Kamis, 23 Mei 2013

Usman Bersaudara dan Dendang Untuk Kota Surabaya










“Suroboyo, rame tenan..Rame tenan kahanane, mobil becak, lan bis kota, tukang becak ora ketinggalan..” Sebaris kalimat di atas merupakan penggalan dari syair lagu yang pernah disuarakan oleh sebuah grup musik yang terdiri dari empat orang bersaudara. Kali Ini kita akan melihat sejenak sosok sebuah grup band yang lahir dari kota Surabaya yaitu Usman Bersaudara. Keempat personel grup ini terdiri dari Usman, Said, Sofyan dan Mamo Agil. Mereka adalah salah satu contoh figur  keberhasilan perjuangan seorang yang berangkat dari daerah menuju ibu kota, dengan segala keterbatasan modal serta fasilitas.

Usman Bersaudara mengeluarkan album rekaman mereka pertama kali pada tahun 1976 dengan tajuk “Omong Kosong”. Album ini direkam di bawah label Indah Records dengan hits Kasih Mama. Uniknya grup ini terletak pada vokalisnya yaitu Sofyan yang memainkan alat music drum. Tidak seperti umumnya grup lain yang vokalisnya adalah pemain gitar atau keyboard.

Usman Bersaudara menunjukkan jati diri sebagai grup musik yang serius tapi santai. Sebagian lagunya bernuansa jenaka walaupun sebagian yang lain tetap merupakan pop Indonesia yang serius. Grup bersaudara ini lahir dari kota Surabaya, karena itu dalam beberapa lagunya mereka berusaha menampilkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kampung halaman mereka itu dalam lagu-lagu yang mereka hasilkan.

Kita dapat melihat nuansa kota Surabaya melalui lagu-lagu jawa yang direkam oleh Usman Bersaudara. Guyonan, parikan, senggakan dan istilah yang sering diucapkan oleh anak-anak muda khas Surabaya pada masa itu dilagukan dengan baik oleh keempat bersaudara yang tumbuh di jl. Ngagel Mulyo itu. Simak saja pop jawa vol. 1 yang memuat lagu Jaran Teji, Teng Tengan Ciluk, Kulo Nuwun dan Markeso yang sangat khas Suroboyo banget. 

Pada album kedua pop jawa mereka juga masih menampilkan Surabaya dalam lagu “Motor Mogok” yang sebagian baris lagunya tertulis di atas. Lebih mengena lagi dalam album kelima yang berjudul Ngombe, Usman Bersaudara menggambarkan kebiasaan beberapa anak muda yang suka “minum” dengan menyelipkan guyonan khas. Saat itu digambarkan Usman sedang sakit perut karena banyak “minum”, bahkan Sofyan mengingatkan kalau ngombe, ojo lali tambule…khas Suroboyoan.

Pada tahun 1983, karena lama meninggalkan kota Surabaya, Usman bersenandung melalui lagu dangdut berbahasa Jawa judulnya Hallo Surabaya. Lagu ini terdengar cukup mengharukan dengan untaian kalimat yang mampu mendeskripsikan kerinduan seseorang pada kampung halamannya. Berikut sebagian cuplikan syair lagunya.

“ Halo Cak..Halo Cak..Suroboyo, yo’opo kabare..mergo wis suwe aku ‘ra tau mulih..
Halo Cak..Halo Cak, Suroboyo opo tambah rame..krungu, krungu dalane wis tambah gede…
Mobil, bemo, taksi lan bis kota saiki ono dalane dewe-dewe..
Gedung biskop wis ono, kolam renang wis ono, komplit maneh panganane..”

Sekian tahun berlalu, Usman Bersaudara lama tak terdengar kabar beritanya. Berkali-kali album mereka rekam namun tak terdengar lagi gaungnya seperti pada masa kejayaan mereka dulu . Album mereka yang terakhir terhitung rekaman pada tahun 1994 yaitu Percayalah dan Pop Jawa Marlena Tukang Jamu.  Usman sendiri secara pribadi pernah tampil pada peringatan tujuh belas agustusan di sebuah panggung sederhana pada tahun 2006 di SDN Ngagel Rejo I (Balantara). Hal ini mengingatkan pada masa awal mereka merintis karier yang berkiprah dari satu panggung ke panggung lain pada perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Setahun berikutnya, Usman Bersaudara secara full team sempat diundang untuk tampil di gedung balai pemuda menjelang hari ulang tahun kota Surabaya.

Saat ini menjelang hari jadi kota Surabaya ke-720, kita merindukan band seperti Usman Bersaudara yang melagukan kota Surabaya dalam baris syair dan nada mereka. Saat ini musisi asal kota Surabaya memang segudang, tapi tidak banyak yang bersuara tentang kota Surabaya. Cak Usman sendiri telah tiada, namun karya-karyanya akan selalu tetap kita kenang.

Usman Bersaudara, kami merindukanmu…

sumber foto : cak arie damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar