Kota Surabaya sebagai kota metropolis menyimpan berbagai
fasilitas bagi setiap orang yang haus akan hiburan. Ada begitu banyak sajian
hiburan tersedia di kota pahlawan ini. Mulai musik, tarian, bioskop dan
berbagai kemasan lain yang memanjakan telinga dan mata warga kota. Salah satu
di antara pertunjukan musik yang dapat dinikmati di kota ini adalah suguhan
lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus. Kita dapat mengikuti penampilan band
yang menampilkan lagu-lagu dari kelompok band legendaris tersebut pada jumat
malam di minggu pertama dan ketiga. Tidak jauh tempatnya, yaitu di Taman Remaja
Surabaya yang lokasinya bersebelahan dengan THR Surabaya atau yang sekarang
juga dikenal dengan swalayan Hi Tech Mall.
Tembang-tembang abadi Koes Plus tersebut dapat kita
nikmati secara beruntun yaitu dua jam nonstop melalui penampilan Koes Plus
Mania (KPM) band, yang siap menerima segala request dari penonton yang hadir menyaksikan
di panggung utama. Seperti halnya pada malam itu, Jumat 4 April 2014, KPM band
kembali hadir mengisi ruang pandang dan dengar penggemar Koes Plus di kota
Surabaya. Lagu demi lagu dihadirkan dalam balutan suasana yang syahdu, romantis
bahkan riang dan menghentak. Menanggapi langit Surabaya yang bergelayut mendung
sebuah lagu melankolis yang bertajuk Seminggu
Yang Lalu dibawakan dengan apik oleh Bambang selaku vokalis band yang
tergolong senior di blantika musik kota Surabaya ini.
Bambang mencoba menjalin suasana yang komunikatif dengan
sesekali berbincang dari atas panggung, pada penonton yang duduk di keremangan
gelap pada deretan bangku panjang. Dia mencoba mengingatkan penonton bahwa
mereka sudah dua puluh tahun ini eksis menghibur warga kota Surabaya melalui
karya abadi Koes Plus. Walaupun personel lama yang tersisa hanya Sapto, mereka
bertekad akan terus mengabdikan diri demi kelestarian lagu karya anak bangsa
ini. Banyak atau sedikit penonton yang hadir menyaksikan penampilan mereka,
tidak menyurutkan semangat mereka untuk menggemakan karya Koes Plus. Sebagaimana
malam itu, walaupun tidak banyak penggemar Koes Plus yang hadir, Bambang
beserta ketiga personel lainnya tetap habis-habisan menghibur penonton setia
yang selalu menantikan penampilan mereka.
Penonton tetap dimanjakan dengan lagu Koes Plus yang
dibawakan dengan gaya khas KPM band yang berusaha mengikuti permainan musik
aslinya pada saat lagu tersebut direkam. Kerinduan yang terdapat pada album
keenam Koes Plus coba dibawakan dengan lembut oleh Bambang yang sepintas
vokalnya mirip Nomo Koeswoyo dari pada Yon Koeswoyo. Suasana sedikit lebih bergairah
manakala lagu Nusantara VII karya
Murry dibawakan dengan baik oleh grup ini. Sapto selaku pemain keyboard pun
juga kebagian mendendangkan suaranya kala membawakan lagu Untuk Dia karya Yok Koeswoyo pada volume 14.
Manis dan Sayang
sebagai lagu populer Koes Plus dibawakan secara duet oleh Bambang dan Koko
selaku pemain bass KPM band. Malam itu KPM band tampil tanpa pemain drum tetap
mereka yaitu Hary yang sedang ada keperluan keluarga. Seorang pemain additional
dipasang untuk mengganti posisi menggebuk drum pada malam itu. Namun kehadiran
pemain pengganti tersebut tidak mengurangi keharmonisan lagu-lagu Koes Plus
yang dibawakan oleh grup musik asal Surabaya ini.
Pada satu jam terakhir, biasanya KPM band membuka ruang
untuk pengunjung yang ingin bernyanyi diiringi secara live di atas panggung. Dion
selaku penggemar Koes Plus usia muda mencoba tampil untuk pertama kalinya. Kala
itu dia memilih lagu-lagu dari album Koes Bersaudara yaitu Senja Kelabu dan Seindah Matahari.
Bagi penonton yang tidak hafal lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus yang
hendak dinyanyikan, tersedia buku teks lagu yang siap di stand book pada panggung utama.
Sesudah Dion, tampak juga Sugeng seorang karyawan swasta
ikut mendendangkan lagu yaitu Why Do You
Love Me. Malam itu KPM band kedatangan seorang tamu istimewa yaitu seorang
pengunjung yang berasal dari Jakarta. Penonton tersebut yaitu Agus Rait yang
juga merupakan salah seorang personel band pelestari Min Plus. Agus maju dengan
didampingi Mispomo, seorang pemain drum dari Kass Plus mencoba mengunjukkan
kemampuan vokalnya. Sebuah lagu berjudul Gadis
Genit menjadi pilihan pertama sebagai tembang yang dibawakan. Gebukan drum
Pomo masih terdengar lincah di tengah usianya yang tidak muda lagi. Berikutnya berturut-turut
lagu-lagu Koes Plus dibawakan yaitu Gadis
Desa, Penipu dan Buat Apa Susah. Agus
yang kebetulan hari itu bertugas di Surabaya memang menyisihkan waktu untuk
menghadiri even Koes Plusan yang kebetulan bertepatan ada di malam itu.
Mengakhiri
aksi panggungnya, Termenung Lesu
dipilih oleh pria yang juga menyandang sebagai pemain bass pada band pelestari
yang digawangi bersama abangnya yaitu Dianto. Seiring tembang yang diambil dari
volume empat Koes Plus tersebut usai dibawakan, usai pula penampilan KPM band
malam itu. Semua pengunjung terasa puas dan terhibur oleh KPM band yang sejenak
mampu mengolah kenangan terhadap kejayaan karya Koes Plus di bumi nusantara
ini. Waktu menunjukkan pkl. 22.00, seiring panggung yang mulai gelap, area
Taman Remaja yang mulai sepi, penonton pun mulai pulang satu per satu.
Demikian
yang dapat kami sajikan mengenai liputan penampilan band peletari di kota
Surabaya. Mohon maaf bila ada rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Jayalah
selalu musik Indonesia.
(
Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari kota Surabaya—085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar