Senin, 01 Agustus 2016

Penipuan Melalui Facebook (Bagian 02)

Kali ini saya akan bercerita mengenai penipuan kedua melalui facebook yang saya alami. Sekali lagi, kalau saya mengatakan "mengalami" bukan berarti saya terkena menjadi korban. Tapi lebih tepatnya hampir menjadi korban.

Suatu kali ada sebuah pesan masuk di inbox saya. Pesan itu dari seorang perempuan yang mengaku sedang dalam kesulitan. Perempuan ini masih tinggal di luar negeri. Dia mengatakan kalau suaminya yang warga Amerika meninggal dunia. Namun suaminya ini ternyata pernah menikah lagi.

Perempuan yang mengaku bernama Yeni ini berusaha menyelamatkan harta peninggalan suaminya dengan menitipkan pada seseorang yang coba dia kenal melalui facebook. Nah orang tersebut kebetulan adalah saya. Entah bagaimana dia bisa mengenal akun saya. Saya pun juga pernah mendengar modus-modus titip uang seperti ini. Tapi saya penasaran, sampai seberapa tindakan penipuan yang dilakukan.

 Jadi, saya ikuti saja maunya bagaimana dulu. Yani ini mau menitipkan dana sebesar 2 juta US dolar. Waow..berapa uang sebanyak itu bila dijadikan rupiah. Pasti belasan milyar.... Yani ini sempat meminta identitas saya, oke saya ikuti. Tapi saya berikan alamat desa yang sedikit ruwet dan membingungkan. Kalau saya berikan alamat domisili saya di Surabaya tentu akan mudah dilacak. Demikian juga ketika dia memaksa meminta scan ktp saya. Ada juga ktp saya di desa yang sudah tidak berlaku lagi. Mengapa saya berikan, karena dia memaksa kalau tidak diberikan akan dibatalkan proses titip uangnya.

Kalau anda mengharapkan saya "kok tidak disudahi saja, sampai di situ. Ngapain diladeni...". Oh maaf saya juga ingin investigasi sampai di mana aksi yang dilakukan nya. Singkat cerita, dia akhirnya menyatakan kalau sudah mengurus segala surat dan perizinan dengan pihak pengacara. Uang dikemas dalam bentuk paket yang diberangkatkan melalui pesawat terbang. Sengaja tidak melalui transfer karena takut tersandung hukum. (Padahal ini cuma modus dia saja...hahaha)

Supaya meyakinkan saya ditunjukkan sertifikat pengesahan paket dan bukti pengiriman paket uang tersebut. Dia juga berkata karena tidak tahu biaya pengiriman maka saya diminta untuk membayar dulu nanti sebagai gantinya bisa ambil dari paket uang tersebut. Dua hari kemudian, saya ditelpon oleh seorang perempuan yang mengaku dari pihak bandara.

Dikatakannya bahwa ada paket untuk saya berasal dari luar negeri. Supaya paket tersebut bisa segera dikirimkan ke saya, maka saya harus membayar bea cukai. Saya pun menanyakan berapa jumlah bea cukainya. Angka lima juta dua ratus lima puluh ribu disebutkan sebagai jumlah yang harus saya bayar. Petugas tersebut pun mengirimkan SMS nama dan nomor rekening yang harus saya tuju.

Saya cuma mengiyakan tapi tidak saya lakukan. Saya lalu kirim ke inbox nya Yani lagi sambil berkata bahwa saya tidak bisa membayar biaya pengiriman. Yani sepertinya kecewa dan menyesal sambil mengatakan bahwa seluruh hidup nya dipasrahkan pada paket uang tersebut.

Saya sudah tidak respon lagi dengan Yani. Saya menduga proses penipuan terjadi melalui permintaan pembayaran bea cukai tersebut. Apabila saya membayar maka bisa saja paket tersebut tidak akan dikirim karena memang tidak ada. Ada salah seorang teman yang kena modus serupa, dia coba transfer uang pembayaran bea cukai. Jadinya, orang tersebut tidak bisa dihubungi sementara rekening pengiriman sudah dikosongkan. Bagaimana dengan paket uang nya, hahaha... Tidak ada tentunya.

Sebagai pertimbangan, mana mungkin orang yang belum kenal secara baik akan menitipkan barang berharga secara mudah. Waspada lagi....Monggo,

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)