Bila
petugas yang paling ditunggu para ibu penunggu pasien yaitu tukang antar jatah
makanan, petugas yang paling dibenci pasien anak yaitu para perawat maka para
bapak pun juga punya petugas yang paling dibenci. Petugas tersebut yaitu
petugas bagian kebersihan. Hal ini dikarenakan ketika petugas ini datang maka
secara otomatis para bapak harus segera meninggalkan kamar pasien dalam waktu
yang cukup lama. Betapa tidak, ruangan harus dibersihkan selama kuarng lebih
tiga jam sehingga bapak-bapak harus menunggu di luar dengan waktu yang tidak
pasti.
Petugas
ini merupakan pegawai negeri khusus menangani kebersihan ruangan. Mungkin dia
khusus ditempatkan di ruang Melati setiap harinya. Petugas yang kalau tidak
salah bernama Pak Sakur ini setiap pagi datang sekitar pkl. 07.30. Kalau dia
sudah memasuki ruangan Melati pada pagi hari, maka para bapak yang berada di
dalam ruangan pun segera “diusirnya”. Ketika Pak Sakur menampakkan dirinya, dia
akan segera menyampaikan maklumatnya. “Yang
menunggu cukup satu orang saja, yang lain supaya keluar..” demikian yang
dia ucapkan hampir setiap pagi. Artinya, setiap pasien hanya boleh ditunggu
oleh satu orang saja yang tentu kebanyakan para ibu. Kecuali pasien yang memang
dari awal ditunggui hanya oleh ayahnya saja, seperti halnya pasien yang ada di
sebelah kanan Nara.
Pak
Sakur selalu menunjukkan wajah masam setiap kali masuk ruangan untuk
pembersihan. Hal inilah yang membuat para bapak yang sudah beberapa hari
menginapkan anaknya di sini segera tahu diri ketika beliau memasuki kamar
perawatan. Oleh kaena setiap kali beliau datang segera meminta para bapak
keluar, maka kami pun menyebut saat-saat kedatangannya sebagai “jam
pengusiran”. Waktu pembersihan ini lama sekali bisa dua jam malah kadang sampai
tiga jam belum selesai. Bahkan jam pembersihannya menabrak jam pembesukan yang
ditetapkan di ruangan itu sendiri. Bayangkan, beliau membersihkan mulai jam
07.30 sampai jam 11.00 belum menampakkan tanda akan selesai. Sementara jam
besuk dimulai pkl. 10.00 hingga satu jam berikutnya.
Bosan
menunggu Pak Sakur selesai bertugas, biasanya para bapak ada yang mengelilingi
rumah sakit sekedar untuk jalan-jalan. Sementara ada juga yang menunggu di
ruang tunggu bawah seperti halnya ayah yang duduk sambil membaca koran ditemani
bapak penunggu yang lain. Ada juga yang duduk sambil tertidur di depan pintu
masuk ruang Melati sambil menantikan saatnya bisa masuk ke dalam ruangan. Bagi
yang tidak sabar, sesekali ada yang mengetuk pintu untuk menanyakan apakah
sudah selesai atau belum. Jawaban yang didapat bukanlah sebuah perkataan dari
petugas yang bersangkutan. Sebuah gerakan menutup pintu yang dilanjutkan dengan
bunyi kunci sebanyak dua kali cukup menjawab rasa penasaran penunggu yang
bertanya.
Ayah
pun pernah mencoba menyelinap masuk kala Pak Sakur membersihkan di kamar yang
lain. Namun aksi ayah ini segera diketahuinya yang spontan meminta ayah segera
keluar lagi sambil diiringi omelan beliau. Suatu kali petugas yang dikenal
tegas dan lugas ini harus mengalami protes dari ibu-ibu yang merasa tidak puas.
Setelah Pak Sakur menyelesaikan aksi pembersihannya, sekitar satu jam kemudian
ibu-ibu penunggu pasien memanggil beliau dengan nada kecewa. Mereka menanyakan
kenapa ruangan terasa panas sekali, padahal sebelum pria berkumis ini masuk
pendingin ruangan masih terasa dengan baik. Semula Pak Takur masuk dengan wajah
yang masam dan menggerutu, ternyata memang didapatinya bahwa AC yang tadinya
dimatikan belum sempat dinyalakan lagi olehnya. Apalagi remote AC hanya dia
yang menguasai. Jadilah dia meminta maaf dan mengeluarkan senyum kecutnya.
Walau
bagaimana pun galaknya Pak Sakur, namun semua demi kebaikan pasien dan
kebersihan ruangan. Selepas Nara dibolehkan meninggalkan ruang perawatan, kami
pun tak lupa berpamitan pada Pak Sakur yang kalau sedang tidak bertugas
wajahnya dipenuhi senyum yang ramah. Matur nuwun Pak Sakur….
(
Okky T. Rahardjo, 085645705091, okkie_rahardjo@yahoo.com,
518CC94A )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar