Senin, 29 November 2010

JINUSS sukses menggoyang seminar nasional dokter gigi


Di mana ada lagu Koes Plus, di situ ada kemeriahan. Idiom ini dirasa tak berlebihan, mengingat hal ini ternyata benar-benar sungguh terjadi. Salah satu contoh nyata adalah ketika ada sebuah even pertemuan nasional salah satu spesialis dokter gigi. Pada even yang bertajuk National Scientific Seminar in Periodontics ( NASSIP ) 2010 ini band pelestari Koes Plus asal Surabaya yaitu, JINUSS menjadi bintang tamu pada sesi hiburan.

Sesi hiburan berlangsung pada hari jumat malam, 26 November 2010. Tema hiburan : Singing N’ Dancing. Acara malam itu dibuka oleh penampilan tari remo yang dilanjutkan dengan pemberian penghargaan bagi kalangan dokter yang termasuk senior. Memasuki acara hiburan diisi oleh penampilan para dokter yang mewakili berbagai universitas di tanah air, antara lain yaitu : UI, USU, Unpad, Unhas dan Unair. Para dokter tampil dengan menyanyikan beberapa lagu daerah yang dikemas secara vocal grup.

Acara yang dimulai pkl. 19.00 di hotel JW Marriot Surabaya itu juga dihadiri oleh beberapa penggila Koes Plus. Pengurus JN Surabaya saat itu diundang untuk menjadi pendukung JINUSS band. Tampak hadir para penggila Koes Plus dari Surabaya yaitu, Koesyanto, Sam Sugeng bersama anak dan istri, Okky T. Rahardjo dan Sutaryono. Secara kebetulan Sutaryono ( personel Beat Plus ) saat itu memang diminta bantuan untuk menjadi salah satu pengiring musik vocal grup dokter.

Setelah penampilan opera dari Unpad, tepat pkl. 21.40 WIB pembawa acara menyebutkan bahwa acara selanjutnya adalah penampilan JINUSS yaitu band pelestari lagu-lagu Koes Plus dari Surabaya. Mengiringi personel JINUSS bersiap diri, drg. Winaryo selaku panitia acara memberikan komentar tentang band ini. Beliau menyampaikan bahwa band ini merupakan salah satu band pelestari yang tergabung dalam JN Surabaya. Drg. Winaryo yang juga merupakan penggemar fanatik Koes Plus ini memang sengaja mengundang band pelestari untuk memeriahkan acara malam itu.

Satu per satu personel JINUSS mulai menempati posisi masing-masing. Bagus Noesanto mulai menyandang bass gitar. Soejitno sang vokalis memanggul gitar warna coklat yang ditempeli stiker JINUSS. Djuanam, mulai mempersiapkan mik sebagai backing vocal. Fandy segera duduk di belakang drum. Tak ketinggalan, Budi Santosa menempati posisi sebagai Tonny Koeswoyo dengan gitar dan keyboard Korg yang sudah disiapkan.

Setelah memperkenalkan personel yang tampil, Soejitno segera memberi kode untuk memulai lagu pertama. Bis Sekolah menjadi pilihan yang tepat untuk menggebrak suasana malam itu. Para pengunjung yang semula duduk dengan tenang menjadi segera memberi respon dengan bernyanyi bersama. Sebagian ada yang bisa mengikuti, sebagian lagi masih malu-malu namun ikut bersenandung saat lagu yang diambil dari The Best of Koes ini dibawakan.

Tepuk tangan pengunjung belum reda, saat JINUSS menggebrak dengan lagu kedua yang tak kalah rancak yaitu Bunga Di Tepi Jalan. Petikan melody gitar Budi Santosa pada interlude lagu ini menjadi pemanis yang bukan sekedar pelengkap pada lagu karya Yon Koeswoyo ini. Perpaduan vocal Soejitno dan Djuanam seolah membuktikan bahwa mereka juga mampu bersaing sebagai band pelestari Koes Plus. Tak ketinggalan gebukan drum Fandy yang mampu menangkap “feel” seorang Murry. Demikian juga petikan bass Bagoes yang tak bisa dianggap remeh sekalipun tidak banyak bergaya. JINUSS malam itu mampu menunjukkan sebagai band pelestari yang layak mendapatkan tempat tersendiri di hati penggemar Koes Plus di Surabaya dan sekitarnya.

Pada lagu ketiga JINUSS mulai membuka diri untuk pengunjung yang mau menyumbangkan suaranya untuk bernyanyi bersama. Diawali dengan seorang dokter perempuan yang mendendangkan Manis Dan Sayang, selanjutnya berturut-turut para pengunjung yang hadir bergantian mengadu vocal di panggung dengan diiringi JINUSS. Setiap kali sebuah lagu selesai dinyanyikan, segera pengunjung yang lain langsung menyebutkan lagu yang akan dinyanyikan. Segera keyboard yang dimainkan oleh Budi Santosa mengalunkan intro lagu yang dimaksud. Seperti suatu ketika ada pengunjung yang berteriak minta dibawakan Kembali Ke Jakarta, segera saja personel JINUSS siap memainkan lagu yang diminta, saat itu pula pengunjung yang request segera naik ke panggung untuk menyanyikan lagu ini.

Drg. Winaryo selaku pengundang sempat juga menyumbangkan suara untuk menyanyikan Janjimu yang didampingi Sutaryono. Duet penggemar berat Koes Plus ini menambah meriah acara malam itu. Usai Janjimu, duet spontan itu melanjutkan dengan lagu Derita yang disambut dengan nyanyian koor spontan oleh pengunjung masih bertahan menyaksikan penampilan JINUSS. Semua yang hadir menjadi puas dan bergembira setelah seharian lelah mengikuti seminar.

Malam semakin larut. Pengunjung yang adalah peserta seminar harus segera istirahat untuk melanjutkan acara keesokan hari. Tepat pkl. 22.30 JINUSS mengakhiri penampilan. Selamat Tinggal merupakan lagu terakhir yang dibawakan JINUSS. Lagu ini seolah menjadi ciri khas setiap kali band ini mengakhiri penampilan. namun karena banyak pengunjung yang belum terbiasa dengan lagu ini, JINUSS menambahi dengan Kapan-Kapan sebagai lagu pamungkas. Semua bertepuk tangan mengiring JINUSS turun dari panggung.

Malam itu para personel JINUSS pulang dengan segala kepuasan yang terpancar di wajah mereka. Hal ini karena mereka dapat tampil yang ternyata diresponi oleh para pengunjung yang hadir. Sehingga malam itu kepuasan tidak hanya dimiliki oleh JINUSS, tapi juga oleh para pengunjung yang senang karena permintaan lagunya dipenuhi dengan baik. Memang kebanggaan personel band adalah kalau dapat memenuhi permintaan lagu dari penonton yang menikmati penampilan mereka.

Setiap penampilan tak pernah luput dari kekurangan yang selalu ada di balik keberhasilan yang diraih. Pada penampilan JINUSS masih terdapat sedikit kesalahan pada bagian vocal dalam mengambil nada-nada yang tinggi. Beberapa kali terjadi salah perhitungan sehingga nada tinggi yang dinyanyikan seolah tak terjangkau sehingga menjadi terdengar fals dan tidak bisa “mendarat dengan mulus”. Pada beberapa lagu pun musik masih kurang bisa “berjalan dengan sempurna”, baik saat intro maupun interlude.

Namun satu hal yang harus diakui, bahwa pemilihan JINUSS untuk menyanyikan lagu-lagu Koes Plus yang populer menjadi sebuah pilihan yang tepat. Hal ini mengingat yang hadir adalah masyarakat umum di luar komunitas penggemar Koes Plus. Sebagai bukti bahwa pilihan ini tepat adalah semua lagu dapat diresponi dengan baik oleh pengunjung.

Berikut ini adalah daftar lagu yang dibawakan oleh JINUSS : Bis Sekolah, Bunga Di Tepi Jalan, Manis Dan Sayang, Bujangan, Kolam Susu, Pelangi, Why Do You Love Me, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Kembali Ke Jakarta, Andaikan kau Datang, Diana, Layang-Layang, Jemu, Janjimu, Derita, Selamat Tinggal, Kapan-Kapan.

Selamat atas suksesnya penampilan JINUSS dalam seminar nasional di kalangan dokter gigi spesialis perio. Maju terus dalam melestarikan karya-karya Koes Bersaudara dan Koes Plus. Jiwa Nusantara Surabaya akan selalu mendukung setiap langkah kalian dalam menggemakan karya legendaris anak bangsa di kota pahlawan ini. Merdeka ….!!!

( Okky T. Rahardjo-ketua JN Surabaya, 085645705091 )



Keterangan gambar :

1. Personel JINUSS in action
2. Fandy, drummer muda berbakat
3. Budi Santosa, keyboard player andalan JINUSS
4. JINUSS mengiringi seorang pengunjung yang bernyanyi
5. Djuanam, mengajak salah seorang pengunjung untukbernyanyi bersama
6. Sutaryono dan Drg. Winaryo, duet Janjimu
7. Pengurus JN Surabaya pose bersama sebelum acara dimulai
8. Suasana panggung acara NASSIP 2010

































Kamis, 25 November 2010

The Bottles menghibur Walikota Surabaya











“ Kita yang berjiwa Nusantara, selalu siap sedia…Membela nusa dan bangsanya berdasarkan Pancasila ………….”   

Petikan syair lagu Mars Jiwa Nusantara itu berkumandang mengiringi pembukaan sebuah even keragaman beragama yang berlangsung di Surabaya. Rabu sore, 24 November 2010 The Bottles mendapatkan kesempatan untuk tampil pada acara peresmian Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia ( PCTAI ), sebuah komunitas yang berlandaskan kemanunggalan keimanan dan kemanusiaan. Organisasi ini berisikan tokoh-tokoh lintas agama yang bersepakat untuk mengembangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan di tengah masyarakat Indonesia yang pluralis.

Peresmian PCTAI berlokasi di Balai Pemuda Surabaya yang diisi dengan berbagai kegiatan seni antara lain: pembacaan tembang jawa, tari remo, musik tradisional dan pameran lukis. The Bottles mengisi panggung utama dengan menampilkan lagu-lagu Koes Plus yang ternyata dinilai banyak pihak pantas untuk ditampilkan pada even semacam ini.

The Bottles memulai aksi panggung sekitar pkl. 15.40 WIB. Diawali dengan sebuah lagu pusaka khas Koes Plus “ Laguku Sendiri “. Teguh, vokalis The Bottles, berikutnya menyapa pengunjung yang hadir yang mulai berdatangan ke lokasi acara. Selanjutnya Oh Kasihan mengalun dari lokasi panggung yang berdempetan dengan SMA 6 Surabaya. The Bottles selanjutnya menyanyikan “Why Do You Love Me” memenuhi permintaan Nirwana Juda, kepala UPTD Balai Pemuda. Kelelawar menjadi sajian berikutnya yang makin menghangatkan suasana sore itu yang sebelumnya kota Surabaya diguyur hujan deras selama dua jam. Sebelum mengakhiri sesi pertama penampilan, The Bottles memberikan kejutan dengan mendendangkan “Bunder-Bunder”. Teguh menyanyikan lagu ini dengan gaya yang kocak sebagaimana yang dilakukan Nomo Koeswoyo pada rekaman aslinya.

Panggung sempat kosong sejenak sekitar empat puluh menit. Acara berlanjut dengan agenda peresmian pengurus PCTAI oleh Dinas Pariwisata Kota Surabaya. Acara yang dihadiri oleh pemuka agama serta para seniman dari Dewan Kesenian Surabaya ini berlangsung di sebelah utara panggung. Sebagian besar peserta yang terdiri dari ’kaum usia senior’ dan ’ kaum gondrong ’ khas penampilan seniman, saat itu bersepakat untuk mendirikan sebuah wadah yang terbebas dari urusan politik namun semata mengedepankan keimanan dan kemanusiaan.

Setelah para peserta masuk lokasi gedung Balai Pemuda untuk meninjau koleksi lukisan, The Bottles kembali diberi kesempatan untuk naik panggung. Pada penampilan sesi kedua ini The Bottles siap untuk membawakan lagu-lagu Koes Plus yang sarat dengan nilai persatuan dan kebersamaan, sesuai dengan tema acara yang berlangsung. Uniknya, sebelum The Bottles naik panggung rupanya pihak Ketua Panitia mempunyai request khusus. Adapun lagu yang direquest bukan lagu-lagu Koes Plus namun mempunyai nilai sejarah bagi warga Surabaya. Untuk mengantisipasi ’hal-hal yang tak diinginkan’, pihak manajemen The Bottles sempat meminta ijin dulu pada ketua JN Surabaya untuk membawakan dua lagu yang bukan dari Koes Plus. Mengingat dua lagu ini memang lagu yang memiliki nilai sejarah, maka pengurus JN Surabaya pun mengijinkan dan tidak ada keberatan.

Pada sesi kedua ini The Bottles membuka penampilan dengan menyanyikan lagu Ballada Kalimas karya The Gembell’s dan Surabaya karya Dara Puspita. Lagu permintaan khusus ketua panitia acara ini mendapatkan respon yang sangat baik karena mampu dibawakan dengan baik oleh band pelestari Koes Plus dan menambah nilai heroik pada acara tersebut. Setelah dua lagu tersebut, The Bottles pun ”kembali ke jalan yang benar”. Mars Jiwa Nusantara karya Yok Koeswoyo dibawakan sebagai lagu ketiga dengan penuh penghayatan, penuh rasa patriotisme yang pada akhirnya mampu menyihir pengunjung pada sore itu yang kagum bahwa masih ada anak-anak muda yang mau dengan rela menyanyikan lagu-lagu bernuansa persatuan.

Setelah terpesona dengan Mars JN, ketua panitia acara sempat berbisik pada Mispomo, pembina The Bottles untuk dibawakan lagu Nusantara IV. Doddy, pemegang melody gitar saat itu langsung menyanggupi. Diawali permainan keyboard Joko yang ditimpali gebukan drum oleh Agus, Nusantara IV mengalun dari vokal Teguh diikuti dengan petikan bass yang teratur oleh Takari. Selanjutnya meluncur Bis Sekolah yang dibawakan dengan suasana riang, menambah semarak suasana sore itu. Suasana sempat syahdu sejenak karena The Bottles mendendangkan Nuswantoro yang saat itu disebutkan oleh Dody sebagai ”Nusantara versi Jawa”. Suluk dalang yang diucapkan Teguh menambah kekaguman pengunjung pameran saat itu. Lagu yang terdapat pada album Koes Bersaudara Pop Jawa ini memang merupakan ciri khas dari The Bottles pada setiap penampilannya. Berikutnya Diana dan Mengapa ( Pop Melayu ) menjadi pilihan untuk menambah meriah suasana sore itu.

Saat memasuki maghrib, The Bottles istirahat sejenak. Panggung selanjutnya diisi oleh penampilan campur sari dari Jombang yang membawakan tiga buah lagu. Sesi ketiga The Bottles dimulai lagi. Kolam Susu, Pelangi, dan Kr. Surabaya serta lagu-lagu lain bertubi-tubi didendangkan oleh The Bottles untuk para pengunjung yang mulai terpuaskan dengan meluncurnya lagu-lagu Koes Plus saat itu.

Tiada disangka, sebuah kejutan bagi pengunjung dan The Bottles melanda pada malam itu. Tanpa diduga, Walikota Surabaya Tri Risma Harini tiba-tiba datang. Hal ini merupakan sebuah kejutan tersendiri karena sebelumnya tidak ada konfirmasi bahwa beliau akan hadir. Pihak Balai Pemuda pun sempat kerepotan dengan kedatangan orang nomor satu di Surabaya itu. Bahkan Risma hadir bukan dalam kapasitas sebagai walikota namun sebagai pribadi yang ingin mengunjungi acara itu. Lebih mengejutkan lagi, ternyata beliau tidak banyak meninjau pameran lukisan, namun lebih suka menyaksikan penampilan The Bottles.

The Bottles menyambut kehadiran Walikota perempuan pertama di Surabaya itu dengan lagu Malam Yang Indah kaya Tonny Koewoyo di volume 7. Risma tampak gembira bersama warga Surabaya yang hadir saat itu, membuat malam menjadi benar-benar indah. Bahkan secara pribadi beliau minta dibawakan dua lagu Koes Plus yang merupakan kesukaannya yaitu, Andaikan kau Datang dan Manis & Sayang. Selanjutnya Nusantara VII menjadi pilihan yang tepat untuk dibawakan di depan pejabat Pamong Praja ini, menunjukkan bahwa Koes Plus memiliki kekuatan pada lagu-lagu yang memuja tanah air dan mengobarkan semangat persatuan.

Saat waktu menunjukkan pkl. 19.30, The Bottles harus mengakhiri seluruh rangkaian penampilan pada hari itu. Segala kepenatan karena tampil selama berjam-jam, pengorbanan meninggalkan jam kerja demi bermain musik lagu-lagu Koes Plus seakan tak dirasakan lagi. Semua berganti dengan kepuasan dan kebanggaan karena dapat menghibur seluruh pengunjung yang disaksikan oleh ’ibu’-nya warga Surabaya.

Maju terus The Bottles, dendangkan terus lagu-lagu Koes Plus di kota Surabaya ini. Merdeka...!!!

( Okky T. Rahardjo, Ketua JN Surabaya - 085645705091 )

Minggu, 21 November 2010

Catatan Tentang Album Yon Koeswoyo "Lantaran"

" Lantaran waktu jua, kita menjadi dekat...Bukan hanya badan, tetapi juga jiwa...Demikian sesungguhnya duka rasa madu, mimpi tersangka nyata..."

Lantaran merupakan sebuah album solo pertama milik Yon Koeswoyo. Sebuah terobosan yang terasa lain dari biasanya saat beliau berfungsi sebagai personel Koes Plus. Pada album Lantaran ini sosok Yon Koeswoyo benar-benar mencoba membuktikan diri bahwa beliau mampu eksis dan berkarya di luar nama besar Koes Plus. Tidak mudah memang meisahkan sosok Yon Koeswoyo dari bayang-bayang sebagai vokalis Koes Plus. Namun pada album ini Yon Koeswoyo mampu membuktikan keberadaan dirinya yang tampil apa adanya dengan karakter "seorang Yon Koeswoyo secara pribadi".
Album ini dibuka dengan sebuah lagu yang terkesan mendayu-dayu dan mengeksploitasi vokal Yon Koeswoyo yang manja dan melankolis. Banyak hal yang membedakan Yon Koeswoyo pada album Koes Plus dan album solo ini. Keberadaan Harry Cahyono, seorang penulis lagu yang mendominasi karya pada album ini, seakan mencoba meyakinkan penngemar musik bahwa Yon Koeswoyo juga mampu menyanyikan lagu-lagu yang bermuatan kritik sosial. Sebagian besar lagu dalam album ini berisi kritik sosial yang disampaikan dengan bahasa abstrak dan tak mudah langsung dicerna. Tidak seperti karya-karya Koes Plus yang sekali dengar langsung dipahami maknanya. Peran Harry Cahyono dengan karya yang sarat kritik sosial ini berikutnya berulang pada sekitar 27 tahun kemudian melalui album Song Of Porong yang juga dinyanyikan oleh Yon Koeswoyo.

Lantaran dirilis pada tahun 1981 di saat eksistensi Koes Plus sedang timbul tenggelam, terseret oleh derasnya arus penyanyi solo yang saat itu sedang mencapai gelombang yang tinggi. Yon Koeswoyo atas seijin sang kakak, Tonny Koeswoyo yang juga leader Koes Plus akhirnya mencoba bersolo karier. Tidak ada unsur Koes Plus pada album ini, tapi di sisi lain kita bisa menikmati keberadaan Yon Koeswoyo sebagai seorang vokalis yang utuh melalui album ini. Album produksi Sky Record ini berisikan materi 10 lagu yang 8 diantaranya karya Harry Cahyono ( Antara lain : Lantaran, Senandung Malam, Jakarta dan Tuan-Tuan ) dan dua lagu karya Yon Koeswoyo yaitu Kota Sunyi dan Kesan.

Muatan kritik sosial selintas dapat kita lihat pada lagu Jakarta yang mengisahkan tentang ibu kota yang selalu jadi rujukan para pencari keberuntungan, walaupun sudah terlalu sesak kota ini untuk ditinggali. Sebuah kisah yang klasik namun sampai hari ini masih kita tetap akurat untuk dijadikan topik. Tuan_tuan berisikan ungkapan protes pada penguasa yang hidup penuh kemewahan di tengah kesenjangan sosial yang terjadi.

Debut pertama Yon Koeswoyo ini mungkin sempat terlupakan, namun bagi kolektor Koes Plus album ini tentu masih layak untuk diburu. Format cover yang sederhana dengan menampilkan wajah Yon Koeswoyo dalam bingkai foto, membuat penikmat musik saat itu penasaran bahwa ternyata bisa juga vokalis Koes Plus ini mengeluarkan album solo. Saat mendengarkan lagu-lagu dalam album ini, alam bawah sadar kita terasa seperti dibawa pada era tahun 80-an, sound musik yang minimalis membuat angan kita melambung menembus ke suasana masa-masa itu. Yon Koeswoyo pun melalui vokalnya yang lentur mudah untuk "dikawinkan" dengan musisi siapa saja yang menggarap musik dalam lagu yang dinyanyikannya. Walaupun tentu saja tidak bisa kita bandingkan dengan kehebatan Tonny Koeswoyo yang lebih mengenali karakter vokal Yon Koeswoyo secara "luar dalam".

JN Surabaya menyelamatkan album ini dalam bentuk cd audio untuk kepentingan dokumentasi supaya bisa dinikmati sampai kapan pun. Walaupun tentu tak menutup kekurangan dalam proses convert dari kaset menuju format cd. Satu hal yang bisa kami sampaikan adalah salut untuk Yon Koeswoyo yang ternyata masa itu masih mampu mengikuti perkembangan musik yang sedang populer. Sehingga tetap bisa eksis di jalur musik walaupun harus berjang secara solo.

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai sedikit resensi pada album ini. Mohon maaf atas segala kekeliruan yang terbentuk pada rangkaian kata dan kalimat yang tertulis. Terima kasih atas perhatiannya. Merdeka...!!!

( Okky T. Rahardjo, Ketua JN Surabaya-085645705091 )

Senin, 15 November 2010

The Bottles Menghibur Pengunjung Giant Surabaya






























Minggu, 14 November 2010 merupakan sebuah hari yang panas di kota Surabaya. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah para penggemar Koes Plus untuk menuju pusat pertokoan yang terletak di batas kota. Hari itu, The Bottles, band pelestari asal Surabaya kembali tampil untuk menghibur para pengunjung yang berbelanja di Giant Hipermarket yang terletak di Jl. Ahmad Yani Surabaya.

Pkl. 12.30 WIB satu per satu penggemar Koes Plus yang berada dalam naungan JN Surabaya mulai menghampiri ke area panggung yang berada di pusat belanja yang terletak di lantai 2. Di lokasi panggung nampak personel The Bottles sedang mempersiapkan diri. Alat-alat musik dan sound sistem masih tertutup rapi oleh kain panjang yang menandakan acara belum di mulai. Warga JN Surabaya yang mulai berdatangan segera menyalami personel The Bottles untuk memberikan dukungan semangat.

Para penggiat Koes Plus hadir antara lain, Sam Sugeng beserta istri, Koesyanto, Juliadi, Siswanto dan yang lainnya tampak akrab hadir siang itu. Bahkan ketua JN Surabaya pun hadir bersama calon istrinya. Semua siap mendukung secara morilpenampilan The Bottles siang itu.

Beberapa penggemar Koes Plus yang siang itu hadir tampak kompak sekali mengenakan kaos baru produksi JN Surabaya. Hari itu sekaligus merayakan ulang tahun pertama JN Surabaya, sehingga pengurus hadir dengan komplit. Sebenarnya rencana semula ulang tahun akan diadakan dengan syukuran maka siang bersama. Namun mengingat situasi yang masih prihatin di tengah kondisi daerah lain yang ditimpa bencana juga kebetulan The Bottles tampil pada hari itu, maka perayaan ulang tahun dilakukan dengan acara nonton bersama penampiln The Bottles di Giant Surabaya.

Joko mulai memainkan keyboardnya. Agus mulai menempati set drum. Dody mulai mengoperasikan gitar melodynya. Takari mulai menyandang bass. Teguh mulai memasang gitar akustik rhytymnya sekaligus berbasa-basi menyapa pengunjung yang hadir siang itu. Secara mengejutkan The Bottles membuka penampilan siang itu dengan membawakan sebuah lagu, Mars Jiwa Nusantara. Lagu ini dibawakan dalam rangka Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan yang baru saja diperingati. Perpaduan vokal Teguh, Dody dan Takari membuat lagu kebangsaan insan penggemar Koes Plus ini terasa hidup. Tepuk tangan kekaguman mengiring kesuksesan The Bottles menggemakan lagu ini untuk pertama kali di kalangan band pelestari di Surabaya. Selanjutnya Dody pun menyampaikan bahwa lagu ini merupakan karya Yok Koeswoyo,persoel legendaris Koes Plus.

Lagu kedua yang tak kalah menarik adalah Malam Yang Indah yang dibawakan dengan penuh penghayatan oleh sang vokalis. Bahkan Teguh sedikit improvisasi dengan mengubah syair " aku bernyanyi di malam ini " menjadi " aku bernyanyi di siang ini", untuk menyesuaikan dengan kondisi saat itu. Berikutnya Teguh mempersilakan penonton yang mau request lagu2 Koes Plus. Terdengarlah teriakan penonton yang request lagu Kolam Susu. Tak lama, meluncurlah Kolam Susu yang dibawakan dengan manis oleh The Bottles. Setelah itu berturut-turut lagu-lagu Koes Plus lain dibawakan dengan lancar oleh band pelestari yang berisi orang-orang muda yang bekerja pada sebuah instansi yg sama ini. Bis Sekolah, Manis Dan Sayang, Jemu dan Manis Sekali menjadi suguhan yang manis bagi pengunjug yang berbelanja siang itu. Bahkan The Bottles memberikan kejutan pada Ketua JN Sby dengan memwakan lagu Aku Dan Dirimu, yang sering direquest kala The Bottles tampil.

Tanpa diduga, siang itu hadir juga teman-teman penggemar Koes Plus dari Fans Koes Plus Ronggolawe Tuban. Dengan koordinasi sang sekretaris, lima penggemar Koes Plus Tuban hadir untuk menyaksikan penampilan The Bottles. Mereka sangat puas melihat lagu-lagu Koes Plus yang dimainkan dengan irama asli dan menarik oleh The Bottles. Bahkan saking senangnya, sampai ikut bernyanyi naik ke panggung da tidak mau turun sampai beberapa lagu. Berawal dari Keroncong Cincin, Oh Kasihan, Why Do You Love Me dan bertubi-tubi lagu Koes Plus lain didendangkan yang dapat diiringi dengan baik oleh The Bottles.

Kehadiran para pengurus FKPR Tuban ini sebenarnya bukan melaui perencanaan yang formal. Semua berawal dari bulan lalu, ketika Bpk Murtopo, Sekretaris FKPR sedang belanja di Giant bersama putra beliau. Tak diduga saat itu mendengarkan lagu-lagu Koes Plus dimainkan dengan bagus oleh The Bottles ini. Setelah melalui proses perkenalan, akhirnya beliau menyanggupi untuk hadir pada penampilan berikutnya bersama teman-teman pengurus lain. Jadilah kesempatan siang itu merupakan suatu momen yang berharga dengan bertemunya rekan-rekan FKPR Tuban bersama warga JN Surabaya dalam suasana yang santai.

Penampilan The Bottles sangat menarik dan mamu membius pengunjung yang hadir siang itu. Namun yang menjadi catatan adalah perlunya mereka berlatih lagu-lagu Koes Plus yang populer lebih banyak lagi. Mengingat saat itu ada yang sangat ingin untuk lagu Penyanyi Tua dibawakan, tapi rupanya The Bottles belum siap. Mungkin hal ini disebabkan terlalu banyak latihan lagu Koes Plus yang unik dan kurang populer, sehingga yang populer jarang dilatih lagi dengan baik.

Tepat pkl. 16.00 acara harus diakhiri. Semua pengunjung yang semula hanya berbelanja jadi terpaku selama tiga jam untuk menyaksikan lagu-lagu Koes Plus ditamilkan oleh The Bottles. Bahkan tak terduga pula, ada pengunjung yang berasal dari Solo yang juga penggemar Koes Plus dan biasa hadir di THR Sriwedari Solo. Salah seorang pengunjung merupakan staff sebuah bank swasta, sangat tertarik dengan penampilan The Bottles dan berniat mengundang pada salah satu even yang rutin diadakan oleh bank yang berkantor di Mojokerto itu.

Demikian yang dapat kami sampaikan dari penampilan band pelestari The Bottles. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih. Merdeka...!!!!

( Okky T. Rahardjo, Ketua JN Surabaya-085645705091 )

Rabu, 10 November 2010

Catatan satu tahun JN Surabaya

    Hari ini tepat pada tanggal 10 November 2010, Jiwa Nusantara Surabaya berusia satu tahun. Sebuah komunitas penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus yang didirikan dengan motivasi tulus untuk mengembangkan apresiasi atas dasar kecintaan pada grup musik legendaris ini. Komunitas ini menjangkau wilayah Surabaya dan sekitarnya yaitu Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan dan Gresik. Kadang-kadang kami menyebut dengan yang dijangkau oleh kode area “031”.

       Jiwa Nusantara Surabaya ( JN Surabaya ) didirikan oleh empat orang penggemar Koes Plus yang memiliki tekad khas Arek Suroboyo ( Bonek ). Keempat orang itu adalah : Okky T. Rahardjo, Koesyanto, Sam Sugeng dan Juliadi. JN Surabaya saat itu dibentuk di sebuah rumah yang terletak di gang sempit jl. Kedung Turi II belakang hotel JW Marriot Surabaya. Keempat orang ini memiliki tekad yang bulat untuk membentuk sebuah komunitas penggemar Koes Plus setelah sebelumnya berhimpun bersama melalui sebuah acara radio “Koes Plus Mania”.

    Setelah acara radio tersebut berhenti, maka timbul suatu keinginan untuk membentuk sebuah fans club Koes Plus. Komunitas yang baru ini harus merupakan komunitas yang sehat, penuh kekeluargaan dan bebas dari kepentingan tertentu yang menjatuhkan. Sehingga tidak ada rasa persaingan antar pribadi, yang ada hanyalah saling ketergantungan satu sama lain. 

 Adapun yang menjadi visi kami sebagai komunitas penggemar adalah mempererat persaudaraan, melestarikan karya Koes Bersaudara & Koes Plus ( baik dalam bentuk dokumentasi maupun band pelestari ) serta berjumpa dengan personel Koes Bersaudara & Koes Plus.

 Selama satu tahun ini ada begitu banyak suka dan duka yang kami alami. Ketika kami mengalami sebuah peristiwa yang pahit, rasanya seakan kebersamaan kami akan berakhir saat itu. Namun ketika segala peristiwa yang manis kami jalani, semua kenangan yang pahit itu seolah terhapus begitu saja. Pada awal pembentukan kami, sempat mengalami penjegalan oleh pihak tertentu saat akan siaran di sebuah stasiun radio. Namun hal itu tidak menjadi duka yang berlarut karena sebelumnya kami sudah diberi kesempatan untuk membuat sebuah program acara di sebuah televisi lokal. Kami sempat ditipu oleh penjual kaos pada wal kami ingin eksis mencari jati diri melalui merchandise, saat ini puluhan kaos sudah beredar untuk menunjukkan keberadaan JN Surabaya. Konflik antar pribadi pun sempat juga kami alami, namun dengan keterbukaan yang tulus hal itu dapat kami selesaikan tanpa harus saling melukai.

 Beragam even telah dapat kami ikuti sebagai bukti eksistensi kami. Setelah kami mendeklarasikan diri pada 10 Januari 2010 dengan dihadiri oleh penggemar Koes Plus dari 10 kota, JN Surabaya terus aktif mengikuti kegiatan per-Koes Plus-an di bumi Nusantara ini. Pada bulan Januari kami menjadi salah satu dekalarator Hari Koes Plus Nasional di Solo bersama rekan-rekan dari kota lain. Bulan Maret kami mengikuti Pra Munas di Kudus yang dilanjutkan Munas di Ciawi, Bogor.

Selanjutnya kami juga bersyukur diberi kemudahan untuk bertemu dengan personel Koes Plus secara lengkap. Pada bulan Mei, kami menjumpai Murry di kota Mojokerto saat beliau sedang show bersama Murry’s Group. Awal Juli secara pribadi, salah seorang pengurus bertemu dengan Nomo Koeswoyo di kediaman beliau di Magelang. Akhir Juli kami bertemu Yok Koeswoyo dalam acara Gema Jiwa Nusantara di kota Malang sekaligus menghadirkan dua band pelestari kami pada acara tersebut. Selanjutnya pada awal Oktober lalu kami berjumpa Yon Koeswoyo di Surabaya. Pada saat itu pula Yon Koeswoyo bersedia hadir di even yang kami adakan.

Semua hal yang terjadi di atas tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang selalu mendukung kami setiap saat. Bahkan kami tidak mengingkari bila makin bertambah waktu berjalan tentu ada banyak konflik dan masalah yang kami hadapi. Tapi dengan ketulusan hati, kami percaya Tuhan pasti memberi kemampuan bagi kami untuk melaluinya.

Terlalu sulit menggambarkan perjalanan selama satu tahun dalam sebuah lembaran tulisan. Akhir kata kami mohon dukungan doa dari berbagai penggemar Koes Plus di Nusantara ini supaya kami tetap eksis, konsis dan aktif dalam melestarikan karya legendaries Koes Bersaudara dan Koes Plus. Mohon maaf atas segala tingkah laku, pemikiran serta perkataan kami yang menyinggung rekan-rekan penggemar Koes Plus selama ini.

Sekaligus kami mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang mendukung kami, antara lain yaitu :

Tuhan Yang Maha Esa, atas kepsempatan yang diberikan
Keluarga besar Koes Bersaudara & Koes Plus, atas dukungan morilnya
Wasis Susilo, Pembina JN Pusat dan JN Surabaya
Budi Santosa, Pembina JN Surabaya
Antonius Suseno
Didik B. Djauhari
Djoko Pramono
Drg. Winaryo
The Bottles band ( Dody dkk. )
JINUSS band ( Bagoes dkk. )
Beat Plus ( Sutaryono dkk. )
KPM Band ( Bambang S. dkk. )
B Plus band
B Flat band
Arek Tv ( Sasetya dkk. )
Rapendik ( Ibu Win, mbak Ratna, mbak Ida dan staff )
Segenap warga JN Surabaya
Segenap komunitas penggemar Koes Plus di berbagai kota
Serta berbagai pihak yang mendukung kami dalam berbagai bentuk yang tak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih dan…..Merdeka……!!!!!
Okky T. Rahardjo ( Ketua JN Surabaya, 085645705091 )

Senin, 08 November 2010

Penampilan JN Surabaya Band di Sidoarjo

Hari Minggu, 7 November 2010 JN Surabaya mendapatkan suatu kehormatan untuk tampil di salah satu acara yang diadakan oleh studio musik di Sidoarjo. Studio musik bernama " Double D' " yang berlokasi di Ruko Pondok Mutiara Sidoarjo saat itu mengadakan pertemuan wali murid. Double D' adalah sebuah studio musik yang membina anak-anak muda untuk mampu memainkan musik secara profesional. Dikelola oleh Drg. Winaryo, seorang penggemar Koes Plus asal Sidoarjo yang memiliki niat mengembangkan potensi generasi muda khususnya dalam bidang musik.

        Sore itu dalam acara presentasi di hadapan wali murid kursus musik, Drg Winaryo yang juga merupakan anggota JN Surabaya sengaja mengundang band pelestari Koes Plus untuk mengisi acara hiburan. Pada sesi hiburan, selain menampilkan kemampuan siswa kursus musik untuk unjuk kebolehan, band pelestari yang tergabung dalam JN Surabaya ditampilkan pada puncak acara. Pada awalnya yang akan ditampilkan adalah JINUSS Band, namun karena beberapa personel berhalangan sehingga formasi yang ada merupakan perpaduan dengan personel Beat Plus.

       Tepat pada pkl. 18.10, JN Surabaya band tampil dengan formasi Bagoes N P ( bass ), Sutaryono ( vocal/rhytym), Sugeng ( keyboard ) serta dibantu oleh Drg. Winaryo pada drum. Sedianya yang akan mengisi posisi drum adalah Fandy dari JINUSS, namun secara mendadak berhalangan hadir karena tugas kerja yang belum selesai. Sehingga Drg. Winaryo membantu memainkan drum. Lagu yang pertama ditampilkan adalah Cintamu Tlah Berlalu. Respon penonton yang rata-rata usia dewasa segera merespon dengan baik, karena lagu-lagu Koes Plus memang mudah dikenal pada kalangan mana pun. Lagu kedua meluncur Why Do You Love Me yang merupakan permintaan Drg Winaryo, karena lagu itu adalah lagu favorit beliau. Sebelum lagu ketiga yang juga menutup penampilan, Sutaryono memberi kesempatan request pada penonton yang disambut teriakan spontan permintaan lagu oleh beberapa orang. Akhirnya Sugeng dengan tanggap memainkan sebuah intro lagu yang sudah sangat familier yaitu Manis Dan Sayang. Suasana yang semula tegang dan serius karena peserta mendengarkan presentasi, menjadi cair oleh penampilan lagu-lagu Koes Plus yang membawa nuansa keakraban.

      Acara diakhiri pada pkl. 18. 30 WIB yang kemudian diteruskan oleh pertemuan pengurus JN Surabaya. 

      


Kamis, 04 November 2010

JN Surabaya Peduli Korban Gunung Merapi


   Korban letusan Gunung Merapi setiap hari makin bertambah. Makin banyak warga sekitar Merapi yang kehilangan tempat tinggal dan harus berada di lokasi pengungsian untuk menyelamatkan diri. Sampai hari ini pun Gunung Merapi masih terus menampakkan gejala "batuk yang tak kunjung sembuh". Korban letusan Gunung Merapi yang berada di pengungsian pun saat ini masih memerlukan banyak bantuan, utamanya air bersih, pakaian, keperluan sanitasi dan berbagai kebutuhan harian yang lain. 

      Menyikapi hal itu, Jiwa Nusantara Surabaya memberi kesempatan kepada para penggemar Koes Plus yang mau peduli untuk membantu korban letusan Gunung Merapi. Setelah sekitar satu minggu mengkoordinasi, akhirnya pada hari Rabu 3 November 2010 yang lalu sumbangan bantuan dari penggemar Koes Plus yang terhimpun dalam Jiwa Nusantara Surabaya disalurkan melalui PMI Surabaya. Secara keseluruhan bantuan yang berhasil dihimpun adalah berupa dana sebesar Rp. 1.780.000 ( satu juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah ). Pada kesempatan itu sumbangan diterima oleh Koeswanto, selaku Koordinator Penanggulangan Bencana PMI Cabang Surabaya. Koeswanto sendiri juga merupakan penggemar Koes Plus yang tergabung dalam Jiwa Nusantara Surabaya.

      Rencananya, bantuan tersebut segera disalurkan keesokan harinya kepada korban letusan Gunung Merapi melalui PMI cabang Klaten. Dengan tidak bermaksud mengesampingkan adanya korban bencana alam di tempat lain, kami selaku komunitas penggemar Koes Plus yang tergabung dalam Jiwa Nusantara Surabaya tetap mau memberikan sisi kemanusiaan yang positif dengan membantu sesama warga Nusantara yang sedang menderita. Memang tidak banyak yang bisa kami berikan, tidak besar yang bisa kami berikan. Namun ketulusan hati rekan-rekan penggemar Koes Plus yang tentu tidak hanya di Surabaya, namun juga di kota lain akan terus terukir manis di hati bangsa Indonesia yang sedang berduka ini.

    Kepada rekan-rekan donatur yang menyampaikan bentuk kepeduliannya melalui Jiwa Nusantara Surabaya, kami sampaikan terima kasih. Tuhan Yang Maha Pengasih kiranya membalas kebaikan hati anda semua.

Salam Jiwa Nusantara...!!!

Okky T. Rahardjo ( Ketua JN Surabaya-085645705091 )