Pernahkah kita menjumpai penjual
jajanan yang menempatkan dagangannya di sebuah tempat aluminium berbentuk
bulatan ? pada tahun 1990an saya masih menjumpai penjual jajanan seperti ini di
kota Surabaya. Jajanan yang disajikan biasanya berupa kue basah antara lain
yaitu nagasari, lemper, pastel, roti kukus, donat, roti sus dan sejenisnya.
Namun saat memasuki era millennium, di kota Surabaya sudah jarang dijumpai
pedagang seperti ini yang keluar masuk kampung menjajakan dagangannya.
Menjamurnya minimarket di setiap
pelosok kampung, membuat pedagang keliling tersaingi dan kesulitan menjajakan
kue basah sebagaimana biasanya lagi. Berubahnya trend masyarakat yang mulai
memasuki era modernisasi, secara perlahan meninggalkan kebiasaan membeli kue
pada pedagang eceran keliling. Saya dulu masih menjumpai kebiasaan beberapa
warga kampung yang setiap sore menantikan kedatangan pedagang kue ini melintas
di depan rumah mereka. Namun semua telah berlalu seiring bertambahnya waktu,
penduduk kota lebih suka menuju minimarket untuk mencari jajanan instan.
Tak terduga, ketika saya
melintas jl. Walikota Mustajab (Ondomohen) tiba-tiba menjumpai pedagang kue
keliling yang menawarkan dagangannya. Di tengah arus lalu lintas yang macet dan
cuaca kota Surabaya yang panas, ibu ini meletakkan bulatan aluminium berisi
penganan sederhana di atas kepalanya. Dari gang ke gang, dari jalan ke jalan
kue yang masih ada terus dijajakan kepada penghuni kantor yang terletak di
salah satu jalan paling sibuk di kota pahlawan ini.
Kadang ketika mereka lewat di
depan rumah, tak jarang kita menolak untuk membelinya. Kini ketika
keberadaannya sudah makin jarang, kita merindukan hadirnya pedagang kue
menjajakan dagangannya di ujung kampung kita.
Pada akhirnya, akankah semua
kebiasaan tradisonal kita akan tergerus dengan alasan modernisasi yang kian
hari menggempur kita ? Karena itu ketika menjumpai ibu-ibu seperti beliau ini
menyunggih wadah makanan di atas kepalanya, jangan tunggu lama segera serbu dan
ambil jajanannya. Eits, jangan lupa membayar tidak usah pakai nawar. Hehehe…
( Okky T. Rahardjo, pengagum kota Surabaya-085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar