“
Betapa terasa, kehendak-Mu aku…perintah-Mu s’lalu, mengikat hidupku..Hanya
Tuhan, semua itu…Hanya Tuhan, semua itu…”. Sebait untaian kalimat di atas
merupakan petikan dari lagu yang berjudul “Kidung Aku” sebuah lagu pembuka yang
direkam Koes Plus dalam album bertajuk Christmas Song 1973. Lagu ini
mengisahkan kepasrahan seseorang terhadap kebesaran dan kedaulatan Tuhan.
Sebuah lagu yang mengajak kita untuk merenungkan betapa manusia itu kecil di
hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada
November 1973, Koes Plus membuat gebrakan dengan merilis sebuah album natal di
bawah label Remaco. Saat itu Koes Plus belum lama hengkang dari label lamanya
yaitu Dimita Moulding Industries. Seakan mencoba mengulang rilis album Natal
setahun sebelumnya yang hanya berisi empat lagu, kali ini Koes Plus mencoba
menghadirkan sebuah album Natal yang utuh. Dalam album Natal kali ini Koes Plus
bukan hanya memposisikan diri sebagai penghibur namun juga mengedukasi melalui
lagu-lagu Natal yang disusun secara komprehensif dengan melakukan studi yang
serius di dalamnya.
Studi
yang serius ini dapat dilihat dari banyaknya istilah-istilah Kristiani yang
merujuk pada empat kitab Injil yang tertuang dalam lagu-lagu pada album yang
didominasi warna biru pada covernya ini. Simak saja, beberapa istilah yang bisa
ditemui dalam Injil maupun lagu-lagu gospel dapat ditemui dalam album natal
ini. Gembala, Penebus, Juru selamat, Gloria, Malak atau pun Palungan.
Sepertinya sebelum menuangkan dalam lagu, mereka menghabiskan waktu untuk
mempelajari kisah-kisah natal yang terdapat dalam Injil. Selain itu mereka juga
menghayati lagu-lagu natal yang sudah populer untuk menyesuaikan dengan lagu
yang akan mereka bikin.
Memang
pada album ini Koes Plus selain menyajikan lagu-lagu karya mereka sendiri
sebagaimana biasanya, juga menyanyikan lagu-lagu Natal yang sudah abadi dengan
aransemen yang sudah disesuaikan dengan gaya Koes Plus. Hematnya, Album Koes
Plus Christmas Songs ini merupakan referensi yang tepat bagi mereka yang suka
mengumpulkan lagu-lagu natal. Adapun beberapa lagu natal populer yang mereka
rekam pada album ini diantaranya adalah : Dengarlah Malaikat Menyanyi yang
diadaptasi dari lagu yang berjudul “The Herald Angels Sing”, yang juga sudah
diterjemahkan menjadi Gita Sorga Bergema. Hanya saja bedanya pada versi Koes
Plus lagu ini dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo dalam tempo lambat, sementara
pada versi Kidung Jemaat no 99 lagu ini biasa dinyanyikan dengan tempo cepat.
Charles Hutagalung pun pernah mengadaptasi lagu ini dengan memberi judul Mulia
Bagi Raja dalam album natal Ge&Ge.
Tonny
Koeswoyo tampaknya lebih banyak berperan berolah vokal dalam album ini terutama
saat mendendangkan lagu-lagu natal yang bersifat abadi. Salah satu yang cukup
dikenal adalah lagu yang bertajuk “Malam Kudus”. Lagu ini seakan menjadi lagu
wajib saat natal tiba. Tiada kesan di hari natal tanpa menyanyikan lagu ini.
Sehingga hampir setiap penyanyi yang merekam lagu natal pasti menyanyikan lagu
yang aslinya berjudul “Silent Night” ini. Bahkan dalam album Natal Koes Plus
yang dirilis pada tahun 1972, lagu Malam Kudus sempat pula direkam dengan versi
yang lebih minimalis.
Selain
“Malam Kudus”, lagu natal lain yang menjadi “lagu wajib” adalah “Mari Berhimpun”
yang juga dinyanyikan oleh Tonny Koeswoyo dalam album ini. Lagu ini dalam
bahasa inggris berjudul “All Ye Come Faithfull” atau dalam judul aslinya
tertulis “Adeste Fideles”. Lagu ini pun mampu digubah dengan baik oleh Koes
Plus. Lagu yang selalu didendangkan kala diadakan berbagai acara perayaan natal
ini mengajak para umat manusia untuk bersukacita menyambut kelahiran Sang Juru
Selamat.
Album
natal tahun 1973 ini mengajak umat untuk merenungkan dan menghayati arti natal
secara khidmat. Oleh karenanya hampir sembilan puluh persen lagu-lagu yang ada
dibawakan dengan khusyuk dan syahdu. Nuansa kegembiraan natal hanya tampak pada
beberapa lagu saja diantaranya “Lagu Natal” yang dibawakan oleh Yok Koeswoyo. Keriangan
ini diwujudkan melalui tempo lagu yang cepat dan juga mengadopsi sebuah istilah
yaitu “Gloria in excelciss Deo” yang asalnya terdapat pada lagu “Dari Pulau dan
Benua”. Sekedar diketahui bahwa Gloria in Excelciss Deo artinya adalah “Muliakan
Tuhan”.
Sebuah
lagu berirama mars yaitu “Menuju Ke Betlehem” juga menyatakan kegembiraan natal
yang mengisahkan derap langkah para gembala yang bersiap menyembah bayi Yesus. Pada
lagu ini ketukan drum Murry seakan seperti suara langkah kaki orang banyak yang
sedang berbaris. Apalagi dipadu perpaduan vokal yang menarik, membuat lagu ini
menjadi hidup dan mudah untuk membayangkan situasi yang terjadi. Saya yakin
lagu ini adalah buah tangan sang maestro Tonny Koeswoyo sendiri. Selain itu
lagu “Mari Berhimpun” juga termasuk lagu natal yang ceria, walaupun dalam album
ini ketukan drum Murry tidak begitu menonjol atau tidak menggunakan rofelan
sehingga tetap menjaga kekhusyukan suasana natal.
Sebagian
penggemar Koes Plus tampak asing ketika mendengarkan lagu ketiga yang berjudul “Dengarlah
Malaikat Menyanyi” yang disuarakan oleh almarhum Tonny. Saat itu beliau
mengumandangkan “Dengarlah malak menyanyi …” kata malak yang dimaksud adalah sebutan
lain dari kata malaikat. Kata ini biasanya terdapat pada lagu-lagu rohani,
sebagaimana kata “Hu” yang diucapkan sebagai kata ganti Tuhan. Jenis-jenis kata
ini jarang kita temui pada bahasa Indonesia modern sekarang ini. Tonny Koeswoyo
mampu memilih kosakata dengan baik untuk membawa perenungan yang mendalam bagi
kita saat ini.
Christmas
Songs 1973 ini hadir seakan melengkapi dan memperbaiki album Natal sebelumnya
yang kala itu mereka masih di bawah label rekaman yang lama. Pada album “Merry
Christmas” yang dirilis pada tahun 1972, gema natal yang mereka suarakan tidak
sesukses album yang ini. Persamaannya adalah kedua album itu masing-masing
diisi sebagian lagu natal yang abadi sementara sisanya lagi adalah karya mereka
sendiri. Pada album natal 1972, lagu natal abadi yang mereka rekam adalah “Malam
Kudus” dan “Dari Pulau Dan Benua”. Mungkin dengan pertimbangan sudah pernah
direkam, maka lagu “Dari Pulau Dan Benua” tidak lagi mereka masukkan di album ini.
Sementara Malam Kudus diabawakan ulang dengan versi lirik yang berbeda.
Pada
segi cover, tampak personel Koes Plus menunjukkan diri dengan gaya yang
menyesuaikan tema album yang dibuat. Sementara pada album natal sebelumnya
wajah mereka tidak terlihat pada versi piringan hitam. Background gambar altar
yang menjadi latar pose mereka menunjukkan bahwa kali ini Koes Plus tampil
religius. Mohon maaf bila boleh dibandingkan kesan ini tidak tampak pada album
natal sebelumnya dan sesudahnya atau juga pada album Qasidahan. Bahkan pada
album ini gerak tubuh yang ditampilkan menunjukkan bahwa mereka benar-benar
serius menghayati arti natal. Tonny Koeswoyo menyatukan jari seperti layaknya
orang berdoa, Yon dan Murry mengatupkan kedua tangan sebagaimana orang
menyembah. Sementara Yok Koeswoyo yang terlihat lebih santai dengan kedua
tangan berlawanan arah memegang siku masing-masing.
Coba
mari kita lihat tulisan pada cover album ini : Christmas Songs 1973 by Koes
Plus. Mereka benar-benar menghargai makna natal dengan menuliskan kata “Christmas”
yang menandakan bahwa yang lahir adalah Kristus. Sementara di lain pihak ada
orang-orang yang menuliskan dengan kata “X-mas” yang tidak mengandung arti
jelas. “X” adalah lambang sebuah identitas yang tidak diketahui. Uniknya, pada
kata “Koes Plus” digunakan untuk pertama kalinya sebuah huruf model batik khas
mereka yang kita kenal hingga saat ini. Mungkin dirasa paduan huruf ini cocok
sehingga digunakan lagi pada album Pop Jawa vol. 1 dan Pop Indonesia vol. 11
serta album-album lain sesudahnya.
Album
natal kali ini secara subyektif saya mengatakan Koes Plus mampu membuat
penggemar yang berkeyakinan Kristen merasa diistimewakan dan dibuat kagum
dengan kemampuan mereka mengolah musik serta lagu. Oleh karenanya sampai hari
ini banyak penggemar yang penasaran dan menanyakan apakah sebenarnya agama dari personel Koes Plus. Bahkan seorang
penggemar berat dan kolektor album Koes Plus di Surabaya sampai tidak mau
menyimpan koleksi album yang satu ini, mengingat nuansa Kristen yang sangat kental
pada lagu-lagunya. Tentu saja Koes Plus tidak bermaksud mengecoh kita semua
mengenai iman dan kepercayaan, namun hal ini menunjukkan kapasitas mereka
sebagai seniman murni. Sisi lain mereka juga bermaksud serius dalam mengerjakan
sebuah album, sehingga ketika mereka menggarap sebuah album dengan tema
tertentu maka mereka juga membenamkan diri untuk mempelajari dengan serius latar
belakang album itu.
Dalam
sebuah resensi pasti kita juga melihat kekurangan dari sebuah karya. Tentu catatan
tentang kekurangan tidak dimaksudkan untuk merendahkan, melainkan hanya
mengungkap sisi lain saja. Demikian halnya dengan Koes Plus pun tentu tidak
luput dari kekurangan, sekalipun mereka juga memiliki alasan pembenaran
tersendiri. Pada album ini kelemahan yang boleh dicatat adalah tidak ditulisnya
pencipta pada masing-masing lagu yang tercantum. Kebiasaan menulis nama pembuat
lagu sebenarnya sudah pernah dilakukan pada beberapa album sebelumnya. Namun kali
ini tdak dilakukan lagi. Padahal dalam lagu ini terdapat lagu karya orang lain
yang bila tidak diketahui nama pembuatnya bisa saja ditulis NN atau No Name
pada beberapa lagu natal abadi. Hal ini akan memberikan kesan bahwa pembuat
lagu-lagu natal abadi itu adalah personel Koes Plus sendiri. Padahal lagu-lagu
tersebut sudah ada jauh sebelum terbentuknya Koes Plus. Sekali lagi, mohon maaf
saya tidak hendak bermaksud menyatakan kalau personel Koes Plus bertindak
curang. Mereka tentu punya alasan sendiri.
Lagu-lagu dalam album ini selengkapnya berisi : Kidung Aku, Bahagia Dunia, Dengarlah Malaikat Menyanyi, Telah Lahir Di Bumi, Malam Kudus, Menuju Ke Betlehem, Lagu Natal, Juru Selamat Dunia, Mari Berhimpun, Penebus Tiba, Malam Suci dan Umat Manusia Bergembira. Pendeknya,
merayakan natal tanpa mendengarkan lagu-lagu natal Koes Plus, tidak lengkap
rasanya….
Demikian
yang dapat kami sampaikan mengenai catatan tentang album Natal Koes Plus yang
rilis pada empat puluh tahun lalu. Mohon maaf atas setiap rangkaian kata dan
kalimat yang kurang berkenan. Selamat hari natal bagi yang merayakannya dan
damai sejahtera selalu bagi kita semua. Jayalah selalu musik Indonesia.
(
Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )
koes plus memang hebat,berjiwa besar.lintas batas
BalasHapus