Selasa, 13 Mei 2014

KASS PLUS, Sebuah Band Pelestari Baru dari Jawa Timur



           

            Malam itu langit kota Gresik terasa cerah dan menyejukkan. Meskipun mendung tipis sempat menaungi suasana kota Pudak itu pada siang hingga sore harinya. Cerah dan menyejukkannya udara hari itu mengiringi pula senyum ceriah beberapa insan yang saat itu sudah mengikat janji untuk saling berjumpa. Janji harus ditepati, meskipun beberapa hal lain harus terlewati. Tidak masalah, karena demi sejenak saja melepas rindu dan menjalin silaturahmi, demikian yang menjadi tekad sebagian undangan yang hadir di salah satu sudut kota semen itu.

            Rabu malam, tepatnya 8 Mei 2014. Sesuai dengan kabar yang diterima, satu per satu undangan berkumpul mendatangi Warung Apung Rahmawati yang terletak di jl. DR. Wahidin, Gresik. Hari itu Adie Priyono, salah seorang penggemar Koes Plus di kota Gresik memang mengundang beberapa rekan untuk merayakan syukuran pertambahan usianya. Sederhana saja acaranya namun tetap mengesankan, itu yang menjadi niatan sang empunya acara. Satu per satu tamu mulai naik menuju hall lantai dua rumah makan yang berlokasi di depan SPBU Petrokimia Gresik itu.

            Sekitar pkl. 19.20, setelah sebagian besar tamu mulai berkumpul, acara pun dibuka oleh sang pembawa acara. Bertindak selaku pembawa acara yaitu Ganef Setiawan yang merupakan sahabat karib beliau baik dalam pekerjaan maupun dalam kegemaran mendengarkan lagu-lagu Koes Plus. Acara memang mundur sekitar satu jam dari rencana awal, namun hal ini tidak menyurutkan antusias para undangan yang menghadiri acara tersebut. Tanpa banyak basa-basi, meluncurlah sebuah lagu pembuka yaitu Laguku Sendiri yang dibawakan oleh home band yang mengisi acara malam itu yaitu Kass Plus. Penonton mulai tampak mengatur posisi duduk, mengarahkan pandangan ke depan mengamati penampilan band pelestari yang sedang tampil menghibur rangkaian acara syukuran tersebut.

            Suasana mulai cair ketika Kembali mulai dbawakan oleh band pelestari yang berasal dari Gresik ini. Terdengar lamat-lamat koor penonton mengikuti baris demi baris lagu yang pernah dipopulerkan oleh Koes Bersaudara ini. Setelah dua lagu berkumandang, Ganef menjelaskan pada para undangan yang hadir bahwa acara malam itu dimaksudkan untuk mensyukuri dua hal sekaligus. Yang pertama, syukuran atas bertambahnya usia Adie Priyono yang kesekian tahun ( mohon maaf, off the record nominalnya...hehhee...). Selanjutnya syukuran atas berdirinya Kass Plus sebagai sebuah band  yang siap hadir melestarikan lagu-lagu Koes Plus. Pada launching perdana ini Kass Plus memperkenalkan diri dan siap all out mengawal langgengnya lagu-lagu Koes Plus di blantika Jawa Timur pada khususnya dan di Nusantara ini pada umumnya.

            Kass Plus merupakan salah satu band dengan fenomena unik yang menyerupai formasi asli Koes Plus, mengingat ketiga personel yang mengawal barisan depan merupakan satu kaitan bersaudara kandung. Sementara di bagian belakang, pemain drum merupakan personel di luar keluarga yang sering disebt sebagai “plus”-nya. Kass Plus terdiri dari Sukho (keyboard/melodi gitar/vokal), Sas (bass/lead vokal) dan Doddy (rhytym gitar). Posisi drum diisi oleh Gatot yang kadang-kadang bergantian dengan Mispomo. Hari itu karena terhalang oleh kondisi kesehatan, Gatot yang berdomisili di Rembang harus merelakan diri terbang ke Gresik dan tampil full time untuk menggebuk drum. 

Ketiga personel bersaudara ini pun sebenarnya berasal dari kota yang sama yaitu Rembang, berhubung demi melangsungkan kehidupan yang lebih baik, mereka pun hijrah ke Surabaya dan sukses merintis karier sebagai musisi. Sementara Gatot tetap melanjutkan karya di Rembang sebagai seorang pengusaha yang sukses. Arti nama Kass Plus sendiri memiliki filosofi yaitu merupakan akronim dari Kasiyanto yang merupakan ayah ketiga bersaudara ini, sementara S yang satunya merupakan akronim dari ayah Adhie Priyono (mohon maaf saya lupa, nama persisnya). Adie sendiri dalam Kass Plus bertindak selaku pengelola manajemen beserta Ganef dan Frans Sartono. 

Malam itu Kass Plus berusaha membuktikan pada para undangan bahwa mereka benar-benar merupakan penggemar Koes Plus yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Lagu-lagu yang mereka hadirkan bukan saja kategori yang populer, namun juga lagu-lagu yang kategori “asing” atau jarang didengarkan oleh telinga awam. Termenung Lesu, Kesepian, Kala-Kala dan Aku Cinta Padamu menjadi beberapa contoh sajian menarik yang mereka hidangkan pada hadirin yang menyaksikan sembari menikmati makan malam dalam kemasan satu meja berisi enam orang tersebut.

Satu per satu undangan yang hadir diberi kesempatan untuk menyumbangkan suaranya mendendangkan lagu-lagu Koes Plus yang menjadi kesukaan masing-masing. Hari itu sebagian besar yang memenuhi undangan Adhie adalah rekan kerja di Petrokimia Gresik. Baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas, turut larut dalam kegembiraan yang dibagikan malam itu. Andaikan Kau Datang, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Kolam Susu dan Tul Jaenak menjadi pilihan yang layak untuk dinyanyikan bersama. Salah satu hal yang istimewa dalam acara malam itu adalah kehadiran H. Koestono, mantan pengawal Koes Bersaudara dan Koes Plus yang tampak duduk di barisan depan. Saat itu H. Koestono tampak duduk berdampingan bersama Sam Sugeng, salah seorang pendiri JN Surabaya yang juga kawan dekat Adie Priyono, sang tuan rumah. 

Demi memenuhi rasa hormat, saat itu Koestono didaulat untuk tampil menyumbangkan suaranya didampingi Sam Sugeng. Sebuah tembang Penyanyi Tua dipilih untuk dinyanyikan menghangatkan suasana syukuran malam itu. Koestono sendiri dalam jajaran Kass Plus bertindak sebagai pembina band. Sebuah doa dan harapan untuk kesuksesan Adhie maupun Kass Plus sempat dihaturkan oleh beliau ketika diberi kesempatan untuk menyampaikan kata-kata sambutan. Uniknya, salah seorang yang hadir sempat mengira bahwa Koestono yang saat itu duduk di deretan depan adalah Nomo Koeswoyo. Tentu kami meralat dengan mengatakan bahwa beliau ini juga  termasuk sebagai salah seorang yang penting dalam Koes Bersaudara maupun Koes Plus saat itu.

Sebelum acara ditutup, sebuah kue ulang tahun disajikan oleh sang istri untuk melengkapi kebahagiaan malam itu. sebuah tiupan menghabiskan nyala tujuh lilin yang berjajar rapi di kue yang berbalut aneka coklat itu. Kass Plus pun menimpali dengan lagu Kapan-Kapan sebagai tembang pamungkas yang dinyanyikan bersama para tamu yang sudah berdiri berjajar di panggung utama. Kapan-Kapan berhenti, acara usai. Namun pelestarian karya Koes Plus tidak akan pernah berakhir untuk didengungkan oleh Kass Plus dibawah bimbingan Adie Priyono dkk. 

Adapun lagu-lagu yang dibawakan oleh Kass Plus malam itu selengkapnya adalah : Laguku Sendiri, Kembali, Termenung Lesu, Kesepian, Buat Apa Susah, Derita, Hari Minggu, Andaikan Kau Datang, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Aku Cinta Padamu, Jangan Putus Asa, Penyanyi Tua, Gadis Manis, Layang-Layang, Jemu, Kolam Susu, Tiba2 Ku Menangis, Kala-Kala, Kembali (bersama H. Koestono), Tul Jaenak, Kapan-Kapan.

Walaupun malam itu adalah launching atau peluncuran Kass Plus sebagai sebuah band pelestari, namun saat itu bukanlah pertama kalinya mereka tampil. Beberapa kali mereka sempat menjajal panggung pelestarian Koes Plus, diantaranya dalam salah satu even di sebuah kafe di Malang, penampilan dalam parade band di Solo pada 5 Januari 2014 serta mendamping God Bless pada acara pencucian Piringan Hitam Galeri Musik Indonesia yang berlangsung pada bulan April 2014 di jl. Ijen, Malang.

Maju terus Kass Plus !

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya--085645705091 )