Loket Stasiun Wonokromo |
Kota
Surabaya yang saat ini mulai mengalami kemajuan dalam berbagai hal terus
membenahi diri dalam sisi transportasi. Salah satu hal yang mengalami pembenahan
dalam pengelolaan transportasi adalah kereta api. Di kota yang menjadi ibu kota
provinsi Jawa Timur ini terdapat tiga stasiun utama kereta api. Yang pertama
menuju jalur selatan yaitu stasiun Wonokromo dan Gubeng. Yang berikutnya yaitu
stasiun Pasar Turi yang mengantarkan penumpang pada jalur utara.
Apakah anda sudah lama
tidak berkunjung ke stasiun kereta api di kota ini ? Nah, pada tulisan kali ini
kami akan mencoba memberikan beberapa panduan mengenai pembelian tiket kereta
api. Bagi beberapa orang, tulisan ini mungkin terkesan basi. Tapi siapa yang
menduga bahwa sampai detik ini saya masih menjumpai beberapa penumpang yang
masih bingung dalam memesan tiket kereta api. Sekedar diketahui, pembelian
tiket kereta api saat ini bisa dibilang tidak sesederhana dulu. Walaupun begitu
bisa juga dikatakan bahwa naik kereta api saat ini sudah lebih nyaman dari saat
yang lalu.
Mari kita perhatikan
langkah-langkah berikut ini :
1 Pemesanan
tiket kereta api untuk jarak sedang dan jauh tidak lagi bisa spontan. Tidak
bisa beli saat ini untuk berangkat hari ini juga. Sebaiknya pesan dulu dan bisa
dilakukan pemesanan untuk keberangkatan 30 ( tiga puluh ) hari alias 3 bulan ke
depan. Bagi yang belum terbiasa, hal ini bisa dikatakan merepotkan. Namun hal
ini mengajarkan kita untuk bisa mengatur perjalanan dengan baik secara
terencana.
2. Saat
kita sudah memastikan jadwal keberangkatan, ambillah formulir pembelian pada
petugas yang ada di stasiun. Sekarang ini kalau membeli tiket kereta api, tidak
asal setor muka dan bawa uang, isi dulu formulir yang tersedia. Bila kita
berada di stasiun Wonokromo, mintalah pada petugas keamanan yang ada di pintu
masuk dekat loket. Hal yang sama juga berlaku di stasiun Gubeng dan Pasar Turi.
Selanjutnya silakan antri.
3 Coba
diisi sebaik mungkin nama calon penumpang dan jangan lupa siapkan KTP atau KK
masing-masing nama yang akan berangkat. Mengapa demikian, karena saat mengisi
formulir kita akan menuliskan nama dan nomor kartu identitas calon penumpang
yang akan berangkat. Kalau belum punya KTP ya bisa membawa kartu keluarga ka
nada nomor induknya. Oya, sekarang bayi pun dihitung bayar kalau naik kereta
api. Usia di bawah 3 tahun harus membayar 10 persen dari harga tiket yang
dipesan. Nah, untuk bayi cukup dituliskan usianya saja. Kok anak kecil pakai
bayar juga, ga’ enak ya…ya itu sudah aturan yang harus diikuti
.
4 Nah,
kalau tujuan keberangkatan kita akan melintasi jalur utara mudah saja tinggal
berangkat melalui stasiun Pasar Turi yang berada di sebelah deretan Kampung
Ilmu dan Pusat Grosir Surabaya. Namun kalau kita akan bepergian melewati jalur
selatan, perhatikan hal berikut. Saat ini tidak semua kereta berangkat dan
berhenti di stasiun Wonokromo. Sehingga bila menuju Jakarta, Solo, Yogyakarta
atau yang sejalur maka kita harus berangkat melalui stasiun Gubeng.
5 Sebelum
berangkat ke stasiun Gubeng, periksa kembali tiket kereta apinya. Kalau kereta
api
yang akan digunakan jenis bisnis
dan eksekutif, maka kita diperkenankan masuk melalui arah pintu stasiun Gubeng
Baru. Lokasinya berada di jl. Gubeng Masjid yang dekat kantor PDAM Surabaya.
Tapi bila tiket kereta api kita menandakan jenis kereta ekonomi (saat ini
disebut ekonomi AC) maka kita wajib masuk melalui Stasiun Gubeng Lama.
Posisinya berada di jl. Gubeng Pojok. Ya benar, yang arah menuju Grand City
Mall. Jangan lupa siapkan KTP atau kartu identitas yang masih berlaku untuk
menyesuaikan nama yang tertera di tiket yang sudah dibeli.
6 Bagaimana
kalau jarak dekat saja, naik dari mana enaknya. Kereta tujuan jarak pendek
sekelas komuter masih bisa ditunggu di stasiun Wonokromo. Beberapa kereta yang
masih bisa ditunggu di stasiun Wonokromo diantaranya adalah : KA Penataran
tujuan Surabaya-Malang-Blitar. KA Rapih Dhoho tujuan Kertosono dan KA Arjuno
tujuan Madiun.
7 Oya,
terakhir nih. Perlu diingat sekarang sudah tidak ada tiket Peron. Sehingga
pengantar tidak boleh masuk ke ruang tunggu stasiun. Cukup mengantarkan ke
pintu depan stasiun saja. Dengan demikian, yang bisa masuk ke area ruang tunggu
stasiun hanya calon penumpang saja.
Kelihatannya ribet ya, tapi semua diatur
untuk penataan yang lebih baik. Sehingga tidak lagi ada ceritanya penumpang yang
berjubelan di dalam gerbong kereta bahkan terlihat menghuni kamar mandi kereta
demi supaya terangkut oleh kereta. Biasanya kondisi ini kita temui saat suasana
mudik lebaran beberapa tahun lalu. Bahkan kita juga tidak lagi menjumpai
penumpang yang membayar suap kepada kondektur karena tidak kebagian tiket
kereta api. Semua penumpang yang naik ke dalam kereta api pasti mendapatkan
nomor kursi yang tertera pada tiket. Dalam kasus tujuan jarak dekat, ternyata
masih bisa ditemui penumpang yang berdiri.
Beginilah yang dapat kami sampaikan mengenai sejumlah
aturan baru yang terdapat dalam angkutan perkereta apian. Tulisan ini memang
tidak menjawab semua pertanyaan kita tentang angkutan ini. Semisal, mengenai
pedagang asongan yang tidak diperkenankan menjual di dalam gerbong. Wah, itu
bukan wewenang kami.
Demikian
yang dapat kami sajikan mengenai tulisan edisi lokasi unik di Surabaya. Mohon
maaf bila terdapat rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan.
Selamat menjelajah kota Surabaya yang unik, penuh sejarah namun tetap
mengesankan. Jangan lupa, tetap tebarkan senyuman.
(
Okky T. Rahardjo, penikmat Kota Surabaya—085645705091 )
Ruang Tunggu Stasiun Wonokromo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar