalau lagu ini kemungkinan tidak banyak orang yang tahu dikarenakan beredar saat Koes Plus sudah melewati masa jayanya.

Tembang Amelinda malam itu menjadi ice breaker yang mampu menarik penonton untuk menggoyangkan tubuh menyesuaikan lagu yang dibawakan oleh personel T-Koes. Berturut-turut lagu berikutnya seakan tidak sulit untuk direspon oleh penonton yang memadati beranda Spazio Terrace yang menjadi venue pertunjukan.  Saat itu penonton yang hadir di lokasi yang terletak di Surabaya Barat ini seakan menjadi saksi kedahsyatan T-Koes menghibur warga Surabaya dan sekitarnya. Seakan T-Koes memiliki pasukan joget tersendiri yang bersedia melakukan flash mob di kala lagu yang dibawakan terdengar riang dan mengajak tubuh untuk ikut bergoyang.

Sejak awal T-Koes membuka pertunjukan, suasana sudah terbawa riang oleh pembawaan energik dan komunikatif para personel T-Koes. Lagu semacam Gadis Genit, Dheg-Dheg Plas, dan Untukmu sayang untuk dilewatkan hanya dengan berdiam diri saja. Apalagi ketika T-Koes membawakan lagu-lagu Koes Plus berirama dangdut seperti Mengapa, Jangan Putus Asa dan Kembang Enceng-Enceng. Bahkan penonton dibuat tertawa ketika Ghali sang vokalis mendendangkan syair “rindu mengapa rindu hati tiada tertahan, kau tinggalkan aku seorang...”. Penonton sempat terhenyak karena lagu karya pedangdut Ali alatas tersebut bukan lagu Koes Plus. Ternyata oh ternyata, T-Koes mengkombinasikan dengan Rindu milik Koes Plus yang ada di album Pop Melayu “rindu hatiku kuingin bertemu...”. Ya sudah akhirnya bergoyang lagi.

Bukan Agusta kalau tidak tampil dengan menceritakan kisah di balik lagu. Tembang Untuk Dia diceritakannya ada seorang perempuan yang suka dengan Yon Koeswoyo. Dikira oleh Yon bahwa gadis itu pasti suka pada Yok kaena istrinya baru meninggal dunia. Eh ternyata, di dalam dompet penggemar Koes Plus itu terdapat foto Yon Koeswoyo yang selalu dibawanya kemana pun pergi. Yon pun menjadi galau padahal dia saat itu sudah berstatus sebagai seorang suami.

 T-Koes yang memproklamirkan diri sebagai titisan Koes Plus tak ketinggalan untuk membagi jatah bernyanyi sesuai posisi instrumen yang dibawa, sebagaimana personel Koes Plus aslinya. Ghali yang merupakan lead vocal sudah jelas membawakan sebagian besar lagu seperti Gadis Genit, Kisah Sedih Di Hari Minggu dan lagu wajib even Koes Plusan yaitu Diana. Sementara Jim yang memainkan bass menyanyikan Jemu dan Tul Jaenak sesuai gaya dia sebagai personel yang paling muda. Adapun Jaru yang memegang posisi sebagai Tonny Koeswoyo melantunkan lagu Jangan Berulang Lagi dan Untukmu. Nah bagaimana dengan Agusta, coba nanti kalau berjumpa dengan beliau ditanyakan saja mengapa malam itu tidak menyanyi lagu milik Murry. He he he....

Minggu malam itu T-Koes kembali hadir di Surabaya untuk memenuhi undangan Radio Sonora Surabaya yang berulang tahun ke-49. Sudah ketiga kalinya band pelestari dari ibu kota ini menghibur warga Surabaya dalam rangka hari jadi radio yang terletak di jl. Darmo Permai ini. T-Koes memang masih mampu membuktikan diri sebagai band dengan personel berusia muda, kecuali pemain drumnya tentu, tapi mampu meramu lagu-lagu Koes Plus dengan nuansa kekinian. Mereka mengolah lagu-lagu yang sudah hampir berusia lima puluhan tahun itu dengan beat yang menarik tanpa meninggalkan ciri khas lagu tersebut. Oleh karena itu penggemar Koes Plus tingkat akut seperti tidak terasa bahwa ada beat-beat tertentu yang divariasi sebab mereka tidak meninggalkan aransemen asli lagu tersebut.

Acara dimulai oleh Andre selaku pembawa acara pada pkl. 20.20 usai T-Koes membuka dengan lagu Di Pantai Bali sebagai pemanasan. Penyiar Sonora bertubuh tambun itu memandu acara ditemani oleh Lilis, penyiar cantik Sonora yang saat itu mengenakan busana berwarna biru. Andre menjanjikan akan dibagikan cd album kedua T-Koes bagi siapa pun yang mampu bergoyang secara atraktif di sepanjang lagu yang dinyanyikan oleh personel T-Koes.

Kehebohan penampilan T-Koes ini tak lepas didukung oleh para Teman T-Koes Nusantara yang hadir langsung dari Jakarta. Mereka ini adalah para penggemar T-Koes yang seakan die hard, mau mendukung ke mana pun T-Koes memenuhi undangan manggung ke luar kota. Bahkan usai tampil di Surabaya ini pun mereka juga bersiap menuju Kota Malang untuk menjadi saksi kedigdayaan T-Koes menghibur penggemar Koes Plus di kota berhawa dingin itu. Tampak juga beberapa penggemar Koes Plus lingkup Surabaya, Sidoarjo dan Gresik seperti Didiek Jauhari, Linda Harlinda, Bejo, Sulaiman dan Gani. Tampak juga Gondrek yang sering hadir saat even Koes Plus tampil di manapun. Tak ketinggalan pula hadir dua punggawa acara Surabaya Koes Plus Night yaitu Okky “Rasa Hatiku” dan Sam “Til Kontal Kantil”. Surabaya Koes Plus Night merupakan acara lagu-lagu Koes Plus yang siar setiap Senin malam di radio Sonora Surabaya.

Menjelang pkl. 22.00 kode untuk berakhirnya acara pun diberikan oleh panitia. Personel T-Koes segera menghidangkan lagu-lagu pamungkas yaitu Bujangan, Pelangi dan Kapan-Kapan. Acara berakhir dengan ucapan selamat untuk radio Sonora Surabaya semoga tetap jaya di udara. Hampir setengah abad radio yang dulu bernama Salvatore ini menghibur warga Surabaya dengan memadukan antara news dan entertainment dalam pola siarannya. Prabowo selaku pimpinan menjanjikan bahwa mudah-mudahan di usia kelima puluh mendatang mampu membuat suasana yang lebih meriah lagi kalau perlu dengan mengundang personel asli Koes Plus.

Setelah acara berakhir, para personel T-Koes pun meladeni permintaan foto para penggemar yang sudah menanti di bawah panggung. Berikutnya, hari Senin 19 Desember 2016 giliran T-Koes yang menghibur warga Malang dan sekitarnya di Anang Cafe. Yakin deh, T-Koes juga mampu menghadirkan sesuatu yang menghebohkan. Yang ketinggalan even T-Koes di Surabaya, silakan menuju kota Malang sambil menikmati liburan sekolah.

Berikut lagu-lagu yang ditampilkan oleh T-Koes : Laguku Sendiri, Jangan Memaksakan Diri, Oh Kasihan, Jangan Bimbang Dan Ragu, Manis Dan Sayang, Amelinda, Untuk Dia, Gadis Genit, Kembang Enceng-Enceng, Da Silva, Diana, Nusantara II, Nusantara IV, Mengapa, Tul Jaenak Why Do You Love Me, Dheg-Dheg Plas, Jangan Putus Asa, Rindu, Penyanyi Tua, Jangan Berulang Lagi, Malam Ini, Untukmu, Janjimu, Jemu, Kr. Cincin Kisah Sedih Di Hari Minggu, Bujangan Pelangi, Kapan-Kapan.

Sukses selalu untuk T-Koes dalam setiap penampilan maupun album yang dikeluarkan. Tetap kreatif. Tetap enerjik. Tak lupa, tetap membumi dan rendah hati. Jayalah selalu musik Indonesia...!!

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E )

Sabtu, 17 Desember 2016

Bincang Santai Bersama T-Koes di Sonora Surabaya

Sehari sebelum tampil dalam rangka HUT Sonora Surabaya, T-Koes band hadir menyapa pendengar radio Sonora pada sabtu malam, 17 Desember 2016. Dalam kemasan talk show T-Koes mengawali dengan mengucapkan selamat ulang tahun untuk radio Sonora.

Dipandu oleh Ovie, obrolan berlangsung hangat dalam suasana santai. T-Koes dengan formasi Agusta, Jim, Galih dan Jaru memang akan menghibur warga Surabaya pada hari minggu, 18 Desember 2016 di Spazio yang terletak di jl. Mayjen Yonosewoyo. Dalam perbincangan itu T-Koes juga mengungkap seputar album baru yang tengah mereka rilis. Album kedua bertajuk inspirasi ini seakan membuktikan eksistensi T-Koes sebagai band pelestari koes plus yang mampu memiliki ciri khas sendiri.

Agusta menyampaikan bahwa dalam album ini sudah keseluruhan karya personel T-Koes sendiri. Bahkan disampaikan juga bahwa tahun depan ini akan ada dua album yang akan dirilis sekaligus. Yang satu merupakan volume 3, yang lainnya yaitu album tribute to koes plus. Dalam album tribute to koes plus ini mereka akan menyanyikan lagu karya mereka sendiri yang mirip koes plus.

Pada pendengar muda radio Sonora Surabaya, Galih selaku vokalis menyampaikan bahwa memang lagu koes plus sudah berusia puluhan tahun namun mereka akan menampilkan dengan sound kekinian. Remaja yang akan berulang tahun pada 24 Desember ini mengatakan siap untuk menghibur warga Surabaya dengan maksimal. Sementara ketika ditanyakan lagu Koes Plus yang disuka, Jim dan Jaru masing-masing menjawab Jangan Memaksakan Diri dan Why Do You Love Me. Jim beranggapan bahwa permainan bass pada lagu Jangan Memaksakan Diri sangat unik.

Saat ditanyakan berapa lagu yang akan ditampilkan, Agusta menyatakan bahwa bedanya mereka dengan grup populer sekarang ini yaitu mereka tidak pernah menghitung jumlah lagu. Mereka berpatokan pada durasi waktu yang disediakan saja. Ketika akan tampil selama dua jam, maka mereka akan menyanyi sebanyak mungkin. Agusta begitu antusias tampil di Surabaya ini mengingat di kota ini dia dilahirkan sehingga seperti pulang kampung baginya.

Nah penasaran dengan penampilan T-Koes, silakan hadir di Spazio malam ini mulai pkl. 19.00 dalam puncak acara HUT Radio Sonora Surabaya ke-49. Dirgahayu Radio Sonora Surabaya. Sukses untuk penampilan T-Koes. Jayalah selalu musik Indonesia...!!!

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Senin, 01 Agustus 2016

Penipuan Melalui Facebook (Bagian 02)

Kali ini saya akan bercerita mengenai penipuan kedua melalui facebook yang saya alami. Sekali lagi, kalau saya mengatakan "mengalami" bukan berarti saya terkena menjadi korban. Tapi lebih tepatnya hampir menjadi korban.

Suatu kali ada sebuah pesan masuk di inbox saya. Pesan itu dari seorang perempuan yang mengaku sedang dalam kesulitan. Perempuan ini masih tinggal di luar negeri. Dia mengatakan kalau suaminya yang warga Amerika meninggal dunia. Namun suaminya ini ternyata pernah menikah lagi.

Perempuan yang mengaku bernama Yeni ini berusaha menyelamatkan harta peninggalan suaminya dengan menitipkan pada seseorang yang coba dia kenal melalui facebook. Nah orang tersebut kebetulan adalah saya. Entah bagaimana dia bisa mengenal akun saya. Saya pun juga pernah mendengar modus-modus titip uang seperti ini. Tapi saya penasaran, sampai seberapa tindakan penipuan yang dilakukan.

 Jadi, saya ikuti saja maunya bagaimana dulu. Yani ini mau menitipkan dana sebesar 2 juta US dolar. Waow..berapa uang sebanyak itu bila dijadikan rupiah. Pasti belasan milyar.... Yani ini sempat meminta identitas saya, oke saya ikuti. Tapi saya berikan alamat desa yang sedikit ruwet dan membingungkan. Kalau saya berikan alamat domisili saya di Surabaya tentu akan mudah dilacak. Demikian juga ketika dia memaksa meminta scan ktp saya. Ada juga ktp saya di desa yang sudah tidak berlaku lagi. Mengapa saya berikan, karena dia memaksa kalau tidak diberikan akan dibatalkan proses titip uangnya.

Kalau anda mengharapkan saya "kok tidak disudahi saja, sampai di situ. Ngapain diladeni...". Oh maaf saya juga ingin investigasi sampai di mana aksi yang dilakukan nya. Singkat cerita, dia akhirnya menyatakan kalau sudah mengurus segala surat dan perizinan dengan pihak pengacara. Uang dikemas dalam bentuk paket yang diberangkatkan melalui pesawat terbang. Sengaja tidak melalui transfer karena takut tersandung hukum. (Padahal ini cuma modus dia saja...hahaha)

Supaya meyakinkan saya ditunjukkan sertifikat pengesahan paket dan bukti pengiriman paket uang tersebut. Dia juga berkata karena tidak tahu biaya pengiriman maka saya diminta untuk membayar dulu nanti sebagai gantinya bisa ambil dari paket uang tersebut. Dua hari kemudian, saya ditelpon oleh seorang perempuan yang mengaku dari pihak bandara.

Dikatakannya bahwa ada paket untuk saya berasal dari luar negeri. Supaya paket tersebut bisa segera dikirimkan ke saya, maka saya harus membayar bea cukai. Saya pun menanyakan berapa jumlah bea cukainya. Angka lima juta dua ratus lima puluh ribu disebutkan sebagai jumlah yang harus saya bayar. Petugas tersebut pun mengirimkan SMS nama dan nomor rekening yang harus saya tuju.

Saya cuma mengiyakan tapi tidak saya lakukan. Saya lalu kirim ke inbox nya Yani lagi sambil berkata bahwa saya tidak bisa membayar biaya pengiriman. Yani sepertinya kecewa dan menyesal sambil mengatakan bahwa seluruh hidup nya dipasrahkan pada paket uang tersebut.

Saya sudah tidak respon lagi dengan Yani. Saya menduga proses penipuan terjadi melalui permintaan pembayaran bea cukai tersebut. Apabila saya membayar maka bisa saja paket tersebut tidak akan dikirim karena memang tidak ada. Ada salah seorang teman yang kena modus serupa, dia coba transfer uang pembayaran bea cukai. Jadinya, orang tersebut tidak bisa dihubungi sementara rekening pengiriman sudah dikosongkan. Bagaimana dengan paket uang nya, hahaha... Tidak ada tentunya.

Sebagai pertimbangan, mana mungkin orang yang belum kenal secara baik akan menitipkan barang berharga secara mudah. Waspada lagi....Monggo,

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Minggu, 31 Juli 2016

Penipuan Melalui Facebook (Bagian 01)

Mungkin sudah terlalu sering kita mendengar atau mengetahui adanya penipuan melalui facebook. Saya pun juga demikian. Pernah mendengar tapi penasaran juga bagaimana sih modusnya. Bagaimana terjadinya tindak penipuan tersebut. Kalau cuma mendengar tapi tidak memahami bagaimana modusnya tentu tidak akan waspada. Saya pun demikian, tetap penasaran saja tanpa tahu bagaimana terjadinya dan mencegahnya hingga saya mengalami langsung.

Tulisan berikut saya sajikan sebagai sharing supaya kita semua menjadi waspada. Saya pernah mengalami menjadi sasaran penipuan yang, syukurlah, tidak sampai menjadi korban. Oke, berikut saya sampaikan ada dua bentuk penipuan yang pernah ditujukan pada saya.

1. Hari sabtu malam lalu tak terduga ada pesan masuk di mesanger/inbox fb saya. Seorang kenalan dari gereja di Madiun tiba-tiba menyampaikan pesan kalau dia perlu bantuan dan berharap saya bisa membantu.

 Disampaikannya bahwa dia perlu uang sejumlah 1,5 juta. Alasannya saat itu keponakannya akan operasi dan butuh biaya, sementara untuk transfer ATM dananya sudah mencapai limit transaksi. Dia janji untuk mengembalikan dana tersebut keesokan hari pkl. 10.00.

Saya tidak segera respon untuk menyatakan kesanggupan. Ada banyak faktor yang saya pertimbangkan. Yang pertama, saya kurang mengenal akrab dengan orang tersebut dan saya hanya berjumpa kalau saya hadir ibadah di gereja Madiun. Tapi memang saya beberapa kali sempat komunikasi melalui facebook dengan beliaunya. Faktor kedua, saat itu waktu sudah menunjukkan malam sekali yaitu menjelang pkl. 22.00 sehingga menyulitkan saya untuk mencari ATM. Faktor ketiga, saya memang tidak punya uang sebanyak itu.

Segera saya menyampaikan pada istri saya yang lebih mengenal bapak ini. Istri saya menyarankan untuk bilang saja kalau tidak ada uang. Saya pun segera menyampaikan kalau tidak bisa membantu karena memang tidak ada dana. Tapi bapak tersebut masih tidak mau menyerah dan mengatakan seberapa yang ada saja. Namun saya sudah tidak mau respon lagi.

Ternyata keesokan hari, istri saya dapat kabar kalau ada teman gereja yang juga dapat pesan yang sama dari akun atas nama bapak tersebut. Tak lama kemudian istri bapak tersebut menyampaikan bahwa akun facebook suaminya sedang dibajak atau kena hacker. Beruntung sekali saya tidak merespon untuk transfer. Apa jadinya kalau saya panik dan mencari uang untuk transfer ke bapak tersebut, bisa tidak kembali uang saya.

Siapa orang yang tidak segera simpati ketika mendengar ada teman baik minta pertolongan darurat. Namun kalau ternyata itu merupakan penipuan dari pihak lain tentu kita akan kecewa. Kalau memang ada teman minta bantuan ke kita melalui pesan facebook, alangkah baiknya kalau kita konfirmasi ke pihak yang bersangkutan secara manual melalui hubungan telepon atau menemui langsung.

Cerita penipuan dengan modus lain, saya ceritakan lagi besok saja.... Yang penting, waspada saja. Monggo,

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Jumat, 15 Juli 2016

Prosedur Kunjungan Ke Lembaga Pemasyarakatan

Beberapa hari ini kita diramaikan dengan berita kaburnya seorang tahanan dari rutan Salemba Jakarta. Saya jadi teringat ketika belum lama ini berkunjung ke Lapas Madiun untuk pertama kalinya. Berikut akan saya bagikan prosedur mengunjungi tahanan yang dibina di sebuah lembaga pemasyarakatan atau juga disebut rumah tahanan alias penjara.

Saya membagikan hal ini sekedar untuk studi saja mungkin bermanfaat bagi anda, pada suatu kali. Mungkin tidak terlalu mirip namun saya yakin sebagian besar prosedur sama.

1. Pengunjung menemui petugas yang berjaga di meja    depan untuk meminta formulir kunjungan. Di sini saya di kabari dengan jelas kalau hand phone tidak boleh dibawa masuk. Beliau menganjurkan setelah melihat saya menenteng hand phone.

2. Setelah formulir diisi lalu diserahkan pada petugas loket. Di sini kita akan diklarifikasi siapa yang dikunjungi dan ada hubungan apa. Oleh karena tidak ada hubungan keluarga, maka saya dikategorikan sebagai keluarga jauh. Biasanya akan ditanyakan juga nama keluarga orang yang kita kunjungi yang biasa disebut dengan bin. Di sini kita menyerahkan KTP untuk memudahkan pendataan.

3. Setelah kita menjelaskan mengenai pihak yang dikunjungi, petugas loket akan menampilkan profil warga binaan tersebut pada komputer data base yang tersedia di atas loket. Setelah kita yakin dengan warga binaan yang akan kita kunjungi, kita diminta duduk di ruang tunggu untuk menunggu panggilan.

4. Setelah menunggu beberapa waktu, kita akan dipanggil untuk masuk ke dalam ruang lapas. Oya biasanya di ruang loket disediakan pula penitipan barang. Nah ketika dipanggil ini, KTP kita juga dikembalikan.

5. Kita diperbolehkan masuk ruang lapas. Pintu besar terbuka bagi pengunjung. Biasanya sekali panggilan bisa 4-5 pengunjung. Kita akan menjumpai penjaga pertama. Di sini kita akan diminta menyerahkan lagi KTP. Saat itu kita akan mendapatkan kalungan kartu kunjungan.

6. Berikutnya pada penjaga kedua kita akan diperiksa atau digeledah untuk memastikan tidak ada barang yang mencurigakan tersimpan dalam pakaian kita. Setelah aman, tangan kiri kita akan diberi stempel tanda kunjungan.

7. Petugas jaga ketiga akan memeriksa barang bawaan kita. Bila membawa tas akan dibuka dulu untuk kepastian keamanan. Bahkan bila membawa sabun atau kopi harus dikemas dalam plastik transparan.

8. Setelah tidak ada masalah, kita akan dipersilakan menuju ruang kunjungan. Di sini sudah banyak berbaur pengunjung dengan warga binaan yang dituju. Biasanya warga binaan akan diberi formulir kunjungan yang kita isi awal mula, sebagai pemberitahuan bahwa dia sedang dikunjungi. Selanjutnya warga binaan akan menuju ruang kunjungan menemui kerabat yang membezuknya.

9. Bila dirasa sudah cukup, kita mengakhiri kunjungan dan menuju tempat penjaga pertama untuk menyerahkan kalung tanda kunjungan dan KTP kita akan dikembalikan. Sekedar diketahui jam kunjungan di LP Madiun berlaku mulai pkl. 08.30-12.00 setiap hari kecuali Jumat dan Minggu.

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai tata cara kunjungan di sebuah Lembaga Pemasyarakatan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi anda yang masih bingung atau belum paham bagaimana berkunjung di sebuah lapas. Bila segala sesuatunya sudah serba teratur dan ketat, mestinya kasus kaburnya tahanan tidak perlu terjadi. Mohon maaf atas rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Selasa, 12 Juli 2016

Ikon Hiburan Di Kala Lebaran

Saya teringat beberapa dasawarsa lalu. Setiap lebaran tiba, semua kalangan menyambut dengan gembira. Tua muda dari berbagai ras dan daerah tampak begitu bersemangat ketika lebaran tiba. Kegembiraan ini datangnya selain dari silaturahmi antar pribadi, juga adanya hiburan yang dinantikan setiap lebaran tiba.

Kalau kita merelakan waktu untuk mengingat kembali ke masa silam, tentu kita akan setuju bahwa ada beberapa hiburan di layar kaca atau layar bioskop yang hanya ada saat lebaran tiba. Yang saya ingat pada era 80-90an ada beberapa penghibur yang tampil saat lebaran sebagai berikut ini.

1. Papiko
Hiburan berupa operet pimpinan Titik Puspa ini sering menghiasi layar TVRI setiap lebaran tiba. Walaupun motivasi awalnya terbentuk bukan dikhususkan sebagai pengisi lebaran, namun tampaknya job yang paling rutin ternyata saat momen lebaran. Papiko yang merupakan akronim dari Persatuan Artis Penyanyi Ibu Kota ini sebenarnya hanya sekedar ajang kumpul-kumpul sesama artis yang akhirnya membentuk suatu wadah hiburan.

Beberapa artis penyanyi yang sempat bergabung diantaranya yaitu Lilis Suryani, Anna Mathovani, Dina Mariana dan Chicha Koeswoyo. Operet lebaran yang sempat ditampilkan yaitu "Operet Bawang Merah dan Bawang Putih" atau "Lebaran Di Sana Lebaran Di Sini". Sampai awal tahun 90an Papiko masih tampil sebelum akhirnya vakum karena mulai munculnya beberapa televisi swasta.

2. Bimbo
Kita tentu sepakat bahwa lebaran selalu identik dengan Bimbo. Sampai akhir dekade 90an, baik radio maupun televisi banyak menghadirkan lagu-lagu yang disuarakan oleh Trio Bimbo dan Iin Parlina. Bimbo pun seperti tak berhenti menghasilkan karya yang bernuansakan religi khususnya dengan tema ramadhan dan lebaran. Sebagaimana lagu " Anak Bertanya Pada Bapak ", " Puasa " dan "Setiap Habis Ramadhan". Namun di era 2000an, peran Bimbo seperti tergeser oleh grup band populer yang juga membuat album religi.

3. Warkop DKI
Saat era gedung bioskop mencapai kejayaan, hampir pasti lebaran tidak akan dilewatkan dengan munculnya film-film milik trio Warkop DKI. Sejak era 80an hingga pertengahan 90an film Warkop DKI muncul setidaknya 1-2 kali dalam setahun. Nah yang pasti, 1 diantaranya itu muncul saat libur lebaran.

Pada era 90an saat orang sedang menikmati euforia lebaran, film Warkop DKI yang merajai tayangan bioskop. Kalau yang versi baru bisa dilihat di gedung bioskop, bila yang lebih lama biasanya diputar dalam bentuk layar tancap. Yang unik, saat momen lebaran semua film bertema seks yang banyak muncul pada era 90an harus minggir sejenak. Namun tetap saja bintang-bintangnya macam Inneke Koesherawati, Kiki Fatmala, Eva Arnaz atau Sally Marcelina bisa kita lihat sebagai pendukung dalam film komedi slapstick milik Warkop DKI.

Nah, itu sekilas yang saya amati melalui kenangan saya terhadap hiburan yang seringkali muncul saat lebaran tiba. Bagaimana pendapat anda. Atau ada hal lain di luar ketiga ikon di atas. Monggo ditambahkan. Matur nuwun.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Minggu, 10 Juli 2016

Ngobrol Bahasa Inggris Sebisanya

Suatu kali ketika saya naik kereta, saya berjumpa dengan seorang bule. Dia sepertinya sedang liburan tapi sendirian saja dalam perjalanannya. Saat itu dia duduk sendirian di kursi deretan seberang saya. Saya naik dari stasiun Madiun, ketika saya duduk di kursi saya bule tersebut saya lihat beranjak keluar kereta. Mungkin sekedar cari angin sambil menunggu kereta akan berangkat.

Deretan kursi saya terdiri atas kapasitas tiga tempat duduk. Sementara deretan kursinya yang kapasitas dua. Selagi bule itu masuk, deretan tempat duduknya segera ditempati empat remaja putri berhijab hitam tertutup wajah kecuali mata. Ketika kereta mulai berangkat, bule tersebut mendapati tempat duduknya terisi orang lain. Menyadari bahwa tempat duduk tersebut diantaranya milik bule, keempat remaja putri tersebut kompak berkata "sorry...".

Bule itu pun akhirnya berpindah tempat ke sebelah saya. Kebetulan deretan tempat duduk saya tidak terisi oleh orang lain. Lima menit pertama kami hanya terdiam. Bule tersebut segan menyapa karena dikira saya tidak akan nyambung. Saya pun juga sungkan memulai percakapan, takut salah bicara.

Jujur, walaupun sejak SD saya pernah menerima pelajaran bahasa inggris namun ternyata saya tidak begitu menguasai. Bahasa inggris saya hanya pasif. Apalagi saya cuma paham bentuk present tense yang mudah saja. Terbatas sekali kosakata inggris saya. Namun situasi harus segera diatasi supaya tidak terjadi kebekuan sepanjang perjalanan.

Ketika bule ini merogoh isi tas untuk mengambil sesuatu, saya segera menawarkan " put your bag in here.." sambil saya menunjuk tempat tas di atas saya. Sementara tasnya masih di tempat yang semula. Bule itu menjawab "no..no..". Wah lega saya, dia paham maksud saya. Yang saya takutkan kalau saya bicara dia tidak paham, atau dia menjawab tapi saya tidak ngerti maksudnya.

Saya mulai berani saja ucap inggris setau saya " where do you start?". Bule ini menjawab "i start from Jogja...". " where you will go?". Dijawabnya lagi "i will go to probolinggo..". Siiip masih nyambung. Coba lagi saya bertanya " what place in Probolinggo? ". Jawabnya " i will go to Bromo...in Ijen". Hmm, rupanya mau ke gunung bromo, isih nyambung iki.

Coba tanya nama deh.."what is your name...". "My name is Alex...". " Oh Alex. My name is Okky. Where do you come from?". Alex menjawab "i come from yurop...". Saya masih kurang jelas, dia pun memperjelas " i from yurop...slovania..". Owalah maksudnya bule ini dari Europe alias Eropa.

"How long do you arive in Indonesia...". Si Alex pun menjawab "five days. I arrive in Jakarta and go to yogyakarta by plane not by train...". Wah paham saya meskipun dia ngomong agak panjang. Kami berbincang agak lama, dia berkisah kalau usai dari Bromo akan pergi ke bali lalu timor leste. Dia baru kali ini pergi ke Indonesia. Sementara ke negara lain sudah pernah macam Malaysia. Singapura. Jepang. Filipina. India. Wah kerjaannya cuma keliling-keliling.

Beberapa kali dia mengusap kaki dan tangan karena kedinginan. Betapa tidak, tepat di atas kami ada AC. Tapi bukankah bule mestinya kebal dingin ya. Spontan ketika ada penjual pop mie saya beli untuk dia satu. " do you want pop mie?". Saya pesan satu dulu dan dia melihat punya saya, langsung setuju. Saya lupa kalau mie itu bahasa inggris nya noodle. Setelah mie miliknya selesai, dia bertanya "how much..". Saya menjawab " no, i buy for you..". ,"thank you very much..." jawabnya.

Menjelang tiba di Stasiun Wonokromo Surabaya, saya segera berkemas. Dia bertanya "Do you finish here?". Saya jawab " Yes. This is in Surabaya... ". Malah dia tanya lagi " How big Surabaya...how many people?". Saya agak bingung saya jawab sebisanya "Surabaya is a capital city in jawa timur eh..east java... The people is above three millions...". Dia mengangguk sambil tanya lagi " How big than Sidoarjo? ". Walah, kok paham Sidoarjo juga. " Surabaya is a big city. Number second after Jakarta.. ". Dia puas dengan jawaban saya.

Setelah basa-basi sejenak saya pun pamitan, saat itu kereta sudah tiba di stasiun wonokromo. Lega hati saya setidaknya pernah berani ngomong bahasa inggris dengan bule. Ternyata bicara bahasa inggris yang penting keberanian saja. Salah atau bener urusan belakangan. Saya malu, di London anak umur lima tahun saja sudah pinter ngomong inggris, masa' saya ga bisa sama sekali. Oya tidak saya terjemahkan percakapan di atas, karena masih termasuk kata-kata yang mudah.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Kamis, 07 Juli 2016

Liku-Liku Jaga Kampung

Tahun ini kali ketiga saya ikut jaga malam di kampung. Biasanya setiap tahun papa saya yang terlibat tugas. Setelah beliau meninggal, jadilah saya yang menggantikan posisi tersebut. Sebenarnya bukan dengan rela hati saya mengajukan diri untuk tugas jaga. Namun sejak ditinggal papa saya, tidak mudah mencari pengganti sekalipun seorang. Jadilah saya yang anaknya diminta untuk menggantikan.

Jaga malam biasanya terdiri dari tiga orang. Dua orang tetap yaitu pak Wawan dan papa saya. Papa saya mengambil kesempatan untuk jaga sebagai solidaritas menghormati warga yang beragama lain. Sementara warga lain merayakan hari raya di kampung halaman, papa yang seorang Kristen membantu keamanan kompleks dalam lingkup satu RT. Sementara pak Wawan ikutan jaga karena tidak pulang kampung. Alasan lain tentang beliau sudah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, yang membahas tentang lebaran ala Sunda. Satu lagi dicarikan dari warga yang tidak mudik.

Nah mencari warga untuk mau jaga ini yang tidak mudah. Dua personel sudah pasti ada. Setelah papa saya meninggal, tidak mudah mencari ganti. Akhirnya saya yang maju. Sebagaimana kebiasaan orang masa kini, lebih baik bayar iuran daripada ikutan jaga malam. Tahun 2016 ini yang jaga jadi empat orang. Saya tetap jaga bersama pak Wawan. Sementara dua lagi kebetulan ada dua warga yang tidak ikut mudik.

Liku-liku jaga kampung ini memang tidak mudah dan banyak ditemui hal-hal yang unik dan bahkan aneh-aneh. Pernah pak Wawan menangkap dan menginterogasi seorang pria yang mengamati situasi perumahan. Dia bilang berasal dari Bandung. Pak Wawan yang asalnya dari Garut mencoba berkomunikasi dalam bahasa Sunda. Eh, diajak ngomong kesana-kemari ternyata ga nyambung bahasa Sunda. Lah ini warga Bandung nomer berapa ga paham bahasa Sunda. Tak ambil pusing, pria ini diserahkan ke pos Satpam. Dua jam di pos satpam, pria ini dilepaskan. Tak disangka, pria ini golongan orang KW alias Kurang Waras. Hehehe....

Pernah juga kami bertiga memergoki anak mantan ketua RT yang memasukkan teman cewek ke dalam rumah nya. Kondisi rumahnya sedang sepi. Ayah ibunya sedang bepergian dalam suasana lebaran. Seakan sudah direncanakan, cewek ini datang ke rumah anak mantan ketua RT ini. Yang kami tahu, dia datang dan memarkir motornya di depan rumah. Tapi yang kami tak paham, kenapa tiba-tiba rumahnya jadi tertutup rapat. Pintu dan jendela seperti tak ada cela dari luar.

Tak menunggu lama, kami mengepung rumah itu. Kami mondar-mandir di depan rumahnya, seakan membuat gangguan kecil. Kami sengaja tidak mendobrak atau menggerebek, karena masih menghargai orang tuanya. Seperti tahu kalau dicurigai, pasangan umur belasan tahun ini pun keluar rumah. Saya kebagian menanyakan perbuatan mereka di dalam rumah. Seperti biasa, jawaban klise kami dapat "tidak ngapa-ngapain, om...". Saya lihat wajah yang cewek langsung jadi muram, pucat dan kaki gemetaran. Adapun yang cowok tidak berani menatap wajah kami. Malamnya, giliran pak Wawan yang mengadukan ke orang tua cowok tersebut.

Jaga kampung atau jaga malam tidak seru kalau tidak ada kisah mistisnya. Kami pun pernah mengalaminya juga. Pak Samsul, salah satu rekan jaga, pernah ketika duduk sendiri sambil memgawasi situasi malam. Tiba-tiba dia merasakan ada angin berhembus. Anehnya, daun dan tanaman di sekitarnya diam saja seperti tidak ada apa-apa. Angin tiba-tiba hilang. Tak lama peristiwa itu berulang lagi.

Saya pun pernah mengalami pula ketika kontrol. Pada suatu malam sambil membawa senter keliling kompleks RT. Saat berjalan tiba-tiba seperti ada yang mengikuti. Ada jejak langkah yang jelas terdengar di belakang. Tapi ketika ditengok, tak ada satu pun sosok terlihat.

Sementara pak Wawan pun pernah mengalami pula hal yang mengganggu. Saat usai bakar-bakar sampah, tiba-tiba kakinya seperti tidak bisa dibuat jalan. Pertama kaki kiri, lalu yang kanan juga terasa berat. Setelah dipanggilkan tetangga yang "ngerti penerawangan", diketahui kalau penunggu daerah rerumputan itu seperti terganggu sehingga berbuat usil pada pak Wawan. Setelah dipijit sejenak sama tetangga tersebut, pak Wawan sudah mulai bisa berjalan dengan normal. Ah, ada-ada saja...

Namun gangguan paling mengerikan datangnya dari makhluk manusia. Ada salah seorang tetangga yang tidak mau bayar iuran keamanan. Alasannya, dia mau jaga sendiri rumahnya. Bahkan ditantangnya kami, kalau ada pencuri datang dia tidak akan membutuhkan kami. Dia sendirian akan menghadapi dengan jurus silat yang dimiliki.  Wah susah sama makhluk yang satu ini....

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Selasa, 05 Juli 2016

Mengenal Sekilas Kebiasaan Lebaran Orang Sunda

Setiap jaga malam bersama pak Wawan seringkali merupakan sesuatu hal yang mengesankan bagi saya. Betapa tidak, seringkali beliau berkisah seputar kehidupan saat di kampung dulu. Pak Wawan ini merupakan pria asli Garut, Jawa Barat. Sudah sekian belas tahun merantau ke Jawa Timur yang akhirnya mendapatkan isteri seorang perempuan asal Tulungagung.

Dalam kesempatan jaga ini beliau mengisahkan seputar suasana lebaran saat beliau masih di kampung, yang begitu beda jauh dengan kondisi lebaran di Tulungagung tempat keluarga isterinya. Tentu bukan bermaksud diskriminatif beliau bertutur tentang perbedaan ini. Mungkin hanya sekedar mengenang masa silam semasa mudanya saja.

Ada beberapa hal perbedaan yang sepertinya itu membuat hati beliau berat untuk menghabiskan waktu liburan lebaran di kampung halaman mertuanya dalam waktu lama. Saat di Garut, usai menunaikan Sholat Ied sesama warga secara spontan langsung saling mengunjungi satu sama lain. Sekalipun masih mengenakan sarung, kaum pria tidak perlu berganti busana langsung bersilaturahmi sesama warga. Hal ini tidak ditemui oleh pria berusia empat puluh tujuh tahun ini saat berlebaran di Jawa Timur. Di Tulungagung, aktivitas silaturahmi dilakukan saat sore hari. Sementara pagi sampai siang kebanyakan keluarga hanya menghabiskan waktu santai di rumah.

Di Tulungagung, makanan yang ditemui seperti tidak ada beda dengan sehari-hari. Sementara di Garut, saat lebaran merupakan kesempatan untuk menikmati menu masakan yang istimewa. Dalam keluarga pak Wawan, sebenarnya terbilang mampu kalau membeli lauk daging seminggu sekali. Namun ayah beliau memberlakukan makan enak sekelas daging, hanya pada hari-hari istimewa terutama lebaran.

Berbicara mengenai makanan, kalau  orang Garut atau orang Sunda pada umumnya ada kuliner khusus yang selalu ada di hampir setiap rumah pada saat lebaran. Kuliner ini pun seringkali diburu kalau kunjungan ke rumah warga untuk silaturahmi. Ada ketan hitam yang dibungkus daun, serta ada juga kacang goreng dalam wadah toples. Tak ketinggalan kuliner yang mudah ditemui hanya saat lebaran yaitu Mayang Mekar. Penganan yang dibuat dari tepung beras dan parutan kelapa ini tidak mudah dijumpai sehari-hari. Bahkan di rumah makan Sunda pun tak akan ada. Hanya saat lebaran Mekar Mayang ditemui di rumah warga, selain kedua kuliner lain yang disebutkan sebelumnya tadi.

Pak Wawan juga membedakan ketupat di Garut dan Jawa Timur. Ketupat di Jawa Timur kebanyakan dimasak menggunakan kompor gas, sehingga berdampak pada ketahananan ketupat yang hanya sebentar dan rasa makanannya tidak terlalu nikmat. Di Sunda, masak ketupat memerlukan bahan bakar api dan kayu supaya terkesan alami. Proses memasak pun membutuhkan waktu lama sekitar 5-6 jam. Oleh karena itu hasil ketupat terasa enak dan natural, ketahanan makanannya pun lebih lama hingga satu minggu masih terasa nikmat.

Lebaran di adat Sunda sudah bisa menikmati ketupat saat hari H, sementara di Jawa Timur masih menunggu sekitar satu minggu setelah hari raya Idul Fitri berlangsung. Perbedaan di sana-sini tentu bukan untuk memburukkan yang satu dan mengunggulkan yang lain. Namun dari sini saya boleh memahami beberapa hal tentang lebaran dalam sudut pandang masyarakat Sunda.

Hmm, benar tidak yang saya tulis di atas bolehlah kalau ada masukan. Sementara, bagaimana tradisi lebaran di tempat anda sendiri. Sepertinya seru juga kalau boleh saling mengenal kebiasaan masing-masing.

Selamat menyambut hari raya Idul Fitri. Tetap bahagia dan saling menjaga toleransi diantara kita. Mohon maaf lahir dan batin.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Minggu, 03 Juli 2016

Lebaran. Liburan. Luberan

Lebaran. Tak terasa beberapa hari lagi hari raya yang dinantikan oleh umat Muslim tiba. Hari raya Idul Fitri yang disebut juga lebaran datang sebagai pemuncak ibadah puasa yang dijalankan sebulan penuh. Saat itu sekalipun tidak ada hukum yang mengatur, tapi tampaknya semua berlomba mengenakan sesuatu yang baru. Pakaian baru, sepatu baru, aksesoris baru dan berbagai hal baru lain.

 Saya tidak paham apakah ada hukum atau dalil harus mengenakan sesuatu yang baru secara fisik saat lebaran tiba. Tapi tampaknya menjelang lebaran, mall penuh dengan berbagai program diskon. Entah memang benar-benar harganya turun atau dinaikkan dulu sekian persen, lalu diturunkan sehingga terkesan ada 'sale' atau obral.

Liburan. Sudah pasti menjelang lebaran ada liburan. Hanya pada even ini anak dan orang tua libur secara bersamaan. Secara kebetulan pula, libur lebaran kali ini bertepatan dengan libur semester dua atau sering disebut libur kenaikan kelas. Bandingkan kalau libur sekolah semester satu yang jatuh pada bulan desember, belum tentu orang tua juga libur bersamaan dengan libur anaknya. Jadi liburan lebaran merupakan libur yang istimewa. Liburnya keluarga secara utuh.

Berbicara mengenai liburan lebaran, tampaknya yang patut diapresiasi adalah pembuat kalender. Betapa tidak, hampir pasti perhitungan mereka tepat. Kapan tanggal merah untuk hari raya Idul Fitri sudah bisa diketahui secara mutlak tanpa kegaduhan. Sementara untuk menentukan 1 syawal secara resmi, pemerintah masih harus menggelar sidang yang tentu tidak langsung menghasilkan kata mufakat. Ada banyak proses dan perdebatan yang melibatkan berbagai organisasi Islami.

Luberan. Yang namanya lebaran pasti berkaitan dengan liburan dan tentu menyebabkan luberan di mana-mana. Kota kecil atau daerah terpencil yang biasanya senyap, harus menerima luberan kemacetan di mana-mana. Jl. Panglima Sudirman Madiun yang biasanya teratur lalu lintasnya harus mengalami padat merayap. Bukan saja dikarenakan banyak mobil bertanda kendaraan luar kota masuk ke Kota Pecel ini. Namun kebanyakan kendaraan itu tidak memahami jalur lalu lintas yang ada di kota Madiun, sehingga menyebabkan kendaraan yang di belakangnya terhambat untuk maju.

Jalur alternatif pun seperti berubah menjadi jalan utama. Ploso Jombang menuju Lengkong Nganjuk yang biasanya lengang, pada liburan lebaran ini harus menerima luberan kendaraan pribadi yang melintas. Liburan lebaran tidak lama, namun banyak luberan waktu yang tersita, tenaga yang terbuang dan uang yang terkuras. Namun harapan saya, mudah2an kita semua bisa menemukan makna yang istimewa di hari lebaran yang akan kita jelang ini. Selamat menikmati liburan lebaran. Hati-hati dalam perjalanan.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Minggu, 12 Juni 2016

Pengamen Stasiun Kereta Api

            Menunggu datangnya kereta api kadang kala terasa membosankan. Apalagi bila harus mengalami keterlambatan yang tak terduga. Oleh karena itu di beberapa stasiun disediakan fasilitas penghibur berupa pengamen tetap yang siap mendendangkan lagu-lagu sebagai penunggu waktu. Pengamen tetap ini merupakan penyanyi atau pemusik baik perorangan maupun grup yang mengisi secara tetap di stasiun tertentu.

            Di kota Surabaya setidaknya ada dua stasiun yang menerapkan kerja sama dengan musisi freelance ini. Stasiun Gubeng diisi oleh grup musik yang memainkan lagu-lagu lama secara intens baik pada pagi maupun siang hari. Kadang kala juga seorang perempuan memainkan elektone memainkan lagu-lagu populer masa kini. Tak terkecuali juga yang ditemukan di Stasiun Wonokromo. Di stasiun yang berlokasi di seberang Pasar Wonokromo yang legendaris ini, fasilitas hiburan diisi oleh seorang pria memainkan keyboard elektone yang mengiringi seorang perempuan bertubuh mini menyanyikan lagu-lagu kenangan Indonesia.

            Seperti pada siang itu, saya mendapati pasangan ini mulai menghibur penumpang kereta api yang sedang menunggu kedatangan kereta api. Sekitar pkl. 11.00, setelah menata peralatan seadanya dan menyiapkan mik maka meluncurlah lagu-lagu kenangan Indonesia sebagaimana sehari-hari mereka bawakan. Lagu seperti Pergi Ke Bulan, Surat Cinta, Andaikan Kau Datang, Buat Apa Susah dan Mimpi Sedih seakan menjadi hafalan yang tidak boleh dilupakan. Tak lupa sebuah keranjang kecil pun disiapkan di depan “panggung” tempat mereka beraksi. Keranjang tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi penumpang untuk memberi sekedar relanya masing-masing.

            Peran pengamen tetap ini selain menghibur penumpang yang menantikan datangnya kereta api, mereka juga sesekali membantu petugas stasiun dengan menginformasikan mengenai kereta yang akan datang supaya bersiap diri. Adakah diantara kita yang pernah menjumpai pengamen sejenis ini di stasiun kereta api yang pernah kita datangi. Mudah-mudahan keberadaan mereka senantiasa membawa manfaat yang baik bagi penumpang kereta api. Terima kasih, para pengamen stasiun yang telah ikhlas menghibur kami…

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16 )

            

Jumat, 20 Mei 2016

Sam Bimbo : Terima Kasih Yon Koeswoyo

            Setelah menerima penghargaan atas lagu milik Bimbo yang dinyanyikan oleh Noah, Sam Bimbo yang mewakili grup dari bandung itu menyampaikan kata-kata apresiasi. Setelah menyampaikan apresiasi atas lagu Sajadah Panjang yang dirilis ulang oleh Noah, Sam Bimbo pun menyampaikan ucapan terima kasihnya pada berbagai pihak. Salah satu yang berkesan adalah ketika dia menyampaikan rasa terima kasihnya pada personel Koes Plus. “Saya mengucapkan terima kasih pada mas Yon Koeswoyo. Pada album pertama Bimbo pernah merekam lagu Koes Plus yang berjudul Manis Dan Sayang. Saat itu kami rekaman di Singapura…”.

            Sam Bimbo memang memang memberikan apresiasi pada berbagai pihak. Namun hanya pada Koes Plus sebuah apresiasi yang istimewa dberikan oleh personel sulung dari trio Bimbo ini. Betapa tidak, saat mereka masih meniti karier dalam industri musik Indonesia, karya Koes Plus turut mewarnai album pertama grup yang berasal dari Kota Kembang ini. Sementara untuk Titik Puspa yang hadir saat itu pun, Sam Bimbo tidak menyampaikan apresiasi yang berlebihan. Bahkan ketika diminta untuk berkomentar mengenai lagu Sajadah Panjang pun Sam Bimbo tidak bisa banyak bercerita mengingat lagu ini merupakan karya dari Taufik Ismail sementara musiknya sendiri digarap oleh Jaka Bimbo.

            Malam itu Sam Bimbo tampil sebagai kejutan bagi Ariel tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Sam Bimbo hanya tampil sendirian dikarenakan Acil dan Jaka sudah lebih dulu berada di Surabaya untuk sebuah even yang akan dadakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016. Semalam Noah memang mengadakan peluncuran album baru mereka yang bertajuk “Noah Sing Legend”. Album ini merekam ulang lagu-lagu lama yang pernah sukses dibawakan di masanya. Selain lagu yang pernah dipopulerkan oleh Bimbo, Noah juga menyanyikan lagu Biar Ku Sendiri yang pernah dibawakan oleh The mercy’s, Teluk Bayur yang melejit oleh Ernie Johan, Kupu-Kupu Malam yang merupakan karya Titiek Puspa, Kisah Cintaku sebagai buah karya Tito Sumarsono yang dibawakan oleh Chrisye serta beberapa lagu lain.
            Sebelum acara puncak yang menghadirkan Koes Plus, pihak Musica memberikan penghargaan pada beberapa musisi yang karyanya digunakan oleh Noah dalam album terbaru mereka itu. Saat itu yang maju ke panggung yaitu Yon Koeswoyo dan Damon Koeswoyo mewakili Tonny Koeswoyo dalam lagu Andaikan kau Datang, Titik Puspa, Sam Bimbo mewakili Taufik ismail, Tito Sumarsono atas lagu Kisah Cintaku. Demikian juga hadir Lily Kuslolita mewakili Rinto Harahap dengan karya “Cinta Bukan Dusta” yang pernah dipopulerkan oleh Rano Karno serta Erwin harahap yang hadir atas nama grup The Mercy’s.

            Sebagai puncak acara, Koes Plus tampil membuka dua lagu. Sebelum grup yang menyisakan Yon Koeswoyo sebagai personel senior ini hadir di layar televisi ditampilkan fiti megenai kiprah dari grup yang sebelumnya bernama Koes Bersaudara ini. Koes Plus menggebrak dengan menampilkan lagu Tak Bisakah yang merupakan karya Ariel saat grupnya masih bernama Peter Pan. Sepertinya tidak mudah bagi Yon Koeswoyo untuk menyesuaikan diri dengan lagu karya generasi di bawahnya ini. Hal ini terlihat dari beberapa kali Yon seperti tidak hafal lirik lagu sehingga harus beberapa kali menoleh pada Soni untuk membantu menyanyikan lagu tersebut dengan sempurna.

Usai menyanyikan Tak Bisakah, Koes Plus melanjutkan dengan karya abadi dari Tonny Koeswoyo yatu Andaikan kau Datang. Lagu yang dirilis pada tahun 1970 ini pun pada beberapa bagian tampak Yon keliru menyanyikan lirik lagu tersebut sehingga antara satu syair dan syair berikutnya seperti bertukar tempat. Yon Koeswoyo malam itu seperti terlihat letih walaupun tanpa kehilangan semangat untuk menghibur penikmat musik yang memenuhi gedung yang terletak di kawasan Daan Mogot Jakarta barat malam itu. Setelah Koes Plus menyelesaikan penampilan, Yon koeswoyo pun mendaulat Noah untuk melanjutkan penampilan.

Saat itu Noah juga membawakan ulang lagu Andaikan Kau Datang menurut versi mereka. Walaupun dibawakan oleh musisi muda, namun lagu ini tidak “kehilangan jiwanya”. Pada lagu ini Noah tampaknya tidak begitu banyak mengubah penataan musiknya. Bahkan lagu ini terkesan lebih megah dan berkarakter saat lagu ini dibawakan oleh Noah malam itu. Mohon maaf, bagian ini terpaksa harus saya tulis secara obyektif sebagai perbandingan dengan penampilan Koes Plus sebelumnya pada lagu yang sama. Bukan bermaksud merendahkan Koes Plus, namun hanya berusaha melihat secara obyektif saja bukan sekedar subyektif sebagai penggemar Koes Plus.

Adapun Koes Plus pada malam itu tampil dengan mengenakan pakaian berupa jas yang berhiaskan dasi, menyesuaikan dengan kemasan acara malam itu yang bersifat semi formal. Sedikit yang menyisakan perhatian bagi penggemar Koes Plus yatu hadirnya personel baru yang mengisi posisi keyboard. Bila sementara ini posisi keyboard dibantu oleh Acil  B Plus maka malam itu additional player ditempati oleh Wahyu dari band pelestari B Flat.

Apapaun dan bagaimana pun juga penampilan Koes Plus, tetap Koes Plus merupakan band yang penampilannya paling istimewa dan selalu ditunggu. Tidak salah Noah menempatkan lagu karya Koes Plus untuk mengisi album baru mereka yang memang berhiaskan karya dari musisi-musisi legendaris Indonesia. Demikian catatan singkat mengenai peluncuran album terbaru Noah yang kami pandang dari sisi sebagai penggemar Koes Plus. Mohon maaf untuk setiap rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Terima kasih. Jayalah selalu musik Indonesia.


( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya, 085645705091, 5B32CC16 )

Selasa, 17 Mei 2016

Hilangnya Seorang Deddy Dores


Sebuah kabar duka mengejutkan datangnya dari seorang musisi senior Indonesia. Deddy Dores seorang musisi yang sudah lama malang melintang di jagat musik Indonesia pada Selasa, 17 Mei 2016 pkl. 23.45. Kepergian artis yang identik dengan kaca mata hitam ini diduga akibat serangan jatung. Musisi yang pada era tujuh puluhan sering berganti grup band ini ternyata juga merupakan produk asli Surabaya kelahiran 28 November 1950.

Deddy Dores dalam kariernya tercatat pernah singgah ke beberapa grip diantaranya Freedom of Rhapsodia yang mempopulerkan namanya melalui hits “Hilangnya Seorang Gadis”. Lalu tampak pula Deddy Dores menghiasi grup musik cadas yaitu God Bless formasi awal sebagai pemain keyboard sebelum posisinya digantikan oleh Soman Lubis. Bersama Jelly Tobing dan Deddy Stanzah, Dores juga pernah terlibat dalam sebuah grup trio yang bernama Super Kid asuhan Denny Sabri, seorang jurnalis dari majalah Aktuil. Selanjutnya nama Deddy Dores banyak dikenal mengorbitkan nama-nama populer macam Nike Ardilla dan Nafa Urbach.

Bagi penggemar Koes Plus nama Deddy Dores pernah memiliki kesan yang mendalam dikarenakan keterlibatannya dalam sebuah album yang bertajuk Koes Plus Dores. Saat itu Deddy Dores bergabung bersama Yon Koeswoyo dan Yok Koeswoyo untuk sebuah proyek album yang mengandalkan hits Rindu Kamu. Dalam album ini peran Murry digantikan oleh seorang pemain drum lain dikarenakan saat itu Murry masih menjalani perawatan akibat sakit hernia yang dideritanya.

Album Koes Plus Dores sendiri sepertinya tidak selesai dengan sempurna akibat adanya konflik internal di tbuh personel Koes Plus. Saat itu konon formasi Koes Plus sempat terpecah menjadi dua, dengan Yon dan Murry di satu sisi sementara di sisi lain Yok Koeswoyo eksis dibantu Deddy Dores. Belakangan album yang dirilis pada tahun 1997 di bawah label Harpa Record ini dilengkapi beberapa lagu tambahan yang diambil dari solo album Yok Koeswoyo.

Saat diminta komentarnya tentang bersedianya dia bergabung dengan Koes Plus, Deddy Dores mengatakan kalau dia ingin memperbaiki aransemen musik Koes Plus. Deddy melihat selepas ditinggal Tonny Koeswoyo, sepertinya Koes Plus lemah dalam penataan musik. Oleh karena itu ketika ditawari untuk bergabung dengan Koes Plus, dia merasa senang sekali dan siap untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan bermusiknya.

Dalam lagu Rindu Kamu yang pembuatan klipnya dilakukan d salah satu tempat hiburan di Jakarta ini, terlihat sekali Deddy Dores mampu mengisi tambahan vokal yang harmonis bersama Yon Koeswoyo. Sahut menyahut dalam menyanyikan lagu yang sebelumnya diisi oleh Tonny Koeswoyo tampaknya mampu diisi dengan baik oleh Deddy Dores. Walaupun singkat namun partisipasi Deddy Dores dalam Koes Plus tetap membawa kesan yang mendalam. Hal ini dapat dilihat secara istimewa pada penamaan album yang melibatkan namanya “Koes Plus Dores”. Belum pernah ada sebelumnya nama personel lain dimasukkan dalam album sebaga tambahan nama Koes Plus. Pernah juga ada nama Koes JAB yang diperkuat oleh Yon, Yok, Jelly Tobing dan Abadi Soesman namun hanya untuk konsumsi show bukan untuk perilisan album.

Pada akhirnya kami selaku penggemar Koes Plus dan pecinta musik Indonesia, mengucapkan selamat jalan Deddy Dores. Selamat jalan Arek Suroboyo yang sukses mewarnai jagat industri musik Indonesia.


( Okky T. Rahardjo, Penggemar koes Plus dari Surabaya, 085645705091, 5B32CC16 )

Sabtu, 13 Februari 2016

Sisa Cerita Liputan Koes Plus, Seminggu Lalu ...


Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 09.00
Udara pagi Kota Madiun masih terasa sejuk dan segar. Hujan semalam menyisakan kesegaran yang membuat diri ini terasa enggan untuk beranjak dari kamar tidur, di penginapan sederhana yang kami tinggali sejak sehari sebelumnya. Memang seharian sampai malam hujan mengguyur bumi Madiun yang membuat kota pecel ini menjadi lebih dingin dibandingkan hari-hari biasanya. Namun begitu kami merasa bersyukur karena dapat menikmati suasana lain dibandingkan keseharian kami yang terasa penat di sela udara Kota Surabaya yang begitu menyengat dan menguras keringat.

Saat itu kami memang ada di Kota Madiun untuk meliput jalannya konser bersejarah yang diadakan oleh pengggemar Koes Plus di Kota Madiun. Kami menyebut sebagai konser bersejarah karena terhitung sangat jarang dan bahkan langka menyaksikan penampilan Koes Plus di Kota Madiun. Di kota kecil ini segalanya terasa sulit untuk mengadakan pementasan band ibu kota termasuk Koes Plus. Berbagai kerumitan kami dengar dari keluhan beberapa orang panitia sejak hari-hari yang lampau. Mulai perijinan keramaian, pengurusan pajak, penjualan tiket dan sebagainya. Maklum saja kalau rentang waktu penampilan Koes Plus terhitung lama di kota ini. Dibandingkan pementasan Koes Plus di Kota Surabaya yang masih lebih beruntung karena banyak sekali even organizer, maka pihak penyelenggara di Kota Madiun harus berjuang ekstra keras.

Pagi itu kami berdua selaku tim dokumentasi penampilan Koes Plus mulai beranjak mencari sarapan untuk pengisi perut sebelum banyak beraktivitas di sepanjang hari. Mau makan apa lagi di Madiun kalau bukan nasi pecel. Ya, kuliner khas kota madiun ini memang sangat disayangkan kalau sampai terlewatkan. Setelah berjalan sekitar lima puluh meter dari hotel Matahari tempat penginapan kami, sebuah warung nasi pecel di depan stasiun Kota Madiun menjadi tujuan kami untuk makan pagi. Murah sekali, makan nasi berdua dengan lauk telur dadar ditambah dua teh hangat dihargai sejumlah lima belas ribu rupiah. Wah kalau di Surabaya harga segini hanya cukup untuk porsi satu orang.

Usai makan pagi, kami pun kembali ke tempat penginapan. Kalau penginapan ini bernama Hotel Matahari jangan pernah dibayangkan bahwa tempat ini seperti hotel yang ada di kota besar seperti Surabaya atau Jakarta. Namanya saja hotel, tapi levelnya ya losmen. Mungkin bisa disebut hotel kelas melati. Yang penting kami bisa meneduhkan diri untuk waktu yang singkat ini. Hotel ini pun juga menjadi tujuan saya ketika dulu menjalin gadis di kota ini. Oleh karena saya berasal dari Surabaya, maka ketika menemui kekasih hati saya pun harus bermalam di penginapan. Masih belum boleh tinggal walau semalam di rumahnya, karena selain belum ada hubungan yang serius juga menjaga etika di antara penduduk sekitar tempat tinggal sang calon istri. Hmm, jadi bernostalgia nih...

Kemabli ke hotel kami pun segera mempersiapkan diri untuk berkemas. Mengingat jam 12 siang merupakan waktu check out bagi semua pengunjung yang bermalam.  Sambil berkemas, kami pun menanyakan pada panitia tentang keberadaan Yon Koeswoyo yang dijawab masih diantar jalan-jalan sehingga kalau mau menemui disarakan satu jam lagi saja. Jarum jam masih menunjukkan kisaran pkl. 10.00, menurut kami sekalian nanti saja check out kami menuju tempat personel Koes Plus tinggal selama di Kota Madiun.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 12.00
Kami berdua menuju lokasi Sun Hotel. Di sinilah nanti malam akan berlangsung konser bersejarah. Di tempat ini pula personel Koes Plus menginap sejak tiba di kota brem ini sehari sebelumnya. Kami melintasi jalanan protokol Kota Madiun mengendarai kendaraan tipe MMM yaitu Motor Milik Mertua yang saya gunakan untuk keperluan meliput konser Koes Plus ini. Saat kami tiba di lokasi parkir hotel yang merupakan bagian dari jaringan komplek Sun City ini kami berjumpa dengan Tri Cahyono, koordinator KPK Madiun alias Komunitas Penggemar Koes Plus.

Berdua kami menuju lobby hotel dengan tujuan untuk menunggu kabar kapan bisa berjumpa personel Koes Plus. Secara kebetulan pula kami berjumpa dengan Effendy selaku panitia yang terlibat sibuk menyibuk urusan konser Koes Plus di Madiun ini. Kepada kami Effendy berkata kalau dia masih repot menyaipkan makan siang untuk Koes Plus. Sedianya akan disiapkan rawon istimewa di depot langganannya, namun karena depot tersebut tutup maka dia hanya bisa menyediakan rawon seadanya. Malahan kami melihat dia sudah membawa sekantong plastik berisi “black soup” yang katanya merupakan pesanan Yon Koeswoyo itu. Jadilah kami bertiga duduk di lobby yang sudah berhias pohon angpao, sambil menunggu Yon Koeswoyo bersama personel yang lain menikmati santap siang.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 13.00
Handphone saya yang berkategori warga keturunan mulai bergetar. Segera saya baca SMS yang masuk. Rupanya dari panitia yang mengabarkan “Sekarang di kamar 310...”. Tak perlu banyak tanya kami sudah paham maksudnya. Segera kami menuju lift untuk mengantarkan kami ke lantai atas yang tentu saja merupakan kamar tinggal personel Koes Plus. Saat kami bertiga berjalan menuju lift, sekilas di sebelah kiri kami beberapa orang panitia sedang duduk di sebuah ruangan besar. Rupanya itu tempat yang kelak akan dijadikan venue pelaksanaan konser Koes Plus.

Saat kami mengurutkan nomor kamar, kami mendengar suara riuh rendah orang bercakap-cakap di sebuah kamar yang terbuka pintunya. Segera kami masuk dan melihat Yon Koeswoyo duduk ditemani dua orang panitia. Sebagaimana sikap saya ketika beberapa kali sebelumnya jumpa Yon Koeswoyo, maka spontan saya menyalami dan mencium tangan sang musisi legendaris itu. Cium tangan tanda penghormatan kepada seseorang yang menjadi sosok yang saya kagumi. Selain sebagai bakti seorang muda kepada yang lebih senior.

Haru, bahagia dan speech less saat jumpa Yon Koeswoyo setelah empat tahun tak sempat berjumpa. Terakhir saya berjumpa beliau saat konser reuni di Kota Malang. Beberapa kali penampilan di Kota Surabaya saya lewatkan dengan berbagai alasan yang membelakangi. Setelah rekan peliput yaitu Heri Purwanto dan Tri cahyono ikut berjabat tangan, saya pun mengajukan diri untuk berfoto bersama beliau. Saat saya berfoto semula mengambil posisi duduk bersama di ranjang beliau. Namun karena posisinya membelakangi matahari, beliau memperingatkan Heri Purwanto yang hendak menjepret menggunakan kamera android milik saya.

“ Sebentar, ini kan menghadap matahari...nanti kurang bagus...Kita pindah posisi saja. Masa’ tukang foto ga ngerti posisi yang bagus...”. Lalu kami pun ganti posisi duduk di ranjang seberang yang lebih aman dari jangkauan sinar matahari. Jadilah sebuah foto berharga berdua bersama Yon Koeswoyo setelah foto terakhir enam tahun sebelumnya terjadi di Surabaya. Usai mengambil gambar bersama Yon Koeswoyo, kami pun memohon ijin kepada panitia untuk mempersiapkan kamera di lokasi konser.

Kami sempat mendapatkan bocoran bisikan dari panitia bahwa check sound akan dimajukan dari jadwal semula pkl. 15.00 menjadi lebih awal. Hal ini disebabkan sudah banyak yang mendengar kabar tentang check sound sehingga akan menimbulkan keramaian. Namun Yon Koeswoyo sempat berkata “Sudah seperti semula saja, tidak usah diubah-ubah jamnya...”. Kami tidak sempat mendengarkan perbincangan selanjutnya, kami sudah mohon diri lebih dulu.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 13.30
Kami berdua selaku tim dokumentasi sudah memasuki ruangan pertunjukan dipandu oleh salah seorang panitia. Kami mengenali pria ini sebagai panitia karena mengenakan kaos yang sama dengan orang lain yang berlalu lalang di dalam area Sun Hotel. Kaos yang menjadi dress code yaitu warna hitam dengan gambar personel diambil dari cover volume 7.

Banner besar terpampang menghiasi panggung dengan titel “Nostalgia Bersama Koes Plus”. Pada banner berlatar belakang warna merah ini terpampang gambar besar sosok Yon Koeswoyo memegang gitar. Tidak ada gambar personel lain. Hal ini rupanya juga berlaku saat Koes Plus mengadakan pementasan di kota lain seperti di Cilegon beberapa waktu lalu. Entah apa alasannya, padahal beberapa tahun lalu masih tergambar empat personel Koes Plus formasi baru atau yang sering kita sebut Koes Plus Pembaruan saat promosi pementasan.

Segera kami berdua mulai berurusan dengan kabel yang saling menjuntai untuk menghubungkan dengan kamera yang sudah disiapkan. Oya di mana ketua KPK tadi....Rupanya tertinggal di kamar Yon Koeswoyo karena berjumpa dengan panitia yang merupakan teman lamanya. Sekalian berbincang dengan Yon Koeswoyo lebih puas, silakan mas...hehehe. Posisi kamera sudah siap untuk mengabadikan jalannya konser. Kami pun juga menyiapkan segala sesuatunya termasuk menyicil gambar untuk dijadikan suasana awal sebelum konser berlangsung. Termasuk juga pengambilan adegan untuk keperluan opening dan closing video.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 13.45
Personel dan kru Koes Plus mulai memasuki lokasi untuk melakukan check sound. Teknisi Koes Plus berjumlah tiga orang yang dikomandani oleh kru senior yaitu Aam mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Saat itu yang kami lihat sebagai personel Koes Plus yang bersiap check sound hanya Seno dan Soni. Sementara Yon Koeswoyo memilih untuk beristirahat supaya lebih prima untuk penampilan malam harinya. Bagaimana dengan Acil yang menjadi additional player pada Koes Plus formasi terbaru ini, menurut kabar yang beredar rupanya saat itu masih belum tiba di Madiun karena baru mengisi acara semalam sebelumnya bersama B Plus.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 15.30
Hujan mulai mengguyur lagi Kota Madiun. Sejuta perasaan berkecamuk saat itu. Akankah cuaca menjadi penghalang datangnya penonton menghadiri konser yang berlangsung di belakang Carefour Madiun ini. Kami tim dokumentasi hanya bisa duduk di dalam ruangan sambil menantikan segala sesuatunya. Kamera sudah disiapkan tinggal menunggu “waktu pertempuran” saja. Kami sengaja memilih untuk menetap di ruangan besar itu supaya tidak repot keluar masuk. Kami tinggal di lokasi acara bersama tim sound system dan lighting yang sedang menata peralatan juga.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 18.00
Panitia mulai tampak mempersiapkan diri di dalam lokasi acara. Pembawa acara pun mulai mengecek mik yang tersedia. Pengisi acara pembuka yaitu seorang gadis cantik juga mulai menata diri bersama seorang pemain keyboard. Rupanya acara akan dibuka dengan penampilan elektone lagu-lagu hits masa kini. Satu per satu penonton mulai memasuki lokasi acara menduduki kursi sesuai dengan kategori masing-masing. Konser kali ini terbagi menjadi tiga kategori penonton yaitu Kategori A bagi penonton dengan tiket seharga Rp. 400.000, kategori B untuk kursi dengan biaya Rp.300.000 dan kategori C bagi mereka yang membeli tiket dengan nominal Rp. 200.000.

Konser kali ini dijaga oleh petugas keamanan yang berlapis tingkat. Tidak cukup dari pihak kepolisian setempat, namun tampak juga aparat bertuliskan provost ikut mengamankan jalannya konser Koes Plus malam ini. Entah apa alasannya, sampai pengamanan begitu kompleks. Mungkin juga karena akan ada pejabat yang akan menghadiri konser musik grup legendaris ini.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 19.00
Kursi yang dibedakan dengan pita warna emas, biru dan merah sudah mulai terisi. Tampaknya antusiasme penggemar Koes Plus di Madiun dan sekitarnya mengalahkan cuaca hujan yang mengiringi malam itu. Walikota Madiun Bambang Irianto juga tampak hadir duduk di kursi VVIP di barisan terdepan tanpa ditemani pejabat setingkat lainnya. Penyanyi elektone pun juga sudah mulai mengisi acara dengan lagu-lagu hits Indonesia masa kini. Pembawa acara juga mulai menjalankan tugas dengan sesekali improvisasi dengan mengajukan pertanyaan seputar Koes Plus pada penonton yang merupakan penggemar fanatik. Pertanyaan mengapa suka Koes Plus hingga direkam tahun berapa lagu Diana dapat dijawab dengan baik oleh penonton yang sudah merindukan penampilan Koes Plus setelah hampir lima tahun tidak mengadakan pementasan di kota Madiun ini.

Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 20.00
Waktu sudah berlalu satu jam dari jadwal acara. Penyanyi elektone sudah kehabisa stok lagu dan harus segera menyingkir dari panggung. Pembawa acara sudah mulai terasa menjemukan dalam mengolah kata. Namun Koes Plus yang ditunggu-tunggu tidak segera tampil. Penonton pun mulai was-was. Terbersit kabar bahwa pemain keyboard yaitu Acil belum bergabung dengan personel Koes Plus dan masih dalam perjalanan. MC pun mencoba menenangkan penonton dengan mengatakan bahwa sang personel sudah memasuki daerah Maospati, yang berarti tidak lama lagi akan memasuki lokasi acara.


Sabtu, 06 Februari 2016 Pkl. 20.20
Tiba-tiba kru Koes Plus memasuki acara untuk menata posisi keyboard dan gitar. Heri Purwanto yang sedang duduk karena jenuh menunggu segera bangkit berdiri setelah saya memberi kode “ayo om, ini pertanda segera dimulai..”. Benar saja, sekitar sepuluh menit setelah keyboard dan gitar disiapkan dengan baik masuklah Yon Koeswoyo diikuti oleh ketiga personel lain. Tepuk tangan dan sorak sorai membahana terdengar memenuhi seisi gedung. Seperti sudah memahami kerinduan penggemar yang sudah menanti sekian lama, tepat pkl. 20.30 Koes Plus segera naik ke atas panggung.

Sebagaimana biasa, sebelumj memulai penampilan Koes Plus mengambil posisi berdiri sejajar untuk memberi hormat pada penonton. Sekitar dua menit Koes Plus berdiri berjajar memberi kesempatan bagi yang hendak mengabadikan dalam kamera foto sebelum akhirnya mereka  menundukkan kepala tanda hormat dan salam pada penonton.

Sebagai awal pembuka, Yon Koeswoyo mengajak penonton untuk menundukkan kepala mengenang dua tahun berpulangnya Murry sang drummer asli Koes Plus. Yon Koeswoyo sempat berkomentar “Murry itu drummer hebat dan top...”. Tanpa banyak basa-basi lagi Koes Plus meluncurkan Pelangi sebagai tembang pembuka. Sontak seisi gedung seperti sebuah koor massal mengikuti Yon Koeswoyo mendendangkan lagu yang awalnya direkam di Volume 7 ini.

Usai Pelangi, lagu berikut yaitu Why Do You Love Me dibawakan oleh Koes Plus yang kembali diikuti oleh nyanyian penonton yang memadati ruangan yang ada di lantai pertama itu. “Saya percaya anda semua pasti pernah muda...berikutnya, Muda- Mudi” Demikian ujar Yon Koeswoyo menyambut lagu berikutnya yang akan dibawakannya. Satu per satu lagu dibawakan yang disambut dengan nyanyian koor penonton yang mulai beranjak dari tempat duduknya.

Pada penampilan Koes Plus kali ini, penonton yang membeli di kategori A sepertinya “rugi”. Betapa tidak, penonton yang ada di bagian belakang yaitu kategori C tiba-tiba menyeruak berdiri di sisi kiri dan kanan panggung untuk ikut berjoget dan bernyanyi bersama mengikuti alunan lagu-lagu Koes Plus secara bebas. Setiap Yon Koeswoyo akan membawakan sebuah lagu, penonton dengan antusiasnya ikut menimpali dan menawarkan lagu-lagu pilihan untuk dibawakan oleh sang idola.

“Pak tani...Pak tani...” teriak seorang penonton atau “Senyumanmu..senyumanmu sayang...” seorang penonton coba meminta lagu sambil mendendangkan baris lagu tersebut. Kadang penonton tidak peduli siapa yang menyanyikan asli, pokoknya diteriakkan dulu judul lagunya seperti Pak Tani atau Pak Guru dan Kolang Kaling yang notabene merupakan lagu milik Murry. Yon Koeswoyo pun tidak mau kalah dengan spontanitas penonton. Dia segera menimpali teriakan penonton yang berdiri di sisi kanan panggung dengan berkata “Anda itu tidak ikut duduk di situ tapi minta minta lagu...”. Penonton yang ditegur cuma tertawa saja tanpa harus menyisakan kemarahan karena ditegur sang idola.

Malam itu benar-benar menjadi malamnya Koes Plus. Sebuah konser yang interaktif dan komunikatif yang jarang sekali ditemui pada penampilan band atau artis lain. Kalau artis lain biasanya siap tampil dengan lagu yang sudah disetting, tapi Koes Plus tampil menghibur dengan memenuhi permintaan lagu dari penonton. Saat Kolam Susu dibawakan, penonton kembali mengikuti setiap baris demi baris lagu dengan riang dan penuh kegembiraan. Ketika akan membawakan sebuah lagu, Yon Koeswoyo segera menawarkan Layang-Layang. “Sekarang Layang-Layang saja, buat apa lagu yang aneh-aneh..” yang disambut acungan jempol oleh Walikota Madiun yang sedari tadi tampak diam tanpa ekspresi seperti mencoba mengenali lagu demi lagu yang dibawakan oleh Koes Plus.

Konser ini terasa unik ketika ada beberapa lagu Pop Jawa yang dibawakan oleh Yon Koeswoyo. Bila pada konser lain hanya sekitar 2 atau 3 lagu, maka pada penampilan kali ini sampai delapan lagu pop Jawa dibawakan oleh Koes Plus. Bahkan lagu-lagu yang sebelumnya hanya kita dengar melalui kaset pun saat itu dibawakan dengan baik oleh Yon Koeswoyo memenuhi permintaan penonton. Seperti ketika akan membawakan lagu dengan judul Koyo Ngene Rasane. Yon Koeswoyo sudah bersiap untuk menyanyi dan melambaikan tangan untuk membuka lagu tersebut. Namun yang terjadi, Acil seperti lupa intro pada lagu ini. Setelah beberapa kali meleset, Yon Koeswoyo mencoba mengajak penonton untuk menirukan intro melalui senandung mulut “teng teng teng teng teng teng...”. Setelah irama intro spontan muncul dari mulut penonton, Yon Koeswoyo menimpali “aduh ngene rasane..aduh ngene rasane...atiku kok koyo ngene..”. Wajar bila lagu ini tidak begitu mulus meluncur pada awalnya dikarenakan jarang sekali ditampilkan di panggung oleh Koes Plus.

Soni selanjutnya kebagian tugas menyanyikan Jemu. Hampir usai Jemu dibawakan, saat itu jarum jam menunjukkan Pkl. 21.55 ketika tiba-tiba listrik padam, ruangan menjadi gelap dan aktivitas panggung pun berhenti. Panitia pun panik dan segera mencari penyebabnya. Tak lama sekitar dua menit, ruangan kembali menyala namun sound system tidak mampu lagi berfungsi seperti semula. Rupanya ada kesalahan teknis yang tidak bisa diatasi dan diantisipasi. Seorang panitia pun berinsiatif memberitahukan permasalahan yang terjadi pada Yon Koeswoyo. Setelah berdiri dan terdiam sekitar lima menit, Yon Koeswoyo pun turun panggung dan segera menyalami Walikota Madiun. Soni segera menenangkan penonton yang berada di sisi kanan panggung. Sementara Acil menghampiri penonton di sisi kiri panggung.

Setelah dikerubung penonton yang mengajak foto bersama, Yon Koeswoyo pun diamankan oleh petugas keamanan. Konser pun berakhir tidak tuntas namun tanpa keributan. Semua penonton sepertinya sudah memaklumi kondisi teknis yang terjadi. Satu per satu pengunjung meninggalkan ruangan lokasi acara. Tampak juga di lokasi acara personel D’ Plus yang sebelumnya berjoget di sisi kiri panggung, berfoto bersama Acil sebelum akhirnya meninggalkan ruangan juga. Secara keseluruhan semua puas dengan konser yang berlangsung. Insiden yang terjadi tidak mengurangi kepuasan dan rasa hormat terhadap penampilan Koes Plus malam itu. Sekitar 1,5 jam penampilan Koes Plus sudah lebih dari cukup untuk memenuhi dahaga penonton terhadap penampilan grup legendaris itu.

Peliputan konser bersejarah pun berakhir juga. Kami selalu menyebut konser ini sebagai konser bersejarah karena Koes Plus jarang sekali tampil di Kota Madiun. Dalam sejarah penampilan Koes Plus di Madiun tercatat pernah tampil tahun 1974 di Stadion Wilis, tahun 1977 saat Koes Bersaudara jilid 2 di lapangan Bosbow, lalu di Hotel Merdeka masing-masing pada tahun 1996 era Yon Murry Hans dan Najib, tahun 2002 era Yon Murry Jack Andolin dan tahun 2011 saat Koes Bersaudara konser reuni. Lalu yang terbaru penampilan di Sun Hotel ini. Acara ini pun dapat terdokumentasi dengan baik kerja sama dengan Herdon Videography yang saat ini sudah tersedia dalam bentuk dvd.

Berikut merupakan lagu yang dibawakan oleh Koes Plus : Pelangi, Why Do You Love Me, Muda Mudi, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Bujangan, Andaikan Kau Datang, Kolam Susu, Buat Apa Susah, Cintamu Tlah Berlalu, Bis Sekolah, Ojo Nelongso, Til Kontal Kantil, Tul Jaenak, Ela Elo, Yo Ben, Omah Gubuk, Koyo Ngene Rasane, Atiku Gelo, Diana, Derita, Manis Dan sayang, Nusantara Medley, Hidup  Yang Sepi, O La La, Bunga Di Tepi Jalan, Cinta Buta, Layang Layang, Jemu.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai penampilan Koes Plus di Madiun. Mohon maaf atas kekurangan data maupun kalimat dalam penyusunan tulisan ini. Tetap sehat selalu untuk Yon Koeswoyo dan terus berkarya dalam mengumandangkan lagu-lagu Koes Plus. Jayalah selalu musik Indonesia ...!!!

( Okky T. Rahardjo,SMS/WA :  085645705091, 5B32CC16A )