Mungkin sudah terlalu sering kita mendengar atau mengetahui adanya penipuan melalui facebook. Saya pun juga demikian. Pernah mendengar tapi penasaran juga bagaimana sih modusnya. Bagaimana terjadinya tindak penipuan tersebut. Kalau cuma mendengar tapi tidak memahami bagaimana modusnya tentu tidak akan waspada. Saya pun demikian, tetap penasaran saja tanpa tahu bagaimana terjadinya dan mencegahnya hingga saya mengalami langsung.
Tulisan berikut saya sajikan sebagai sharing supaya kita semua menjadi waspada. Saya pernah mengalami menjadi sasaran penipuan yang, syukurlah, tidak sampai menjadi korban. Oke, berikut saya sampaikan ada dua bentuk penipuan yang pernah ditujukan pada saya.
1. Hari sabtu malam lalu tak terduga ada pesan masuk di mesanger/inbox fb saya. Seorang kenalan dari gereja di Madiun tiba-tiba menyampaikan pesan kalau dia perlu bantuan dan berharap saya bisa membantu.
Disampaikannya bahwa dia perlu uang sejumlah 1,5 juta. Alasannya saat itu keponakannya akan operasi dan butuh biaya, sementara untuk transfer ATM dananya sudah mencapai limit transaksi. Dia janji untuk mengembalikan dana tersebut keesokan hari pkl. 10.00.
Saya tidak segera respon untuk menyatakan kesanggupan. Ada banyak faktor yang saya pertimbangkan. Yang pertama, saya kurang mengenal akrab dengan orang tersebut dan saya hanya berjumpa kalau saya hadir ibadah di gereja Madiun. Tapi memang saya beberapa kali sempat komunikasi melalui facebook dengan beliaunya. Faktor kedua, saat itu waktu sudah menunjukkan malam sekali yaitu menjelang pkl. 22.00 sehingga menyulitkan saya untuk mencari ATM. Faktor ketiga, saya memang tidak punya uang sebanyak itu.
Segera saya menyampaikan pada istri saya yang lebih mengenal bapak ini. Istri saya menyarankan untuk bilang saja kalau tidak ada uang. Saya pun segera menyampaikan kalau tidak bisa membantu karena memang tidak ada dana. Tapi bapak tersebut masih tidak mau menyerah dan mengatakan seberapa yang ada saja. Namun saya sudah tidak mau respon lagi.
Ternyata keesokan hari, istri saya dapat kabar kalau ada teman gereja yang juga dapat pesan yang sama dari akun atas nama bapak tersebut. Tak lama kemudian istri bapak tersebut menyampaikan bahwa akun facebook suaminya sedang dibajak atau kena hacker. Beruntung sekali saya tidak merespon untuk transfer. Apa jadinya kalau saya panik dan mencari uang untuk transfer ke bapak tersebut, bisa tidak kembali uang saya.
Siapa orang yang tidak segera simpati ketika mendengar ada teman baik minta pertolongan darurat. Namun kalau ternyata itu merupakan penipuan dari pihak lain tentu kita akan kecewa. Kalau memang ada teman minta bantuan ke kita melalui pesan facebook, alangkah baiknya kalau kita konfirmasi ke pihak yang bersangkutan secara manual melalui hubungan telepon atau menemui langsung.
Cerita penipuan dengan modus lain, saya ceritakan lagi besok saja.... Yang penting, waspada saja. Monggo,
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Sebuah blog yang menampilkan ekspresi kecintaan saya pada berbagai hal yang saya temui dalam hidup ini. Baik itu hiburan, perjalanan, maupun kisah hidup serta hal lain yang mengesankan. Karena hidup ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja...
Minggu, 31 Juli 2016
Jumat, 15 Juli 2016
Prosedur Kunjungan Ke Lembaga Pemasyarakatan
Beberapa hari ini kita diramaikan dengan berita kaburnya seorang tahanan dari rutan Salemba Jakarta. Saya jadi teringat ketika belum lama ini berkunjung ke Lapas Madiun untuk pertama kalinya. Berikut akan saya bagikan prosedur mengunjungi tahanan yang dibina di sebuah lembaga pemasyarakatan atau juga disebut rumah tahanan alias penjara.
Saya membagikan hal ini sekedar untuk studi saja mungkin bermanfaat bagi anda, pada suatu kali. Mungkin tidak terlalu mirip namun saya yakin sebagian besar prosedur sama.
1. Pengunjung menemui petugas yang berjaga di meja depan untuk meminta formulir kunjungan. Di sini saya di kabari dengan jelas kalau hand phone tidak boleh dibawa masuk. Beliau menganjurkan setelah melihat saya menenteng hand phone.
2. Setelah formulir diisi lalu diserahkan pada petugas loket. Di sini kita akan diklarifikasi siapa yang dikunjungi dan ada hubungan apa. Oleh karena tidak ada hubungan keluarga, maka saya dikategorikan sebagai keluarga jauh. Biasanya akan ditanyakan juga nama keluarga orang yang kita kunjungi yang biasa disebut dengan bin. Di sini kita menyerahkan KTP untuk memudahkan pendataan.
3. Setelah kita menjelaskan mengenai pihak yang dikunjungi, petugas loket akan menampilkan profil warga binaan tersebut pada komputer data base yang tersedia di atas loket. Setelah kita yakin dengan warga binaan yang akan kita kunjungi, kita diminta duduk di ruang tunggu untuk menunggu panggilan.
4. Setelah menunggu beberapa waktu, kita akan dipanggil untuk masuk ke dalam ruang lapas. Oya biasanya di ruang loket disediakan pula penitipan barang. Nah ketika dipanggil ini, KTP kita juga dikembalikan.
5. Kita diperbolehkan masuk ruang lapas. Pintu besar terbuka bagi pengunjung. Biasanya sekali panggilan bisa 4-5 pengunjung. Kita akan menjumpai penjaga pertama. Di sini kita akan diminta menyerahkan lagi KTP. Saat itu kita akan mendapatkan kalungan kartu kunjungan.
6. Berikutnya pada penjaga kedua kita akan diperiksa atau digeledah untuk memastikan tidak ada barang yang mencurigakan tersimpan dalam pakaian kita. Setelah aman, tangan kiri kita akan diberi stempel tanda kunjungan.
7. Petugas jaga ketiga akan memeriksa barang bawaan kita. Bila membawa tas akan dibuka dulu untuk kepastian keamanan. Bahkan bila membawa sabun atau kopi harus dikemas dalam plastik transparan.
8. Setelah tidak ada masalah, kita akan dipersilakan menuju ruang kunjungan. Di sini sudah banyak berbaur pengunjung dengan warga binaan yang dituju. Biasanya warga binaan akan diberi formulir kunjungan yang kita isi awal mula, sebagai pemberitahuan bahwa dia sedang dikunjungi. Selanjutnya warga binaan akan menuju ruang kunjungan menemui kerabat yang membezuknya.
9. Bila dirasa sudah cukup, kita mengakhiri kunjungan dan menuju tempat penjaga pertama untuk menyerahkan kalung tanda kunjungan dan KTP kita akan dikembalikan. Sekedar diketahui jam kunjungan di LP Madiun berlaku mulai pkl. 08.30-12.00 setiap hari kecuali Jumat dan Minggu.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai tata cara kunjungan di sebuah Lembaga Pemasyarakatan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi anda yang masih bingung atau belum paham bagaimana berkunjung di sebuah lapas. Bila segala sesuatunya sudah serba teratur dan ketat, mestinya kasus kaburnya tahanan tidak perlu terjadi. Mohon maaf atas rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Saya membagikan hal ini sekedar untuk studi saja mungkin bermanfaat bagi anda, pada suatu kali. Mungkin tidak terlalu mirip namun saya yakin sebagian besar prosedur sama.
1. Pengunjung menemui petugas yang berjaga di meja depan untuk meminta formulir kunjungan. Di sini saya di kabari dengan jelas kalau hand phone tidak boleh dibawa masuk. Beliau menganjurkan setelah melihat saya menenteng hand phone.
2. Setelah formulir diisi lalu diserahkan pada petugas loket. Di sini kita akan diklarifikasi siapa yang dikunjungi dan ada hubungan apa. Oleh karena tidak ada hubungan keluarga, maka saya dikategorikan sebagai keluarga jauh. Biasanya akan ditanyakan juga nama keluarga orang yang kita kunjungi yang biasa disebut dengan bin. Di sini kita menyerahkan KTP untuk memudahkan pendataan.
3. Setelah kita menjelaskan mengenai pihak yang dikunjungi, petugas loket akan menampilkan profil warga binaan tersebut pada komputer data base yang tersedia di atas loket. Setelah kita yakin dengan warga binaan yang akan kita kunjungi, kita diminta duduk di ruang tunggu untuk menunggu panggilan.
4. Setelah menunggu beberapa waktu, kita akan dipanggil untuk masuk ke dalam ruang lapas. Oya biasanya di ruang loket disediakan pula penitipan barang. Nah ketika dipanggil ini, KTP kita juga dikembalikan.
5. Kita diperbolehkan masuk ruang lapas. Pintu besar terbuka bagi pengunjung. Biasanya sekali panggilan bisa 4-5 pengunjung. Kita akan menjumpai penjaga pertama. Di sini kita akan diminta menyerahkan lagi KTP. Saat itu kita akan mendapatkan kalungan kartu kunjungan.
6. Berikutnya pada penjaga kedua kita akan diperiksa atau digeledah untuk memastikan tidak ada barang yang mencurigakan tersimpan dalam pakaian kita. Setelah aman, tangan kiri kita akan diberi stempel tanda kunjungan.
7. Petugas jaga ketiga akan memeriksa barang bawaan kita. Bila membawa tas akan dibuka dulu untuk kepastian keamanan. Bahkan bila membawa sabun atau kopi harus dikemas dalam plastik transparan.
8. Setelah tidak ada masalah, kita akan dipersilakan menuju ruang kunjungan. Di sini sudah banyak berbaur pengunjung dengan warga binaan yang dituju. Biasanya warga binaan akan diberi formulir kunjungan yang kita isi awal mula, sebagai pemberitahuan bahwa dia sedang dikunjungi. Selanjutnya warga binaan akan menuju ruang kunjungan menemui kerabat yang membezuknya.
9. Bila dirasa sudah cukup, kita mengakhiri kunjungan dan menuju tempat penjaga pertama untuk menyerahkan kalung tanda kunjungan dan KTP kita akan dikembalikan. Sekedar diketahui jam kunjungan di LP Madiun berlaku mulai pkl. 08.30-12.00 setiap hari kecuali Jumat dan Minggu.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai tata cara kunjungan di sebuah Lembaga Pemasyarakatan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi anda yang masih bingung atau belum paham bagaimana berkunjung di sebuah lapas. Bila segala sesuatunya sudah serba teratur dan ketat, mestinya kasus kaburnya tahanan tidak perlu terjadi. Mohon maaf atas rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Selasa, 12 Juli 2016
Ikon Hiburan Di Kala Lebaran
Saya teringat beberapa dasawarsa lalu. Setiap lebaran tiba, semua kalangan menyambut dengan gembira. Tua muda dari berbagai ras dan daerah tampak begitu bersemangat ketika lebaran tiba. Kegembiraan ini datangnya selain dari silaturahmi antar pribadi, juga adanya hiburan yang dinantikan setiap lebaran tiba.
Kalau kita merelakan waktu untuk mengingat kembali ke masa silam, tentu kita akan setuju bahwa ada beberapa hiburan di layar kaca atau layar bioskop yang hanya ada saat lebaran tiba. Yang saya ingat pada era 80-90an ada beberapa penghibur yang tampil saat lebaran sebagai berikut ini.
1. Papiko
Hiburan berupa operet pimpinan Titik Puspa ini sering menghiasi layar TVRI setiap lebaran tiba. Walaupun motivasi awalnya terbentuk bukan dikhususkan sebagai pengisi lebaran, namun tampaknya job yang paling rutin ternyata saat momen lebaran. Papiko yang merupakan akronim dari Persatuan Artis Penyanyi Ibu Kota ini sebenarnya hanya sekedar ajang kumpul-kumpul sesama artis yang akhirnya membentuk suatu wadah hiburan.
Beberapa artis penyanyi yang sempat bergabung diantaranya yaitu Lilis Suryani, Anna Mathovani, Dina Mariana dan Chicha Koeswoyo. Operet lebaran yang sempat ditampilkan yaitu "Operet Bawang Merah dan Bawang Putih" atau "Lebaran Di Sana Lebaran Di Sini". Sampai awal tahun 90an Papiko masih tampil sebelum akhirnya vakum karena mulai munculnya beberapa televisi swasta.
2. Bimbo
Kita tentu sepakat bahwa lebaran selalu identik dengan Bimbo. Sampai akhir dekade 90an, baik radio maupun televisi banyak menghadirkan lagu-lagu yang disuarakan oleh Trio Bimbo dan Iin Parlina. Bimbo pun seperti tak berhenti menghasilkan karya yang bernuansakan religi khususnya dengan tema ramadhan dan lebaran. Sebagaimana lagu " Anak Bertanya Pada Bapak ", " Puasa " dan "Setiap Habis Ramadhan". Namun di era 2000an, peran Bimbo seperti tergeser oleh grup band populer yang juga membuat album religi.
3. Warkop DKI
Saat era gedung bioskop mencapai kejayaan, hampir pasti lebaran tidak akan dilewatkan dengan munculnya film-film milik trio Warkop DKI. Sejak era 80an hingga pertengahan 90an film Warkop DKI muncul setidaknya 1-2 kali dalam setahun. Nah yang pasti, 1 diantaranya itu muncul saat libur lebaran.
Pada era 90an saat orang sedang menikmati euforia lebaran, film Warkop DKI yang merajai tayangan bioskop. Kalau yang versi baru bisa dilihat di gedung bioskop, bila yang lebih lama biasanya diputar dalam bentuk layar tancap. Yang unik, saat momen lebaran semua film bertema seks yang banyak muncul pada era 90an harus minggir sejenak. Namun tetap saja bintang-bintangnya macam Inneke Koesherawati, Kiki Fatmala, Eva Arnaz atau Sally Marcelina bisa kita lihat sebagai pendukung dalam film komedi slapstick milik Warkop DKI.
Nah, itu sekilas yang saya amati melalui kenangan saya terhadap hiburan yang seringkali muncul saat lebaran tiba. Bagaimana pendapat anda. Atau ada hal lain di luar ketiga ikon di atas. Monggo ditambahkan. Matur nuwun.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Kalau kita merelakan waktu untuk mengingat kembali ke masa silam, tentu kita akan setuju bahwa ada beberapa hiburan di layar kaca atau layar bioskop yang hanya ada saat lebaran tiba. Yang saya ingat pada era 80-90an ada beberapa penghibur yang tampil saat lebaran sebagai berikut ini.
1. Papiko
Hiburan berupa operet pimpinan Titik Puspa ini sering menghiasi layar TVRI setiap lebaran tiba. Walaupun motivasi awalnya terbentuk bukan dikhususkan sebagai pengisi lebaran, namun tampaknya job yang paling rutin ternyata saat momen lebaran. Papiko yang merupakan akronim dari Persatuan Artis Penyanyi Ibu Kota ini sebenarnya hanya sekedar ajang kumpul-kumpul sesama artis yang akhirnya membentuk suatu wadah hiburan.
Beberapa artis penyanyi yang sempat bergabung diantaranya yaitu Lilis Suryani, Anna Mathovani, Dina Mariana dan Chicha Koeswoyo. Operet lebaran yang sempat ditampilkan yaitu "Operet Bawang Merah dan Bawang Putih" atau "Lebaran Di Sana Lebaran Di Sini". Sampai awal tahun 90an Papiko masih tampil sebelum akhirnya vakum karena mulai munculnya beberapa televisi swasta.
2. Bimbo
Kita tentu sepakat bahwa lebaran selalu identik dengan Bimbo. Sampai akhir dekade 90an, baik radio maupun televisi banyak menghadirkan lagu-lagu yang disuarakan oleh Trio Bimbo dan Iin Parlina. Bimbo pun seperti tak berhenti menghasilkan karya yang bernuansakan religi khususnya dengan tema ramadhan dan lebaran. Sebagaimana lagu " Anak Bertanya Pada Bapak ", " Puasa " dan "Setiap Habis Ramadhan". Namun di era 2000an, peran Bimbo seperti tergeser oleh grup band populer yang juga membuat album religi.
3. Warkop DKI
Saat era gedung bioskop mencapai kejayaan, hampir pasti lebaran tidak akan dilewatkan dengan munculnya film-film milik trio Warkop DKI. Sejak era 80an hingga pertengahan 90an film Warkop DKI muncul setidaknya 1-2 kali dalam setahun. Nah yang pasti, 1 diantaranya itu muncul saat libur lebaran.
Pada era 90an saat orang sedang menikmati euforia lebaran, film Warkop DKI yang merajai tayangan bioskop. Kalau yang versi baru bisa dilihat di gedung bioskop, bila yang lebih lama biasanya diputar dalam bentuk layar tancap. Yang unik, saat momen lebaran semua film bertema seks yang banyak muncul pada era 90an harus minggir sejenak. Namun tetap saja bintang-bintangnya macam Inneke Koesherawati, Kiki Fatmala, Eva Arnaz atau Sally Marcelina bisa kita lihat sebagai pendukung dalam film komedi slapstick milik Warkop DKI.
Nah, itu sekilas yang saya amati melalui kenangan saya terhadap hiburan yang seringkali muncul saat lebaran tiba. Bagaimana pendapat anda. Atau ada hal lain di luar ketiga ikon di atas. Monggo ditambahkan. Matur nuwun.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Minggu, 10 Juli 2016
Ngobrol Bahasa Inggris Sebisanya
Suatu kali ketika saya naik kereta, saya berjumpa dengan seorang bule. Dia sepertinya sedang liburan tapi sendirian saja dalam perjalanannya. Saat itu dia duduk sendirian di kursi deretan seberang saya. Saya naik dari stasiun Madiun, ketika saya duduk di kursi saya bule tersebut saya lihat beranjak keluar kereta. Mungkin sekedar cari angin sambil menunggu kereta akan berangkat.
Deretan kursi saya terdiri atas kapasitas tiga tempat duduk. Sementara deretan kursinya yang kapasitas dua. Selagi bule itu masuk, deretan tempat duduknya segera ditempati empat remaja putri berhijab hitam tertutup wajah kecuali mata. Ketika kereta mulai berangkat, bule tersebut mendapati tempat duduknya terisi orang lain. Menyadari bahwa tempat duduk tersebut diantaranya milik bule, keempat remaja putri tersebut kompak berkata "sorry...".
Bule itu pun akhirnya berpindah tempat ke sebelah saya. Kebetulan deretan tempat duduk saya tidak terisi oleh orang lain. Lima menit pertama kami hanya terdiam. Bule tersebut segan menyapa karena dikira saya tidak akan nyambung. Saya pun juga sungkan memulai percakapan, takut salah bicara.
Jujur, walaupun sejak SD saya pernah menerima pelajaran bahasa inggris namun ternyata saya tidak begitu menguasai. Bahasa inggris saya hanya pasif. Apalagi saya cuma paham bentuk present tense yang mudah saja. Terbatas sekali kosakata inggris saya. Namun situasi harus segera diatasi supaya tidak terjadi kebekuan sepanjang perjalanan.
Ketika bule ini merogoh isi tas untuk mengambil sesuatu, saya segera menawarkan " put your bag in here.." sambil saya menunjuk tempat tas di atas saya. Sementara tasnya masih di tempat yang semula. Bule itu menjawab "no..no..". Wah lega saya, dia paham maksud saya. Yang saya takutkan kalau saya bicara dia tidak paham, atau dia menjawab tapi saya tidak ngerti maksudnya.
Saya mulai berani saja ucap inggris setau saya " where do you start?". Bule ini menjawab "i start from Jogja...". " where you will go?". Dijawabnya lagi "i will go to probolinggo..". Siiip masih nyambung. Coba lagi saya bertanya " what place in Probolinggo? ". Jawabnya " i will go to Bromo...in Ijen". Hmm, rupanya mau ke gunung bromo, isih nyambung iki.
Coba tanya nama deh.."what is your name...". "My name is Alex...". " Oh Alex. My name is Okky. Where do you come from?". Alex menjawab "i come from yurop...". Saya masih kurang jelas, dia pun memperjelas " i from yurop...slovania..". Owalah maksudnya bule ini dari Europe alias Eropa.
"How long do you arive in Indonesia...". Si Alex pun menjawab "five days. I arrive in Jakarta and go to yogyakarta by plane not by train...". Wah paham saya meskipun dia ngomong agak panjang. Kami berbincang agak lama, dia berkisah kalau usai dari Bromo akan pergi ke bali lalu timor leste. Dia baru kali ini pergi ke Indonesia. Sementara ke negara lain sudah pernah macam Malaysia. Singapura. Jepang. Filipina. India. Wah kerjaannya cuma keliling-keliling.
Beberapa kali dia mengusap kaki dan tangan karena kedinginan. Betapa tidak, tepat di atas kami ada AC. Tapi bukankah bule mestinya kebal dingin ya. Spontan ketika ada penjual pop mie saya beli untuk dia satu. " do you want pop mie?". Saya pesan satu dulu dan dia melihat punya saya, langsung setuju. Saya lupa kalau mie itu bahasa inggris nya noodle. Setelah mie miliknya selesai, dia bertanya "how much..". Saya menjawab " no, i buy for you..". ,"thank you very much..." jawabnya.
Menjelang tiba di Stasiun Wonokromo Surabaya, saya segera berkemas. Dia bertanya "Do you finish here?". Saya jawab " Yes. This is in Surabaya... ". Malah dia tanya lagi " How big Surabaya...how many people?". Saya agak bingung saya jawab sebisanya "Surabaya is a capital city in jawa timur eh..east java... The people is above three millions...". Dia mengangguk sambil tanya lagi " How big than Sidoarjo? ". Walah, kok paham Sidoarjo juga. " Surabaya is a big city. Number second after Jakarta.. ". Dia puas dengan jawaban saya.
Setelah basa-basi sejenak saya pun pamitan, saat itu kereta sudah tiba di stasiun wonokromo. Lega hati saya setidaknya pernah berani ngomong bahasa inggris dengan bule. Ternyata bicara bahasa inggris yang penting keberanian saja. Salah atau bener urusan belakangan. Saya malu, di London anak umur lima tahun saja sudah pinter ngomong inggris, masa' saya ga bisa sama sekali. Oya tidak saya terjemahkan percakapan di atas, karena masih termasuk kata-kata yang mudah.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Deretan kursi saya terdiri atas kapasitas tiga tempat duduk. Sementara deretan kursinya yang kapasitas dua. Selagi bule itu masuk, deretan tempat duduknya segera ditempati empat remaja putri berhijab hitam tertutup wajah kecuali mata. Ketika kereta mulai berangkat, bule tersebut mendapati tempat duduknya terisi orang lain. Menyadari bahwa tempat duduk tersebut diantaranya milik bule, keempat remaja putri tersebut kompak berkata "sorry...".
Bule itu pun akhirnya berpindah tempat ke sebelah saya. Kebetulan deretan tempat duduk saya tidak terisi oleh orang lain. Lima menit pertama kami hanya terdiam. Bule tersebut segan menyapa karena dikira saya tidak akan nyambung. Saya pun juga sungkan memulai percakapan, takut salah bicara.
Jujur, walaupun sejak SD saya pernah menerima pelajaran bahasa inggris namun ternyata saya tidak begitu menguasai. Bahasa inggris saya hanya pasif. Apalagi saya cuma paham bentuk present tense yang mudah saja. Terbatas sekali kosakata inggris saya. Namun situasi harus segera diatasi supaya tidak terjadi kebekuan sepanjang perjalanan.
Ketika bule ini merogoh isi tas untuk mengambil sesuatu, saya segera menawarkan " put your bag in here.." sambil saya menunjuk tempat tas di atas saya. Sementara tasnya masih di tempat yang semula. Bule itu menjawab "no..no..". Wah lega saya, dia paham maksud saya. Yang saya takutkan kalau saya bicara dia tidak paham, atau dia menjawab tapi saya tidak ngerti maksudnya.
Saya mulai berani saja ucap inggris setau saya " where do you start?". Bule ini menjawab "i start from Jogja...". " where you will go?". Dijawabnya lagi "i will go to probolinggo..". Siiip masih nyambung. Coba lagi saya bertanya " what place in Probolinggo? ". Jawabnya " i will go to Bromo...in Ijen". Hmm, rupanya mau ke gunung bromo, isih nyambung iki.
Coba tanya nama deh.."what is your name...". "My name is Alex...". " Oh Alex. My name is Okky. Where do you come from?". Alex menjawab "i come from yurop...". Saya masih kurang jelas, dia pun memperjelas " i from yurop...slovania..". Owalah maksudnya bule ini dari Europe alias Eropa.
"How long do you arive in Indonesia...". Si Alex pun menjawab "five days. I arrive in Jakarta and go to yogyakarta by plane not by train...". Wah paham saya meskipun dia ngomong agak panjang. Kami berbincang agak lama, dia berkisah kalau usai dari Bromo akan pergi ke bali lalu timor leste. Dia baru kali ini pergi ke Indonesia. Sementara ke negara lain sudah pernah macam Malaysia. Singapura. Jepang. Filipina. India. Wah kerjaannya cuma keliling-keliling.
Beberapa kali dia mengusap kaki dan tangan karena kedinginan. Betapa tidak, tepat di atas kami ada AC. Tapi bukankah bule mestinya kebal dingin ya. Spontan ketika ada penjual pop mie saya beli untuk dia satu. " do you want pop mie?". Saya pesan satu dulu dan dia melihat punya saya, langsung setuju. Saya lupa kalau mie itu bahasa inggris nya noodle. Setelah mie miliknya selesai, dia bertanya "how much..". Saya menjawab " no, i buy for you..". ,"thank you very much..." jawabnya.
Menjelang tiba di Stasiun Wonokromo Surabaya, saya segera berkemas. Dia bertanya "Do you finish here?". Saya jawab " Yes. This is in Surabaya... ". Malah dia tanya lagi " How big Surabaya...how many people?". Saya agak bingung saya jawab sebisanya "Surabaya is a capital city in jawa timur eh..east java... The people is above three millions...". Dia mengangguk sambil tanya lagi " How big than Sidoarjo? ". Walah, kok paham Sidoarjo juga. " Surabaya is a big city. Number second after Jakarta.. ". Dia puas dengan jawaban saya.
Setelah basa-basi sejenak saya pun pamitan, saat itu kereta sudah tiba di stasiun wonokromo. Lega hati saya setidaknya pernah berani ngomong bahasa inggris dengan bule. Ternyata bicara bahasa inggris yang penting keberanian saja. Salah atau bener urusan belakangan. Saya malu, di London anak umur lima tahun saja sudah pinter ngomong inggris, masa' saya ga bisa sama sekali. Oya tidak saya terjemahkan percakapan di atas, karena masih termasuk kata-kata yang mudah.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Kamis, 07 Juli 2016
Liku-Liku Jaga Kampung
Tahun ini kali ketiga saya ikut jaga malam di kampung. Biasanya setiap tahun papa saya yang terlibat tugas. Setelah beliau meninggal, jadilah saya yang menggantikan posisi tersebut. Sebenarnya bukan dengan rela hati saya mengajukan diri untuk tugas jaga. Namun sejak ditinggal papa saya, tidak mudah mencari pengganti sekalipun seorang. Jadilah saya yang anaknya diminta untuk menggantikan.
Jaga malam biasanya terdiri dari tiga orang. Dua orang tetap yaitu pak Wawan dan papa saya. Papa saya mengambil kesempatan untuk jaga sebagai solidaritas menghormati warga yang beragama lain. Sementara warga lain merayakan hari raya di kampung halaman, papa yang seorang Kristen membantu keamanan kompleks dalam lingkup satu RT. Sementara pak Wawan ikutan jaga karena tidak pulang kampung. Alasan lain tentang beliau sudah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, yang membahas tentang lebaran ala Sunda. Satu lagi dicarikan dari warga yang tidak mudik.
Nah mencari warga untuk mau jaga ini yang tidak mudah. Dua personel sudah pasti ada. Setelah papa saya meninggal, tidak mudah mencari ganti. Akhirnya saya yang maju. Sebagaimana kebiasaan orang masa kini, lebih baik bayar iuran daripada ikutan jaga malam. Tahun 2016 ini yang jaga jadi empat orang. Saya tetap jaga bersama pak Wawan. Sementara dua lagi kebetulan ada dua warga yang tidak ikut mudik.
Liku-liku jaga kampung ini memang tidak mudah dan banyak ditemui hal-hal yang unik dan bahkan aneh-aneh. Pernah pak Wawan menangkap dan menginterogasi seorang pria yang mengamati situasi perumahan. Dia bilang berasal dari Bandung. Pak Wawan yang asalnya dari Garut mencoba berkomunikasi dalam bahasa Sunda. Eh, diajak ngomong kesana-kemari ternyata ga nyambung bahasa Sunda. Lah ini warga Bandung nomer berapa ga paham bahasa Sunda. Tak ambil pusing, pria ini diserahkan ke pos Satpam. Dua jam di pos satpam, pria ini dilepaskan. Tak disangka, pria ini golongan orang KW alias Kurang Waras. Hehehe....
Pernah juga kami bertiga memergoki anak mantan ketua RT yang memasukkan teman cewek ke dalam rumah nya. Kondisi rumahnya sedang sepi. Ayah ibunya sedang bepergian dalam suasana lebaran. Seakan sudah direncanakan, cewek ini datang ke rumah anak mantan ketua RT ini. Yang kami tahu, dia datang dan memarkir motornya di depan rumah. Tapi yang kami tak paham, kenapa tiba-tiba rumahnya jadi tertutup rapat. Pintu dan jendela seperti tak ada cela dari luar.
Tak menunggu lama, kami mengepung rumah itu. Kami mondar-mandir di depan rumahnya, seakan membuat gangguan kecil. Kami sengaja tidak mendobrak atau menggerebek, karena masih menghargai orang tuanya. Seperti tahu kalau dicurigai, pasangan umur belasan tahun ini pun keluar rumah. Saya kebagian menanyakan perbuatan mereka di dalam rumah. Seperti biasa, jawaban klise kami dapat "tidak ngapa-ngapain, om...". Saya lihat wajah yang cewek langsung jadi muram, pucat dan kaki gemetaran. Adapun yang cowok tidak berani menatap wajah kami. Malamnya, giliran pak Wawan yang mengadukan ke orang tua cowok tersebut.
Jaga kampung atau jaga malam tidak seru kalau tidak ada kisah mistisnya. Kami pun pernah mengalaminya juga. Pak Samsul, salah satu rekan jaga, pernah ketika duduk sendiri sambil memgawasi situasi malam. Tiba-tiba dia merasakan ada angin berhembus. Anehnya, daun dan tanaman di sekitarnya diam saja seperti tidak ada apa-apa. Angin tiba-tiba hilang. Tak lama peristiwa itu berulang lagi.
Saya pun pernah mengalami pula ketika kontrol. Pada suatu malam sambil membawa senter keliling kompleks RT. Saat berjalan tiba-tiba seperti ada yang mengikuti. Ada jejak langkah yang jelas terdengar di belakang. Tapi ketika ditengok, tak ada satu pun sosok terlihat.
Sementara pak Wawan pun pernah mengalami pula hal yang mengganggu. Saat usai bakar-bakar sampah, tiba-tiba kakinya seperti tidak bisa dibuat jalan. Pertama kaki kiri, lalu yang kanan juga terasa berat. Setelah dipanggilkan tetangga yang "ngerti penerawangan", diketahui kalau penunggu daerah rerumputan itu seperti terganggu sehingga berbuat usil pada pak Wawan. Setelah dipijit sejenak sama tetangga tersebut, pak Wawan sudah mulai bisa berjalan dengan normal. Ah, ada-ada saja...
Namun gangguan paling mengerikan datangnya dari makhluk manusia. Ada salah seorang tetangga yang tidak mau bayar iuran keamanan. Alasannya, dia mau jaga sendiri rumahnya. Bahkan ditantangnya kami, kalau ada pencuri datang dia tidak akan membutuhkan kami. Dia sendirian akan menghadapi dengan jurus silat yang dimiliki. Wah susah sama makhluk yang satu ini....
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Jaga malam biasanya terdiri dari tiga orang. Dua orang tetap yaitu pak Wawan dan papa saya. Papa saya mengambil kesempatan untuk jaga sebagai solidaritas menghormati warga yang beragama lain. Sementara warga lain merayakan hari raya di kampung halaman, papa yang seorang Kristen membantu keamanan kompleks dalam lingkup satu RT. Sementara pak Wawan ikutan jaga karena tidak pulang kampung. Alasan lain tentang beliau sudah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, yang membahas tentang lebaran ala Sunda. Satu lagi dicarikan dari warga yang tidak mudik.
Nah mencari warga untuk mau jaga ini yang tidak mudah. Dua personel sudah pasti ada. Setelah papa saya meninggal, tidak mudah mencari ganti. Akhirnya saya yang maju. Sebagaimana kebiasaan orang masa kini, lebih baik bayar iuran daripada ikutan jaga malam. Tahun 2016 ini yang jaga jadi empat orang. Saya tetap jaga bersama pak Wawan. Sementara dua lagi kebetulan ada dua warga yang tidak ikut mudik.
Liku-liku jaga kampung ini memang tidak mudah dan banyak ditemui hal-hal yang unik dan bahkan aneh-aneh. Pernah pak Wawan menangkap dan menginterogasi seorang pria yang mengamati situasi perumahan. Dia bilang berasal dari Bandung. Pak Wawan yang asalnya dari Garut mencoba berkomunikasi dalam bahasa Sunda. Eh, diajak ngomong kesana-kemari ternyata ga nyambung bahasa Sunda. Lah ini warga Bandung nomer berapa ga paham bahasa Sunda. Tak ambil pusing, pria ini diserahkan ke pos Satpam. Dua jam di pos satpam, pria ini dilepaskan. Tak disangka, pria ini golongan orang KW alias Kurang Waras. Hehehe....
Pernah juga kami bertiga memergoki anak mantan ketua RT yang memasukkan teman cewek ke dalam rumah nya. Kondisi rumahnya sedang sepi. Ayah ibunya sedang bepergian dalam suasana lebaran. Seakan sudah direncanakan, cewek ini datang ke rumah anak mantan ketua RT ini. Yang kami tahu, dia datang dan memarkir motornya di depan rumah. Tapi yang kami tak paham, kenapa tiba-tiba rumahnya jadi tertutup rapat. Pintu dan jendela seperti tak ada cela dari luar.
Tak menunggu lama, kami mengepung rumah itu. Kami mondar-mandir di depan rumahnya, seakan membuat gangguan kecil. Kami sengaja tidak mendobrak atau menggerebek, karena masih menghargai orang tuanya. Seperti tahu kalau dicurigai, pasangan umur belasan tahun ini pun keluar rumah. Saya kebagian menanyakan perbuatan mereka di dalam rumah. Seperti biasa, jawaban klise kami dapat "tidak ngapa-ngapain, om...". Saya lihat wajah yang cewek langsung jadi muram, pucat dan kaki gemetaran. Adapun yang cowok tidak berani menatap wajah kami. Malamnya, giliran pak Wawan yang mengadukan ke orang tua cowok tersebut.
Jaga kampung atau jaga malam tidak seru kalau tidak ada kisah mistisnya. Kami pun pernah mengalaminya juga. Pak Samsul, salah satu rekan jaga, pernah ketika duduk sendiri sambil memgawasi situasi malam. Tiba-tiba dia merasakan ada angin berhembus. Anehnya, daun dan tanaman di sekitarnya diam saja seperti tidak ada apa-apa. Angin tiba-tiba hilang. Tak lama peristiwa itu berulang lagi.
Saya pun pernah mengalami pula ketika kontrol. Pada suatu malam sambil membawa senter keliling kompleks RT. Saat berjalan tiba-tiba seperti ada yang mengikuti. Ada jejak langkah yang jelas terdengar di belakang. Tapi ketika ditengok, tak ada satu pun sosok terlihat.
Sementara pak Wawan pun pernah mengalami pula hal yang mengganggu. Saat usai bakar-bakar sampah, tiba-tiba kakinya seperti tidak bisa dibuat jalan. Pertama kaki kiri, lalu yang kanan juga terasa berat. Setelah dipanggilkan tetangga yang "ngerti penerawangan", diketahui kalau penunggu daerah rerumputan itu seperti terganggu sehingga berbuat usil pada pak Wawan. Setelah dipijit sejenak sama tetangga tersebut, pak Wawan sudah mulai bisa berjalan dengan normal. Ah, ada-ada saja...
Namun gangguan paling mengerikan datangnya dari makhluk manusia. Ada salah seorang tetangga yang tidak mau bayar iuran keamanan. Alasannya, dia mau jaga sendiri rumahnya. Bahkan ditantangnya kami, kalau ada pencuri datang dia tidak akan membutuhkan kami. Dia sendirian akan menghadapi dengan jurus silat yang dimiliki. Wah susah sama makhluk yang satu ini....
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Selasa, 05 Juli 2016
Mengenal Sekilas Kebiasaan Lebaran Orang Sunda
Setiap jaga malam bersama pak Wawan seringkali merupakan sesuatu hal yang mengesankan bagi saya. Betapa tidak, seringkali beliau berkisah seputar kehidupan saat di kampung dulu. Pak Wawan ini merupakan pria asli Garut, Jawa Barat. Sudah sekian belas tahun merantau ke Jawa Timur yang akhirnya mendapatkan isteri seorang perempuan asal Tulungagung.
Dalam kesempatan jaga ini beliau mengisahkan seputar suasana lebaran saat beliau masih di kampung, yang begitu beda jauh dengan kondisi lebaran di Tulungagung tempat keluarga isterinya. Tentu bukan bermaksud diskriminatif beliau bertutur tentang perbedaan ini. Mungkin hanya sekedar mengenang masa silam semasa mudanya saja.
Ada beberapa hal perbedaan yang sepertinya itu membuat hati beliau berat untuk menghabiskan waktu liburan lebaran di kampung halaman mertuanya dalam waktu lama. Saat di Garut, usai menunaikan Sholat Ied sesama warga secara spontan langsung saling mengunjungi satu sama lain. Sekalipun masih mengenakan sarung, kaum pria tidak perlu berganti busana langsung bersilaturahmi sesama warga. Hal ini tidak ditemui oleh pria berusia empat puluh tujuh tahun ini saat berlebaran di Jawa Timur. Di Tulungagung, aktivitas silaturahmi dilakukan saat sore hari. Sementara pagi sampai siang kebanyakan keluarga hanya menghabiskan waktu santai di rumah.
Di Tulungagung, makanan yang ditemui seperti tidak ada beda dengan sehari-hari. Sementara di Garut, saat lebaran merupakan kesempatan untuk menikmati menu masakan yang istimewa. Dalam keluarga pak Wawan, sebenarnya terbilang mampu kalau membeli lauk daging seminggu sekali. Namun ayah beliau memberlakukan makan enak sekelas daging, hanya pada hari-hari istimewa terutama lebaran.
Berbicara mengenai makanan, kalau orang Garut atau orang Sunda pada umumnya ada kuliner khusus yang selalu ada di hampir setiap rumah pada saat lebaran. Kuliner ini pun seringkali diburu kalau kunjungan ke rumah warga untuk silaturahmi. Ada ketan hitam yang dibungkus daun, serta ada juga kacang goreng dalam wadah toples. Tak ketinggalan kuliner yang mudah ditemui hanya saat lebaran yaitu Mayang Mekar. Penganan yang dibuat dari tepung beras dan parutan kelapa ini tidak mudah dijumpai sehari-hari. Bahkan di rumah makan Sunda pun tak akan ada. Hanya saat lebaran Mekar Mayang ditemui di rumah warga, selain kedua kuliner lain yang disebutkan sebelumnya tadi.
Pak Wawan juga membedakan ketupat di Garut dan Jawa Timur. Ketupat di Jawa Timur kebanyakan dimasak menggunakan kompor gas, sehingga berdampak pada ketahananan ketupat yang hanya sebentar dan rasa makanannya tidak terlalu nikmat. Di Sunda, masak ketupat memerlukan bahan bakar api dan kayu supaya terkesan alami. Proses memasak pun membutuhkan waktu lama sekitar 5-6 jam. Oleh karena itu hasil ketupat terasa enak dan natural, ketahanan makanannya pun lebih lama hingga satu minggu masih terasa nikmat.
Lebaran di adat Sunda sudah bisa menikmati ketupat saat hari H, sementara di Jawa Timur masih menunggu sekitar satu minggu setelah hari raya Idul Fitri berlangsung. Perbedaan di sana-sini tentu bukan untuk memburukkan yang satu dan mengunggulkan yang lain. Namun dari sini saya boleh memahami beberapa hal tentang lebaran dalam sudut pandang masyarakat Sunda.
Hmm, benar tidak yang saya tulis di atas bolehlah kalau ada masukan. Sementara, bagaimana tradisi lebaran di tempat anda sendiri. Sepertinya seru juga kalau boleh saling mengenal kebiasaan masing-masing.
Selamat menyambut hari raya Idul Fitri. Tetap bahagia dan saling menjaga toleransi diantara kita. Mohon maaf lahir dan batin.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Dalam kesempatan jaga ini beliau mengisahkan seputar suasana lebaran saat beliau masih di kampung, yang begitu beda jauh dengan kondisi lebaran di Tulungagung tempat keluarga isterinya. Tentu bukan bermaksud diskriminatif beliau bertutur tentang perbedaan ini. Mungkin hanya sekedar mengenang masa silam semasa mudanya saja.
Ada beberapa hal perbedaan yang sepertinya itu membuat hati beliau berat untuk menghabiskan waktu liburan lebaran di kampung halaman mertuanya dalam waktu lama. Saat di Garut, usai menunaikan Sholat Ied sesama warga secara spontan langsung saling mengunjungi satu sama lain. Sekalipun masih mengenakan sarung, kaum pria tidak perlu berganti busana langsung bersilaturahmi sesama warga. Hal ini tidak ditemui oleh pria berusia empat puluh tujuh tahun ini saat berlebaran di Jawa Timur. Di Tulungagung, aktivitas silaturahmi dilakukan saat sore hari. Sementara pagi sampai siang kebanyakan keluarga hanya menghabiskan waktu santai di rumah.
Di Tulungagung, makanan yang ditemui seperti tidak ada beda dengan sehari-hari. Sementara di Garut, saat lebaran merupakan kesempatan untuk menikmati menu masakan yang istimewa. Dalam keluarga pak Wawan, sebenarnya terbilang mampu kalau membeli lauk daging seminggu sekali. Namun ayah beliau memberlakukan makan enak sekelas daging, hanya pada hari-hari istimewa terutama lebaran.
Berbicara mengenai makanan, kalau orang Garut atau orang Sunda pada umumnya ada kuliner khusus yang selalu ada di hampir setiap rumah pada saat lebaran. Kuliner ini pun seringkali diburu kalau kunjungan ke rumah warga untuk silaturahmi. Ada ketan hitam yang dibungkus daun, serta ada juga kacang goreng dalam wadah toples. Tak ketinggalan kuliner yang mudah ditemui hanya saat lebaran yaitu Mayang Mekar. Penganan yang dibuat dari tepung beras dan parutan kelapa ini tidak mudah dijumpai sehari-hari. Bahkan di rumah makan Sunda pun tak akan ada. Hanya saat lebaran Mekar Mayang ditemui di rumah warga, selain kedua kuliner lain yang disebutkan sebelumnya tadi.
Pak Wawan juga membedakan ketupat di Garut dan Jawa Timur. Ketupat di Jawa Timur kebanyakan dimasak menggunakan kompor gas, sehingga berdampak pada ketahananan ketupat yang hanya sebentar dan rasa makanannya tidak terlalu nikmat. Di Sunda, masak ketupat memerlukan bahan bakar api dan kayu supaya terkesan alami. Proses memasak pun membutuhkan waktu lama sekitar 5-6 jam. Oleh karena itu hasil ketupat terasa enak dan natural, ketahanan makanannya pun lebih lama hingga satu minggu masih terasa nikmat.
Lebaran di adat Sunda sudah bisa menikmati ketupat saat hari H, sementara di Jawa Timur masih menunggu sekitar satu minggu setelah hari raya Idul Fitri berlangsung. Perbedaan di sana-sini tentu bukan untuk memburukkan yang satu dan mengunggulkan yang lain. Namun dari sini saya boleh memahami beberapa hal tentang lebaran dalam sudut pandang masyarakat Sunda.
Hmm, benar tidak yang saya tulis di atas bolehlah kalau ada masukan. Sementara, bagaimana tradisi lebaran di tempat anda sendiri. Sepertinya seru juga kalau boleh saling mengenal kebiasaan masing-masing.
Selamat menyambut hari raya Idul Fitri. Tetap bahagia dan saling menjaga toleransi diantara kita. Mohon maaf lahir dan batin.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Minggu, 03 Juli 2016
Lebaran. Liburan. Luberan
Lebaran. Tak terasa beberapa hari lagi hari raya yang dinantikan oleh umat Muslim tiba. Hari raya Idul Fitri yang disebut juga lebaran datang sebagai pemuncak ibadah puasa yang dijalankan sebulan penuh. Saat itu sekalipun tidak ada hukum yang mengatur, tapi tampaknya semua berlomba mengenakan sesuatu yang baru. Pakaian baru, sepatu baru, aksesoris baru dan berbagai hal baru lain.
Saya tidak paham apakah ada hukum atau dalil harus mengenakan sesuatu yang baru secara fisik saat lebaran tiba. Tapi tampaknya menjelang lebaran, mall penuh dengan berbagai program diskon. Entah memang benar-benar harganya turun atau dinaikkan dulu sekian persen, lalu diturunkan sehingga terkesan ada 'sale' atau obral.
Liburan. Sudah pasti menjelang lebaran ada liburan. Hanya pada even ini anak dan orang tua libur secara bersamaan. Secara kebetulan pula, libur lebaran kali ini bertepatan dengan libur semester dua atau sering disebut libur kenaikan kelas. Bandingkan kalau libur sekolah semester satu yang jatuh pada bulan desember, belum tentu orang tua juga libur bersamaan dengan libur anaknya. Jadi liburan lebaran merupakan libur yang istimewa. Liburnya keluarga secara utuh.
Berbicara mengenai liburan lebaran, tampaknya yang patut diapresiasi adalah pembuat kalender. Betapa tidak, hampir pasti perhitungan mereka tepat. Kapan tanggal merah untuk hari raya Idul Fitri sudah bisa diketahui secara mutlak tanpa kegaduhan. Sementara untuk menentukan 1 syawal secara resmi, pemerintah masih harus menggelar sidang yang tentu tidak langsung menghasilkan kata mufakat. Ada banyak proses dan perdebatan yang melibatkan berbagai organisasi Islami.
Luberan. Yang namanya lebaran pasti berkaitan dengan liburan dan tentu menyebabkan luberan di mana-mana. Kota kecil atau daerah terpencil yang biasanya senyap, harus menerima luberan kemacetan di mana-mana. Jl. Panglima Sudirman Madiun yang biasanya teratur lalu lintasnya harus mengalami padat merayap. Bukan saja dikarenakan banyak mobil bertanda kendaraan luar kota masuk ke Kota Pecel ini. Namun kebanyakan kendaraan itu tidak memahami jalur lalu lintas yang ada di kota Madiun, sehingga menyebabkan kendaraan yang di belakangnya terhambat untuk maju.
Jalur alternatif pun seperti berubah menjadi jalan utama. Ploso Jombang menuju Lengkong Nganjuk yang biasanya lengang, pada liburan lebaran ini harus menerima luberan kendaraan pribadi yang melintas. Liburan lebaran tidak lama, namun banyak luberan waktu yang tersita, tenaga yang terbuang dan uang yang terkuras. Namun harapan saya, mudah2an kita semua bisa menemukan makna yang istimewa di hari lebaran yang akan kita jelang ini. Selamat menikmati liburan lebaran. Hati-hati dalam perjalanan.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Saya tidak paham apakah ada hukum atau dalil harus mengenakan sesuatu yang baru secara fisik saat lebaran tiba. Tapi tampaknya menjelang lebaran, mall penuh dengan berbagai program diskon. Entah memang benar-benar harganya turun atau dinaikkan dulu sekian persen, lalu diturunkan sehingga terkesan ada 'sale' atau obral.
Liburan. Sudah pasti menjelang lebaran ada liburan. Hanya pada even ini anak dan orang tua libur secara bersamaan. Secara kebetulan pula, libur lebaran kali ini bertepatan dengan libur semester dua atau sering disebut libur kenaikan kelas. Bandingkan kalau libur sekolah semester satu yang jatuh pada bulan desember, belum tentu orang tua juga libur bersamaan dengan libur anaknya. Jadi liburan lebaran merupakan libur yang istimewa. Liburnya keluarga secara utuh.
Berbicara mengenai liburan lebaran, tampaknya yang patut diapresiasi adalah pembuat kalender. Betapa tidak, hampir pasti perhitungan mereka tepat. Kapan tanggal merah untuk hari raya Idul Fitri sudah bisa diketahui secara mutlak tanpa kegaduhan. Sementara untuk menentukan 1 syawal secara resmi, pemerintah masih harus menggelar sidang yang tentu tidak langsung menghasilkan kata mufakat. Ada banyak proses dan perdebatan yang melibatkan berbagai organisasi Islami.
Luberan. Yang namanya lebaran pasti berkaitan dengan liburan dan tentu menyebabkan luberan di mana-mana. Kota kecil atau daerah terpencil yang biasanya senyap, harus menerima luberan kemacetan di mana-mana. Jl. Panglima Sudirman Madiun yang biasanya teratur lalu lintasnya harus mengalami padat merayap. Bukan saja dikarenakan banyak mobil bertanda kendaraan luar kota masuk ke Kota Pecel ini. Namun kebanyakan kendaraan itu tidak memahami jalur lalu lintas yang ada di kota Madiun, sehingga menyebabkan kendaraan yang di belakangnya terhambat untuk maju.
Jalur alternatif pun seperti berubah menjadi jalan utama. Ploso Jombang menuju Lengkong Nganjuk yang biasanya lengang, pada liburan lebaran ini harus menerima luberan kendaraan pribadi yang melintas. Liburan lebaran tidak lama, namun banyak luberan waktu yang tersita, tenaga yang terbuang dan uang yang terkuras. Namun harapan saya, mudah2an kita semua bisa menemukan makna yang istimewa di hari lebaran yang akan kita jelang ini. Selamat menikmati liburan lebaran. Hati-hati dalam perjalanan.
(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)
Langganan:
Postingan (Atom)