Murry "Koes Plus" |
Mengamati
blantika musik era 70an sangat menarik untuk diikuti. Saat itu ada banyak ragam
aksi dari musisi yang hampir tidak ditemui saat ini. Bila boleh dibandingkan,
vokal para penyanyi saat itu terdengar lebih alami dan merdu dibandingkan
penyanyi saat ini. kita melihat beberapa penyanyi solo yang memiliki nafas
lebih panjang dan merdunya mereka berolah vokal. Rasanya hanya masa-masa itu
kita mengenal adanya pembagian suara yang terdengar manis dilantunkan oleh penyanyi-penyanyi
pada sebuah band. Sementara saat ini setiap grup band hanya mengandalkan satu
suara yang dilafalkan oleh vokalisnya. Tidak ada duet apalagi pembagian suara
1, 2 dan 3 pada sebuah lagu.
Tulisan
ini tidak hendak membahas masalah olah vokal secara teknis, namun ada sebuah
hal yang unik yang sayang untuk dilupakan begitu saja. Pada masa itu kita
mengenal hampir sebagian besar personel band selain memainkan alat musik,
mereka juga ikut mendendangkan suaranya dalam album yang mereka rekam. Selain grup
tersebut juga memiliki personel yang dinobatkan sebagai vokalis secara khusus. Contoh
yang paling mencolok adalah Koes Plus. Selain Yon Koeswoyo yang ditahbiskan
sebagai vokalis, ternyata ketiga personel yang lain juga piawai melantunkan
vokal bahkan dalam berkarya menulis lagu kemampuan mereka rata-rata sama. Selain
itu ada juga Panbers, The Mercy’s, Favourite’s Group atau Usman Bersaudara. Kita
mampu menyebutkan vokalis utama masing-masing grup tersebut, namun ternyata
personel dari masing-masing grup tersebut juga ikut menyumbangkan suaranya
dalam pita rekaman album mereka.
Secara
spesifik tulisan ini akan membahas satu posisi dalam sebuah band yang hampir
jarang kita dengar pada era millennium ini. Posisi tersebut adalah pemain drum
yang juga merangkap sebagai vokalis. Beberapa band populer Indonesia tercatat
memiliki vokalis yang merupakan pemain drum. Sebuah hal yang unik dan menarik.
Mengingat biasanya yang kebagian tugas sebagai vokalis adalah pemain gitar atau
organ. Pada dasawarsa 1970an, ada begitu banyak pemain drum yang handal. Contohnya
Benny Mustafa, Fuad Hassan, Chairul atau Jelly Tobing. Demikian juga untuk
vokalis yang dahsyat sangat banyak sekali. Tersebutlah Benny Panjaitan, Charles
Hutagalung atau Yon Koeswoyo. Namun pemain drum merangkap vokalis, sedikit
sekali.
Di
antara yang sedikit itu muncullah nama Murry. Peran ganda Murry ini bisa kita
ikuti ketika dia membentuk Murry’s Group selepas rehatnya Koes Plus pada 1977. Debutnya
melalui album Papiku Mamiku membuktikan dirinya sebagai pemain drum sekaligus
vokalis yang layak diperhitungkan. Memang dalam album-album yang diterbitkannya
baik melalui Remaco maupun Irama Tara, terdapat nama lain yang mendampinginya
berolah vokal, namun peran Murry sangat dominan. Tersebutlah lagu Terang Bulan,
Pantun Lama, Palapa, Balada Gadis Kecil dan Selamat Tinggal Saudaraku. Di pihak
lain kita juga mendengar tembang-tembang macam Besi Tua, Anak Cucu, Konco
Becaan, Biar Lambat Asal Selamat atau Tujuh Tahun.
Murry
benar-benar mampu membuktikan eksistensi dirinya bahwa dia tidak habis
sekalipun tidak bergabung dengan tiga Koeswoyo bersaudara dalam Koes Plus.
Memang yang dicatat pada tulisan ini adalah keberadaan Murry dalam formasi
Murry’s Group karena pada grup inilah Murry benar-benar eksis sebagai vokalis. Sementara
dalam formasi Koes Plus, Murry memang berolah vokal namun keberadaannya bukan
sebagai lead vocal sebagaimana pada
Murry’s Group. Vokal Murry benar-benar menonjol pada grup yang dibentuk bersama
ketiga personel Yeah Yeah Boys asal Surabaya ini. sayang sekali sedikit sekali
catatan tentang show Murry’s Group pada masa itu. Sehingga praktis keberadaan
mereka hanya dapat dideteksi melalui album rekaman yang mereka rilis.
Catatan
kedua mengenai pemain drum sekaligus vokalis adalah Sofyan dari grup Usman
Bersaudara. Siapa yang menyangka bahwa vokal merdu dari lagu indah macam Kasih
Mama, Wulandari, Gelap, Mandolin atau Angkat Topi dinyanyikan oleh seseorang
yang duduk di balik kursi drum. Bahkan peran Sofyan sebagai pemain drum
sekaligus vokalis ini sudah bisa diikuti sejak beliau bergabung pada Man’s
Group atau No Koes. Album No Koes “Sok Tahu” yang masih belum ada vokal Nomo
Koeswoyo, ternyata sebagian besar Sofyan lah yang menyanyikan.
Tentu
tidak mudah menabuh drumj sembari bernyanyi, namun keberadaannya yang unik
itulah yang selalu ditunggu oleh penonton kala Usman Bersaudara manggung. Usman
memang tetap berfungsi sebagai announcer, namun vokalis sebagian besar
lagu-lagu mereka ya Sofyan ini yang merupakan ayah kandung Puput Melati. Sambil
sedikit membungkuk menyorongkan badan mendekatkan diri pada mik yang terpasang
di atas drum, Sofyan dengan perlahan mendendangkan lagu yang harus dia
selesaikan. Saat Usman Bersaudara tampil secara reuni pada tahun 2002 di studio
TVRI Jakarta, Sofyan tetap menjalankan fungsi gandanya. Hanya saja karena
tertolong oleh kemajuan teknologi, dia bernyanyi sembari dikelilingi mik kecil yang
melilit di kepalanya.
Profil
ketiga yaitu Syech Abidin. Pemain drum AKA dan SAS ini rupanya juga seorang
vokalis yang bersuara merdu. Saat AKA manggung, orang boleh saja terbius oleh
gaya eksentrik Ucok Harahap, namun dalam album rekaman penggemar musik akan
terbuai oleh suara yang mendayu-dayu dari pria keturunan Arab ini. Saat itu
grup musik seganas AKA tetap harus tunduk pada tuntutan pasar. Arus komersil
saat itu sedang berpihak pada lagu yang mendayu-dayu alias melankolis yang
didominasi oleh grup musik pop. Jadilah kita mengenal album-album AKA sebagian
lagu berirama rock, sebagian lagu lagi berirama pop. Untuk urusan rock and
roll, bolehlah Ucok Harahap ambil bagian dengan lagu-lagu berbahasa Inggrisnya.
Namun orang akan selalu teringat dengan lagu-lagu macam : Badai Bulan Desember,
Akhir Kisah Sedih, Dunia Buram atau Di Akhir Bulan Lima. Di situlah Syech
Abidin mengambil peranan dengan sangat baik. Teringat pula ketika bergabung
bersama SAS lagu yang populer yaitu Rindu meluncur dari vokal manisnya. Pria kelahiran
kampung Arab kompleks makam Sunan Ampel Surabaya ini telah meninggalkan hingar bingar
musik Indonesia selama-lamanya untuk menghadap Tuhannya pada Sabtu, 9 November
lalu.
Memang
sederet pemain drum lain macam Reynold Panggabean, Asido Pandjaitan atau Is
Haryanto juga ikut bernyanyi bersama grup mereka dalam rekaman album. Namun ketiga
nama di atas benar-benar seorang pemain drum yang juga vokalis utama. Sebuah kombinasi
unik yang jarang ditemui pada jagad hiburan belakangan ini.
Demikian
yang dapat kami sajikan melalui tulisan ini. mohon maaf atas segala rangkaian
kata dan kalimat yang kurang berkenan. Jayalah selalu musik Indonesia.
(
Okky T. Rahardjo, penggemar musik pop Indonesia di Surabaya—085645705091 )
Sofyan Usbross |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar