Malam kedua merupakan giliran saya tugas jaga bersama Pak
Saiful. Beliau ini tinggal di blok I yang terletak di gang belakang rumah saya.
Menjelang pkl. 21.00, saya sudah bersiap di perempatan menata tempat duduk
untuk berjaga semalaman. Sementara Pak Saiful ada di ujung gang yang satu untuk
mengawasi sembari mengobrol bersama beberapa orang yang masih terjaga.
Lima
belas menit kemudian datang seorang ibu bersama seorang anak sambil membawa nampan
berisi gelas. Rupanya Bu Sum sudah menyiapkan sajian minuman untuk bekal kami
berjaga. Satu tempat minum yang besar berisi teh hangat, sedangkan yang lebih
kecil berisi kopi. Gelas kecil disiapkan sebanyak tiga buah tertata dalam
sebuah nampan plastik. Namun melihat tidak ada makanan dalam kursi tempat jaga
kami, maka Bu Sum berinisiatif membelikan dua bungkus roti sisir di warung Pak
Min yang masih buka di malam itu.
Wah,
lumayan pada jaga kali ini ada yang menyumbang konsumsi. Tidak cukup roti dan
minuman hangat, setandan pisang pun diletakkan berderet menemani sajian lain
yang sudah muncul lebih dulu. Sudah cukup ? Belum...Bu Sum masih menyediakan
diri untuk membuat masakan bagi kami yang berjaga malam itu. Segera setelah
masakan tersaji, saya menghubungi Pak Saiful untuk bergabung duduk di lincak
tempat jaga yang sudah saya siapkan tadi. Nikmat sekali jaga malam dengan
menyantap makan malam yang berlauk daging.
Usai
menikmati makanan, Pak Saiful kembali berkeliling sambil melanjutkan ngobrol
bersama bapak-bapak di ujung gang Blok I yang tadi. Saya sengaja belum
berkeliling, menunggu malam makin larut sehingga suasana sudah sepi. Saya duduk
di perempatan sembari menanti kedatangan absensi yang harus ditanda tangani
oleh kami selaku tim jaga. Pada malam kedua ini beberapa warga sudah mulai
mudik mengingat ini adalah malam takbiran. Beberapa rumah sudah mulai sunyi
ditinggalkan oleh penghuninya.
Tidak
hanya banyak warga yang mulai mudik, di kampung kami pun mulai kembali beberapa
orang yang sebelumnya bekerja di luar kota. Ya dengan kata lain, mudik juga
tapi ke komplek perumahan kami. Sebagaimana malam itu sekitar pkl. 01.00,
datang sebuah mobil yang ternyata merupakan rombongan keluarga Pak Komari.
Mereka ini baru saja menjemput Pak Komari yang turun di Stasiun Pasar Turi usai
naik kereta api dari arah Bandung. Adapun Pak Komari sendiri selama ini bekerja
di Tasikmalaya. Selama saya dua kali jaga kampung, dua kali pula saya menjumpai
Pak Komari mudik datang tengah malam seperti ini.
Malam
makin menunjukkan kekelamanya. Pak Saiful mulai gabung bersama saya. Pak Saiful
menyiasati jaga malam dengan berbekal sebuah speaker aktif dan sebungkus rokok.
Kami menghabiskan malam dengan berbincang kesana kemari untuk memecahkan
kekakuan dan mengalahkan kantuk di malam hari. Pak Saiful ini sebenarnya asli
Lumajang, setiap tahun mestinya selalu mudik untuk berlebaran di wilayah yang
berbatasan dengan lereng gunung Semeru itu. Namun kali ini dia terpaksa tidak
bisa mudik dikarenakan baru mempunyai anak berusia lima bulan. Dia tidak berani
mengajak sang putra untuk perjalanan jauh membawa sepeda motor. Oleh karena itu
dia mau menerima tawaran untuk jaga kampung selama musim mudik ini.
Pak Saiful
termasuk pria yang humoris dan suka memberi bumbu-bumbu yang menarik dan
menyenangkan di setiap kisah yang dia ceritakan. Beda dengan Pak Iwan yang
lebih suka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya secara apa adanya. Makin
seru berjaga dengan Pak Saiful karena speaker aktif mini yang dibawanya selalu
menyuarakan lagu-lagu dangdut lama. Penasaran dengan hal itu saya pun bertanya
seputar lagu dangdut yang disukainya, mengingat kalau artis-artis dangdut era
jadul saya masih bisa memahami dibandingkan yang sekarang ini.
Pak Saiful
mengungkapkan bahwa dia masih lebih suka lagu-lagu dangdut era jadul
dibandingkan yang sekarang ini karena lagu-lagunya lebih punya makna. Kalau
yang sekarang, hmmm...Cuma mengandalkan goyangan saja. Sementara pada pemilihan
kata seringkali jorok dan asal-asalan. Ya, untuk kali ini saya sepakat dengan
Pak Saiful. Betapa kami mengagumi lagu-lagu dangdut masa lalu yang minim goyang
tapi lagunya benar-benar murni dari hati dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Pak Sul pun lancar menyebut nama-nama artis dangdut masa lalu macam Johny
Iskandar, Muchsin Alatas, Mansyur S, Ida Laela, Evie Tamala, Iis Dahlia, Elvy
Sukaesih dan tak ketinggalan Rhoma Irama tentunya.
Perbincangan
kami sudah mulai melebar kemana-mana sampai pada pembahasan tentang beberapa
artis yang minim prestasi namun banyak sensasi. Apalagi kalau artis-artis
tersebut melejit hanya karena mengumbar nafsu dan kecantikan fisik semata.
Namun perbincangan kami tersebut bukan sekedar ngelantur, hal ini disebabkan
ada seorang gadis yang baru melintas di depan kami dengan mengendarai sepeda
motor dan mengenakan pakaian yang tampak bagus serta dandanan yang masih cantik.
Padahal saat itu waktu menunjukkan pkl. 02.00, saat orang sudah seharusnya
terlelap tidur.
Kami
mengenali gadis tersebut sebagai salah seorang anak penghuni blok N yang
termasuk wilayah RT sebelah. Apapun yang dilakukan di luar sana, tidak ada yang
bisa menilai. Positif maupun negatif tidak ada yang bisa menduga. Namun kalau
seorang remaja putri usia kelas 3 SMA baru pulang lewat tengah malam, tentu
akan mengundang pikiran yang negatif dari orang-orang yang mengetahuinya. Ya
itulah pentingnya untuk menjaga diri ketika hidup bermasyarakat.
Tak
terasa kentongan pos satpam sudah berbunyi sebanyak tiga kali. Hal ini berarti
kami harus segera mengakhiri tugas jaga. Mata sudah mulai mengantuk, obrolan
pun mulai kering dan tenaga juga sudah menuju lelah. Namun petugas tanda tangan
belum segera melintas. Menjelang pkl. 03.30, Pak Saiful mulai berinisiatif
untuk menelpon ke petugas RW yang biasanya kontrol. Sekitar sepuluh menit
kemudian, Supri sang petugas datang sambil membawa map berisi lembar tanda
tangan. Usai Pak Saiful membubuhkan absen tanda tangan, kami pun berpisah.
Besok
pagi saya masih harus berjaga di kala orang sedang sembahyang Idul Fitri.
Malamnya baru saya bebas. Sementara saya mau tidur dulu mumpung masih ada
waktu...
( Okky
T. Rahardjo, 085645705091, 518CC94A )