Sabtu,
11 Oktober 2014 menjadi salah satu hari yang istimewa bagi penggemar Koes Plus
Kota Madiun. Betapa tidak, saat itu penggemar Koes Plus kota Brem tersebut
sedang merayakan hari jadi Komunitas Penggemar Koes Plus (KPK) sebuah wadah
yang menjadi naungan bagi penggemar Koes Plus dan Koes Bersaudara di wilayah
Kota Madiun.
KPK
Madiun merayakan hari jadi kedua yang bertepatan juga dengan hari jadi ketiga
rumah makan Selendang Biru, sehingga saat itu perayaan ulang tahun tersebut
dipusatkan di rumah makan yang terletak di jl. Pringgodani tersebut. KPK yang
resminya berdiri pada 18 September 2012 tampaknya sudah mempersiapkan diri
secara matang untuk memperingati berdirinya perkumpulan penggemar Koes Plus
tersebut. Hal itu terbukti dengan hadirnya beberapa perwakilan penggemar dari
beberapa kota lain.
Dalam
kaitan perayaan hari jadi terebut, KPK madiun bekerja sama dengan Selendang
Biru menghadirkan KS Plus, band pelestari dari kota Boyolali, Jawa Tengah.
Malam itu KS Plus sudah bersiap diri menghibur penggemar Koes Plus dari Madiun
dan sekitarnya sejak naik panggung sekitar pkl. 20.15. KS Plus malam itu tampil
dengan formasi lengkap yaitu Glondong (rhytym/lead vocal), Gilang (keyboard&melody gitar), Handoyo
(bass) dan Triono (drum) mencoba menghormati undangan dengan mengenakan pakaian
yang rapi berbalut jas warna gelap.
KS
Plus merupakan sebuah band pelestari yang berusaha menghadirkan sosok Koes Plus
darui sisi lain. Artinya, mereka berani tampil dengan menawarkan lagu-lagu Koes
Plus di luar yang mainstream. Oleh karena itu sangat jarang sekali KS Plus
membawakan lagu-lagu Koes Plus yang populer. Kondisi ini membawa keuntungan
tersendiri bagi penggemar level komunitas yang ingin dipuaskan dengan lagu-lagu
Koes Plus di luar “yang itu-itu saja”. Sementara bagi KS Plus hal ini membawa
misi untuk melestarikan lagu-lagu Koes Plus secara keseluruhan. Akan tetapi
batasan bagi KS Plus tetaplah lagu-lagu Koes Plus yang direkam hingga tahun
1987, karena lagu-lagu yang direkam hingga pada tahun tersebut masih terasa originalitasnya.
Glondong
selaku vokalis mencoba memperkenalkan diri kepada para tamu mengenai keberadaan
KS Plus. Pria bertubuh tinggi besar ini menyatakan bahwa KS Plus berarti Kota
Susu yaitu mengingatkan kota asal mereka Boyolali. Di sisi lain KS memiliki
makna Kolam Susu yaitu merujuk pada salah satu lagu Koes Plus yang populer.
Selain itu KS juga mengingatkan pada sosok Koeswoyo Senior selaku ayah dari
personel Koes Bersaudara. Pada awalnya, sebagaimana dakui oleh Glondong, KS
memiliki makna Koes Story namun karena berbau kebaratan dan atas saran dari
personel Koes Plus maka KS pun berganti makna yang lebih bernuansa Indonesia.
Malam
itu KS Plus benar-benar menghadirkan nuansa Koes Plus melalui permainan musik
yang rapi dan tidak meleset jauh dari rekaman aslinya, kekompakan personel serta pembagian vokal sesuai lagu yang
dibawakan oleh masing-masing personel. Sebagai contoh ketika sang vokalis
mengambil bagian untuk bernyanyi, maka dia berbuat peran sebagaiman Yon
Koeswoyo dengan menyanyikan lagu-lagu macam Kemari, Haru dan Bahagia, Sepi dan
Hampa atau Gadis Manis yang beriramakan keroncong. Sedangkan lagu-lagu Yok
Koeswoyo diambil alih oleh Handoyo dengan mendendangkan lagu macam Kolam Susu,
My Lady dan Tertunda.
Bintang
panggung KS Plus malam itu layak ditujukan pada Gilang yang benar-benar
maksimal menjalankan peran sebagai Tonny Koeswoyo. Sambil memainkan gitar di
atas dada dan beraksi mangap-mangap di hadapan penonton membuat para undangan
yang menjadi saksi mata terkesima oleh penampilan Gilang yang merupakan
personel paling muda dalam grup KS Plus. Gilang pun menyuarakan lagu-lagu Tonny
Koeswoyo dengan baik semacam Bertemu Kembali, Rata-Rata dan Waktu Cepat
Berlalu. Tak ketinggalan sang drummer pun ikut menyumbangkan suaranya melalui
lagu Si Rambut Panjang yang dalam
rekaman aslinya dinyanyikan oleh Nomo Koeswoyo dalam album Koes Bersaudara 1986.
KS
Plus merupakan sebuah band pelestari yang menjadi fenomenal dan tidak bisa
dipandang mata keberadaannya. Di tengah hiruk pikuk anak-anak muda yang memainkan
lagu terkini dengan berbagai kreasi, mereka hadir dengan membawa originalitas
khas Koes Plus. Sebuah keberanian melawan arus yang luar biasa dan menjadi
alternatif tersendiri di tengah menjamurnya band pelestari lain yang berada di
ibu kota. Bahkan yang unik, sebagai lagu pembuka KS Plus memilih membawakan
lagu Kuingat-Ingat yang diambil dari album Asmara. Berbeda dengan sebagian band
pelestari lain yang membawakan laguku Sendiri sebagai pilihan lagu pembuka
penampilan.
Secara
keseluruhan perayaan hari jadi KPK berlangsung dengan baik dan lancar, semakin
meriah dengan hadirnya beberapa tau perwakilan penggemar Koes Plus dari
beberapa kota tetangga. Diantaranya hadir dari Magetan, Ngawi, Malang,
Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Bahkan H. Koestono selaku mantan pengawal Koes
Bersaudara serta Koes Plus juga hadir di tengah-tengah penonton. Sebagai sebuah
penyelenggaraan yang dilakukan oleh manusia tentu tidak luput dari berbagai
kekurangan. Hal itu tampak dari sound system yang kelihatannya kurang bekerja
dengan maksimal sehingga membuat vokalis KS Plus beberapa kali tampak gelisah
dengan keberadaan mik yang disediakan oleh panitia. Penampilan KS Plus sempat
terhenti sejenak dengan naiknya ke atas panggung koordinator JN Wilayah Jawa
Timur yang menjelaskan eksistensi Jiwa Nusantara serta rencana penyelenggaraan
pemecahan rekor MURI lagu-lagu Koes Plus pada bulan November.
Demikian
yang dapat kami sajikan mengenai penampilan KS Plus dalam rangka hari jadi
kedua KPK Madiun yang dikoordinasi oleh Tri Cahyono. Mohon maaf atas segala
kesalahan data maupun kata dalam penyajian tulisan ini. Selamat ulang tahun
untuk KPK Madiun, tetap berjuang dalam pelestarian Koes Plus. Salut untuk KS
Plus tetap semangat dalam mengobarkan originalitas Koes Plus di manapun berada.
Jayalah selalu musik Indonesia !
(
Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )