Jarum jam sudah menunjukkan pkl. 21.30, pengisi panggung
sebelumnya yaitu B Plus sudah melepas jas putih yang dipakai sebelumnya. Kini
mereka hanya mengenakan kemeja hitam. B Plus usai sudah menunaikan tugas
mengisi sesi kedua. Kini mereka sedang melepas lelah sejenak. Lampu panggung
pun dipadamkan untuk mempersiapkan acara berikutnya. Pembawa acara kembali naik
ke pentas. Penonton pun mulai penasaran.
Saat itu diumumkan bahwa
akan segera tampil yang ditunggu-tunggu oleh semua “kita sambut dengan tepuk tangan meriah...Yon dan Yok Koeswoyo......”.
Tepuk tangan membahana memenuhi gedung hotel Kartika Graha Malang yang menjadi
lokasi pertunjukan. Penonton yang semula duduk tenang memberi sambutan tepuk
tangan sambil berdiri menyusul tampilnya dua legenda hidup dalam dunia hiburan
Indonesia itu. Ya, malam itu hari Rabu, 10 Juni 2015 Yon dan Yok Koeswoyo
tampil menghibur warga Malang dalam rangkaian tour show live concert 55 tahun
karya yang berlangsung di tiga kota, yang diawali dari Surabaya dan akan berakhir
di kota Solo pada Sabtu, 13 Juni mendatang.
Kedua personel asli Koes
Plus yang masih tersisa ini lalu menundukkan kepala sejenak sebagaimana
kebiasaan mereka sebelum bernyanyi selama ini. Selanjutnya mereka mulai menata
diri masing-masing sebelum memulai pertunjukkan. Yok Koeswoyo menempati mik
yang berada di sebelah kiri dari arah penonton. Adapun Yon Koeswoyo yang ada di
ujung sebelah kanan segera meminta disiapkan sebuah gitar. “Saya kalau nyanyi tidak membawa gitar rasanya hambar...” ujar Yon
Koeswoyo. Sementara sang adik membalas
“Kalau saya sudah kaku tangannya..Jadi saya tidak pakai alat ya...”.
Penonton pun tertawa mendengar alasan sang pembetot bass dalam Koes Plus ini.
Tak banyak bicara lagi,
Pelangi segera dinyanyikan oleh duet maut tersebut. Seluruh isi ruangan segera
menyambut dengan bernyanyi bersama menirukan bait demi bait lagu yang direkam
dalam album volume tujuh tersebut. B Plus yang menjadi pengiring tampaknya
mampu mengimbangi dengan permainan musik yang apik dan mendekati aslinya saat
direkam. Usai lagu pertama, Yon Koeswoyo memberi introduksi untuk lagu
berikutnya.
“Berikutnya lagu yang pernah sukses di
Australia...orang Australia pun tidak menyangka kalau lagu ini karya orang
Indonesia yaitu Koes Plus....lagu ini karangan Yok Koeswoyo, adik saja...”
ujar Yon Koeswoyo. Penonton yang sebagian besar merupakan penggemar berat Koes
Plus sudah paham akan lagu yang dimaksud. Why Do You Love Me pun meluncur
dengan manis yang kembali diikuti koor massal pengunjung yang hadir.
“Kami
juga punya lagu-lagu yang mirip The Beatles...” Yon Koeswoyo kembali berujar sebelum mendendangkan lagu
berikutnya. Yok yang saat itu mengenakan kemeja berwarna biru dengan motif
bulat warna putih pun menimpali “Kami ini
lebih hebat dari The Beatles loh..Kami bisa bikin lagu berbahasa Inggris, tapi
The Beatles tidak bisa bikin lagu Jawa...”. Rahasia Hatiku pun dinyanyikan
oleh Yon Koeswoyo yang direkam pada tahun 1978 dan memang sedikit mirip dengan
lagunya The Beatles.
Tidak hanya sekedar menemani duet, Yok Koeswoyo pun
diberi kesempatan oleh Yon untuk unjuk suara menyanyikan lagu-lagu karyanya
sendiri. Yok berkata pada penonton “Masih
ingat lagu Mawar Bunga..?”. Penonton pun menjawab “Masiiiihhhh....”. Berikutnya muncul Mawar Bunga yang dulunya
direkam dalam album Volume 12. Yok Koeswoyo yang sudah membiarkan rambutnya
berwarna putih ini masih sanggup menyanyikan lagu tersebut dengan maksimal.
Duet kedua musisi bersaudara ini masih teruji dengan
sempurna pada beberapa nomor yang dibawakan. Diantaranya pada lagu Buat Apa
Susah, Diana, Andaikan Kau Datang dan Kisah Sedih Di Hari Minggu. Usai
mendendangkan Bis Sekolah, Yon sempat menawarkan pada penonton “Berikutnya, Telaga Sunyi....Tapi ini lagu
Koes Bersaudara yang dulu, nanti tidak banyak yang tau...Kalau Koes Plus,
bolehlah...”. Yon pun selanjutnya menawarkan lagu pengganti yaitu Kembali
yang dinyanyikan duet ini dalam satu mik sehingga menimbulkan kesan kompak dan
akur. Penonton pun kembali memberikan aplaus panjang untuk penampilan duet yang
sudah berkarya sejak tahun 1960 ini.
Duet ini kembali menuai simpatik setelah Hatimu dan
Hatiku dibawakan secara harmonis. Yon Koeswoyo memberi komentar tentang lagu
ini “Dulu kami tampil di TVRI syuting
lagu ini tahun 1974...Wah, dahsyat...”. Yok pun menimpali dengan berkata “Saya minta maaf tidak bisa banyak
nyanyi...Soalnya nyanyi sedikit sudah menggeh-menggeh, kalau dia ini seperti
mesin diesel, kalau sudah panas bisa terus....” ujarnya sambil menunjuk
sang kakak. Penonton pun tertawa mendengar Yon Koeswoyo diberi julukan mesin
diesel.
Yon Koeswoyo sempat memberi kejutan pada penonton dengan
bersedia membawakan lagu Kota Lama yang bernuansa Mandarin. Namun mengingat
lagu tersebut jarang sekali dibawakan, maka sering terdengar beberapa syair
yang tertukar atau malah lupa dinyanyikan. Walau bagaimanapun Kota Lama tetap
menjadi hiburan tersendiri mengingat ada salah satu wilayah di Malang yang
bernama Kota Lama juga.
Malam itu pertunjukan duet legend terasa istimewa karena
dihadiri pula oleh walikota Malang yaitu Abah Anton. Abah Anton pun didaulat
oleh Yon Koeswoyo untuk ikut bernyanyi di atas penggung. Ditemani oleh Dandim
setempat, pilihan lagu yang dinyanyikan yaitu Bujangan yang kabarnya merupakan
lagu kesayangannya. Yon pun memuji vokal dari walikota yang malam itu mengenakan
baju hitam dan dibalut jaket berwarna sama.
Usai walikota Malang menyumbangkan suaranya, Yon Koeswoyo
memanggil walikota Batu yang mungkin juga ada di tempat itu. Bukan tanpa alasan
Yon memanggil kedua walikota untuk bernyanyi bersama. Hal ini mengingat sehari
sebelumnya Yon dan Yok beserta rombongan sempat berkunjung ke kediaman
masing-masing. Yon bahkan secara berseloroh berterima kasih atas hadiah yang
diberikan oleh walikota Batu yang mengejutkan dirinya itu.
Namun saat itu kehadiran walikota Batu diwakili oleh
isterinya yang juga berkenan untuk tampil bernyanyi diiringi oleh Yon dan B
Plus. Tanpa ragu lagi meluncurlah dari vokal Ny. Edy Rumpoko lagu Muda-Mudi
yang dilanjutkan dengan Kembali Ke Jakarta. Usai mengiringi pejabat daerah ini,
Yon mendendangkan Oh Kasihan yang merupakan lagu dari album Hard Beat Volume 1
Koes Plus. Namun sayang sekali lagu ini tidak bisa dibawakan secara mulus,
mengingat beberapa kali terdengar bunyi “grok..grok..” dari gitar yang
dimainkan oleh vokalis utama Koes Plus ini. Meskipun sempat diperbaiki oleh kru
yang ada, namun bunyi tersebut masih terdengar mengganggu penampilan sang
legenda pada malam itu.
Saat waktu sudah menunjukkan pkl. 22.38, Yon dan Yok
mengakhiri pertunjukan dengan sebuah tembang penutup yang abadi yaitu
Kapan-Kapan. Seiring didendangkan lagu yang direkam dalam album Volume 10
tersebut, para pejabat yang hadir diperkenankan untuk kembali naik ke panggung
untuk bernyanyi bersama. Malam itu penonton terpuaskan oleh hiburan yang
disajikan oleh duet legenda yang selalu bersama sejak era Koes Bersaudara
hingga Koes Plus itu.
Pada pertunjukan yang berlangsung di pusat kota Malang
ini hadir pula sejumlah penggila Koes Plus bumi Arema. Koestono yang adalah
mantan pengawal Koes Bersaudara dan Koes Plus tampak duduk di barisan depan
dengan topi dan jaket khasnya. Agoes Basuki selaku mantan ketua KPKA juga hadir
beserta istri. Tampak juga Hery Kurniawan, Harijanto, Harie Sangean dan Koh An
yang dikenal juga dengan nama Koesplator Fabs.
Dari kalangan musisi pelestari tampak Shabir dan Gifri
menyaksikan kehebatan senior mereka di atas panggung. Pada deretan depan tampak
duduk ketua KPKA periode 2015-2018 yang baru terpilih yaitu Adie Priyono
ditemani kedua sahabatnya dari Gresik yaitu Frans dan Ganef. Salah seorang pendiri
JN Surabaya yaitu Sam Sugeng terlihat juga mengabadikan acara ini dengan kamera
canon yang dibawanya. Tonny Tjatur selaku promotor acara juga tampak duduk di
barisan depan mendampingi Walikota Malang.
Secara keseluruhan pertunjukan malam ini terkemas dengan
baik dan rapi walaupun penonton yang hadir tidak terlalu banyak. Pengunjung
terhitung tidak sampai lima puluh persen memenuhi ruangan yang berkapasitas
seribu tempat duduk itu. Sebagai band pembuka dihadirkan band lokal beraliran
rock yang dilanjutkan B Plus dengan membawakan lagu-lagu Koes Plus non populer.
Yon Koeswoyo dalam rangkaian tour show ini selalu
didampingi oleh Gery Koeswoyo, putra sulungnya. Sementara Yok Koeswoyo tampak
disertai oleh Agus Giri yang membantu berbagai keperluan sang legenda. Usai
dari Malang, rombongan menuju ke Kota Solo dengan menumpang kereta api keesokan
harinya.
Secara keseluruhan berikut adalah lagu-lagu yang
ditampilkan B Plus : Nusantara 3, Malam Ini, Desaku, Dia Datang, Disana Disini,
Untukmu, Penyanyi Muda, Jangan Marah, Ibu dan Lagunya, Dia Permata Hati,
Lagi-Lagi Kamu, Aku Sendiri, Rata-Rata, Kau Datang lagi, Cinta.
Penampilan duet Yon Yok secara beruurutan menyajikan
lagu-lagu berikut : Pelangi, Why Do You
Love Me, Rahasia Hatiku, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Tul Jaenak, Mawar Bunga,
Buat Apa Susah, Diana, Bunga Di Tepi Jalan, Andaikan Kau Datang, Bis Sekolah,
Kembali, Hatimu Hatiku, Kolam Susu, Hidup Yang Sepi, Dara Manisku, Kr.
Pertemuan, Kota Lama, Bujangan, Muda Mudi, Kembali Ke Jakarta, Oh Kasihan, Jemu
dan Kapan-Kapan.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai penampilan
duet legenda Koes Plus di Kota Malang ini. Mohon maaf atas segala kesalahan
dalam rangkaian kata dan tulisan ataupun kekurangan data yang ada. Selamat dan
sukses untuk penampilan berikutnya bagi kedua legenda hidup musik Indonesia
ini.
( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari
Surabaya-085645705091 )
B Plus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar