Malam itu langit kota Surabaya tampak cerah tanpa sekali
pun mendung menggantung. Satu per satu mobil memasuki pelataran parkir Balai Kartika Surabaya yang berada di kawasan
Makodam V/ Brawijaya. Kawasan militer yang biasanya lengang dan tak tersentuh
umum, kali itu tampak cair dan luwes menerima tamu dari kalangan umum.
Hari itu Senin, 3 Agustus 2015 di gedung Balai Prajurit
yang seringkali disebut dengan Balai Kartika diadakan acara lepas sambut
Pangdam V/Brawijaya. Mayjen TNI Eko
Wiratmoko, S.Sos selaku Pangdam V/Brawijaya yang lama harus melepaskan jabatan
yang dialihkan pada Mayjen TNI Sumardi. Sementara Mayjen Eko sendiri
dipromosikan naik bintang tiga menjadi sekretaris Menko Polhukam. Sebenarnya
pergantian Pangdam sendiri sudah resmi terhitung pada 25 Juli 2015, namun senin
malam itu digelar ramah tamah pisah kenal pejabat lama dan baru.
Acara lepas sambut ini diawali dengan seremoni semi
formal yang berisi beberapa sambutan dari pejabat yang hadir. Soekarwo selaku Gubernur
Jawa Timur tampak hadir menyampaikan kata-kata kesan bagi Pangdam lama serta
pesan bagi pejabat yang baru. Mayjen Sumardi yang merupakan pejabat militer
kelahiran Boyolali ini sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer. Berpindahnya
beliau ke bumi Jawa Timur ini seperti tugas pulang kampung, mengingat pada
tahun 2010 beliau pernah menunaikan tugas di Mojokerto. Sekitar seribu undangan
hadir memenuhi gedung yang terletak di jl. R. Wijaya Surabaya ini.
Setelah berbagai sesi formal diselesaikan tibalah acara
hiburan mengisi rangkaian acara malam itu. Pengatur acara pun mulai berganti
pula. Dari pembawa acara protokoler Kodam V/Brawijaya selanjutnya tugas diemban
oleh Topan seorang komedian ibu kota yang kini mengadu nasib di Kota Surabaya. Panggung
diisi oleh home band Master dari Surabaya yang mengiringi beberapa artis lokal
dan pengisi acara non band. Beberapa lagu nostalgia baik Indonesia maupun barat
didendangkan oleh pengisi acara yang berupaya menampilkan sajian terbaik dan
berkesan bagi pejabat tinggi yang sudah harus berpindah tugas saat itu.
Selain artis lokal Surabaya dari tim Master Band,
beberapa staf Kodam V/Brawijaya juga ikut berpartisipasi menyumbangkan suara. Tampak
beberapa istri pejabat militer ikut mendendangkan lagu untuk memeriahkan acara
gembira malam itu. Sekitar pkl. 20.00, sesuai round down yang telah diatur,
giliran No Koes yang mengisi panggung
hiburan. Band pimpinan Nomo Koeswoyo ini memang sengaja dihadirkan untuk
menjadi tamu istimewa bagi Mayjen Eko yang memang penggemar lagu-lagu Koes
Bersaudara.
Topan selaku host mencoba menggali sedikit informasi
seputar aktivitas Nomo Koeswoyo sembari personel lain mempersiapkan alat musik
masing-masing. Nomo sendiri bersama rombongan sudah mulai ada di Jawa Timur
sejak hari Minggu yang diawali dengan mampir di Tuban lalu dilanjutkan singgah
di Gresik. Konon berikutnya No Koes akan hadir di Kota Malang dalam acara Halal
Bi Halal atas undangan KPK Arema.
No Koes generasi baru hadir dengan formasi lengkap yaitu
Nugroho (Rhytm-Lead Guitar), Yudi (Keyboard), Yanto (Bass) dan Pithut Balance
selaku drumer merangkap manajer No Koes. Mereka ini yang sekitar dua tahun
terakhir solid mengiringi Nomo Koeswoyo ke mana pun beliau memperoleh undangan
tampil bernyanyi. Setelah alat musik sudah disetting dan dipersiapkan dengan
baik, meluncurlah Andaikan kau Datang dari vokal tegas Nomo Koeswoyo. Mengingat
lagu ini sudah cukup dikenal maka banyak undangan yang meresponi untuk menyanyikan
lagu legendaris ini.
Nomo pun mencoba mencairkan suasana dengan turun dari
panggung dan menyodorkan mik pada istri Pangdam yang baru menjabat. Nyonya Sumardi
yang duduk bersebelahan dengan Ibu Nina Soekarwo, istri Gubernur Jawa Timur
ternyata juga fasih menyanyikan lagu karya Tonny Koeswoyo ini. Tepuk tangan pun
membahana ketika lagu pertama usai dibawakan oleh seniman legendaris yang kini
bermukim di Magelang ini.
Tanpa basa-basi, Nomo segera mendendangkan lagu kedua. Secara
mengejutkan lagu yang ditampilkan oleh Nomo ini ternyata adalah Bersama Lagi
karya Murry yang tak lain merupakan besan dari Nomo Koeswoyo. No Koes mampu
menerjemahkan dengan baik aransemen musik ini sehingga tidak melenceng jauh
dari aslinya, sementara Nomo sendiri membawakan dengan improvisasi dengan gaya
khasnya.
Usai tembang ketiga, Nomo memanaskan suasana dengan
membawakan lagu jawa karyanya yaitu Piweling. Lagu yang mengingatkan para
pemimpin untuk tidak melupakan amanah pada rakyat yang dipimpinnya ini
dibawakan Nomo secara enerjik. Lagu ketiga ini sekaligus menutup penampilan No
Koes pada malam itu. Nomo pun mengucapkan selamat menempuh tugas yang baru bagi
mantan Pangdam serta Pangdam yang baru menjabat di bumi Jawa Timur.
Panggung hiburan selanjutnya berganti peran dengan Master
band yang siap mengiringi penampil
berikutnya. Yopie Latul malam itu tampil berimprovisasi membawakan lagu Cintaku
yang pernah dipopulerkan oleh almarhum Chrisye. Sementara Dewi Yull juga ikut
memeriahkan acara dengan menyumbangkan suara emasnya. Dewi Yull pada saat itu
sekaligus menyampaikan bahwa dia sudah membina rumah tangga kembali dengan
bersuamikan seorang pria yang berasal dari Surabaya.
Kehadiran Nomo yang sekalipun singkat namun mampu membawa
kesan yang mendalam bagi siapa pun yang menyaksikan, mengingat sangat jarang
sekali Nomo beserta No Koes hadir di Surabaya untuk menghibur penggemarnya. Namun
sedikit catatan, sebaiknya No Koes menampilkan lagu-lagu Koes Bersaudara atau
No Koes era lama yang sudah populer dalam penampilan yang memang singkat karena
padatnya durasi acara yang tersedia. Hal ini diperlukan supaya tamu undangan
tidak terasa asing dengan penampilan Nomo Koeswoyo yang memang sudah
ditunggu-tunggu itu.
Demikian reportase singkat yang kami sampaikan mengenai
penampilan No Koes, mohon maaf atas setiap rangkaian kata dan kalimat yang
kurang berkenan. Terima kasih atas perhatiannya. Jayalah selalu musik Indonesia.
( Okky T. Rahardjo,
penggemar No Koes Dari Surabaya, 085645705091, 518CC94A )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar