Sebuah
band pelestari Koes Plus yang kami sajikan dalam tulisan berikut ini berasal
dari sebuah kota kecil, yang hampir tak terdengar gaung “ke-koes plus-annya”. Band
tersebut bernama D Plus, yang berasal dari kota Magetan, Jawa Timur. Sekalipun berasal
dari kota kecil, namun jiwa besar yang mereka miliki, membuat band ini tidak
boleh dipandang sebelah mata.
Berawal
dari saling kumpul dan latihan bersama antar teman, terbentuklah sebuah band
yang bernama Damen Plus. Sebuah band yang personelnya masih memiliki darah muda
dan agresif. Seiring perjalanan waktu dan berbagai proses, yang meliputi
pergantian personel serta pencarian jati diri, band ini selanjutnya menyebut
diri dengan nama D’ Plus yang terinspirasi dari nama B’ Plus, band pelestari
dari ibu kota. D’ Plus band yerdiri dari Adit selaku pimpinan band yang
memegang posisi keyboard, diikuti oleh Heru (gitar), Atok (bass/backing vokal),
Roy (drum) dan Denny sebagai vokalis.
D’
Plus berdiri pada Juni 2008 yang selanjutnya menjadi pengisi tetap di acara
Senandung Malam RRI Madiun setiap hari Jumat, minggu pertama khusus edisi lagu-lagu
Koes Plus. Kemunculan band ini diikuti pula dengan berdirinya MKPC ( Magetan
Koes Plus Community ). MKPC pada awal berdirinya banyak dibantu oleh Edy
Suryanto, penyiar Radio Magetan Indah (RMI). Sampai saat ini Edy yang dikenal
dengan sebutan Bang Oklex ini merupakan motor sekaligus mtivator bagi
terkumpulnya penggemar Koes Plus di kota yang dihuni Telaga Sarangan ini.
Pada
5 Oktober 2012, MKPC mengadakan peringatan hari jadi yang keempat bertempat di RRI Madiun. Saat
itu digelar acara syukuran yang dimeriahkan dengan adanya pameran koleksi Koes
Plus. Adapun pameran tersebut diikuti oleh penggemar Koes Plus dari Magetan dan
seorang Koes Plus dari Surabaya. Berbagai koleksi dan dokumentasi berupa foto,
buku, kaset dan berbagai merchandise
digelar untuk menunjukkan ragamnya karya Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Puncak
acara hari ulang tahun tersebut menampilkan D’ Plus, band pelestari kebanggaan
warga kota lempeng. D’ Plus saat itu tampil maksimal menghibur penggemar Koes
Plus yang mendengarkan melalui siaran radio maupun hadir di studio yang
terletak di jl. DI Pandjaitan, Madiun. Lagu-lagu Koes Plus terdengar menggema
dan menghangatkan suasana malam minggu itu. D’ Plus yang masih berjiwa muda
tersebut sukses menghanyutkan kenangan para pendengar Koes Plus dengan menggeber
: Bunga Si Tepi Jalan, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Tul Jaenak, Gadis Genit,
Andaikan Kau Datang dan lainnya.
Sambutan
penonton begitu antusias di ruangan yang dipenuhi penggila Koes Plus yang dating
dari Madiun, Magetan, Caruban, Bojonegoro dan Ngawi. Bahkan saat itu
dimeriahkan juga dengan kehadiran pengurus dan anggota KPK ( Komunitas
Pelestari Koes Plus ) Madiun. Fans club yang baru lahir di belahan bumi Jawa
Timur. Uniknya, Denny sang vokalis, saat menyanyikan lagu-lagu Koes Plus
melakukan aksi gaya seperti Pasha ‘Ungu’. Setiap melantunkan lagu, dia selalu
meletakkan tangannya di atas perut sambil bergerak kesana kemari. Adit, pemencet
keyboard juga tampak serius saat mendendangkan Jangan Berulang Lagi. Personel bertubuh
tambun ini mencoba mengambil peran Tonny Koeswoyo dengan tampak hati-hati menekan
tuts ‘papan kunci’, pada saat interlude lagu yang diambil dari album Koes Plus
volume 4 itu.
Kegesitan
D’ Plus sebagai band pelestari Koes Plus kembali teruji saat tampil di acara “Konser
Musik Harmoni 3G ( tiga generasi )” yang digelar RRI Madiun pada Sabtu, 29
Desember 2012. Beberapa band indie tampil mewakili generasi masa kini macam :
Killing My Fantasy, MIMC Jazz, Not Name Band dan Fun Fun band. Sedangkan era ’80-‘90an
didelegasikan oleh Dayang Band yang mengusung lagu-lagu yang pernah populer
oleh Kla Project, Chrisye dan sejenisnya. Bahkan saat lagu “Kala Cinta Menggoda”
didendangkan, sang vokalis tampak menyelingi dengan seuntai tembang campur sari
“Wuyung” karya Manthous. Puncak acara, tampillah D’ Plus yang menjadi ikon music
era ‘70an dengan lagu-lagu Koes Plus yang dikumandankan.
Jatah waktu
setengah jam tampak dimanfaatkan dengan baik oleh personel D’ Plus. Mereka lebih
memilih lagu-lagu yang sifatnya nge-beat
untuk menambah kehangatan malam itu. Rata-Rata,
Oh Kasihan dan Bis Sekolah adalah
sebagian lagu yang mereka mainkan dengan agresif, penuh dengan semangat muda
yang mereka miliki. Bahkan saat Oh Kasihan disuarakan, mereka menabahi dengan
senggakan “salahe ‘ra nduwe bojo..”.Rupanya
meniru gaya teman-teman Yogya dan Solo. Beberapa kali tampak Heru, pemain gitar
D’ Plus, menenggak sebotol air mineral. Sementara di sisi lain, sang vokalis
tampak berusaha menahan haus. Saat itu Denny sempat berseloroh kalau Yon
Koeswoyo saat manggung, lalu minum katanya malah membuat tubuh jadi lemas, maka
dia mau mengikuti dengan tidak minum saat manggung.
Tepat pkl.
23.45, show diakhiri dengan tembang Kapan-Kapan.
Penonton tampak puas menikmati hiburan akhir tahun yang diselenggarakan oleh
RRI Madiun itu. D’ Plus pun sekali lagi mampu membuktikan diri sebagai band
pelestari Koes Plus yang tangguh dan berjiwa besar, walaupun berasal dari kota
kecil.
Demikian sekilas
yang dapat kami sajikan mengenai kiprah pelestarian Koes Plus di Magetan. Mohon
maaf bila ada kata dan tulisan yang kurang berkenan di hati. Merdeka…!!!
Okky T.
Rahardjo ( Penggemar Koes Plus dari Surabaya, 085645705091 )
sumber foto : Magetan Koes Plus Community blog.