Senin, 22 Februari 2010

Reportase dari Taman Remaja Surabaya


Jumat malam dengan tekad mengunjungi teman2 di acara Koes Plus-an di Taman Remaja Surabaya, saya memacu sepeda motor dari rumah yang berjarak sekitar 60 km dari lokasi acara. Di tengah perjalanan, Surabaya sempat diguyur hujan yang tidak terlalu deras. Setelah melalui perjalanan sekitar 1,5 jam sampailah saya di TRS pkl 19.30. Ternyata acara Koes Plus Mania yang diisi oleh KPM band belum dimulai.Saat itu sudah menunggu Bagus Nusanto, bassist Harbano Plus band. Beliau duduk di dekat tukang parkir karena sudah janji untuk memberikan beberapa lembar formulir pendaftaran anggota JN Surabaya yang sudah diisi oleh teman2 sekantornya.Hari itu Ketua JN Sby untuk pertama kali datang di acara KP Mania, sehingga teman2 band pelestari juga hadir menemani menyaksikan penampilan KPM band yang tampil rutin setiap Jumat malam.Sesaat setelah saya memarkir sepeda motor, masuk teman2 personel lain dari Harbano Plus untuk memarkir kendaraan masing-masing. Setelah itu diikuti juga oleh beberapa penggemar Koes Plus dari Surabaya yang juga pengunjung setia acara KP Mania di TRS ini. Hadir juga Agus, drummer The Bottles. Sutaryono dari Beat Plus juga hadir menyempatkan diri sepulang dari kantor. Tak lama, datang Bambang, vokalis KPM band menghampiri "buaya-buaya" Koes Plus dari Surabaya dan sekitarnya. Saat itu Bambang sempat bercerita mengenai perjalanan band yang didirikannya itu beserta liku-likunya. Sambil menanyakan kabar fans club, kami sempat terlibat pembicaraan mengenai hasil parade band di Solo beberapa waktu lalu.Tepat pkl 20.00, KPM band yang terdiri dari Bambang (gitar/lead vocal), Koko (bass/backing vokal), Sapto (keyboard&gitar melody/backing vokal) serta Harry (drum) tampil menggeber lagu2 Koes Plus dengan lagu-lagu yang familiar bagi masyarakat. Beberapa lagu dibawakan oleh KPM secara medley dengan balutan irama yang tidak menjemukan. Lagu2 tersebut antara lain Diana, Memelas Temen Wong Kuwi, Why Do You Love Me, Muda Mudi dan Oh Kau Tahu. Satu per satu pengunjung TRS mulai merapatkan diri ke lokasi acara di panggung utama untuk sekedar menyaksikan lagu2 Koes Plus berkumandang.Penonton sempat dibuat penasaran ketika Bambang berkata " Tadi pagi saya buka facebook dan mendapatkan kiriman klip lagu Ora Pelog Ora Slendro .. Tapi bukan lagu itu yang akan kami nyanyikan, tapi dari pencipta yang sama yaitu Nomo Koeswoyo kami akan tampilkan sebuah lagu...Layar Tancap ". Sebelumnya beberapa penonton bagian belakang sempat berteriak mengkritik bahwa lagu OPOS itu sebenarnya ciptaan Tonny Koeswoyo. Layar Tancap dibawakan dengan variasi musik yang berusaha tidak ketinggalan jaman. Harry sempat melakukan demo drum selama 2 menit sebelum Sapto masuk pada intro lagu yang pada akhirnya dilanjutkan Bambang menyanyikan lagu tersebut secara apik.Usai Layar Tancap, " ya itu tadi sebuah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi muda.." Berikut muncul bait demi bait dari Bambang menyanyikan Penyanyi Muda. Penampilan KPM band di panggung utama TRS saat itu menyajikan format bebas. Bambang berpenampilan casual, Sapto mengenakan wig dengan kaos hitam sambil mencangklong gitar ala Tonny Koeswoyo, Koko mengenakan celana 3/4 dan baju lengan terbuka ala penyanyi rock, serta Harry yang saat itu menggunakan potongan rambut pendek.Setelah beberapa lagu dibawakan, Bambang kembali berucap " Berikutnya sekali lagi lagu dari Nomo Koeswoyo.." meluncurlah syair " Kulo nuwun, monggo..." yang merupakan sebuah lagu dari album No Koes." Saiki mulih nang ndeso wae nggoleki mak.." Berikut muncul lagu Mak Engket yang dibawakan dengan irama semi rock tapi tetap menarik perhatian karena intro lagu dibuat seperti lagu irama pedesaan. Lagu berikut yang ditampilkan adalah Hujan Angin, Penyesalan dan Oh Kasihku, setelah ada penonton yang meminta lagu tersebut.Setelah kurang lebih 1 jam menggeber lagu2 Koes Plus disertai memenuhi permintaan pengunjung, KPM band memberi kesempatan penonton yang akan bernyanyi. Beberapa penonton mulai bersiap di atas panggung. Lagu yang dinyanyikan oleh penonton diantaranya adalah Doa Suciku, Maria dan Termenung Lesu. Yang mengejutkan adalah ketika sebuah band yang terdiri dari anak2 muda tampil ke atas panggung menyanyikan lagudi luar Koes Plus tapi lagunya Geisha ( syairnya yang.."bila cinta dia.."). Sempat beberapa penonton melontarkan celetukan, " Ini lagu dari volume berapa ya.." Karena gelisah dengan lagu yang dinyanyikan bukan karya Koes Plus.Menjelang pkl 22.00, Bambang menyampaikan salam perpisahan dengan menyanyikan Kapan-Kapan yang diikuti dengan bubarnya penonton dari lokasi acara.Secara keseluruhan acara berlangsung dengan cukup baik untuk mengobati kerinduan terhadap Koes Plus. Walaupun demikian ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah penampilan personel terkesan kurang rapi sebagai band pelestari, sound sistem panggung terdengar begitu keras di tengah penonton yang tidak terlalu banyak sehingga penonton seperti tercekam mendengarkan, lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan terlalu banyak variasi dan tempo yang terlalu cepat membuat lagu kurang bisa dinikmati secara utuh dan kurang adanya komunikasi yang interaktif dari personel dengan penonton.Tapi keberadaan KPM band yang sudah 15 tahun tampil mengumandangkan lagu-lagu Koes Plus tetap patut mendapatkan apresiasi di tengah minimnya band pelestari di kota Surabaya. Demikian reportase kami, mohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati.Merdeka...!!! ( Okky Rahardjo-085645705091)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar