" Bunder Bunder, Bunder Banget dadi Seser...Gepeng Gepeng, Gepeng banget Dadi Geping, dst..."
Kaidah Bahasa Jawa saat itu seperti dihebohkan dengan istilah baru yang dipopulerkan oleh Koes Bersaudara melalui lagu Bunder Bunder sebagaimana syairnya tertulis di atas. Betapa tidak, lagu ini memuat sebuah syair yang terkesan unik, menggelitik dan bahkan nakal karena sepintas terkesan porno.
Nomo Koeswoyo melalui album Pop Jawa Koes Bersaudara Volume 1 yang beredar pada Maret 1977 ini mencoba menarik perhatian masyarakat pecinta musik Pop Indonesia dengan lagu yang terkesan lain dari biasanya. Dan memang Nomo Koeswoyo pun sampai saat ini populer dengan istilah-istilah yang unik pada setiap lagu yang dibuatnya. Belakangan kita mengenal istilah Layar Tancap, Porkas, Warung Depan atau Sok Tahu pada judul lagu yang dibuatnya.
Koes Bersaudara 1977 sebagai reinkarnasi Koes Bersaudara era 1960-an, kehadirannya sempat mampu mencuri perhatian penikmat musik Indonesia. Setelah sukses dengan album Pop Indonesia Seri Perdana "Kembali", tanpaknya Koes Bersaudara berusaha terus meraih lagi popularitas yang dulu sempat mereka raih yang akhirnya digantikan oleh Koes Plus. Beberapa lagu yang ada di album ini dibuat variatif dan inovatif sehingga penggemar tidak merasa bosan dan akan terasa akrab dengan musik keluarga Koeswoyo ini. Masih menonjolkan duet Yon Dan Yok Koeswoyo pada ujung tombak lagu, Pop Jawa Koes Bersaudara ini sempat meraih kesuksesan di masa itu.
Beberapa lagu yang mereka ciptakan terkesan memberi nasehat dan wejangan tanpa bermaksud menggurui. Simak saja Pring Gading dan Alok-Alok Horse karya Yok Koeswoyo yang sarat dengan kritik sosial, begitu juga Pager Kuning yang dinyanyikan Tonny Koeswoyo mengingatkan kita akan nuansa politik yang berkembang di negara kita kala itu atau kita bisa mendengarkan pitutur dari Yon Koeswoyo yang dengan gaya bercerita mengungkapkan lewat lagu Jamane.
Tentu penikmat musik Koes tidak akan lupa dengan sebuah lagu yang fenomenal yaitu Nuswantoro yang punya ciri khas tersendiri. Lagu ini, sebagaimana kita ketahui diselingi ucapan suluk gaya seorang dalang. Pada rekaman asli lagu ini, suara dalang diucapkan oleh pelawak Doel Kamdi yang memang dikenal dekat dengan keluarga Koeswoyo kala itu. Ketika sekitar tahun 2003 lagu ini sempat direkam ulang oleh formasi Koes Plus saat itu ( dikenal dengan formasi Jack-Andolin) dalam album " 24 Lagu-Lagu Sukses Koes Plus Pop Jawa ", dengan gambar personel Koes Plus memakai " blangkon digital ". Pada album tersebut peran Doel Kamdi sebagai dalang digantikan oleh Pak Dipo Rangka ( Kru Koes Plus jaman dulu ).
Lagu-lagu yang terdapat pada album ini yaitu : Bunder-Bunder, Pring Gading, Nuswantoro, Jamane, E-E-E, Amit-Amit, Surkak Surgung, Jambu Opo Jeruk, Pager Kuning, Alok-Alok Horse.
Akhirnya pada akhir bulan ini kami menyajikan lagi resensi sebuah karya musik Koes Bersaudara dan Koes Plus yang beredar pada bulan Maret sebagaimana album-album lain yang sudah kami kupas sebelumnya. Bagi kolektor, perlu sekali untuk memburu album ini sebagai pelengkap dokumentasi kaset maupun PH anda.
( Okky Rahardjo-085645705091)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar