Kota
Surabaya selain terkenal sebagai kota pahlawan, juga populer dengan sajian
kuliner yang beraneka ragam. Bermacam-macam tempat menikmati panganan tersedia
di berbagai sudut jalan kota metropolitan ini. Bila tengah berada di jalanan
dan perut terasa lapar, tidak ada salahnya berhenti dulu mencari sebuah tempat alternatif
untuk menikmati makan siang. Seperti yang tengah saya alami siang ini tadi.
Setelah
menyelesaikan beberapa urusan, saya pulang dengan melintasi perkampungan Ketintang.
Saat itu saya pulang dari sebuah bank cabang yang terletak di dekat kantor
Polda Jawa Timur. Melintasi gedung Graha Pena saya belok ke kiri arah gedung
Pembangkit Listrik Jawa Bali (PJB). Sedikit berputar kampung, saya melajukan
kendaraan biru menuju kampus Unesa. Tujuan saya Cuma satu, Mencari alternatif
tempat makan siang yang berbeda dari biasanya, mengingat saya juga tidak setiap
hari melewati jalur ini. Sebelum memasuki kawasan kampus Unesa, saya teringat
dengan seorang penjual gado-gado yang dulu pernah saya kunjungi selepas kuliah.
Ya,
penjual gado-gado itu masih bertengger di pojok tikungan jalan. Mengambil tempat
di depan Kantor Telkom Divre V Jawa Timur, stand Gado-gado ini terkesan Amigos
alias Agak Minggir Got Sedikit, hehehe…. Warung gado-gado ini seringkali
menjadi jujukan mahasiswa Unesa yang kebetulan melintas mau pulang tapi
kelaparan. Siang itu rasanya nyaman sekali menikmati gado-gado sembari ditemani
semilir angin dan riuh rendah kendaraan bermotor yang lalu lalang.
Gado-gado
yang disajikan rasanya tidak berbeda dengan umumnya gado-gado lain yang pernah
kita jumpai. Bahkan mungkin ada tempat lain di kota ini yang penyajiannya lebih
istimewa dari pada gado-gado yang menghuni deretan warung kaki lima di jl. Ketintang
ini. Namun karena tempatnya yang mendekati kampus menjadikannya sebagai
gado-gado idola para mahasiswa Unesa. Mengingat dulu pernah menggelar stand di
dalam kantin Unesa, maka warung gado-gado ini diberi nama Gado-gado Unesa. Mahasiswa
yang kebetulan kos di seberang jalan, seringkali meluangkan waktunya untuk
nongkrong atau sekedar membungkus seporsi gado-gado disertai taburan sambal
yang mantab. Bahkan kaum pekerja pun seringkali menyediakan jam makan siangnya
untuk menikmati gado-gado yang disediakan oleh seorang bapak yang saat ini
terlihat makin tua ini.
Berapakah
harganya, saat ini seporsi gado-gado bisa dinikmati dengan mengganti harga
sebesar tujuh ribu lima ratus rupiah saja. Murah meriah, bukan. Walaupun seingat
saya harganya sedikit lebih mahal dari pada ketika saya masih menjadi mahasiswa
sekitar sepuluh atau sebelas tahun yang lalu. Us Namun rasanya tetap mantab dan
nyaman bagi ukuran mahasiswa. Namun bila hendak membungkus, anda harus menambah
biaya lima ratus rupiah. Sebagai teman pendamping makan, tersedia krupuk dan
emping yang membuat makan siang kita semakin ramai dan nikmat.
Bagaimana
bila kehausan, tidak usah kuatir. Memang penjual gado-gado tersebut tidak
menyediakan minuman, namun tepat di sebelah kanan terdapat penjual minuman es
degan atau kelapa muda yangs elalu siap sebagai pemadam kehausan bagi penikmat
gado-gado. Sebuah hubungan yang saling menguntungkan terjalin antara penkjual
gado-gado dan penjual es degan. Sebuah simbiosis mutualisme yang membuat
pembeli pun merasa nyaman menikmati makan siang ditemani minuman segar langsung
di tempat itu juga. Tidak perlu bayar mahal, cukup empat ribu rupiah per gelas maka
kita dapat meredakan hausnya tenggorokan yang ditimbulkan oleh bumbu gado-gado
yang kita santap.
Sayang
sekali, ada sedikit catatan mengenai tempat penjualan gado-gado ini. Kita tidak
bisa menikmati gado-gado secara leluasa mengingat tempat yang disediakan cukup
sempit dan sesak. Tempat duduk yang disediakan tidak memadai untuk menampung
banyak orang. Malah terkesan seadanya saja mengingat banyak sekali peminat
gado-gado sebagai pereda rasa lapar di siang hari. Dulu semasa masih menempati
area kantin fakultas ekonomi, stand gado-gado ini masih memiliki lokasi duduk
yang strategis dan nyaman. Kini, bila kita ketinggalan beberapa menits aja maka
bisa kehilangan peluang untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman.
Bagaimana,
masih bingung memikirkan di mana besok mau menikmati makan siang di kota
Surabaya ini ? Cobalah sesekali mampir ke warung Gado-gado Unesa yang buka
mulai jam 10.00 hingga menjelang senja pkl. 17.00. Bila sudah menikmati santap
siang gado-gado unesa ini, jangan lupa angkat dua jempolmu tanda kepuasan tak
terkira. Setelah itu, jangan lupa bayar biar ga’ dipisuhi sama penjualnya…hehehehe…
(
Okky T. Rahardjo, penikmat kota Surabaya-085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar