Belum
puas rasanya dua malam dan dua hari menghabiskan waktu di kota Bandung. Kami saat itu berangkat senin sore dari
stasiun kota madiun menggunakan kereta api kahuripan meluncur menuju kota
kembang. Setelah semalaman menghabiskan perjalanan yang melelahkan, tibalah
kami di kota Bandung yang sudah empat tahun tak saya kunjungi. Kalau teman
sejalan saya, ya..isteri saya sendiri, mungkin ke sana terakhir ya dua tahun
lalu…
Langkah
pertama saat itu adalah mencari angkot yang bias mengantarkan kami menuju
tempat penginapan. Kami memang sudah booking tempat penginapan, yang harganya
murah tentunya…kami memilih salah satu penginapan di kaqwasan jl. Cipaku Indah.
Karena itu kami menggunakan angkot bentuk mobil Kijang jurusan Ledeng. Setelah berputar
sekitar satu jam, sampailah kami di depan kawasan UPI daerah gerlong. Kami menyeberang
jalan lalu pesan dua ojek motor. Tak berapa lama, sampailah kami di hotel yang
telah kami pesan. Saya bingung juga, apa sih definisi hotel yang
sebenarnya..karena penginapan ini lebih tepat disebut losmen atau ya tempat
penginapan saja. Fasilitasnya, wah ampun dehh..namanya juga yang murah. Seharga
Rp. 115rb semalam, dapat makan pagi dan teh hangat. Saat itu setelah check in,
kami masih hanya mendapatkan dua botol kecil air mineral. Jangan Tanya soal kamar
mandinya, ampun deh…pinbtu ga’ bias dikunci, air bocor terus, belum lagi (maaf
nih..) toiletnya kurang memadai..jadi, ampun baunya…J
Singkat
cerita, saat itu setelah beres2..Kami menyelesaikan urusan di kampus UPI. Setelah
itu perjalanan mengitari kota Bandung dimulai. Menikmati sop buah adalah menu
kami siang itu, karena di sini khas nya, apalagi di kawasan geger kelong tempat
mahasiswa berkumpul, jadi murah meriah harganya…siang itu kami menuju terminal
ledeng untuk naik bis kota. Perjalanan pertama kami menuju jl. Soekarno-Hatta,
di situ ada janji bertemu dengan salah seorang penggemar Koes Plus untuk
silaturahmi. Bincang santai selama dua jam, kami mohon pamit. Perjalanan kami
lanjutkan dengan bis kota yang mengantarkan kami menuju PVJ Mall..kaya’nya nih
mall orang2 kaya…kalo motifnya nih mirip SUTOS kalau di Surabaya..Ada tempat
bawah tanahnya. Perlu diketahui, kota Bandung saat itu dilanda hujan deras. Tak
berhenti mulai kami keluar dari UPI hingga lepas dari PVJ Mall. Kalau sedang
hujan, wah banjirnya ( maaf, kata nih..) melebihi kota Surabaya. Maklum saja di
kota kami, ketika hujan jarang sekali banjir sampai meluap di jalanan.
PVJ
yang menjadi tujuan perjalanan kami malam itu, membuat kami menujukan diri di
sebuah toko kaset Duta Swara..ya Cuma lihat2 saja. Langsung saja, perjalanan
hari kedua atau hari terakhir kami mencoba keliling sebisa kami. Maklum saja,
saat itu kami hanya mengandalkan angkot…kami sempat singgah ke Cihapit. Referensi
teman, di situ adalah pusat barang bekas. Saya beruntung emndapatkan dua kaset
lama..Helen Koeswoyo dan Sari&Angga Yok Koeswoyo vol. 1 dua kaset saya
tawar dengan harga Rp. 15rb…Lumayan. Selanjutnya kami menuju BIP dan Gramedia…di
BIP Cuma beli makanan kecil, ya karena uang saku nya pas2an..hehehe..di
Gramedia kami berdua membelikan si kecil yang ada di rumah bersama neneknya,
sebuah topi sinterklas…wah lucu sekali kaya’nya kalau dipakai.
Sempat
makan siang sejenak di jl. Setiabudi kami melanujtkan perjalanan ke Pasar Baru…wah
rame sekali. Keliling2 sejenak, tak terasa hujan deras dan waktu sudah
menjelang senja. Kami mempersiapkan diri untuk pulang, menggunakan angkot
menuju Dago yang dilanjutkan angkot ke Stasiun Kiara Condong. Usailah
perjalanan kami mengelilingi sebagian kecil kota Bandung..sebagaimana kata Tetty
kadi dalam lagu Kota Kembang, kota ini akan selalu kami rindukan…
Sebagaimana
biasa kala kita berkunjung ke daerah lain, selalu mencoba m,embandingkan dengan
daerah asal. Saya merasa di Bandung sudah demikian sesak oleh kemacetan. Padahal
saat itu masih belum masuk masa liburan. Surabaya memang macet namun tidak
sulit untuk menguraikannya. Di Bandung semua menjadi berhenti untuk sekian
waktu bila sudah macet. Belum lagi sampah yang berserakan di mana-mana. Haduuh…tapi
yang paling menyedihkan adalah ketika kami naik angkot, mudah sekali pengamen
numpang nyanyi di sini. Kalau di Surabaya pengamen tidak pernah sampai ke
angkot, hanya di bis kota saja. Kalau sampai angkot yang kapasitasnya sedikit
orang itu masih dihampiri pengamen..wah, jadi tidak nyaman pak…
Demikian
sekilas catatan kami saat berkunjung ke Bandung, mohon maaf bila terdapat
kesalahan dalam rangkaian kata dan tulisan. Terima kasih,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar