Minggu, 30 Desember 2012

D PLUS DAN MKPC : PELESTARIAN KOES PLUS DI LERENG GUNUNG LAWU




             
 





 Sebuah band pelestari Koes Plus yang kami sajikan dalam tulisan berikut ini berasal dari sebuah kota kecil, yang hampir tak terdengar gaung “ke-koes plus-annya”. Band tersebut bernama D Plus, yang berasal dari kota Magetan, Jawa Timur. Sekalipun berasal dari kota kecil, namun jiwa besar yang mereka miliki, membuat band ini tidak boleh dipandang sebelah mata.

                Berawal dari saling kumpul dan latihan bersama antar teman, terbentuklah sebuah band yang bernama Damen Plus. Sebuah band yang personelnya masih memiliki darah muda dan agresif. Seiring perjalanan waktu dan berbagai proses, yang meliputi pergantian personel serta pencarian jati diri, band ini selanjutnya menyebut diri dengan nama D’ Plus yang terinspirasi dari nama B’ Plus, band pelestari dari ibu kota. D’ Plus band yerdiri dari Adit selaku pimpinan band yang memegang posisi keyboard, diikuti oleh Heru (gitar), Atok (bass/backing vokal), Roy (drum) dan Denny sebagai vokalis.

                D’ Plus berdiri pada Juni 2008 yang selanjutnya menjadi pengisi tetap di acara Senandung Malam RRI Madiun setiap hari Jumat, minggu pertama khusus edisi lagu-lagu Koes Plus. Kemunculan band ini diikuti pula dengan berdirinya MKPC ( Magetan Koes Plus Community ). MKPC pada awal berdirinya banyak dibantu oleh Edy Suryanto, penyiar Radio Magetan Indah (RMI). Sampai saat ini Edy yang dikenal dengan sebutan Bang Oklex ini merupakan motor sekaligus mtivator bagi terkumpulnya penggemar Koes Plus di kota yang dihuni Telaga Sarangan ini.

                Pada 5 Oktober 2012, MKPC mengadakan peringatan hari  jadi yang keempat bertempat di RRI Madiun. Saat itu digelar acara syukuran yang dimeriahkan dengan adanya pameran koleksi Koes Plus. Adapun pameran tersebut diikuti oleh penggemar Koes Plus dari Magetan dan seorang Koes Plus dari Surabaya. Berbagai koleksi dan dokumentasi berupa foto, buku, kaset dan berbagai merchandise digelar untuk menunjukkan ragamnya karya Koes Bersaudara dan Koes Plus.

                Puncak acara hari ulang tahun tersebut menampilkan D’ Plus, band pelestari kebanggaan warga kota lempeng. D’ Plus saat itu tampil maksimal menghibur penggemar Koes Plus yang mendengarkan melalui siaran radio maupun hadir di studio yang terletak di jl. DI Pandjaitan, Madiun. Lagu-lagu Koes Plus terdengar menggema dan menghangatkan suasana malam minggu itu. D’ Plus yang masih berjiwa muda tersebut sukses menghanyutkan kenangan para pendengar Koes Plus dengan menggeber : Bunga Si Tepi Jalan, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Tul Jaenak, Gadis Genit, Andaikan Kau Datang dan lainnya. 

                Sambutan penonton begitu antusias di ruangan yang dipenuhi penggila Koes Plus yang dating dari Madiun, Magetan, Caruban, Bojonegoro dan Ngawi. Bahkan saat itu dimeriahkan juga dengan kehadiran pengurus dan anggota KPK ( Komunitas Pelestari Koes Plus ) Madiun. Fans club yang baru lahir di belahan bumi Jawa Timur. Uniknya, Denny sang vokalis, saat menyanyikan lagu-lagu Koes Plus melakukan aksi gaya seperti Pasha ‘Ungu’. Setiap melantunkan lagu, dia selalu meletakkan tangannya di atas perut sambil bergerak kesana kemari. Adit, pemencet keyboard juga tampak serius saat mendendangkan Jangan Berulang Lagi. Personel bertubuh tambun ini mencoba mengambil peran Tonny Koeswoyo dengan tampak hati-hati menekan tuts ‘papan kunci’, pada saat interlude lagu yang diambil dari album Koes Plus volume 4 itu.

               Kegesitan D’ Plus sebagai band pelestari Koes Plus kembali teruji saat tampil di acara “Konser Musik Harmoni 3G ( tiga generasi )” yang digelar RRI Madiun pada Sabtu, 29 Desember 2012. Beberapa band indie tampil mewakili generasi masa kini macam : Killing My Fantasy, MIMC Jazz, Not Name Band dan Fun Fun band. Sedangkan era ’80-‘90an didelegasikan oleh Dayang Band yang mengusung lagu-lagu yang pernah populer oleh Kla Project, Chrisye dan sejenisnya. Bahkan saat lagu “Kala Cinta Menggoda” didendangkan, sang vokalis tampak menyelingi dengan seuntai tembang campur sari “Wuyung” karya Manthous. Puncak acara, tampillah D’ Plus yang menjadi ikon music era ‘70an dengan lagu-lagu Koes Plus yang dikumandankan. 

Jatah waktu setengah jam tampak dimanfaatkan dengan baik oleh personel D’ Plus. Mereka lebih memilih lagu-lagu yang sifatnya nge-beat untuk menambah kehangatan malam itu. Rata-Rata, Oh Kasihan dan Bis Sekolah adalah sebagian lagu yang mereka mainkan dengan agresif, penuh dengan semangat muda yang mereka miliki. Bahkan saat Oh Kasihan disuarakan, mereka menabahi dengan senggakan “salahe ‘ra nduwe bojo..”.Rupanya meniru gaya teman-teman Yogya dan Solo. Beberapa kali tampak Heru, pemain gitar D’ Plus, menenggak sebotol air mineral. Sementara di sisi lain, sang vokalis tampak berusaha menahan haus. Saat itu Denny sempat berseloroh kalau Yon Koeswoyo saat manggung, lalu minum katanya malah membuat tubuh jadi lemas, maka dia mau mengikuti dengan tidak minum saat manggung.

Tepat pkl. 23.45, show diakhiri dengan tembang Kapan-Kapan. Penonton tampak puas menikmati hiburan akhir tahun yang diselenggarakan oleh RRI Madiun itu. D’ Plus pun sekali lagi mampu membuktikan diri sebagai band pelestari Koes Plus yang tangguh dan berjiwa besar, walaupun berasal dari kota kecil.

Demikian sekilas yang dapat kami sajikan mengenai kiprah pelestarian Koes Plus di Magetan. Mohon maaf bila ada kata dan tulisan yang kurang berkenan di hati. Merdeka…!!!

Okky T. Rahardjo ( Penggemar Koes Plus dari Surabaya, 085645705091 )

 sumber foto : Magetan Koes Plus Community blog.