Jumat, 08 November 2013

Reportase Pameran Koes Plus dan Live Show D Plus Band


            Jumat sore 08 November 2013, kota Madiun diguyur hujan deras sejak siang. Hujan ini menambah kesejukan udara kota Madiun dan membuat warga yang baru menyelesaikan aktivitas pekerjaannya tidak terasa gerah. Di bagian lain kota Madiun, di sudut jl. DI Pandjaitan 10 tampak sejumlah anak muda sedang melakukan beberapa kesibukan. Sebagian terlihat sibuk menata alat musik, beberapa orang lagi sedang memasang sebuah banner berukuran besar dan beberapa lagi menyusun sejumlah benda pada meja yang sudah dipersiapkan.  Sebuah kesibukan sedang dilakukan untuk menyongsong sebuah penampilan yang sudah direncanakan dengan matang.

            Hari itu D Plus bersama Magetan Koes Plus Community sedang mengadakan gawe istimewa di gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Madiun. Dalam rangka hari jadi yang kelima, MKPC sebagai sebuah komunitas penggemar Koes Plus warga Magetan mengadakan pameran koleksi Koes Plus yang disertai penampilan D Plus band. Walaupun mereka berasal dari Magetan, namun pihak RRI Madiun memberikan kepada mereka kesempatan untuk melestarikan karya besar Koes Bersaudara dan Koes Plus. Menjelang pkl. 18.00, saat akan dimulainya jadwal pameran Koes Plus, hujan sudah mulai mereda. Saatnya pertunjukan yang diprakarsai oleh anak-anak muda pecinta Koes Plus ini akan dimulai.

Di ruangan Wana Wara RRI Madiun yang berkapasitas 200-300 orang, tersusunlah aneka ragam pernak pernik Koes Plus dalam berbagai bentuk. Di sebelah kiri panggung tampak gambaran Koes Plus tertuang dalam kemasan piringan hitam, kaset dan buku yang merupakan koleksi pribadi dari Adit dan salah seorang rekannya. Sementara di sebelah kanan panggung tampak berderet rapi sejumlah merchandise yang melukiskan figur Koes Plus seperti kaos, dompet, mug, asbak, pembatas buku, poster dan juga buku teks lagu volume 1-14 yang disusun oleh Adit, seorang kolektor sekaligus pimpinan D Plus band.

Pameran koleksi Koes Plus ini merupakan even yang dikemas sebagai sarana edukasi pada masyarakat umum, khususnya anak-anak muda terhadap keberadaan Koes Bersaudara dan Koes Plus. Sangat disayangkan sekali jika anak-anak muda hanya mengenal nama Koes Plus namun tidak mampu mengenal bentuk nyata karya-karya Koes Plus secara fisik. Saat itu satu per satu pengunjung hadir mengamati dokumentasi karya Koes Plus yang keberadaannya sudah semakin langka dan tidak mudah dicari. Tampak juga sejumlah kru Sakti Tv yang sedang meliput keberadaan acara ini. Reporter Sakti Tv sempat melakukan wawancara terhadap Adit selaku penggagas acara dan Edy Oklex selaku penggerak per-Koes Plusan di kota Magetan.

Ketika jarum jam sudah beranjak menuju pkl. 19.00 ruangan aula gedung radio ini mulai dipadati para penggemar Koes Plus yang menyempatkan diri hadir untuk mendukung kelangsungan acara ini. Data kehadiran pengunjung mencatat bukan hanya warga Magetan maupun Madiun saja yang hadir dalam acara malam itu. Tampak juga penggemar Koes Plus dari Ngawi, Bojonegoro hingga Surabaya hadir untuk menjadi saksi acara yang sudah dilaksanakan kedua kalinya ini. Mereka tampak berbincang akrab melepas kerinduan pada teman-teman yang lama dikenal atau juga berkenalan dengan rekan baru yang saat itu hadir. Tidak ada perbedaan usia, agama maupun suku bangsa. Perjumpaan malam itu hanya didasari oleh sebuah motivasi kecintaan pada Koes Plus. 

Ketika jarum jam sudah mulai bergeser pada pkl. 20.38, saat beberapa pejabat teras RRI tampak hadir, mulailah D Plus menggebrak suasana dengan nomor-nomor Koes Plus yang sudah disiapkan. Laguku Sendiri, Dam Da Ra Ram disajikan sebagai opening yang memikat. Kala Adit sebagai pemain keyboard mulai memberi instruksi, disambut petikan gitar oleh Heru , cabikan bass oleh Atok dan disusul hentakan drum oleh Roy serta masuknya vokal Denny maka mulailah D Plus mengisi ruang pandang dan dengar para penggemar Koes Plus malam itu. Setelah dua lagu disajikan sebagai pembuka, penyiar RRI yaitu Onny mulai menyapa penggemar Koes Plus yang hadir dan yang mendengarkan di rumah. Selanjutnya tampaknya D Plus sudah tidak sabar untuk beraksi kembali. Berturut-turut tembang lawas Koes Beraudara dan Koes Plus disajikan tanpa putus. Di Dalam Bui menjadi pilihan lagu berikutnya yang dibawakan dengan apik oleh band yang terdiri dari anak-anak muda ini. saat Kembali didendangkan, penonton yang hadir tampak bernyanyi bersama, sehingga ruangan malam itu dipenuhi oleh vokal massal penggemar Koes Plus yang diiringi oleh D Plus. 

Seakan memberi kesempatan pada sang vokalis untuk beristirahat, Atok selaku pemegang bass memainkan peranannya untuk melantunkan Jemu karya Yok Koeswoyo yang diidolakannya. Penampilan D Plus malam itu seakan memanjakan para penggemar fanatik Koes Plus yang hadir dan mendengarkan secara langsung baik dari radio maupun streaming. Hal ini dibuktikan dengan banyak lagu-lagu Koes Plus yang disajikan bukan lagu Koes Plus yang populer diperdengarkan. D Plus mencoba menawarkan Da Da Da, Waktu Cepat Berlalu, Jangan Selalu Marah dan To So Called To The Guilties. Tampak di samping panggung penyiar RRI duduk didampingi seorang narasumber yaitu penggemar Koes Plus yang berasal dai Takeran, sebuah wilayah perbatasan antara Magetan dan Madiun. Penyiar RRI sempat terheran dengan lagu To So Called To The Guilties yang dibawakan oleh D Plus yang dijawab oleh narasumber bahwa itu adalah sebuah lagu ungkapan protes dari Koes Bersaudara tentang keberadaan mereka yang dipenjarakan tanpa alasan yang jelas.

Sekalipun terhibur dengan lagu-lagu yang kurang populer, namun penggemar Koes Plus yang hadir tetap responsive terhadap lagu-lagu yang sudah familer di telinga. Di antaranya saat Derita dibawakan, Denny sang vokalis tampak seperti bersahut-sahutan dengan penonton yang hadir. Sehingga seperti duet serentak yang terdengar ketika lagu tersebut dikumandangkan. Adit sang leader tampak tidak mau kalah unjuk suara, dengan memencet keyboard yang disetting suara burung meluncurlah tembang Hari Yang Indah yang dipopulerkan oleh Tonny Koeswoyo. Penonton terdiam dan mendengarkan dengan seksama, sambil mencoba menerka lagu apa yang dibawakan. Bahkan sang penyiar RRI pun sempat berujar kalau lagu ini walaupun tidak dikenalinya tapi tidak terasa asing di telinga, enak untuk didengarkan. 
Penampilan malam itu terasa istimewa dengan kehadiran pejabat RRI yang hadir. Yustinus Joko Setiyono selaku Kepala LPP RRI Madiun menyempatkan diri hadir didampingi Agus Widjanarko selaku Kepala Seksi Siaran dan Suryadi sebagai Kepala Sie Tata Usaha. Tampak juga Suryo selaku penanggung jawab acara Senandung Malam sibuk mengawasi jalannya acara sembari mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung dengan kamera DLSR yang dibawanya. Yustinus Joko sempat didaulat memberikan kata-kata sambutan yang intinya RRI siap mewadahi semua jenis kesenian yang ada, termasuk pelestrarian karya Koes Plus sebagaimana dilakukan oleh D Plus. sebelujm turun dari panggung, Joko bersedia menyumbangkan vokalnya pada dua lagu Koes Plus yang berjudul Ojo Nelongso dan Kr. Cincin. 

Malam itu penampilan D Plus juga dikunjungi oleh komunitas penggemar Koes Plus kota Madiun yang tergabung dalam KPK yang dipimpin oleh Tri Cahyono. Sejumlah anggota KPK tampak hadir memenuhi barisan belakang deretan kursi penonton. Pengunjung yang hadir juga diberi kesempatan menikmati sajian berupa kopi dan beberapa makanan ringan yang disediakan oleh sponsor. Menyambut acara istimewa ini D Plus tampil dengan berpakaian rapi, tidak seperti penampilan biasanya yang cenderung memakai kaos kala tampil di panggung. Denny saat itu mengenakan kemeja abu-abu bergaris lurus vertical, hamper sama dengan yang dikenakan oleh Atok. Keduanya bahkan kompak mengenakan celana cut bray mengikuti suasana era lagu yang dibawakan. Heru yang biasanya mengenkan topi kala memetik gitar di panggung, malam itu tidak mengenakan topi kesayangannya namun tetap mengurai jenggot tipisnya. Adit pun malam itu kelihatan rapi dengan kemeja hitam yang dikenakannya tanpa mengenakan kaca mata hitam yang biasa dipakainya. Roy penabuh drum asal Ponorogo tampak menarik dengan mengenakan topi pet yang bila dilihat sepintas malam itu penampilannya mirip Seno, penggebuk drum Koes Plus formasi saat ini. Mungkin saja Roy sengaja menduplikat penampilan Seno melalui baju dan topi yang dikenakan.

Sebuah kejutan diucapkan oleh Denny melalui lagu yang dibawakan. Memperingati hari pahlawan, sebuah lagu bertemakan pahlawan dibawakan yaitu Bunga dan Remaja. Panggung sempat terhenti sejenak untuk memberi kesempatan kepada personel D Plus untuk beristirahat. Di sela itu penyiar RRI sempat bertanya kepada narasumber asal Takeran (sayang saya lupa namanya) mengenai sejarah singkat Koes Plus. Narasumber menceritakan mulai awal terbentuknya Koes Bersaudara hingga melejitnya Koes Plus ketika pada tahun 1974 berhasil merilis sebanyak 22 album selama 1 tahun. Narasumber juga sempat mengajukan sebuah kuis pertanyaan bagi pengunjung yang hadir. Pertanyaan yang dilontarkan saat itu : Lagu Kolam Susu terdapat dalam album Koes Plus ke berapa ? Saat itu seorang pengunjung dari Madiun berhasil menjawab dengan menyebut album kedelapan. Jadilah dia meraih sebuah vcd karaoke Koes Plus. 

Roy sebagai pemain drum juga tidak mau ketinggalan berolah vokal, sebuah tembang yang dipopulerkan oleh Murry yaitu Bersama Lagi dibawakan dengan baik. Sementara saat Nuswantoro dinyanyikan, D Plus dibantu oleh salah seorang rekan dari MKPC yang masih muda untuk membawakan suluk. Sebuah penyajian yang istimewa dan tidak setengah-setengah dari sebuah band pelestari anak-anak muda yang bernama D Plus.
Malam semakin larut, namun suasana makin panas dengan lagu-lagu Koes Plus yang digeber oleh D Plus. Pengunjung tampak terpuaskan oleh nostalgia yang malam itu dihadirkan melalui koleksi yang ditampilkan dan lagu yang dibawakan. Sedikit catatan, sebaiknya dalam membawakan lagu-lagu Koes Plus, D Plus mampu mengatur irama suasana dengan baik. Artinya, ketika sebuah lagu bernuansa lambat atau slow selesai dibawakan lebih baik dilanjutkan lagu berirama cepat atau riang. Sehingga tidak terdengar monoton di telinga. Namun secara keseluruhan penampilan D Plus malam itu makin menunjukkan kematangan eksistensi mereka di dunia pelestarian.Jarum jam menunjukkan pkl. 23.10, D Plus pun mengakhiri penampilan dengan mendendangkan Kapan-Kapan. Di akhir acara, Adit sempat mengucapkan pesan bahwa tiada persaingan dalam pelestarian. Sukses selalu untuk D Plus dan MKPC.

Berikut adalah keseluruhan lagu yang dibawakan oleh D Plus : Laguku Sendiri, Dam Da Ra Ram, Di Dalam Bui, Dewi Rindu, Kembali, Dara Manisku, Jemu, Da Da Da, Untukmu, To So Called To The Guilties, Kelelawar, Derita, Manis dan Sayang, Aja Nelongso, Kr. Cincin, Kisah Sedih Di Hari Minggu, Hidup Yang Sepi, Andaikan Kau Datang, Jangan Selalu Marah, Bunga dan Remaja, Bunga Di Tepi Jalan, Jangan Sedih, Why Do You Love Me, Jangan Berulang lagi, Kr. Pertemuan, Hari Yang Indah, Bersama Lagi, Waktu Cepat Berlalu, Oh Kasihan, Nuswantoro, Desember, Kolam Susu, Mengapa dan Kapan Kapan.

Demikian sekilas catatan kami atas jalannya pameran koleksi dan live show D Plus band. Mohon maaf atas setiap rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih. 
 
Keterangan gambar : Kepala LPP RRI Madiun bernyanyi diiringi D Plus
sumber foto : Hery Purwanto

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )

2 komentar: