Menjelang
peringatan hari raya Idul Fitri selalu
ada kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah. Kebiasaan
tersebut karena selalu terjadi berulang kali maka menjadi ciri khas masyarakat
setempat bahkan bisa disebut sebagai sebuah tradisi. Kali ini kita akan melihat
salah satu tradisi yang mengakar kuat di kota Surabaya pada setiap momen menjelang
hari raya Idul Fitri.
Anda
yang tinggal di JawaTimur secara umum, atau d kota Surabaya secara khusus pasti
tidak asing dengan kata Prepegan. Sebuah kebiasaan yang sering terjadi pada menjelang
perayaan hari raya Idul Fitri yang menjadi budaya lokal pada masyarakat
setempat. Prepegan secara mudah bisa diartikan sebagai kebiasaan berbelanja
besar-besaran menjelang jatuhnya hari raya Idul Fitri. Saat itu masyarakat
berbondong-bondong untuk berbelanja di pasar tradisional guna memenuhi
kebutuhan lebaran.
Berbagai
kebutuhan yang dibelanjakan diantaranya yaitu makanan ringan dan kebutuhan
pokok yang disiapkan untuk menyambut tamu yang akan berkunjung di hari raya
tersebut. Selain kebutuhan makanan, orang tua pun memberi perhatian untuk
anak-anaknya dengan membelikan pakaian baru untuk dipakai di hari raya Idul
Fitri. Biasanya baju baru yang dibeli tersebut sebagai hadiah karena telah
menyelesaikan puasa dengan baik selama satu bulan. Bagi yang belum berpuasa,
baju baru dimaksudkan untuk dipakai di hari lebaran yang biasanya identik
dengan segala sesuatu yang bersifat baru.
Prepegan
sampai saat ini masih berlaku di kalangan masyarakat daerah. Tradisi ini tidak
hanya berlaku d kota Surabaya, namun juga di beberapa daerah lain di lingkup
Pulau Jawa ini. Bisa saja istilahnya lain di tempat yang berbeda, namun
biasanya menjelang pelaksanaan lebaran, orang akan memenuhi pasar tradisional
untuk berbelanja besar-besaran. Prepekan sendiri pada umumnya terjadi pada H-3
dari jatuhnya hari raya Idul Fitri. Bahkan sering berlangsung sampai H-1.
Di
kota Surabaya tradisi Prepegan masih mudah ditemui oleh karena masyarakat masih
belum bisa meninggalkan kebiasaan ini. Sebagai contoh, di Pasar Wiyung masyarakat
akan memenuhi stand penjual Sembako dan kebutuhan makanan ringan. Sementara di Pasar Benowo, warga banyak yang
berbelanja baju baru baik untuk dirinya sendiri maupun anak-anak mereka. Saking
banyaknya pembeli yang memenuhi pasar, maka pada H-2 biasanya Pasar Benowo akan
memperpanjang jam tutup pasar sampai sekitar jam 12 atau 01.00 malam. Lain lagi
tradisi yang berlaku di kalangan warga Lakarsantri. Prepekan seringkali
diselenggarakan menyerupai pasar malam atau bazaar. Ketika sore dua hari
menjelang lebaran, pedagang mulai menata barang dagangan yang berupa makanan
ringan. Penjual tahu asin, bubur campur, roti goreng sampai es buah akan mudah
ditemui di depan Pasar lakarsantri. Tidak hanya mereka yang menata dagangan,
ada lagi golongan lain yang ikutan repot. Tampak berjajar di samping penjual
makanan tadi sekelompok orang penawar jasa mainan. Mulai mandi bola,
odong-odong, mobil berputar, pancing ikan plastik hingga penjual balon aneka
tokoh kartun.
Prepegan
bukan dimaksudkan untuk mengajak orang supaya konsumtif. Dalam Prepegan tetap
mengandung nilai moral tertentu yang tidak boleh dilupakan. Melalui Prepegan warga
diajak untuk bersyukur atas kemudahan dan kelancaran rejeki yang diterima,
sehingga pada bulan Ramadhan masih mampu berbelanja yang nantinya juga akan
digunakan untuk berbagi dengan sanak kerabat dan rekan lain yang berkunjung. Oleh
karena bisa dipastikan banyak warga yang berbelanja, maka suasana pasar
tradisional pun menjadi penuh sesak dan padat.
Ketika
berbelanja pun tidak bisa leluasa sebagamana hari-hari biasa. Orang akan
berdesakan karena berhimpit dengan pengunjung yang lain. Walaupun demikian
tidak ada satu pun yang akan saling menyalahkan atau ribut karena saling
senggol. Semua akan menjadi saling memahami dan menyadari kondisi yang terjadi
sehingga tetap senang-senang saja walaupun saling berhimpitan di dalam pasar. Sikap
toleransi inilah yang menjadi dasar
nilai sosial dalam keberadaan tradisi Prepegan.
Nah,
salah satu budaya lokal dalam masyarakat Surabaya menjelang lebaran sudah saya
perkenalkan berupa Prepegan. Kira-kira kalau di tempat lain namanya apa ya ?
Demikian
tulisan singkat mengenai tradisi menjelang Lebaran. Mohon maaf bila terdapat
rangkaian kata dan kalimat yang kirang berkenan. Suwun yo !
(
Okky T. Rahardjo, penikmat Kota Surabaya—085645705091 )
sumber gambar : www.trajukrakal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar