Penggemar musik kota Surabaya tentu tidak asing dengan sebuah nama yaitu The Gembell’s. Band yang beraliran Afro-funk ini memang tumbuh dan berkembang di kota Pahlawan. Band yang sebagian besar personelnya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga ini berdiri pada tahun 1969. Terdiri dari Minto (drum), Abu (bass), Anas Zaman (keyboard), Rudy (gitar) dan Victor Nasution (vokal & gitar).
The Gembell’s sendiri merupakan
akronim dari kata Gemar Belajar. Cukup unik memang, namun nama ini menjadi
familiar di telinga anak-anak muda masa itu. The Gembell’s tampaknya mencoba
menyajikan sesuatu yang lain dari pada band-band lain yang saat itu mulai
bermunculan. Mereka tidak hanya menyanyikan lagu-lagu cinta komersil yang
memang saat itu laris. Namun masyarakat mengenal The Gembell’s sebagai band
yang kritis terhadap perkembangan kota Surabaya.
Berbagai lagu yang mereka
sajikan sebagai hits, sebenarnya merupakan bentuk kekaguman sekaligus kritikan
terhadap laju perkembangan kota Surabaya yang saat itu mulai beranjak maju.
Semua tentu mengenal karya fenomenal mereka yaitu Ballada Kalimas. Ketika kita
mendengarkan baris demi baris lagu ini, spontan kita akan mengingat tentang
heroiknya kota Surabaya yang sampai hari ini masih kita rasakan.
“ Dahulu kala, sura dan buaya bertarung berperang memilikimu..
Pernah kau tampung darah pahlawan,
Memerah jembatan, memerah pula airmu….
Kalimas, kalimas, kalimas….
Wahai
mengapa, mengapa kau tetap membisu..
Kau
menjadi saksi dalam perang dan damai….
Insan
sekitarmu….”
Jujur, sampai hari ini ketika
orang membicarakan sungai kalimas, ingatan kita pasti akan melayang pada lagu
Ballada Kalimas ini. Hal itu pula yang membuat Radio Suzana mengadakan karaoke
lagu “Ballada Kalimas” pada tahun 1995. Saat itu pemerintah kotamadya Surabaya
sedang mengadakan program bersih-bersih kalimas. Bahkan personel asli The
Gembell’s juga dihadirkan untuk memeriahkan acara tersebut.
Cover album perdana The
Gembell’s juga sarat dengan nuansa kota Surabaya karena mengambil pose di depan
Taman Makam Pahlawan yang terletak di jl. Kusuma Bangsa. Saat itu mereka
membuat sebuah lagu yang sangat kritis yaitu Pahlawan Yang Dilupakan. Ketika
Rumah Sakit Simpang masih berdiri dengan megah di jl. Pemuda, sekelompok
anak-anak band ini juga prihatin terhadap perlakuan beberapa oknum dokter
kepada pasien yang berobat di tempat itu. Mereka melihat sebagian pasien kurang
diperhatikan dengan baik. Bahkan terkesan ada diskriminasi terhadap pasien
kurang mampu yang rata-rata merupakan korban kecelakaan kendaraan bermotor.
Hasilnya, Victor Nasution pun dipanggil oleh perkumpulan dokter untuk
menjelaskan maksud dari lagu yang dinyanyikan.
Pengalaman pahit melalui lagu
pernah mereka alami juga ketika mendendangkan lagu Peristiwa Kaki Lima yang
menyoroti aparat pamong praja membongkar lapak-lapak pedagang tanpa
memperhitungkan belas kasihan. Hati mereka sebagai seniman tentu menjerit
terhadap hal ini. Tidak bisa hal lain yang dilakukan kecuali bersenandung dalam
lagu. Walaupun sebagai konsekuensi mereka sempat dicekal oleh pemerintah daerah
waktu itu.
Bagaimana mereka memandang
pejabat yang bermuka dua ? Simak saja lagu yang berjudul Si Munafik yang
mengisahkan seorang pejabat yang di rumah terlihat alim luar biasa, namun di
luar malah mengunjungi tempat-tempat hiburan malam. Begitulah gaya The
Gembell’s dalam menyoroti laju pembangunan di kota Surabaya yang makin tak
terkendali, mengikuti gerak menuju kota metropolis.
The Gembell’s berkibar meraih
sukses ketika rekaman di bawah label Indra Record’s. namun sebagaimana sebagian
musisi yang lain, mereka pun tergoda untuk hijrah ke ibu kota. Band yang selama
di Surabaya bermukim di jl. Sulawesi ini selanjutnya merekam lagu-lagu mereka
di Remaco. Mereka sempat juga menghasilkan album pop melayu, yang harus diakui
langkah ini secara perlahan menyurutkan kebesaran nama mereka di dunia musik.
Saat ini di tengah kota Surabaya
menjelang berusia 720 tahun, kita merindukan grup musik sebagaimana The
Gembell’s. kita merindukan lagu-lagu macam mereka yang mampu membangkitkan semangat
kepahlawanan, membuka wawasan tentang kota Surabaya sekaligus memberikan kritik
sebagai tanda cinta untuk kota kelahiran kita ini.
Demikian yang dapat saya sajikan
mengenai sebuah band yang lahir dari kota Surabaya kali ini. Mohon maaf atas
setiap kesalahan dalam rangkaian kata dan tulisan.
Maju terus seniman kota Surabaya
!
Okky T. Rahardjo ( Penggemar The
Gembell’s dari kota Surabaya—085645705091 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar