Saat ini kita memasuki bulan Maret,
bulan ketiga dalam penanggalan Masehi. Data dalam diskografi Koes Plus pada
bulan ini pernah beredar sebuah album istimewa yang bertajuk Koes Plus In
Concert. Album ini terbilang istimewa karena penggarapan musiknya berbeda dari
album Koes Plus sebagaimana sebelumnya. Pada album ini kita akan mendapatkan
iringan musik orkestra pada setiap lagunya. Hal ini yang merupakan penyebab
album ini memiliki tema in concert. Sebagaimana diketahui, saat itu yang
dimaksud dengan kata “in concert” adalah adanya aransemen orkestra pada sebuah
lagu. Jadi bukanlah sebuah konser atau live show sebagaimana yang saat ini
dipahami.
Koes Plus in concert merupakan
sebuah album yang dilahirkan dari adanya kolaborasi istimewa antara dua musisi
besar masa itu. Tonny Koeswoyo sebagai seorang yang selalu mencoba kreasi baru
dalam bermusik menggandeng Sjafei Glimboh untuk mengisi orkestrasi pada album
tersebut. Sjafei Glimboh adalah seorang musisi yang bertangan dingin dalam
mengiringi penyanyi-penyanyi tenar saat itu. Sjafei Glimboh sendiri tercatat
sebagai leader band 4 Nada menggantikan A. Riyanto yang di kemudian hari
mendirikan Favourite’s Group.
Dokumentasi
musik Indonesia mencatat
bahwa sebagian besar artis solo Indonesia
pasti pernah diiringi oleh band 4 Nada. Pernyataan ini tidak terlalu
berlebihan, mengingat 4 Nada merupakan band pengiring artis khusus milik
Remaco, perusahaan rekaman terbesar saat itu yang tentunya juga memonopoli
industri musik Indonesia.
Album
in concert ini sempat membuat penggemarnya heran dan penasaran mengingat adanya
perbedaan ciri khas bermusik yang mencolok dari sekuel album Koes Plus yang
lain. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa langkah ini merupakan bagian dari usaha
Tonny Koeswoyo untuk tetap eksis di dunia musik Indonesia bersama Koes Plus.
Apabila kita menengok ke belakang, masa-masa itu industri musik Indonesia sudah
makin bersaing dengan hebat, ketat dan kejam. Koes Plus sudah bukan lagi tampil
sebagai group yang mendominasi udara musik Indonesia, namun hanya merupakan
salah satu dari sekian banyak band populer. Mengingat kondisi itu maka Koes
Plus pun mau tidak mau harus bekerja keras untuk tetap survive dalam belantara
musik populer Indonesia.
Selain
adanya perbedaan dari segi musik, pada album ini tampak adanya kedewasaan dalam
pembuatan lirik lagu. Kita dapat menyimak pada sebagian besar isi lagu Koes
Plus dalam album ini sudah berbeda dari
awal-awal perjalanan album mereka. Penggunaan kata dan kalimat yang cenderung tertata
rapid an tertib menyiratkan bahwa usia mereka sudah tidak muda lagi. Namun
begitu lagu yang mereka sampaikan masih mampu menjalin komunikasi dengan baik
pada penggemar setia mereka. Kalau boleh dibandingkan dengan era album tahun
1979 ke atas, lirik lagu pada album ini masih mengena di telinga pendengar
musik Indonesia.
Koes
Plus dalam album ini sudah tidak lagi mengumbar kata cinta secara vulgar. Namun
melalui lirik yang matang mereka mampu mengungkap cinta dari segi pandang lain.
Lagu pembuka dipilih Isi Hatiku karya Tonny Koeswoyo. Saya sendiri mengenal
lagu ini pertama kali dari kaset yang bertajuk “Seleksi Album Emas Koes Plus”.
Saya kurang memahami latar eblakang penciptaan lagu ini. Namun secara pribadi
sejak mendengarkan pertama kali terasa kurang nyaman dengan lagu yang
dinyanyikan oleh trio Yon, Yok dan Tonny ini. Sebagai kritikan, pola lagu ini
terasa seperti pengulangan Kisah Sedih Di Hari Minggu.
Sekarang
merupakan lagu yang berada di urutan kedua. Pada lagu ini kisah cinta tidak
diumbar melalui kata-kata yang memabukkan namun melalui sebuah deskripsi
seorang pria yang rindu berjumpa dengan kekasihnya. Pada urutan ketiga, Kata
Ibu disajikan dengan manis oleh Yon Koeswoyo. Sekali lagi Koes Plus
mengetengahkan lagu tentang bakti kepada orang tua. Namun sebagaimana yang
sudah disampaikan di atas, lagu ini lahir dengan lirik yang cukup matang dari
seorang musisi yang sudah tidak muda lagi. Kata Ibu seakan sebuah perenungan
dari seorang yang sudah dewasa dan memiliki pengalaman segudang namun mengingat
kembali kasih sayang seorang ibu yang membekali perjalanannya. Mungkin lagu ini
pas untuk menjadi trilogi antara Doa Ibu, Ibu dan Lagunya serta Kata Ibu.
Tahapan ketiganya cukup indah dalam memaknai perjuangan sosok seorang ibu.
Cobaan
dinyanyikan secara duet antara Yon dan Tonny. Pada lagu ini kita melihat vokal
Tonny Koeswoyo yang begitu menyayat hati dalam mendampingi Yon Koeswoyo
menyanyikan lagu ini. Pendengar seakan diajak betapa sakit dan pedih ketika
menjalani hidup yang penuh cobaan. Yok Koeswoyo hadir secara tunggal pada urutan
kelima melaui tembang Rindu. Sebuah vokal yang syahdu dan melankolis kita
dengarkan begitu manis pada lagu ini. Kita bahkan boleh membandingkan lagu ini
dengan karya Yok Koeswoyo yang sebelumnya. Terasa sekali kematangan beliau pada
tembang yang durasinya cukup panjang ini. Perasaan cinta yang beliau sajikan
membuat pendengarnya mengharu biru mendengarkannya. Keunikan lagu ini terdapat
pada background suara yang terdengar mendampingi vokal utama. Yon dan Tonny
mencoba mendampingi Yok yang bernyayi dengan mengalunkan kata aaa..aaaa…aaaa.
Kemungkinan besar ini merupakan campur tangan Tonny Koeswoyo untuk membuat lagu
ini menjadi lebih manis didengar.
Koes
Plus in Concert menampilkan sebagian besar karya kreatif Tonny Koeswoyo. Ada lima
lagu yang beliau hadirkan yaitu Isi Hatiku, Sekarang, Kata Ibu, Aku dan Dia
serta Dunia Ini. Namun sayang sekali kita tidak melihat vokal Tonny Koeswoyo
secara tunggal sebagaimana pada beberapa album lain sebelumnya. Yon Koeswoyo
menyumbangkan dua lagu yaitu Cobaan dan Senyumanmu. Pada Senyumanmu karya Yon
Koeswoyo ini kita masih mampu menyimak ciri khas karya vokalis Koes Plus ini.
Sebuah lagu dengan gaya
bertutur yang runtut dan mampu membuat pendengar membayangkan kejadian
sesungguhnya pada lagu yang dinyanyikan.
Yok
Koeswoyo juga hanya menyajikan dua lagu yaitu Rindu dan Katakanlah. Pada lagu
Katakanlah, Yok Koeswoyo mencoba mengeksplorasi kemampuan vokalnya dengan
artikualsi yang jelas, lugas dan tegas. Album ini ditutup dengan sebuah lagu
manis karya Koeswoyo Senior. Sebagaimana pada lagu-lagu karya beliau
sebelumnya, lagu Ku Tak Mau ini dieksekusi dengan baik oleh Yon Koeswoyo. Kesederhanaan
lirik sebagaimana ciri khas lagu karya KS tampak terlihat jelas pada lagu ini.
Sedikit
catatan tambahan mengenai album ini, tidak ada satu pun karya Murry dalam
rekaman ini. Pola permainan drum beliau pun tampak dibuat soft dan cenderung
berhati-hati. Tampaknya Tonny Koeswoyo sudah memberi instruksi khusus pada
Murry supaya menjaga pukulan drum dengan baik. Tentunya beliau lebih memahami mana
lagu yang harus dipukul dengan beat yang keras dan tidak. Sehingga dengan
demikian harmonisasi lagu tetap terjaga dengan baik.
Album
ini menyumbangkan Isi Hatiku dan Rindu yang terpilih masuk Top Hits Pop
Indonesia (THPI) sebuah ajang tangga lagu secara nasional yang dikoordinir oleh
Demas Korompis, seorang penyiar dari radio Ganesha Bandung. Kemasan album ini
tergolong istimewa karena pada sisi B terdapat album The Mercy’s sebuah band
yang cukup populer saat itu. Biasanya yang ada pada sisi kedua kaset diisi oleh
band pemula. Pada cover yang ditampilkan seperti pengulangan cover album
Qasidah yang menggunakan delman sebagai sarana pose keempat personel Koes Plus.
Demikian
yang dapat kami sajikan mengenai album Koes Plus in Concert. Adanya beberapa
catatan yang disampaikan tentu tidak mengurangi rasa kagum dan kecintaan kami
pada grup musik legendaris Indonesia
ini. Tentu kita sebagai penggemar juga memiliki catatan dan kenangan pribadi
mengenai album yang tidak memiliki kelanjutan serial ini.
Terima
kasih atas segala perhatiannya. Mohon maaf atas segala rangkaian kata dan
kalimat yang kurang berkenan. Jayalah selalu musik Indonesia.
Okky
T. Rahardjo ( Penggemar Koes Plus dari Surabaya
– 085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar