Riang. Ceria. Menghentak. Penuh
sukacita. Itulah gambaran saat kita mendengarkan album “Natal Bersama Koes Plus”.
Album yang beredar pada tahun 1974 ini memang kental sekali dengan nuansa khas
musik Koes Plus. Keempat musisi ini sangat piawai dalam meramu dan
mengaransemen lagu yang sebenarnya dimaksudkan sebagai album religi ini menjadi
begitu chatcy atau mudah diterima oleh semua kalangan.
Pada album Natal Bersama
Koes Plus ini kita dapat merasakan kegembiraan Natal dalam balutan musik yang
sudah menjadi ciri khas Koes Plus. Bahkan kita dapat membandingkan dengan album
Koes Plus Pop Indonesia Volume 9, 10, 11 atau bahkan album Ernie Johan yang
digarap khusus oleh Koes Plus. Ketika didengarkan bersamaan album Natal ini
rasanya tidak akan jauh berbeda, semua khas Koes Plus. Dibuka oleh musik yang
riang dan vokal ceria Yok Koeswoyo menyanyikan sebuah lagu berjudul Haleluyah
Natal, kita seakan diajak bangkit berdiri dari kursi malas kita untuk
selanjutnya menggerakkan kaki dan tangan mengikuti irama musik. Duet vokal khas
Yon dan Yok tampak padu ketika menyanyikan bagian reffrein lagu yang
menyiratkan kegembiraan umat manusia merayakan hari Natal dengan penuh gembira.
Natal begitu mengesankan
bagi Yon Koeswoyo ketika dia teringat kekasihnya yang menyatakan cintanya di
malam Natal. Begitu ungkapan yang dapat kita rasakan kala mendengar lagu kedua
yang diberi judul Bisikan Di Hari Natal. Ya memang Natal bisa menjadi makna
yang dalam bagi masing-masing pihak yang mengalaminya. Tidak hanya mengenang
kelahiran Sang Juru Selamat, namun ketika ada momen indah bersama orang yang
disayangi pun maka Natal tetaplah menjadi sesuatu yang mengesankan.
Setelah duet Yon Yok
menghiasi beberapa lagu awal, maka giliran sang maestro Tonny Koeswoyo unjuk
suara. Kasih Yang Abadi menjadi lagu pertama yang menunjukkan vokal khas beliau
yang syahdu dan mampu membawa suasana mengharu biru. Natal yang agung itu mampu
dimaknai Tonny dalam rangkaian kasih yang vertikal antara manusia dan
penciptanya serta bersifat horizontal antara manusia dengan sesamanya,
sebagaimana yang diungkapkannya dalam lagu ini. Usai mengajak kita pada
penghayatan yang mendalam, Tonny seakan mengajak kita untuk berdiri dan
bergoyang mengikuti irama lagu yang didendangkannya pada lagu Tiada Lagi Sakit.
Perpaduan antara permainan
keyboard dan drum membuat kita tidak tahan lagi untuk tidak bergerak ketika
mendengarkan lagu ini. Lagu yang berirama cha-cha ini menyiratkan kegembiraan
seorang manusia yang menyambut kehadiran Sang Penebus Dosa yang membebaskan
manusia dari berbagai penderitaan. Lagu ini
menyiratkan Koes Plus sebagai seniman yang benar-benar memberikan penghiburan secara
profesional. Sekalipun ini lagu Natal namun ciri khas Koes Plus sebagai grup
musik pop tidak luntur begitu saja.
Yok Koeswoyo pun ikut
menyumbangkan vokal emasnya pada lagu ini. Lahir Putra Maria yang disuarakannya
secara lembut mampu mengajak pendengarnya untuk menundukkan kepala sejenak
untuk mengenang kronologi kisah Natal yang sesungguhnya. Kepiawaian Yok
Koeswoyo meringkas isi Injil secara singkat mampu membuat lagu ini sejajar
dengan lagu-lagu Natal klasik yang sudah lebih dulu ada. Bukan hanya itu Hening
yang disuarakan Yok secara duet dengan Yon Koeswoyo kembali mengajak hati kita
pada suasana batin yang mendalam. Kalau kita mendengarkan lagu ini pada malam
hari, maka akan terasa sekali bahwa Koes Plus membuat lagu Natal tidak
asal-asalan. Pesan Natal tetap menjadi fokus utama bahwa kehadiran Yesus
membawa damai sejahtera dan ketenteraman bagi umat manusia.
Sukacita hari Natal tetap
tidak dilupakan oleh Koes Plus sekalipun tidak meninggalkan kesan kesakralan
Natal itu sendiri. Selain Haleluyah Natal yang tersaji di lagu pertama,
Datanglah dan Di Ru Ri Ram merupakan contoh sukacita menyambut Natal yang
dibawakan secara khas oleh musik Koes Plus yang sudah familier bagi
penggemarnya. Ketukan drum Murry yang serba spontan dan penuh kejutan tetap
menjadi sesuatu yang menarik dan menghiasi setiap lagu yang direkam dalam album
ini. Murry sendiri tidak ikut menyumbangkan suaranya dalam album yang bersampul
warna biru muda ini.
Coba simak Di Ru Ri Ram,
Koes Plus seakan mengajak kita untuk memahami bahwa sukacita Natal itu milik
semua. Ayah, ibu, adik, kakak, paman, bibi, kakek dan nenek boleh merayakan
Natal secara bersama-sama. Hmmm...dahsyat sekali lagu ini. Ketika era Koes
Bersaudara mereka sempat mempunyai lagu yang mengungkapkan rasa cinta dengan
mengatakan Dam Dam Da Ra Ra Ram, kini dengan Di Ru Ri Ram mereka mengungkapkan
kegembiraan yang luar biasa di hari Natal.
Secara umum album Natal
Bersama Koes Plus ini terbagi atas tiga pesan utama. Yang pertama perenungan
akan kehadiran Yesus Sang Penebus Dosa. Kedua, sukacita atas datangnya
keselamatan bagi umat manusia. Ketiga, hubungan dengan sesama yang begitu
mengesankan pada situasi menjelang Natal. Koes Plus begitu cerdas merangkum
ketiga pesan tersebut dalam album yang pembuatan kontraknya menjadi satu dengan
album Qasidahan Bersama Koes Plus ini.
Brilian sekali ketika Koes
Plus mengakhiri lagu ini tetap dengan nuansa yang riang melalui lagu Natal Di Hatiku.
Duet maut Yon dan Yok yang membuka album ini dengan riang, kali ini menutup
dengan ceria pula. Bahkan yang menarik adalah mereka mampu membagi tugas dengan
baik, kapan waktunya lagu dinyanyikan secara duet, kapan pula Yon memisahkan diri
pada bagian bridge lagu “bukankah kita semua tetap bersatu...di dalam
keheningan kasih sayangnya...” lalu duet bersaudara itu pun melanjutkan lagi
bagian lagu tersebut secara bersama-sama.
Kalau boleh dikatakan
sebagai kekurangan, hanyalah terletak pada kekurang khusyukan album ini dalam
menghayati makna Natal. Coba bandingkan dengan kedua album Natal sebelumnya
yang dirilis pada tahun 1972 dan 1973 yang begitu syahdu dan mendayu. Pada kedua
album tersebut, selain lagu-lagu karya personel Koes Plus juga terdapat lagu
Natal hymne yang sudah melegenda namun dibawakan secara apik oleh Koes Plus. Mungkin
saja saat itu ada pertimbangan komersil yang membuat album Koes Plus tahun 1974
ini menjadi berbeda.
Namun perlu diketahui
bahwa album Natal Bersama Koes Plus ini diedarkan hampir berbarengan dengan
album Qasidahan Bersama Koes Plus. Bahkan saat itu hari peringatan hari Natal
juga hampir bersamaam dengan peringatan hari raya Idul Fitri, sebagaimana yang
pernah terjadi pada tahun 2000 lalu. Oleh karena itu sempat terjadi pro kontra
mengenai terbitnya dua album yang bersifat beda kutub ini. Bahkan sampai hari
ini masih ada saja yang usil bertanya, apakah sebenarnya agama personel Koes
Plus. Saya yakin kalau mereka merilis album Natal atau Qasidahan itu bukan
karena mereka “beragama apa”, namun tak lain dan tak bukan hanya demi
keprofesionalan sebagai seniman semata.
Album ini secara
keseluruhan berisi sebagai berikut : Haleluyah Natal, Bisikan Di Hari Natal,
Hari Natal Telah Tiba, Kasih Yang Abadi, Tiada Lagi Sakit, Janji Setiamu, Lahir
Putra Maria, Datanglah, Kenangan Natal, Di Ru Ri Ram, Hening, Natal Di Hatiku.
Cover album Natal Bersama Koes Plus ini dibuat di salah satu lokasi Taman Mini Indonesia Indah. Menariknya, baju yang dipakai oleh keempat personel identik pula dengan yang dipakai untuk pemotretan album Qasidahan Bersama Koes Plus. Bahkan kaos yang dipakai oleh Yon Koeswoyo tampak pula melekat dalam pose album Another Song For You.
Demikian yang dapat kami sajikan mengenai catatan tentang
album Natal Bersama Koes Plus ini. Mohon maaf atas setiap kekurangan dalam
rangkaian kata, data dan kalimat dalam tulisan ini. Jayalah selalu musik
Indonesia.
( Okky T. Rahardjo, Penggemar Koes Plus Di Surabaya,
085645705091, 518CC94A )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar