Kamis, 19 Desember 2013

Christmas Songs 1973, Sebuah Catatan Tentang Album Natal Koes Plus


“ Betapa terasa, kehendak-Mu aku…perintah-Mu s’lalu, mengikat hidupku..Hanya Tuhan, semua itu…Hanya Tuhan, semua itu…”. Sebait untaian kalimat di atas merupakan petikan dari lagu yang berjudul “Kidung Aku” sebuah lagu pembuka yang direkam Koes Plus dalam album bertajuk Christmas Song 1973. Lagu ini mengisahkan kepasrahan seseorang terhadap kebesaran dan kedaulatan Tuhan. Sebuah lagu yang mengajak kita untuk merenungkan betapa manusia itu kecil di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada November 1973, Koes Plus membuat gebrakan dengan merilis sebuah album natal di bawah label Remaco. Saat itu Koes Plus belum lama hengkang dari label lamanya yaitu Dimita Moulding Industries. Seakan mencoba mengulang rilis album Natal setahun sebelumnya yang hanya berisi empat lagu, kali ini Koes Plus mencoba menghadirkan sebuah album Natal yang utuh. Dalam album Natal kali ini Koes Plus bukan hanya memposisikan diri sebagai penghibur namun juga mengedukasi melalui lagu-lagu Natal yang disusun secara komprehensif dengan melakukan studi yang serius di dalamnya.

Studi yang serius ini dapat dilihat dari banyaknya istilah-istilah Kristiani yang merujuk pada empat kitab Injil yang tertuang dalam lagu-lagu pada album yang didominasi warna biru pada covernya ini. Simak saja, beberapa istilah yang bisa ditemui dalam Injil maupun lagu-lagu gospel dapat ditemui dalam album natal ini. Gembala, Penebus, Juru selamat, Gloria, Malak atau pun Palungan. Sepertinya sebelum menuangkan dalam lagu, mereka menghabiskan waktu untuk mempelajari kisah-kisah natal yang terdapat dalam Injil. Selain itu mereka juga menghayati lagu-lagu natal yang sudah populer untuk menyesuaikan dengan lagu yang akan mereka bikin.

Memang pada album ini Koes Plus selain menyajikan lagu-lagu karya mereka sendiri sebagaimana biasanya, juga menyanyikan lagu-lagu Natal yang sudah abadi dengan aransemen yang sudah disesuaikan dengan gaya Koes Plus. Hematnya, Album Koes Plus Christmas Songs ini merupakan referensi yang tepat bagi mereka yang suka mengumpulkan lagu-lagu natal. Adapun beberapa lagu natal populer yang mereka rekam pada album ini diantaranya adalah : Dengarlah Malaikat Menyanyi yang diadaptasi dari lagu yang berjudul “The Herald Angels Sing”, yang juga sudah diterjemahkan menjadi Gita Sorga Bergema. Hanya saja bedanya pada versi Koes Plus lagu ini dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo dalam tempo lambat, sementara pada versi Kidung Jemaat no 99 lagu ini biasa dinyanyikan dengan tempo cepat. Charles Hutagalung pun pernah mengadaptasi lagu ini dengan memberi judul Mulia Bagi Raja dalam album natal Ge&Ge.

Tonny Koeswoyo tampaknya lebih banyak berperan berolah vokal dalam album ini terutama saat mendendangkan lagu-lagu natal yang bersifat abadi. Salah satu yang cukup dikenal adalah lagu yang bertajuk “Malam Kudus”. Lagu ini seakan menjadi lagu wajib saat natal tiba. Tiada kesan di hari natal tanpa menyanyikan lagu ini. Sehingga hampir setiap penyanyi yang merekam lagu natal pasti menyanyikan lagu yang aslinya berjudul “Silent Night” ini. Bahkan dalam album Natal Koes Plus yang dirilis pada tahun 1972, lagu Malam Kudus sempat pula direkam dengan versi yang lebih minimalis.

Selain “Malam Kudus”, lagu natal lain yang menjadi “lagu wajib” adalah “Mari Berhimpun” yang juga dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo dalam album ini. Lagu ini dalam bahasa inggris berjudul “All Ye Come Faithfull” atau dalam judul aslinya tertulis “Adeste Fideles”. Lagu ini pun mampu digubah dengan baik oleh Koes Plus. Lagu yang selalu didendangkan kala diadakan berbagai acara perayaan natal ini mengajak para umat manusia untuk bersukacita menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.

Album natal tahun 1973 ini mengajak umat untuk merenungkan dan menghayati arti natal secara khidmat. Oleh karenanya hampir sembilan puluh persen lagu-lagu yang ada dibawakan dengan khusyuk dan syahdu. Nuansa kegembiraan natal hanya tampak pada beberapa lagu saja diantaranya “Lagu Natal” yang dibawakan oleh Yok Koeswoyo. Keriangan ini diwujudkan melalui tempo lagu yang cepat dan juga mengadopsi sebuah istilah yaitu “Gloria in excelciss Deo” yang asalnya terdapat pada lagu “Dari Pulau dan Benua”. Sekedar diketahui bahwa Gloria in Excelciss Deo artinya adalah “Muliakan Tuhan”. 

Sebuah lagu berirama mars yaitu “Menuju Ke Betlehem” juga menyatakan kegembiraan natal yang mengisahkan derap langkah para gembala yang bersiap menyembah bayi Yesus. Pada lagu ini ketukan drum Murry seakan seperti suara langkah kaki orang banyak yang sedang berbaris. Apalagi dipadu perpaduan vokal yang menarik, membuat lagu ini menjadi hidup dan mudah untuk membayangkan situasi yang terjadi. Saya yakin lagu ini adalah buah tangan sang maestro Tonny Koeswoyo sendiri. Selain itu lagu “Mari Berhimpun” juga termasuk lagu natal yang ceria, walaupun dalam album ini ketukan drum Murry tidak begitu menonjol atau tidak menggunakan rofelan sehingga tetap menjaga kekhusyukan suasana natal. 

Sebagian penggemar Koes Plus tampak asing ketika mendengarkan lagu ketiga yang berjudul “Dengarlah Malaikat Menyanyi” yang disuarakan oleh almarhum Tonny. Saat itu beliau mengumandangkan “Dengarlah malak menyanyi …” kata malak yang dimaksud adalah sebutan lain dari kata malaikat. Kata ini biasanya terdapat pada lagu-lagu rohani, sebagaimana kata “Hu” yang diucapkan sebagai kata ganti Tuhan. Jenis-jenis kata ini jarang kita temui pada bahasa Indonesia modern sekarang ini. Tonny Koeswoyo mampu memilih kosakata dengan baik untuk membawa perenungan yang mendalam bagi kita saat ini.

Christmas Songs 1973 ini hadir seakan melengkapi dan memperbaiki album Natal sebelumnya yang kala itu mereka masih di bawah label rekaman yang lama. Pada album “Merry Christmas” yang dirilis pada tahun 1972, gema natal yang mereka suarakan tidak sesukses album yang ini. Persamaannya adalah kedua album itu masing-masing diisi sebagian lagu natal yang abadi sementara sisanya lagi adalah karya mereka sendiri. Pada album natal 1972, lagu natal abadi yang mereka rekam adalah “Malam Kudus” dan “Dari Pulau Dan Benua”. Mungkin dengan pertimbangan sudah pernah direkam, maka lagu “Dari Pulau Dan Benua” tidak lagi mereka masukkan di album ini. Sementara Malam Kudus diabawakan ulang dengan versi lirik yang berbeda.

Pada segi cover, tampak personel Koes Plus menunjukkan diri dengan gaya yang menyesuaikan tema album yang dibuat. Sementara pada album natal sebelumnya wajah mereka tidak terlihat pada versi piringan hitam. Background gambar altar yang menjadi latar pose mereka menunjukkan bahwa kali ini Koes Plus tampil religius. Mohon maaf bila boleh dibandingkan kesan ini tidak tampak pada album natal sebelumnya dan sesudahnya atau juga pada album Qasidahan. Bahkan pada album ini gerak tubuh yang ditampilkan menunjukkan bahwa mereka benar-benar serius menghayati arti natal. Tonny Koeswoyo menyatukan jari seperti layaknya orang berdoa, Yon dan Murry mengatupkan kedua tangan sebagaimana orang menyembah. Sementara Yok Koeswoyo yang terlihat lebih santai dengan kedua tangan berlawanan arah memegang siku masing-masing. 

Coba mari kita lihat tulisan pada cover album ini : Christmas Songs 1973 by Koes Plus. Mereka benar-benar menghargai makna natal dengan menuliskan kata “Christmas” yang menandakan bahwa yang lahir adalah Kristus. Sementara di lain pihak ada orang-orang yang menuliskan dengan kata “X-mas” yang tidak mengandung arti jelas. “X” adalah lambang sebuah identitas yang tidak diketahui. Uniknya, pada kata “Koes Plus” digunakan untuk pertama kalinya sebuah huruf model batik khas mereka yang kita kenal hingga saat ini. Mungkin dirasa paduan huruf ini cocok sehingga digunakan lagi pada album Pop Jawa vol. 1 dan Pop Indonesia vol. 11 serta album-album lain sesudahnya.

Album natal kali ini secara subyektif saya mengatakan Koes Plus mampu membuat penggemar yang berkeyakinan Kristen merasa diistimewakan dan dibuat kagum dengan kemampuan mereka mengolah musik serta lagu. Oleh karenanya sampai hari ini banyak penggemar yang penasaran dan menanyakan apakah sebenarnya  agama dari personel Koes Plus. Bahkan seorang penggemar berat dan kolektor album Koes Plus di Surabaya sampai tidak mau menyimpan koleksi album yang satu ini, mengingat nuansa Kristen yang sangat kental pada lagu-lagunya. Tentu saja Koes Plus tidak bermaksud mengecoh kita semua mengenai iman dan kepercayaan, namun hal ini menunjukkan kapasitas mereka sebagai seniman murni. Sisi lain mereka juga bermaksud serius dalam mengerjakan sebuah album, sehingga ketika mereka menggarap sebuah album dengan tema tertentu maka mereka juga membenamkan diri untuk mempelajari dengan serius latar belakang album itu. 

Dalam sebuah resensi pasti kita juga melihat kekurangan dari sebuah karya. Tentu catatan tentang kekurangan tidak dimaksudkan untuk merendahkan, melainkan hanya mengungkap sisi lain saja. Demikian halnya dengan Koes Plus pun tentu tidak luput dari kekurangan, sekalipun mereka juga memiliki alasan pembenaran tersendiri. Pada album ini kelemahan yang boleh dicatat adalah tidak ditulisnya pencipta pada masing-masing lagu yang tercantum. Kebiasaan menulis nama pembuat lagu sebenarnya sudah pernah dilakukan pada beberapa album sebelumnya. Namun kali ini tdak dilakukan lagi. Padahal dalam lagu ini terdapat lagu karya orang lain yang bila tidak diketahui nama pembuatnya bisa saja ditulis NN atau No Name pada beberapa lagu natal abadi. Hal ini akan memberikan kesan bahwa pembuat lagu-lagu natal abadi itu adalah personel Koes Plus sendiri. Padahal lagu-lagu tersebut sudah ada jauh sebelum terbentuknya Koes Plus. Sekali lagi, mohon maaf saya tidak hendak bermaksud menyatakan kalau personel Koes Plus bertindak curang. Mereka tentu punya alasan sendiri.

Lagu-lagu dalam album ini selengkapnya berisi : Kidung Aku, Bahagia Dunia, Dengarlah Malaikat Menyanyi, Telah Lahir Di Bumi, Malam Kudus, Menuju Ke Betlehem,  Lagu Natal, Juru Selamat Dunia, Mari Berhimpun, Penebus Tiba, Malam Suci dan Umat Manusia Bergembira. Pendeknya, merayakan natal tanpa mendengarkan lagu-lagu natal Koes Plus, tidak lengkap rasanya….

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai catatan tentang album Natal Koes Plus yang rilis pada empat puluh tahun lalu. Mohon maaf atas setiap rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Selamat hari natal bagi yang merayakannya dan damai sejahtera selalu bagi kita semua. Jayalah selalu musik Indonesia.

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )
                                                                                                              


1 komentar: