Selasa, 14 Oktober 2014

KS Plus, Sukses Menggoyang Penggemar Koes Plus Madiun







Sabtu, 11 Oktober 2014 menjadi salah satu hari yang istimewa bagi penggemar Koes Plus Kota Madiun. Betapa tidak, saat itu penggemar Koes Plus kota Brem tersebut sedang merayakan hari jadi Komunitas Penggemar Koes Plus (KPK) sebuah wadah yang menjadi naungan bagi penggemar Koes Plus dan Koes Bersaudara di wilayah Kota Madiun.

KPK Madiun merayakan hari jadi kedua yang bertepatan juga dengan hari jadi ketiga rumah makan Selendang Biru, sehingga saat itu perayaan ulang tahun tersebut dipusatkan di rumah makan yang terletak di jl. Pringgodani tersebut. KPK yang resminya berdiri pada 18 September 2012 tampaknya sudah mempersiapkan diri secara matang untuk memperingati berdirinya perkumpulan penggemar Koes Plus tersebut. Hal itu terbukti dengan hadirnya beberapa perwakilan penggemar dari beberapa kota lain.

Dalam kaitan perayaan hari jadi terebut, KPK madiun bekerja sama dengan Selendang Biru menghadirkan KS Plus, band pelestari dari kota Boyolali, Jawa Tengah. Malam itu KS Plus sudah bersiap diri menghibur penggemar Koes Plus dari Madiun dan sekitarnya sejak naik panggung sekitar pkl. 20.15. KS Plus malam itu tampil dengan formasi lengkap yaitu Glondong (rhytym/lead vocal),  Gilang (keyboard&melody gitar), Handoyo (bass) dan Triono (drum) mencoba menghormati undangan dengan mengenakan pakaian yang rapi berbalut jas warna gelap.
KS Plus merupakan sebuah band pelestari yang berusaha menghadirkan sosok Koes Plus darui sisi lain. Artinya, mereka berani tampil dengan menawarkan lagu-lagu Koes Plus di luar yang mainstream. Oleh karena itu sangat jarang sekali KS Plus membawakan lagu-lagu Koes Plus yang populer. Kondisi ini membawa keuntungan tersendiri bagi penggemar level komunitas yang ingin dipuaskan dengan lagu-lagu Koes Plus di luar “yang itu-itu saja”. Sementara bagi KS Plus hal ini membawa misi untuk melestarikan lagu-lagu Koes Plus secara keseluruhan. Akan tetapi batasan bagi KS Plus tetaplah lagu-lagu Koes Plus yang direkam hingga tahun 1987, karena lagu-lagu yang direkam hingga pada tahun tersebut masih terasa originalitasnya. 

Glondong selaku vokalis mencoba memperkenalkan diri kepada para tamu mengenai keberadaan KS Plus. Pria bertubuh tinggi besar ini menyatakan bahwa KS Plus berarti Kota Susu yaitu mengingatkan kota asal mereka Boyolali. Di sisi lain KS memiliki makna Kolam Susu yaitu merujuk pada salah satu lagu Koes Plus yang populer. Selain itu KS juga mengingatkan pada sosok Koeswoyo Senior selaku ayah dari personel Koes Bersaudara. Pada awalnya, sebagaimana dakui oleh Glondong, KS memiliki makna Koes Story namun karena berbau kebaratan dan atas saran dari personel Koes Plus maka KS pun berganti makna yang lebih bernuansa Indonesia.

Malam itu KS Plus benar-benar menghadirkan nuansa Koes Plus melalui permainan musik yang rapi dan tidak meleset jauh dari rekaman aslinya, kekompakan personel  serta pembagian vokal sesuai lagu yang dibawakan oleh masing-masing personel. Sebagai contoh ketika sang vokalis mengambil bagian untuk bernyanyi, maka dia berbuat peran sebagaiman Yon Koeswoyo dengan menyanyikan lagu-lagu macam Kemari, Haru dan Bahagia, Sepi dan Hampa atau Gadis Manis yang beriramakan keroncong. Sedangkan lagu-lagu Yok Koeswoyo diambil alih oleh Handoyo dengan mendendangkan lagu macam Kolam Susu, My Lady dan Tertunda.

Bintang panggung KS Plus malam itu layak ditujukan pada Gilang yang benar-benar maksimal menjalankan peran sebagai Tonny Koeswoyo. Sambil memainkan gitar di atas dada dan beraksi mangap-mangap di hadapan penonton membuat para undangan yang menjadi saksi mata terkesima oleh penampilan Gilang yang merupakan personel paling muda dalam grup KS Plus. Gilang pun menyuarakan lagu-lagu Tonny Koeswoyo dengan baik semacam Bertemu Kembali, Rata-Rata dan Waktu Cepat Berlalu. Tak ketinggalan sang drummer pun ikut menyumbangkan suaranya melalui lagu Si Rambut Panjang yang  dalam rekaman aslinya dinyanyikan oleh Nomo Koeswoyo dalam album  Koes Bersaudara 1986.

KS Plus merupakan sebuah band pelestari yang menjadi fenomenal dan tidak bisa dipandang mata keberadaannya. Di tengah hiruk pikuk anak-anak muda yang memainkan lagu terkini dengan berbagai kreasi, mereka hadir dengan membawa originalitas khas Koes Plus. Sebuah keberanian melawan arus yang luar biasa dan menjadi alternatif tersendiri di tengah menjamurnya band pelestari lain yang berada di ibu kota. Bahkan yang unik, sebagai lagu pembuka KS Plus memilih membawakan lagu Kuingat-Ingat yang diambil dari album Asmara. Berbeda dengan sebagian band pelestari lain yang membawakan laguku Sendiri sebagai pilihan lagu pembuka penampilan.

Secara keseluruhan perayaan hari jadi KPK berlangsung dengan baik dan lancar, semakin meriah dengan hadirnya beberapa tau perwakilan penggemar Koes Plus dari beberapa kota tetangga. Diantaranya hadir dari Magetan, Ngawi, Malang, Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Bahkan H. Koestono selaku mantan pengawal Koes Bersaudara serta Koes Plus juga hadir di tengah-tengah penonton. Sebagai sebuah penyelenggaraan yang dilakukan oleh manusia tentu tidak luput dari berbagai kekurangan. Hal itu tampak dari sound system yang kelihatannya kurang bekerja dengan maksimal sehingga membuat vokalis KS Plus beberapa kali tampak gelisah dengan keberadaan mik yang disediakan oleh panitia. Penampilan KS Plus sempat terhenti sejenak dengan naiknya ke atas panggung koordinator JN Wilayah Jawa Timur yang menjelaskan eksistensi Jiwa Nusantara serta rencana penyelenggaraan pemecahan rekor MURI lagu-lagu Koes Plus pada bulan November.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai penampilan KS Plus dalam rangka hari jadi kedua KPK Madiun yang dikoordinasi oleh Tri Cahyono. Mohon maaf atas segala kesalahan data maupun kata dalam penyajian tulisan ini. Selamat ulang tahun untuk KPK Madiun, tetap berjuang dalam pelestarian Koes Plus. Salut untuk KS Plus tetap semangat dalam mengobarkan originalitas Koes Plus di manapun berada. Jayalah selalu musik Indonesia !

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )