“ Bila bulan kan bersinar
Dan semua kan berganti
Kala malam menyelimuti
Dan cerita esok pagi “
Bait pertama lagu Hidupmoe membuka ruang dengar penikmat album B Plus edisi pertama ini. Lagu yang diciptakan oleh Hery ini seakan menjadi penanda harapan baru bagi penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus akan munculnya generasi baru yang memunculkan lagu-lagu yang bersifat nge-Koes.
B Plus merupakan band pelestari yang berani menembus jalur rekaman. Mereka memang bukan yang pertama. Beberapa grup musik sudah berani menembus jalur rekaman dengan suasana nge-Koes. Ada Dom Plus yang sempat mengeluarkan dua album pada tahun 1995 dan 1996. Berikutnya menyusul juga Kiss Please. Bahkan senior mereka dalam pelestarian lagu-lagu Koes Plus, yaitu B Flat sudah bersiap meluncurkan album kedua. Namun ide yang diambil oleh B Plus dalam pembuatan album ini terasa sangat fresh dan “ touchable”.
Mengambil gaya musik Koes Plus era 1978-an, B Plus mencoba menyajikan suasana lagu yang benar-benar membuat penggemar Koes Plus seolah menemukan gairah baru. Gairah itu dinamakan pelestarian. Pelestarian yang “benar-benar segar” tapi tetap tidak kehilangan visi karya Koes Plus yang menjadi kiblat sebuah band pelestari. Karya B Plus dalam album ini seolah mengidentikkan mereka sebagai Koes Plus di era modern.
Sound yang dihasilkan memang berusaha mengikuti perkembangan teknologi mutakhir, namun gaya bermusik mereka tetap terasa bahwa ini adalah sebuah band pelestari Koes Plus. Bila kita menyimak gaya mereka dalam berpose yang terdapat pada bagian dalam cover cd, akan nampak sebuah pose yang alami. Sebuah gaya yang melihat ke sebuah titik tanpa memandang ke arah kamera. Hal ini mengingatkan kita pada beberapa pose Koes Plus dengan gaya serupa, termasuk di antaranya dalam album Cubit-Cubitan. Hanya saja yang sedikit membedakan, wajah personel B Plus, baik di cover depan maupun belakang, masih terlalu serius dan senyum yang ada terkesan dipaksakan. Bila boleh dibandingkan, Koes Plus dalam beberapa pose serupa masih bias menampakkan senyum dan tawa yang lepas tanpa beban.
Selanjutnya mari kita menyimak pada muatan lagu yang disajikan di album pertama karya band pelestari papan atas ini. Syair yang berbobot dan dewasa dalam pengungkapan isi hati, menunjukkan mereka merupakan pemain band yang sudah matang dan memiliki kelas dalam dunia musik yang membesarkan nama mereka itu. Tidak seperti sebagian band anak muda sekarang yang begitu mudahnya mengungkapkan cinta dengan kata-kata yang merayu dan terkesan gampangan. Bukan juga berisi pengungkapan patah hati atau perselingkuhan yang saat ini seolah menjadi “lagu wajib” bila ingin diterima secara komersil.
Sebagaimana Koes Plus pada era 1978 yang sudah memiliki kematangan psikologis dalam mengungkapkan arti cinta, B Plus pun juga demikian tidak sembarangan mengobral kata cinta namun terasa memiliki “arti yang dalam” pada perasaan cinta yang mereka ungkapkan. Hal ini bisa kita simak pada lagu yang berjudul “Takkan Berakhir (Acil)”, “ Tanya (Hery)”, dan “Mengapa (Hery)”. Ungkapan cinta ternyata tidak harus disampaikan dengan kata-kata yang bernada merayu, yang penting ada makna yang kuat di balik penyampaian kata cinta itu. B Plus sudah mampu membuktikannya.
Koes Plus dalam penyajian lagu tidak melulu mengobral tema cinta. Selalu saja ada lagu yang bersifat dorongan dan semangat bagi yang mendengarkannya. Demikian juga pada album perdana B Plus ini, pesan moral tidak lupa disampaikan sebagaimana langkah senior mereka. Hidupmoe yang menjadi lagu pembuka merupakan contoh lagu yang mengajak pendengar untuk memiliki semangat dalam menjalani hari-hari yang Tuhan sudah tentukan buat kita. Suka dan duka. Susah dan senang. Keberhasilan dan kegagalan. Semua itu merupakan dua sisi mata uang yang selalu akan ada dalam hidup kita. Satu hal yang ingin disampaikan oleh B Plus adalah, tetaplah optimis saat memasuki hari baru yang sudah dipercayakan oleh Tuhan untuk kita. Tema serupa tentu banyak kita jumpai pada karya abadi Koes Plus macam Kerjakan Kini, Tantangan, Bahagia Dan Derita, Disana-Disini atau Seindah Matahari.
Bila kita menyimak tembang yang berjudul “Boneka” maka sejenak ingatan kita akan terbawa pada nuansa lagu Kereta Api Pagi yang dibawakan oileh Koes Plus dalam album Bersama Lagi. Irama yang cepat, rancak dan penuh semangat menjadikan lagu ini layak untuk didengarkan bagi mereka yang mengaku sebagai penggemar Koes Plus. Tentu bukan bermaksud untuk membandingkan, namun untuk memberi apresiasi sebuah grup yang meneladani Koes Plus. Raungan melody gitar Acil seakan mengingatkan kita pada sosok Tonny Koeswoyo yang selalu mengusik telinga kita dengan petikan gitarnya yang khas dan dahsyat. Pukulan drum Mamen sendiri juga sudah mampu mengikuti alur musik yang dikehendaki oleh sang pembuat karya. Kebersamaan merupakan kunci terpadunya sebuah lagu yang dikaryakan. B Plus pun juga sudah mampu membuktikannya.
Tidak lengkap rasanya menyajikan sebuah album band pelestari tanpa menghadirkan karya dari sang legendaris. Yok Koeswoyo, personel Koes Plus, turut pula menyumbangkan sebuah lagu pada album ini. Tetap Berharap adalah karya terbaru Yok Koeswoyo yang secara istimewa direkam oleh B Plus. Tak berubah, sebagaimana gaya beliau dalam membuat lagu. Kritik sosial disampaikan dengan halus dan bergaya sartir khas seorang seniman. Dalam rangka menghormati karya sang senior ini, sebuah ciri khas Koes Plus yang lain pun ditampilkan. Sebuah lagu yang dinyanyikan secara bergiliran oleh keempat personel merupakan ciri khas Koes Plus yang disajikan pada lagu ini. Mengingatkan kita pada lagu Sendiri Dan Rahasia atau Da Da Da. Menampilkan kreasi khas lagu masa lalu dengan nuansa modern memang tidak mudah, namun bukan suatu hal yang tak mungkin. B Plus, sekali lagi mampu membuktikannya.
Permainan musik masing-masing individu sudah menunjukkan bahwa mereka bukan band musik yang terbentuk kemarin sore. Pipin pada bass, Acil pada lead guitar dan keyboard, Hery pada Rhythm Guitar dan Mamen pada drum seolah sudah tahu bagaimana mereka menampilkan sosok Koes Plus pada diri B Plus. Bahkan ucapan terima kasih juga mereka sampaikan kepada berbagai komunitas penggemar Koes Plus di berbagai kota yang selalu mendukung mereka. Sebuah bukti kesederhanaan dan kerendahan hati.
Hal yang membedakan dan memberi nilai lebih pada album B Plus adalah mereka berani tampil sebagai sebuah band yang juga mengandalkan kemampuan vocal. Ada beberapa lagu yang menonjolkan duet vocal pada personelnya. Hal ini sangat bertentangan dengan arus band saat ini yang hanya menampilkan seorang vokalis saja dengan diiringi empat pemain musik.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai catatan tentang album perdana B Plus ini. Ada enam buah lagu yang disajikan oleh B Plus dalam album yang rilis pada 8 Agustus ini. Tentu terlalu berlebihan bila kita mengharapkan benar-benar sound khas Koes Plus terdengar dominan pada lagu-lagu di album ini. Karena tentu bukan hal mudah untuk menggali sound Koes Plus di tengah teknologi musik yang semakin modern ini. Biarkan B Plus menerjemahkan kecintaan mereka pada Koes Plus dengan gaya khas mereka sendiri. Rasa salut dan bangga patut kita berikan setingginya pada band pelestari yang personelnya berusia muda nan dewasa ini.
Semua kurang dan lebihnya harus kita apresiasi sebagai sebuah langkah awal yang penuh makna. Di depan sudah menanti tantangan yang berat namun tak akan pernah bias menyurutkan langkah B Plus.
Selanjutnya, jejak langkah itu akan terus diikuti oleh band pelestari lain dalam mengapresiasi karya Koes Plus dalam porsi masing-masing.
Mohon maaf bila ada kata dan kalimat yang kurang berkenan. Salam Jiwa Nusantara…..!!!