Setiap tanggal 23 Juli di
Indonesia diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Pada era orde baru HAN selalu
dirayakan dengan suasana meriah. Diadakan festival dengan berbagai bentuk
permainan anak secara tradisional maupun berbagai penampilan atraksi anak-anak,
baik nyanyian, tarian maupun kreativitas lainnya.
Kalau berbicara mengenai
anak-anak, rasanya anak-anak sekarang harus iri dengan mereka yang harus
mengalami masa anak-anak pada era 70an hingga 90an. Pada masa-masa itu
anak-anak memiliki sosok idola yang membanggakan dan mewakili ciri khas
anak-anak secara lugas dan spontan. Idola anak-anak atau bisa disebut dengan
artis cilik itu tampil apa adanya sebagai anak-anak tanpa kesan dibuat-buat.
Pada era 70an, ada sosok
yang fenomenal bernama Chicha Koeswoyo hadir sebagai figur artis cilik yang
kenes dengan lagu “Helly”. Rasa-rasanya tidak ada anak Indonesia yang tidak
bisa menyanyikan baris demi baris lagu “aku punya anjing kecil...”. tak jarang
lagu itu dinyanyikan dengan gaya bercanda karena ada bagian suara anjing “Helly...
guk guk guk”. Helly yang tak lain merupakan nama anjing milik keluarga Nomo
Koeswoyo begitu ikonik sekali pada sosok Chicha Koeswoyo, sulung dari keluarga
Nomo Koeswoyo. Demikian juga “guk guk guk...” yang dalam rekaman disuarakan
oleh pelawak Doel Kamdi juga tidak akan ketinggalan dibunyikan saat lagu itu
dinyanyikan oleh anak-anak Indonesia.
Tidak hanya Chicha,
beberapa penyanyi anak-anak lain juga bermunculan. Ada Adi Bing Slamet yang
usil dan suka menggoda Mak Wok tentu tidak akan bisa dilupakan begitu saja.
Hadir juga Joan Tanamal putri dari Enteng Tanamal yang ikut menyemarakkan lagu
anak-anak dengan lagunya yang sendu. Selanjutnya bermunculan berbagai nama
seperti Vien Is Haryanto anak dari Is Haryanto personelo Favourites Group,
Debby Irama anak dari raja dangdut Rhoma Irama yang mempopulerkan lagu “Idih,
Papa Genit”.
Pada dekade ‘80an muncul
nama-nama populer Dina Mariana, Puput Novel, Sari Koeswoyo, Faradilla Sandy,
Bobby Alatas atau Santi Sardi. Memasuki
era 90an pun dunia anak-anak masih marak dengan hadirnya Melisa yang terkenal
dengan hits Abang Tukang Bakso. Puput Melati yang putri dari Sofyan Usman
Bersaudara pun hingga hari ini kita kenal lagunya sambil berhitung “satu
ditambah satu sama dengan dua...”. Anda tentu juga tidak lupa dengan nama
Bondan Prakoso, Chikita Meidy atau yang masuk generasi terakhir ada Tina Toon
dan Sherina Munaf, putri dari Triawan Munaf personel Giant Step.
Secara sosok imajinasi,
anak-anak juga mengenal berbagai tokoh fiktif yang menggembirakan. Kita sempat
mengenal nama Tongki yang menjadi tandem artis Gatot Soenyoto. Ada juga Boncu
yang dikaryakan oleh Kaisar Victorio. Tidak kita lupakan ada nama Si Komo yang
diciptakan oleh Kak Seto. Yang fenomenal tentu saja Suzan dan Ria Enes yang membuat
kita penasaran, bagaimana cara bicaranya boneka itu.
Namun memasuki era
milenial dunia anak-anak sudah mulai kehilangan figur. Dunia anak-anak tidak
lagi mendominasi alam pikiran anak-anak Indonesia. Masuknya pengaruh K-Pop dan
J-Pop menjadikan bintang-bintang dari negeri Korea itu sebagai idola yang tidak
bisa dielakkan lagi. Anak-anak makin akrab dengan lagunya Blackpink, BTS atau
EXO. Sementara dalam ide kreativitas lagu pun tidak banyak perkembangan. Imajinasi
anak-anak secara nyanyian hanya terbentuk melalui lagu-lagu yang diciptakan
pada empat puluh hingga lima puluh tahun yang lalu.
Saat ini dibutuhkan sekali
sosok yang bisa menyelamatkan dunia anak-anak secara masif. Dibutuhkan sekali
figur yang mampu menjadi tokoh idola baru bagi anak-anak Indonesia. Figur yang
mewakili keceriaan anak-anak tanpa sesuatu yang berlebihan. Figur yang membawa
keteladanan untuk anak-anak Indonesia melakukan hal yang baik. Jangan sampai
masa kecil anak-anak Indonesia hilang, hanya karena mereka mencari figur baru
melalui gadget yang belum tentu membawa nilai moral yang benar dan sesuai
karakter Indonesia. Sesungguhnya dunia anak-anak Indonesia juga sedang dalam
masa darurat. Entah, siapa yang mampu menyelamatkannya.
Tetap semangat menjalani hidup di hari ini. Jangan
lupa minum air putih. (Dalam kebersamaan,
Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar