Kala
umat Muslim menjalankan ibadah puasa, saat yang dinantikan adalah menikmati
santapan buka puasa. Namun buka puasa akan terasa lebih seru bila dilaksanakan
secara massal atau bersama-sama orang lain yang juga mengakhiri puasa di hari
itu. Salah satu sensasi berbuka puasa yang ada di Surabaya yaitu saat menikmati
sajian buka puasa secara gratis atau cuma-cuma.
Di
Kota Surabaya ini memang ada beberapa titik yang menyediakan buka puasa secara
gratis bagi pemakai jalan raya yang kebetulan sedang melintas. Salah satu titik
yang seru terdapat di jl. Kedurus yang merupakan pertigaan antara Wiyung dan
Gunung Sari. Pada sebuah sudut di dekat lampu merah Kedurus ada sebuah rumah
yang setiap sore saat waktu berbuka puasa tiba, mereka menyajikan hidangan bagi
siapa pun yang berkenan mampir sekedar untuk melepas rasa lapar dan haus.
Bila
di beberapa area jalan menu buka puasa hanya dibagikan sekedarnya saja, maka di
sudut Kedurus ini warga “dipaksa” untuk turun dan minum bersama. Memang tidak
mewah yang disajikan, hanya berupa segelas minuman sirup dan sebuah jajan
gorengan. Sungguh pun demikian terasa nikmat dan gayeng karena dinikmati secara
bersama-sama. Seorang ibu selaku tuan rumah dbantu oleh dua orang anggota
keluarga lain serta warga sekitar turut membantu membagikan jajan yang sudah
disediakan. Tuan rumah sudah selama beberapa tahun ini menyediakan buka puasa
secara gratis bagi pengendara motor yang melintas daerah tersebut.
Beberapa
menit sebelum adzan maghrib sebagai tanda waktu berbuka puasa tiba, para
pengendara motor yang melintas memarkir kendaraannya di sekitar rumah tempat
penyajian buka puasa gratis. Sementara di depan rumah sudah tersedia dua meja besar
yang berisi gelas minuman air sirup. Kue disajikan dalam piring yang dibagikan
langsung oleh tuan rumah, untuk mencegah orang yang mengambil jatah makanan
lebih dari semestinya. Aturan sudah jelas, satu orang hanya boleh menikmati
satu kue. Sementara kalau ingin menambah minuman masih dipersilakan.
Sore
kemarin makanan yang disediakan berupa ote-ote (bala-bala) yang disediakan awal
mula. Beberapa waktu kemudian munculah donat tepung menjadi sajian berikutnya. Namun
ketentuan tegas ibu tuan rumah ini menyatakan kalau sudah ambil makanan yang
satu, maka tidak diperkenankan ambil yang lainnya. Sungguh pun demikian masih
ada juga “tangan-tangan jahil” yang mencoba meraba mengambil jatah kue secara berlebihan.
Yang begini ini harus rela menerima omelan dan teguran keras dari sang empunya
rumah.
Ya,
rupanya pengendalian diri tidak hanya dibutuhkan saat menjalankan puasa. Ketika
memasuki masa berbuka puasa pun tetap diperlukan juga pengendalian diri
sehingga tidak mengganggu kepentingan orang lain yang sama-sama berbuka puasa juga.
Selamat menjalankan ibadah puasa.
(Okky
T. Rahardjo, 085645705091, 518CC94A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar