Minggu, 31 Januari 2016

SKPN : Kenangan Bersama Lagu Koes Plus




        Senin penghujung bulan ini tepatnya 25 januari 2016, Surabaya Koes Plus Night kembali mengudara memenuhi ruang dengar penggemar Koes Plus yang memantau radio Sonora Surabaya. Usai berakhirnya program Sweet Memories, pada pkl. 21.00 sebagaimana biasa program yang dikhususkan untuk penggemar Koes Plus ini kembali hadir untuk memuaskan kerinduan penggemar Koes Plus.

Lagu pertama yang menjadi pembuka saat itu adalah Layar Tancap yang dibawakan oleh Nomo Koeswoyo. Lagu yang dirilis pada tahun 1988 ini dipilih sebagai opening karena dalam rangka ulang tahun Nomo Koeswoyo yang berlangsung beberapa hari sebelumnya yaitu 21 Januari. Pembawa acara malam itu kembali dipercayakan pada Candra Jamil yang seminggu sebelumnya absen dikarenakan adanya gangguan kesehatan. Candra membuka acara dengan begitu semangat seperti membuka ruang rindu pada penggemar Koes Plus yang sempat ditinggalkannya pada satu episode yang lalu.

Memang sejak edisi dua pekan lalu tampuk penyiar acara SKPN beralih dari Dody kepada Candra. Namun pada edisi lalu rupanya Candra absen siaran selama satu minggu dikarenakan kesehatannya kurang bagus. Usai lagu pembuka selesai diputar, Candra menyapa pendengar dan narasumber yang hadir. Saat itu ketiga narasumber tetap hadir sebagaimana bias auntuk mengawal acara SKPN ini. Okky Rahardjo, Koesyanto, dan Sam Sugeng menyapa pendengar yang sudah menunggu acara ini sejak beberapa menit sebelumnya.

Candra membuka percakapan dengan menanyakan kabar terbaru dari personel Koes Plus. Bagian ini dijawab oleh Okky Rahardjo dengan berkata bahwa beberapa personel Koes Plus masih memiliki aktivitas yang lumayan padat dalam waktu dekat ini. Namun paling terbaru didapat dari Nomo Koeswoyo dan Yon Koeswoyo. Nomo Koeswoyo beberapa hari sebelumnya merayakan ulang tahun di sebuah hotel di Jakarta dengan dihadiri oleh Menteri Agraria yaitu Ferry Mursyidan Baldan. Saat itu tampak juga putra-putrinya serta keponakan-keponakannya turut memeriahkan hari jadinya yang ke-77.

Sementara Yon Koeswoyo masih tampil mengadakan konser memenuhi undangan tampil di beberapa daerah. Pada Jumat, 29 Januari ini Yon Koeswoyo bersama personel baru Koes Plus tampil di pabrik baja Krakatau Steel yang terletak di Cilegon. Harga tiket yang dipatok yaitu Rp. 75.000, 125.000, dan 200.000. Sementara itu pada 6 Februari Koes Plus akan giliran tampil di kota Madiun tepatnya berlokasi di Hotel Sun City dengan patokan harga Rp. 200.000, 300.000 dan 400.000.

Sebelum melanjutkan sesi berikutnya Candra memutar lagu Lagi-Lagi Kamu yang sekali lagi dibawakan oleh Nomo Koeswoyo. Edisi siaran kali ini menampilkan tema Kenangan Bersama Lagu Koes Plus. Koesyanto yang mendapatkan giliran pertanyaan selanjutnya menceritakan kenangan yang dimilikinya pada lagu Djanjimu yang ada pada album Volume 2. Saat itu dia bercerita bahwa pada masa mudanya ada kenangan yang tak terlupakan bersama sang kekasih yang pernah disayanginya. Sebagaimana kutipan pada lagu tersebut “Seperti layang-layang dengan talinya, di atas awan slalu berdua...”. Dia ingin menjalin cinta selalu berdua bersama sang kekasih. Namun apa daya pada akhirnya cinta itu tak pernah berlanjut, karena sang kekasih harus mengikuti tugas orang tuanya ke Bandara Polonia Medan dari tugas sebelumnya di Bandara Juanda Surabaya.

Candra selanjutnya membuka kesempatan bagi pendengar untuk ikut berpartisipasi. Nomor telepon dan SMS mulai diaktifkan. Aturan main pada acara kali ini yaitu pendengar bercerita tentang lagu Koes Plus yang menjadi kenangannya. Ada salah seorang pendengar yang menginginkan lagu Hanya Temanku karena mengingat kenangan manis saat pendekatan dengan kekasihnya waktu lalu. Ada pula seorang pendengar yang meminta tembang Telaga Sunyi diperdengarkan karena menggambarkan keagungan sebuah cinta.

Sam Sugeng yang pada siaran kali itu mengenakan jaket oranye dengan latar belakang kaos Koes Plus berwarna hitam berkisah bahwa kesayangannya pada lagu berjudul Bertemu Kembali. Hal ini dikarenakan ada sebuah hal tak diduga dalam hidupnya. Kala muda dia sering bermain bulu tangkis di depan rumah Koesyanto. Namun saat itu mereka tidak saling mengenal. Tiada diduga saat usia sama-sama dewasa di atas empat puluhan, keduanya bertemu sebagai penggemar Koes Plus. Hal itu digambarkannya sebagai sebuah reuni pertemuan kembali.

Okky pun mengisahkan bahwa kenangannya tak akan hilang pada lagu Rasa Hatiku. Saat itu dia berkisah bahwa saat pacaran dia menuliskan kata-kata romantis dengan menyadur pada untaian kalimat yang ada pada lagu tersebut. Namun belakangan ketika sudah menikah, istrinya menyadari bahwa rangkaian kalimat tersebut ternyata ada pada salah satu lagu Koes Plus.

Dari sekian banyak kisah kenangan yang ada pada lagu Koes Plus, sebuah cerita sempat disampaikan oleh salah seorang pendengar yang membuat semua yang di studio terhenyak terdiam seribu bahasa. Kala itu seorang ibu bercerita bahwa saat dia masih remaja dan tinggal dalam sebuah rumah kos, ada salah seorang temannya yang kalau mendengar lagu Hidup Yang Sepi selalu berteriak histeris. Saat itu ketika ibu ini memutar sebuah radio yang memperdengarkan lagu Hidup Yang Sepi, maka temannya yang ada dalam salah satu kamar kos akan segera berteriak histeris tanpa diketahui penyebabnya.

Lagu Hidup Yang Sepi sendiri dikisahkan oleh salah satu narasumber sebagai ungkapan hati Yon Koeswoyo yang kesepian. Saat itu di waktu senja hari, satu per satu saudaranya yang sudah menikah masuk ke rumah masing-masing. Tinggallah dia sendirian sebagai personel Koes Plus satu-satunya yang belum menikah, harus tinggal sendirian dan kesepian. Akhirnya terciptalah lagu yang dirilis pada ahun 1970 itu.

Acara hampir ditutup ketika salah seorang staf redaksi Jawa Pos mengisahkan kenangannya dengan lagu Koes Plus yang berjudul Aku Kembali. Dia mengisahkan saat siang hari menyanyikan lagu-lagu Koes Plus dengan memainkan gitar bersama teman-temannya di ujung kampungnya di Surabaya.

            Oleh karena waktu yang sudah tidak memadai, maka acara ditutup oleh Candra Jamil. Lagu Selamat Tinggal yang berisi kata-kata perpisahan dari berbagai bahasa dinyanyikan oleh Koes Bersaudara dipilih sebagai lagu pamungkas. Tak lupa sebuah pesan penutup disampaikan oleh ketiga narasumber yaitu “Jayalah selalu musik Indonesia...!!!”. Sampai jumpa pada liputan siaran berikutnya.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16 )


Selasa, 26 Januari 2016

Surabaya Koes Plus Night Edisi Mengenang 80 Tahun Tonny Koeswoyo

“Betapa hidup ini seperti berpacu, yang sempat kupacu…hanya keringat”. Lagu dengan judul Waktu Tjepat Berlalu ini menghentak suasana waktu yang menunjuk pukul 21.00. Hal ini berarti tanda acara Surabaya Koes Plus Night segera dimulai. Lagu berirama rock ‘n roll yang dibawakan oleh Tonny Koeswoyo ini sengaja dipilih sebagai pembuka mengingat tema siaran kali ini yaitu Mengenang 80 Tahun Tonny Koeswoyo. Sebagaimana diketahui bahwa Tonny Koeswoyo lahir pada 19 Januari 1936, maka pada edisi 18 Januari ini siaran di radio Sonora Surabaya difokuskan untuk mengenang sang maestro pendiri Koes Bersaudara dan Koes Plus itu.

Usai menyapa pendengar dan narasumber yang hadir, Dody selaku pemandu acara memutar tembang berikutnya yaitu Kusayang Padanya yang kembali dibawakan oleh Tonny Koeswoyo. Rupanya lagu ini menarik perhatian Dody yang saat itu menyatakan bahwa lagu ini berbeda dari lagu-lagu Koes Plus yang sering didengarnya. Salah seorang narasumber menyatakan bahwa lagu ini berbeda karena beberapa faktor. Yang pertama karena album Berjumpa Lagi dibantu oleh iringan orkestra pimpinan Yanuar Ishak sehingga terdengar lain dalam penataan musiknya. Di sisi lain pada lagu ini Koes Plus mulai sedikit terpengaruh oleh gaya lagu yang biasa diramu oleh Gang Pengangsaan, sehingga lirik-liriknya terdengar penuh makna yang mendalam tidak lugas sebagaimana biasanya.

Koesyanto sebagai salah satu narasumber yang hadir saat itu menyampaikan profil singkat sosok Tonny Koeswoyo. Secara lancar dan lihai sebagai seorang fanatik, sosok Tonny dijelaskannya mulai lahir hingga meninggal dunia. Penekanannya yaitu pada karya yang dihasilkan oleh Tonny yang begitu memukau dan melampaui masanya.  Dody pun segera membuka line telepon dan SMS yang pada siaran kali ini fokus pada lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo. Pembatasan ini diperlukan supaya lebih terarah. Sedangkan kalau hanya pada karya yang dibuat oleh Tonny Keswoyo akan begitu banyak karena sebagian besar dinyanyikan oleh Yon Koeswoyo.

Dody sempat bertanya lagu apa yang populer dnyanyikan oleh Tonny Koeswoyo. Salah seorang narasumber menyebutkan bahwa kalau yang masih familier yaitu Jangan Berulang Lagi. Mengingat lagu ini pernah direkam ulang oleh Fadly, vokalis Padi dalam album yang digarap oleh Erwin Gutawa. Memang bagi telinga pendengar musik Indonesia saat ini, tidak mudah untuk mengenali lagu yang dinyanyikan oleh Tonny yang masih akrab di telinga masyarakat umum. Kalau hanya sekedar karya Tonny mungkin masih banyak yang mengenali.

Benar saja, sebagian besar pendengar pun sepakat dengan lagu Jangan Berulang Lagi sebaga karya Tonny yang masih populer saat ini. Terbukti, begitu banyak yang request untuk memesan lagu yang ada di album volume empat ini. Namun untuk mempermudah pencarian, salah seorang narasumber sampai harus menuliskan judul yang benar menggunakan ejaan lama yaitu “Djangan Berulang lagi” dan ditunjukkan pada Dody. Hal ini dikarenakan beberapa kali Dody mencari menggunakan mesin pencarian dengan kata kunci “Jangan..” lagu tersebut tidak ditemukan.

Animo pendengar terhadap siaran edisi khusus Tonny Koeswoyo kali ini sangat besar mengingat banyak pendengar yang memesan lagu yang memang dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo. Katresnan, Aku Dan Dirimu, Tiada Kata Terlambat dan Si Pantang Si Puntung menjadi pilihan untuk diputar saat itu. Bahkan salah seorang staf harian Jawa Pos pun sempat menyampaikan bahwa personel Koes Plus yang paling ganteng yaitu Tonny Koeswoyo. Lagu yang menjadi pilihannya yaitu Dini termasuk yang sempat diputar malam itu.

Di antara pendengar yang menelepon terdapat salah seorang musisi Surabaya bernama Andi yang mengaku memiliki kafe dan sering menghadirkan lagu-lagu Koes Plus bersama saudara-saudaranya. Andi yang merupakan peniup saxophone itu mengakui bahwa Koes Plus memang layak disebut sebagai band legendaris karena berbagai karyanya mampu menghibur berbaga lapisan masyarakat dan dikenang hingga saat ini. Saat itu Dody sempat menawarkan diri pada Andi untuk sesekali mampir ke Radio Sonora untuk unjuk kebolehan bermain alat musik tiup memainkan lagu-lagu Koes Plus.

Sam Sugeng sebagai salah satu narasumber yang hadir menyatakan bahwa Tonny Koeswoyo merupakan personel yang bersuara khas. Dia bisa membawakan lagu bernuansa rock dengan vocal yang terdengar gahar. Namun pada sisi lain Tonny Koeswoyo juga mampu membawakan lagu yang lembut namun terasa berbeda dalam pembawaannya. Vokal Tonny yang terdengar beda satu lagu dengan lainnya itu menjadi ciri khas tersendiri yang kadang tidak mudah dikenali. Sebagaimana pada lagu Waktu Tjepat Berlalu dan Kusayang Padanya yang sempat diputar pada awal siaran, keduanya terdengar  lain seakan dinyanyikan oleh orang yang berbeda pula.

Walaupun siaran kali itu fokus pada lagu yang dinyanikan oleh Tonny Koeswoyo namun ada saja pendengar yang memaksakan diri meminta lagu Koes Plus yang vokalnya dinyanyikan oleh personel lain. Permintaan lagu macam Tul Jaenak, Telaga Sunyi, Why Do You Love Me atau Kisah Sedih Di Hari Minggu harus diabaikan dulu. Sementara ada banyak permintaan yang walaupun dinyanyikan Tonny Koeswoyo juga terpaksa tidak bisa dipenuhi mengingat terbatasnya waktu. Lagu macam Poor Clown, Lingsir Ngulon, E-E-E atau Pager Kuning terpaksa tidak bisa mengudara.

Sebagian besar pendengar bisa diidentifikasi sebagai penggemar Koes Plus yang fanatik terbukti dari pilihan lagu yang diminta pun tidak umum. Seperti lagu Aku Dan Dirimu yang jarang dijamah oleh pendengar umum, malam itu hadir dan membawa suasana haru di tengah waktu yang sudah mulai beranjak malam. Sebaga pilihan penutup diputarlah Si Pantang Si Puntung dan Sederhana Bersamamu yang merupakan pilihan seorang ibu yag tinggal di kawasan Darmo.

Narasumber juga menyampaikan bahwa ada beragam acara mengenang Tonny Koeswoyo, diantaranya diadakan di Solo pada 24 dan 31 Januari 2016. Termasuk juga di Madiun pada 6 Februari 2016 dengan mengahdirkan Koes Plus formasi terbaru. Saat itu sang narasumber juga mengucapkan selamat hari jad ketujuh untuk Klub Penggemar Koes Plus Arema (KPKA) yang jatuh tepat pada 18 Januari itu. Pada akhir acara ketiga narasumber menutup dengan pesan singkat “Jayalah selalu musik Indonesia..!!!”.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16 )

Minggu, 17 Januari 2016

Surabaya Koes Plus Night Edisi Pop Melayu



Surabaya Koes Plus Night edisi 11 Januari 2016 merupakan siaran kedua pada tahun 2016. Pada edisi kali ini acara penyiaran lagu Koes Plus yang berlangsung setiap Senin malam itu menampilkan topik pembahasan khusus yaitu Album Koes Plus Pop Melayu. Sebagai pembuka perjumpaan diputarlah lagu Rajawali yang ada dalam album Pop Melayu Volume 1 yang beredar pada tahun 1974.

Ada yang istimewa pada siaran malam itu yaitu adanya pemandu baru acara SKPN. Kalau biasanya acara dipandu oleh Dody, sejak malam itu acara beralih pada Chandra yang biasa memandu acara Sweet Memories yang siar sejam sebelum acara SKPN. Namun karena masih masa transisi maka acara malam itu dipandu oleh dua penyiar sekaligus yaitu Dody dan Chandra. Dody sendiri saat itu menyampaikan bahwa dia akan memandu sebuah acara baru berupa talk show mengenai rumah yang diberi judul “Home Sweet Home” sejak bulan Februari 2016 mendatang.

Setelah menyapa ketiga narasumber tetap yaitu Okky Rahardjo , Koesyanto serta Sam Sugeng, Chandra membuka kesempatan bagi pendengar yang ingin berpartisipasi dalam acara tersebut baik melalui telepon, SMS maupun WA. Chandra yang selama ini juga sering tampil di televisi swasta memandu acara dangdut, berkata kalau baru mengetahui bahwa Koes Plus mempunyai album bernama Pop Melayu.

Saat itu dia menanyakan lagu apa yang populer dari album Koes Plus Pop Melayu ini. Salah seorang narasumber mengatakan bahwa Koes Plus memang merekam album dengan berbagai genre. Seperti halnya album Jawa atau album religi yang pernah diungkap di acara ini maka Koes Plus juga punya album Pop Melayu yang sekarang ini dikenal dengan irama dangdut. Sekalipun sama-sama beraliran melayu, namun Koes Plus tidak hendak bersaing dengan Oma Irama bersama Soneta Group. Mengingat Oma Irama cenderung ke arah rock dangdut, sementara Koes Plus lebih ke arah sweet pop. Demikian juga Koes Plus pun tidak hendak merusak tatanan lagu Melayu Deli yang sudah kental ciri khas musiknya, namun Koes Plus ada di jalur pop.

Sebagai lagu yang fenomenal, Koes Plus memiliki lagu berjudul Cubit-Cubitan. Saat itu Chandra baru mengenali lagu tersebut yang ternyata diketahui milik Koes Plus. Hal ini baru disadari mengingat selama ini lagu tersebut dikenal sebagai lagu milik Elvy Sukaesih. Begitu populernnya lagu Cubit-Cubitan maka sampai dibuatkan sebuah film berjudul Cubit-Cubitan dengan bintang Elvy Sukaesih dan Ahmad Albar. Dalam film itu pula Albar mempopulerkan lagu Zakiah yang membuat namanya diperhitungkan pula di jalur dangdut. Lagu Koes Plus lain yang juga tak kalah populer yaitu Mengapa yang hingga saat ini masih akrab di telinga penikmat musk dangdut Indonesia.

Pada edisi yang mengupas album Pop Melayu ini pendengar sengaja dikonsentrasikan untuk hanya meminta lagu dari album-album Pop Melayu. Ada beberapa pendengar yang mencoba memesan lagu dengan kategori pop reguler seperti Telaga Sunyi atau Why Do You Love Me, terpaksa saat itu tidak bisa dipenuhi. Namun tak sedikit pula yang paham dengan lagu-lagu dari album Pop Melayu Koes Plus sehingga request yang diminta pun bisa dipenuhi seperti Cinta Mulia, Mengapa, Ganja Kelabu dan Cubit-Cubitan.

Walaupun memang yang menjadi pembahasan khusus yaitu album Pop Melayu namun tetap dalam lingkup era Tonny Koeswoyo yaitu terbatas hingga tahun 1987. Hal ini disebabkan pada formasi inilah Koes Plus terbilang solid. Oleh karena itu permintaan lagu setelah periode tersebut susah sekali untuk dituruti. Namun kadang-kadang pendengar tetap tidak mempedulikan, karena yang ingin didengar mereka hanya lagu Koes Plus. Tak jarang permintaan lagu yang beredar merupakan lagu yang dirilis era tahun 90an macam Sedihnya Malam Minggu, Mbak Ayu Jual Jamu dan Sedih. Kalau sudah begitu, narasumber mencoba mengarahkan dengan memilih pada beberapa lagu Pop Melayu yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Chandra berikutnya mengajukan pertanyaan ada berapa album Pop Melayu yang direkam oleh Koes Plus. Koesyanto menjawab ada sembilan album yang merupakan genre Pop Melayu. Album-album tersebut yaitu Mengapa, Tua Muda, Masa Lalu, Ku Tak Sangka, Cubit-Cubitan, Angin Bertiup, Oke Boss, Ganja Kelabu dan Gubuk Derita. Pada saat dia menyebut Gubuk Derita dia segera diralat oleh narasumber lain bahwa yang benar yaitu Lembah Derita. Segera dia meralat pernyataannya, mengingat Gubuk Derita merupakan lagu milik Hamdan ATT. Saat itu seisi ruangan studio tertawa mendengar salah ucap dari informasi yang disampaikan oleh Koesyanto. Saking mania nya, sampai seorang penggemar berat Koes Plus pun keliru mengucapkan judul lagu.

Dody sempat penasaran dengan sebuah lagu berjudul Ganja Kelabu yang dijawab oleh salah seorang narasumber bahwa saat itu Koes Plus terlibat mendukung aksi pemerintah dalam penanggulangan narkotika. Gerakan yang saat ini sering disebut dengan nama anti narkoba itu disikapi oleh Koes Plus dengan sebuah lagu Ganja Kelabu yang menyatakan tubuh ini harus dijaga kesehatannya bukan malah dirusak untuk hal yang sia-sia.

Chandra kembali bertanya pada salah satu narasumber mengenai reaksi masyarakat waktu itu terhadap munculnya album Pop Melayu. Sam Sugeng yang memegang mik di ujung meja menjawab bahwa antusias masyarakat sangat besar sekali terhadap munculnya album Pop Melayu Koes Plus. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pembeli kaset album Koes Plus yang saat itu salah satunya terdapat di Pasar Blauran. Sam Sugeng melihat begitu album Pop Melayu Koes Plus mulai beredar, maka segera saja album tersebut mulai diburu salah satunya yang ada di toko kaset yang terletak di dalam pasar legendaris di kota Surabaya itu.

Menjelang pkl. 22.00, setelah kewalahan menerima telepon dan membaca SMS yang masuk maka acara pun harus ditutup. Lagu yang dipilih sebagai penutup saat itu yaitu Tua Muda berdasarkan request salah seorang pendengar. Sebenarnya lagu Godaan juga sudah disiapkan untuk mengakhiri acara namun waktu sudah keburu mepet untuk berganti porsi dengan acara The Legend yang direlay dari Radio Sonora Jakarta.

Demikian reportase acara Surabaya Koes Plus Night yang disiarkan setiap hari Senin pkl. 21.00-22.00 melalui FM 98.00 dan bisa streaming melalui www.sonorasurabaya.co.id. Sampai jumpa pada reportase acara berikutnya. Jayalah selalu musik Indonesia....!!!

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16 )


Sabtu, 09 Januari 2016

Surabaya Koes Plus Night Edisi Awal Tahun

         



        Senin, 04 Januari 2016 kembali siaran Surabaya Koes Plus Night mengudara menghiasi ruang dengar penggemar Koes Plus. Pada edisi awal tahun ini siaran dibuka dengan lagu “1 Januari” yang dibawakan oleh Yon Koeswoyo dari album Reuni yang rilis tahun 1990. Setelah libur siaran selama satu edisi, kali ini Surabaya Koes Plus Night kembali hadir di awal tahun dengan suasana yang segar usai menikmati liburan.

            Pada tanggal 28 Desember 2015 lalu acara SKPN memang mengudara namun saat itu tidak didampingi oleh narasumber tetap. Ketiga narasumber diberi kesempatan libur, mengingat Dodik selaku penyiar tetap juga sedang berlibur di Tuban, kota kelahirannya. Sementara acara SKPN sendiri tetap mengudara dengan diisi oleh lagu-lagu Koes Plus yang diputar secara playlist. Sementara penyiar yang memandu adalah penyiar yang saat itu sedang bertugas piket.

            Usai tembang 1 Januari meluncur, maka lagu Doa Suciku menjadi pilihan kedua untuk diputar. Doa Suciku dipilih mengingat ada kalimat pertama yang berbunyi “Setahun telah berlalu...” sebagai penanda berakhirnya sebuah tahun dengan kisah cinta yang berakhir syahdu. Usai dua lagu diputar sebagai awal acara, Dodik mulai menyapa pendengar beserta ketiga narasumber yang hadir. Dodik saat itu menanyakan bagaimana kabar masing-masing personel Koes Plus saat ini.

            Narasumber tetap yang terdiri Okky Rahardjo, Koesyanto dan Sam Sugeng pun bergantian menjelaskan keberadaan masing-masing personel Koes Plus. Yon Koeswoyo masih eksis dengan dibantu ketiga player berusia muda yaitu Acil, Soni dan Seno. Sementara Yok Koeswoyo beberapa kali terlibat dalam pementasan keliling bersama Kiai Kanjeng pimpinan Emha Ainun Najib. Di sisi lain Nomo Koeswoyo pada hari itu juga bertepatan tampil di Polda Jatim Surabaya.

            Dodik pun sempat menanyakan apakah personel Koes Plus senior pernah tampil bersama dalam satu panggung. Sam Sugeng menjawab bahwa peristiwa itu pernah terjadi pada 2013 dengan format reuni akustikan yang menghadirkan Yon, Yok dan Murry tampil bersama setelah sekian tahun tampil sendiri-sendiri. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan membuka request untuk penggemar secara bebas. Salah seorang pendengar yaitu Herman memesan lagu Minum Kopi Bersama untuk didengarkan bersama keluarga. Segera saja lagu yang dirilis tahun 1978 itu meluncur bersama Bilakah Kau Pulang yang dipinta oleh Hariono dari Wringin Anom, Gresik.

            Malam itu siaran radio hanya membuka forum telepon mengingat ada gangguan pada jaringan SMS sejak acara yang mengudara sebelumnya. Salah seorang pendengar bernama Jufri sempat mengajukan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu apakah lagu Kembali Koes Bersaudara merupakan kisah tentang bergabungnya Nomo Koeswoyo dalam grup tersebut ? Koesyanto selaku narasumber menjawab bahwa lagu tersebut memang menandakan kembalinya Nomo bergabung bersama Koes Bersaudara. Sementara untuk pertanyaan kedua yaitu apakah Murry pernah bekerja di pabrik gula di Jember. Narasumber SKPN pun mencoba menjawab bahwa memang demikian halnya Murry pernah berada di pabrik gula Selosenan Jember namun dalam kapasitas bermain musikbukan buruh pabrik.

            Selanjutnya acara berlanjut dengan pemutaran lagu demi lagudan beebrapa pertanyaan serta pembahasan menarik mengenai Koes Plus. Seorang penggemar Koes Plus dari Mojokerto yang menyebut diri sebagai Abah Darman saat itu baru bergabung. Beliau memesan lagu E-la E-lo yang dirilis dalam album Pop Jawa Koes Plus Volume 1. Kami sempat kesulitan mencari lagu tersebut dalam mesin komputer yang ada di radio Sonora. Mengingat lagu tersebut ternyata menggunakan tanda pemisah untuk penulisan judul.

            Seorang pendengar yaitu Naning yang berasal dari Wiyung Surabaya sempat mengkonfirmasi bahwa pada tanggal 21 Januari ada salah satu personel Koes Plus yang berulang tahun. Kami lalu menjawab bahwa pada tanggal tersebut merupakan hari jadi Nomo Koeswoyo. Sementara berdekatan dengan hari itu yaitu 19 Januari merupakan hari lahir Tonny Koeswoyo. Naning ini ternyata merupakan seorang ibu yang merupakan penggemar acara Sonora The Legend yang biasanya diasuh oleh Agusta Marshall.

            Lagu-lagu yang beredar malam itu antara lain Minum Kopi Bersama, Bilakah Kau Pulang, Why Do You Love Me, Bis Sekolah, Hatiku Beku dan Jangan Putus Asa sebagai penutup siaran. Selanjutnya penggemar Koes Plus di Surabaya dan sekitarnya melanjutkan bernostalgia dengan lagu-lagu Koes Plus melalui siaran The Legend yang disiarkan oleh Radio Sonora Jakarta secara relay.

            Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai program siaran Surabaya Koes Plus Night edisi awal tahun. Sebagai penutup siaran, narasumber pun tak lupa memekikkan salam penutup “Jayalah selalu musik Indonesia...!!!”. Sampai jumpa pada liputan siaran berikutnya.

( Okky T. Rahardjo, 085645705091, 5B32CC16 )