Kamis, 03 Juni 2010

Memungut kisah yang tersisa Koes Plus di Madiun

Beberapa waktu lalu ketika diadakan peresmian JN Surabaya, seorang rekan kolektor dari Yogyakarta menyatakan bahwa saat ini kota Yogyakarta bukan lagi dikenal sebagai kota gudeg tapi sebagai kota Koes Plus. Hal ini merujuk pada terselenggaranya even band pelestari yang hampir tiap hari memainkan lagu-lagu Koes Plus. Boleh saja hal ini dinyatakan, namun ada hal lain yang tidak boleh dilupakan yaitu bahwa setiap kota adalah kota kenangan terhadap Koes Plus. 
Kalau boleh kita jujur mengakui, ke mapaun kita pergi akan selalu menemui kesan terhadap Koes Plus sebagai band yang pernah menghiasi musik Indonesia dengan segala lagu-lagunya yang menarik segala lapisan masyarakat. Di manapun kita singgah, akan menemui penggemar Koes Plus yang dengan bangga berkisah mengenai kejayaan Koes Plus di masa lalu. Bahkan tidak sedikit yang akan menceritakan kesan mereka saat menyaksikan penampilan Koes Plus di era Tonny Koeswoyo.
Setiap penggemar Koes Plus tentu sangat haus dengan berbagai informasi tentang Koes Plus. Ibarat sumur, kita akan terus menggali dan menggali sedalam mungkin untuk mendapatkan sumber mata air informasi itu.
Setiap penggemar Koes Plus tentu sangat haus dengan berbagai informasi tentang Koes Plus. Ibarat sumur, kita akan terus menggali dan menggali sedalam mungkin untuk mendapatkan sumber mata air informasi itu. Hal ini tak terkecuali terdapat juga di kota Madiun. Walaupun tidak sedahsyat di Solo dan Surabaya. Namun kisah yang tercecer mengenai Koes Plus akan sangat layak untuk dipungut sebagai nilai history yang berharga. itu.
Menurut berbagai informasi yang disampaikan oleh penggemar Koes Plus yang menjadi narasumber, aktivitas per-Koes Plus-an di kota ini tidak kalah unik. Memang belum ada komunitas resmi di kota ini namun even yang menampilkan per-Koes Plus-an sudah berlangsung secara rutin sejak lama. Koes Plus sendiri pernah tampil di kota ini. Walaupun catatan yang kami terima ternyata tidak banyak jumlah show Koes Plus, namun sangat terasa unik. Betaap tidak, empat kali Koes Plus show di kota ini namun selalu tampil dengan formasi yang berbeda.
Penampilan pertama pada 1974. saat itu Koes Plus tampil dengan formasi Tonny, Yon, Yok dan Murry. Koes Plus pada masa itu menghibur public Madiun di stadion Wilis, gedung olah raga terbesar di kota Madiun yang terletak di sekitar jl. Mastrip. Tidak terlalu banyak kisah yang bisa disampaikan pada penampilan waktu itu. Hal ini disebabkan penampilan Koes Plus selain memang sudah dinantikan, juga saat itu seakan terjadi persaingan dengan No Koes yang sudah melakukan perjalanan tour keliling ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. No Koes memang mencoba meraih perhatian dari publik penikmat musik di dua kawasan ini dengan disponsori oleh sebuah produk jamu yang saat itu populer. 
Pada tahun 1977 kelompok musik dinasti Koeswoyo ini tampil lagi di Madiun. Kali ini dengan formasi Koes Bersaudara. Koes Bersaudara menghibur masyarakat Madiun di lapangan yang merupakan kompleks asrama Angkatan Darat. Warga Madiun menyebut lokasi itu dengan nama Bosbow. Penampilan di Bosbow ini mampu menghadirkan lebih banyak pengunjung karena tempatnya yang dari segi ekonomi relatif murah. Bosbow yang terletak di jl. Diponegoro memang lebih terbuka lokasinya dari pada Wilis, sehingga banyak warga yang menyempatkan diri menyaksikan penampilan band terbesar di tanah air itu.
Personel Koes Bersaudara yang saat itu tampil sedikit mengejutkan. Menurut salah seorang saksi mata, saat itu Koes Bersaudara tampil dengan personel Tonny, Nomo, Yon, Yok, Murry dan Pompy. Nomo Koeswoyo hanya beraksi memainkan drum pada 2-3 lagu saja, selebihnya dimainkan oleh Murry. Hal ini mungkin supaya aksi panggung menjadi semakin baik pada segi drum. Sedangkan Pompy, sebelumnya sebagai keyboardis No Koes , difungsikan untuk memainkan keyboard. Tonny Koeswoyo sendiri beraksi emmainkan melody gitar pada show malam itu. Mengenai tampilnya Pompy, hal ini kemungkinan untuk menyiasati munculnya sound keyboard dan gitar secara bersamaan pada sebuah lagu. Hal yang tidak mungkin dilakukan seorang diri pada suatu live show. Apalagi peran Tonny Koeswoyo sangat penting sekali dalam membawakan suasana acara pada setiap jeda lagu.
Episode penampilan Koes Plus era Tonny Koeswoyo hanya berakhir di tahun itu. Setelah itu tidak pernah lagi terdengar kabar Koes Plus show di Madiun. Sekian waktu lamanya Koes Plus tidak tampil di kota ini. Hanya Surabaya yang masih sering menjadi tujuan Koes Plus bila tampil di Jawa Timur. Pada 1996, untuk mengobati kerinduan penggemar di kota brem ini Koes Plus ditampilkan lagi. Kali ini yang menjadi panitia pelaksana adalah Pondok Pesantren Sabilil Mutaqien yang terletak di Takeran, Magetan. 
Koes Plus ditampilkan di Madiun pada akhir 1996 dengan formasi yang sudah berbeda. Formasi yang hadir adalah Yon K., Murry, Najib dan Hans. Yok Koeswoyo saat itu memutuskan tidak ikut tampil di Madiun sebagaimana ketika di Surabaya saat acara konser musik legendaris pada bulan November. Sebagai pengganti ditampilkan Hans, seorang pemain bass dari B Flat, band pelestari dari Jakarta. Sekilas bila diperhatikan, penampilan Hans mirip sekali dengan Yok Koeswoyo. Wajah berkumis dan bertopi mengingatkan orang pada wajah Yok Koeswoyo di cover album Koes Plus “Tak Usah Kau Sesali” dan “Kasih”. Sedikit berbeda dari biasanya, Koes Plus menambah kekuatan vokal pada dua backing vokal tambahan. Joko dan Yanto kebagian tugas mendampingi Yon Koeswoyo menyanyikan lagu-lagu Koes Plus.
Sedikit kisah yang bisa kami bagikan pada penampilan Koes Plus di tahun 1996 ini, adanya acara mengarak Koes Plus keliling kota Madiun sebelum tampil pada malam harinya. Saat itu menggunakan beberapa mobil jeep Koes Plus diarak melintas jalan-jalan besar dengan dikawal beberapa petugas keamanan yang mengendarai sepeda motor besar. Koes Plus tampil di hotel Merdeka, sebuah hotel legendaris di kota Madiun. Hotel yang terletak di seberang pusat perbelanjaan Sri Ratu ini menjadi saksi sejarah tampilnya Koes Plus kembali di kota itu. 
Yok Koeswoyo tidak hadir pada acara itu membuat suasana show jadi kurang begitu meriah. Sebagaimana diketahui, selepas tidak adanya Tonny Koeswoyo maka yang mengambil peran untuk membawakan acara adalah Yok Koeswoyo. Namun saat itu Yon Koeswoyo yang masih awal-awal tampil tanpa didampingi saudaranya, masih terasa canggung ketika berkomunikasi dengan penonton. Pertunjukan yang berlangsung selama satu jam itu setidaknya mampu membuat penonton yang haus akan lagu-lagu Koes Plus seakan terobati dan terpuaskan. Murry sendiri tidak ikut bernyanyi pada show itu, hanya memainkan drum dengan ketukan khas yang tak pernah hilang sampai kini. 
Koes Plus berikutnya tampil di Madiun pada tahun 2000 dengan formasi yang berganti lagi. Saat itu Koes Plus beranggotakan Yon K., Murry, Jack Kashbie dan Andolin S. penampilan mereka saat itu kembali berlangsung di hotel Merdeka yang terletak di pusat kota Madiun. Tidak ada yang terlalu istimewa pada penampilan kali ini. Karena sebagaimana yang kita ketahui, pada formasi ini lagu-lagu yang ditampilkan banyak yang sudah diaransemen berbeda dari aslinya.
 Sampai saat ini belum ada kabar lagi mengenai penampilan Koes Plus di kota yang membutuhkan waktu tempuh sekitar tiga jam perjalanan dari kota Surabaya ini. Walaupun begitu aktivitas per-Koes Plus-an tidak berhenti begitu saja. Beberapa orang penggemar Koes Plus mencoba menampilkan sosok Koes Plus asli melalui band pelestari. B Flat adalah band pelestari dari Jakarta yang sering diundang secara rutin di kota Madiun. Penampilan band ini seakan memang mewakili keberadaan personel Koes Plus. Bukan hanya dari segi permainan musik dan vokal, wajah beberapa personel pun hamper menyerupai personel Koes Plus masa lalu. 
Arif (keyboard/melody gitar), Arwet S. (rhytym), Hans (bass) dan Eko (drum) merupakan personel B Flat yang setia sejak era 1980an. Bahkan konon keberadaan grup band ini turut diasuh oleh personel Koes Plus yaitu Tonny Koeswoyo dan Murry. B Flat biasa menghibur warga penggemar Koes Plus di madiun dengan tampil di Fire Club (Fire House) yang berlokasi di jl. Cokroaminoto.
Demikian sekilas catatan mengenai aktivitas per-Koes Plus-an di kota Madiun. Walaupun belum ada wadah yang menaungi para penggemar Koes Plus di sana tapi semangat untuk melestarikan karya Koes Plus tidak pernah surut. Bahkan di Caruban, kota kecil yang menjadi bagian dari Karesidenan Madiun sudah memiliki band pelestari yang beberapa kali tampil di Madiun Tv. Mudah-mudahan ke depan akan bisa muncul komunitas penggemar Koes Plus di kota yang terkenal dengan adanya pasar sleko ini.
Sekali lagi, tidak banyak kota Koes Plus. Namun hampir semua kota merupakan kota penuh dengan kenangan Koes Plus. Kita perlu menggali setiap potensi Koes Plus yang terdapat di berbagai kota. Kami sadar tentu masih banyak hal yang kurang dalam informasi yang kami sampaikan, karena itu tetap membhutuhkan banyak masukan terutama dari saksi hidup kejayaan Koes Plus di masa itu. Sangat senang sekali bila ada rekan-rekan dari Madiun yang bisa merespon untuk melengkapi data dan informasi ini.
Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih. Merdeka………….!!!!

( Okky T. Rahardjo- Ketua Jiwa Nusantara Surabaya, 085645705091 ) 


Keterangan gambar : 

1. Stasiun Madiun pada masa lalu

2. Salah satu sudut Stadion Wilis

3. Area lapangan Bosbow

                                                    4. Fire Club, tempat hiburan di jl. Cokroaminoto


5. Hotel Merdeka, diambil dari arah Plasa Sri Ratu 

6. B Flat band pelestari Koes Plus dari senior




Tidak ada komentar:

Posting Komentar