Kamis siang, 23 Juli 2015 secara
spontan saya memindah chanel TV pada saluran Kompas TV. Saat itu terlihat di
layar televisi seorang bintang komedi senior yaitu Bambang Gentolet sedang
diwawancara. Melihat sosok pelawak yang cukup gaek ini saya pun langsung
menyediakan diri untuk menyaksikan tayangan ini. Rupanya saat itu Kompas TV
sedang menyiarkan acara talk show komedi bernama “Do-It” yang dipandu oleh
Dodit Mulyanto, seorang tokoh stand up comedy asal Surabaya.
Acara talk show ini tayang sejak
pkl. 15.00. Saya sendiri kurang hafal hari tayangnya, mungkin saja setiap hari.
Saya tidak pernah tahu pasti, hanya saja ketika pas kebetulan tayang dan
temanya menarik saya berusaha untuk menyaksikannya. Kali ini topik yang
diangkat sangat menarik dan mengusik perhatian saya. Topik tersebut yaitu
bertajuk “Srimulat Riwayatmu Kini”. Bukan apa-apa, saya tertarik dengan tema
ini karena saya merupakan salah satu penggemar Srimulat. Oleh karena itu apa
saja yang berbau Srimulat saya usahakan untuk memperhatikan semampu saya.
Saat itu yang hadir sebagai bintang
tamu mewakili Srimulat selain Bambang Gentolet juga hadir Okky Marfuah yang
termasuk anggota Srimulat Surabaya era generasi baru. Dodit yang merupakan host
dalam acara talk show ini tampak kewalahan meladeni jawaban yang diberikan oleh
kedua pelawak ini. Betapa tidak, pertanyaan yang maksudnya serius pada akhirnya
menjadi tidak terarah karena jawaban yang diberikan seringkali melenceng dari
seharusnya. Ya begitulah resikonya kalau mengajak pelawak berdiskusi.
Bambang Gentolet yang dalam diskusi
ringan siang itu mengenakan baju putih bertutul mencoba menyatakan kerinduannya
bahwa suatu kali Srimulat khususnya yang di Surabaya akan menemukan kembali
kejayaannya. Dodit saat itu bertanya kapan Bambang bergabung dalam barisan
Srimulat. Pelawak yang saat ini tinggal di kawasan Manukan Surabaya ini
menjawab bahwa Srimulat berdiri pada tahun 1961, sementara dia sendiri
bergabung dalam grup lawak pimpinan Teguh ini pada bulan November 1969. Sampai
hari ini tidak sekalipun dia tercatat mundur dari Srimulat sekalipun
perkembangan grup lawak raksasa ini sepertinya kembang kempis.
Sementara itu Okky Marfuah
mengatakan dia bergabung dalam personel Srimulat Surabaya pada era 1990an. Pada
awalnya dia merupakan seorang penyanyi dangdut yang kemudian ditarik untuk
masuk meramaikan formasi lawak. Marfuah tampak menemukan jati dirinya sebagai
pelawak perempuan yang kenes dengan logat Madura yang mampu mengocok perut
siapa saja yang mendengarkan celotehannya. Bila menyaksikan aksinya ketika
melawak, Marfuah sepertinya mampu menjadi ikon tersendiri setelah era pelawak
perempuan asal Srimulat Solo yaitu Nunung, yang kini sukses di dunia hiburan
ibu kota. Namun bila mendengarkan logat Madura yang diucapkannya sepintas
mengingatkan kita pada era keemasan Marlena, bintang ludruk Surabaya era
1980an.
Namanya juga pelawak Srimulat, tentu
ada saja aksi yang ditampilkan oleh keduanya yang mengundang tawa baik bagi
penonton di studio maupun yang menyaksikan di rumah. Seperti ketika usai jeda
iklan dan memasuki segmen berikutnya, tiba-tiba saja terlihat kaki Bambang
Gentolet hilang satu. Ketika obrolan mulai berlangsung, Bambang tiba-tiba
nyeletuk kalau dia kehilangan kaki kanannya. Dodit yang pada awalnya akan
menimpali keisengan Bambang ini langsung dipotong oleh Marfuah kalau yang
dilakukan Bambang Cuma sekedar aksi untuk mengundang kelucuan. “Hayo, sikile ditekuk ben ketoke lucu
yoo...”. Demikian protes Marfuah pada Bambang yang membuat dia menjadi salah tingkah karena tingkah lakunya
ditebak oleh rekannya sendiri. Bambang pun akhirnya mengembalikan kakinya
sendiri sambil cengar-cengir.
Ya
yang begini ini memang humor khas Srimulat yang sudah umum namun tetap
mengundang tawa ketika diperagakan. Beberapa pelawak Srimulat sering beratraksi
“menghilangkan kaki”. Mulai dari Timbul, Asmuni hingga Mamik yang sebenarnya
diawali oleh Gepeng, pelawak cerdas asal Solo. Setiap pelawak Srimulat memiliki
gaya dan aksi tersendiri yang seakan menjadi ikon masing-masing personel.
Asmuni yang seringkali mengucapkan kata “hil
yang mustahal”. Triman yang kerapkali bergaya layaknya pengusaha kaya
sambil menggerakkan kaki seperti berdansa. Gepeng yang kalau bicara suka
menunjuk tapi jarinya terbalik pada wajahnya sendiri serta banyak lagi ciri
khas masing-masing personel Srimulat.
Marfuah
pada siang itu juga berusaha mengeluarkan jurus lawakannya dengan meyakinkan
bahwa dia dulu adalah penyanyi. Oleh karena itu Marfuah juga berkata bahwa dia
pun mampu menyanyikan lagu barat. Dodit yang penasaran pun mempersilakan Marfuah
mengeluarkan kemampuannya untuk menyanyikan salah satu lagu barat. Maka
menyanyilah Marfuah “happy birthday to
you...happy birthday to you...”.
Srimulat
Surabaya memang menjadi yang pertama ada dan bahkan yang satu-satunya masih
bertahan hingga kini. Bila kita menyaksikan di tayangan televisi acara
Srimulat, maka itu sesungguhnya merupakan para alumni Srimulat yang berkumpul
kembali dalam sebuah program. Sejatinya para pelawak ibu kota itu sudah mundur
dari Srimulat beberapa tahun sebelum Srimulat Jakarta dengan resmi dibubarkan oleh
pendirinya pada tahun 1989. Sementara itu Srimulat Surabaya walaupun
terseok-seok langkahnya namun tidak pernah secara pasti menyatakan bubar.
Para
pejuang seni yang tergabung dalam Srimulat Surabaya sampai hari ini masih berusaha
terus berjuang mengibarkan bendera grup lawak yang membesarkan namanya. Didik
Mangkuprojo, Eko Tralala, Hunter Parabola, Sokle ataupun Bambang Gentolet
sendiri merupakan contoh awak Srimulat Surabaya yang tak pernah lelah untuk
berdiri di barisan depan menghibur penonton yang haus akan hiburan lokal.
Bambang mengatakan bahwa Srimulat masih sering tampil di THR Surabaya setiap
sebulan sekali. Tidak ada biaya tiket yang dibebankan, malah disediakan door
prize di akhir acara. Gedung Srimulat di THR Surabaya pun kini diakuinya sudah
diperbarui dengan dilengkapi pendingin ruangan serta kamar mandi yang cukup
bersih. Namun yang disayangkan adalah minimnya penonton yang hadir untuk
menyaksikan pertunjukan Srimulat.
Beberapa
tahun lalu penampilan Srimulat Surabaya sempat berkolaborasi dengan band pelestari
Koes Plus yaitu KPM band sebagai pembuka pertunjukan. Keberadaan Koes Plus Mania
Band ini mampu mempengaruhi jumlah penonton yang hadir, karena menggandeng
komunitas penggemar Koes Plus yang berada di Surabaya untuk hadir menjadi
penonton Simulat Surabaya. Srimulat Surabaya sebagaimana hiburan lokal lainnya,
saat ini tengah berjuang keras melawan perubahan jaman yang menawarkan hiburan
lain yang lebih modern. Jumlah penonton yang terus menyusut seringkali membuat
ciut nyali para insan panggung ini.
Dodit
pun menanyakan pada Bambang Gentolet selaku senior Srimulat, sebuah pertanyaan
klise namun tetap mengena. Apakah Srimulat juga melakukan regenerasi pada
pelawak-pelawak muda. Bambang Gentolet menjawab dengan gaya serius namun tetap
santai. Terarah namun tetap jenaka. “Srimulat
pernah manggung keliling ke daerah-daerah untuk mencari generasi baru di dunia
lawak...” demikian jawab Bambang. “Lalu
apakah ada hasilnya, pak Bambang...” kejar Dodit. Bambang menjawab lugas “Ada, sudah muncul pelawak-pelawak
baru...Tapi sekarang mereka ada di rumah...Karena tidak banyak yang mau
menanggap mereka...”.
Bambang
pun mengakhiri perbincangan dengan mengatakan bahwa sebenarnya Srimulat siap
saja menghibur siapa saja. Setengah berpromosi dia berkata bahwa dirinya
bersama teman-teman yang lain siap untuk diundang menghibur di acara ulang
tahun, perkawinan ataupun acara-acara lain yang membutuhkan hiburan. Kesempatan
yang diberikan pada mereka sama saja menimbulkan rangsangan untuk bangkitnya
kembali kejayaan Srimulat.
Menyimak
perbincangan tersebut membuat kenangan akan kepopuleran mereka terkenang
kembali. Saat-saat kita bisa menyaksikan hiburan dengan tertawa yang keluar
tulus dari hati bukan karena dibayar atau disetting oleh stasiun televisi.
Masa-masa ketika kita bisa tersenyum geli mendengar celotehan mereka bukan
karena mendengar seorang pemain mencela lawan mainnya. Ketika menyaksikan
berbagai hiburan modern yang ditayangkan oleh stasiun televisi yang beraneka
ragam, tanpa sadar ternyata jauh dalam hati akan terungkap bahwa kita masih
membutuhkan Srimulat. Terima kasih Srimulat, kalian akan selalu menjadi hiburan
bagi kami...
(
Okky T. Rahardjo, Penggemar Srimulat, 085645705091, 518CC94A )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar